OLEH:
Erlina
201490111314
Dosen Pemimbing :
TA. 2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
………………ii
BAB I ………………………………………………………………….…………….3
A. Defenisi ………………………………………………………….………………3
BAB II…………………………………………………………………………….…12
BAB III…………………………………………………………………………… 14
A. Definisi ………………………………………………………………………. 14
J. Implementasi………………………………………………………… …. 26
K. Evaluasi……………………………………………………………… …. 26
BAB IV BIODATA LANSIA…………………………………………………. 36
Referensi……………………………………………………………… ……… 52
BAB I
A. DEFINISI LANSIA
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari
(Azwar, 2006).
B.PROSES MENUA
Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa
tua. Antara lain :
B. BATASAN LANSIA
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
3. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan
yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan
kekuasaan, jabatan, teman.
4.Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
E.TEORI PENUAAN
1.Teori Biologis
d) Teori Radikal
e) Teori stres
2. Teori Sosialal
Teori aktifitasLanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan socialb)Teori PembebasanSalah satu teori sosial
yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan
( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan
berubahnya usi seseorang secara berangsur –angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia
menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi
kehilangan ganda yaitu:Kehilangan peranHambatan kontrol
socialBerkurangnya komitmenc)Teori KesinambunganTeori ini
mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia.
Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.Pokok-pokok dari teori
kesinambungan adalah :
lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses
penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih
peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan Peran lansia yang
hilang tak perlu digantiLansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara
adaptasi
3. Teori Psikologia
- Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang
menetap Rambut kepala mulai memutih atau beruban Gigi mulai lepas
(ompong)
1. Mudah jatuh
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi. Penyebabnya
multi-faktor. Dari faktor instrinsik misalnya : gangguan gaya berjalan,
kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, dan sinkope atau
pusing. Untuk faktor ekstrinsik, misalnya lantai licin dan tidak rata, tersandung
benda, penglihatan yang kurang karena cahaya kurang terang, dan
sebagainya sehingga dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan
aktivitas.
2. Mudah lelah Hal ini disebabkan oleh Faktor psikologis seperti perasaan
bosan, keletihan, atau depresi dan penyebab lainnya adalah :oGangguan
organis : anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia),
gangguan pencernaan,kelainan metabolisme (diabetes melitus, hipertiroid),
gangguan ginjal dengan uremia, gangguan faal hati, gangguan sistem
peredaran darah dan jantung. oPengaruh obat, misalnya obat penenang, obat
jantung, dan obat yang melelahkan daya kerja otot. oBerat badan menurun
Berat badan menurun disebabkan oleh : -Pada umumnya nafsu makan
menurun karena kurang adanya gairahhidup atau kelesuan serta kemampuan
indera perasa menurun-Adanya penyakit kronis -Gangguan pada saluran
pencernaan sehingga penyerapan makananterganggu -Faktor sosio-
ekonomis (pensiunan)
5.Keluhan pusing
10.Gangguan pendengaran
11.Gangguan tidur
12.Mudah gatal
BAB II
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada lansia
adalah (Kane et al, 1994, Reuben et al, 1996) :
c. Otonomi yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga
negara. Setiap orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum
untuk menanggung denda atau hukuman penjara. Beberapa situasi yang
perlu dihindari seorang perawat :
a) Kelalaian
b) Pencurian
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena
mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang
tidak berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.
c) Fitnah
d) False imprisonment
f) Pelanggaran privasi
g) Penganiayaan
1. Definisi
• Faktor Intrinsik
• Faktor Ekstrinsik
1. Obat.
4. Pencegahan Jatuh
faktor intrinsik dan ekstrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assesmen keadaan
menyebabkan jatuh.
Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan
jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak
menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda – benda kecil
yang susah diliat. Peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk,
dapat bergeser sendiri) sebaiknya di ganti, peralatan rumah ini sebaiknya
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mmenggangu jalan atau tempat
aktivitas lansia. Kamar mandi dibuat tidak licin, sebaiknya diberi pegangan
pada dindingnya, pintu yang sudah dibuka. Wc sebaiknya dengan kloset
duduk dan diberi pegangan pada dinding. Alat bantu berjalan yang dipakai
lansia baik berupa tongkat, kruk, atau walker harus dibuat dari bahan yang
kuat tetapi ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan ukuran
tinggi badan lansia.
berpindah dari tempat tidur ke kursi merupakan salah satu pencegah jatuh
6. Pengkajian
2) Lakukan pengkajian risiko jatuh pada pasien yang masuk rumah sakit.
Tiap faktor risiko yang ditemukan untuk memperkirakan jatuh, diberi skor
yang mencerminkan nilai masing – masing faktor. Tiga faktor risiko
pertambahan disertakan dalam formulir pengkajian berdasarkan hasil
penelitian, yaitu medikasi (sedatif, obat penenang, narkotik, dan ansietas
umum) dalam 24 jam, gangguan eliminsi (sering berkemih, urgensi, dan
nokturia), dan riwayat jatuh (Meridean Maas, 2014).
Morse Fall Scala (MFS) merupakan salah satu instrumen yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang
Usia 65 – 79 tahun 0.5 berisiko jatuh. Dengan
menghitung skor MFS pada pasien dapat ditentukan risiko jatuh dari pasien
- Usia ≥ 80 tahun 1
tersebut, sehingga dengan demikian dapat diupayakan pencegahan jatuh
- Konfusi (tidakyang perlu
dapat dilakukan.
mengikuti petunjuk untuk tetap 2
Tabel
- Berusaha turun dari2.tempat
Pengkajian Menurut Morse Fall Scala 5
tidur / agitasi.
- Kelemahan umum. 1
inkontinensia). 1
-5
terakhir?
15
- Kruk/ tongkat/walker
30
Berpegangan pada
benda –
benda disekitar.
25-50=Resiko Rendah
standar
risiko tinggi
Berjalan tanpa
0
gangguan
Berjalan/ berpindah
dengan bantuan lain
bantu.
Respons tertunda
1
Disorientasi
1
Toileting Popok 0
Mandiri 1
Obat
Antikejang, diuretik, 1
sedative
Nilai Total
Keterangan:
Jika nilai sama dengan atau lebih dari tiga ( ≥ 3), atau berdasarkan diagnosis
klien, atau berdasarkan panduan program pencegahan jatuh maka segera
aktifkan Rencana Pengelolaan Risiko Jatuh Tinggi.
1) Eksterior Rumah
Apakah jalan diluar rumah tidak rata?
2) Interior Rumah
Apakah semua ruangan, tangga, dan koridor telah diberi pencahayaan yang
cukup dan tidak menyilaukan?
Apakah perabot cukup kokoh untuk memberikan dukungan saat bangkit dan
berbaring?
Apakah semua pintu dan jendela dengan kunci pengaman dapat dibuka dari
dalam tanpa dikunci?
3) Dapur
4) Kamar Mandi
5) Kamar Tidur
Apakah tinggi tempat tidur memungkinkan klien untuk bangkit dan berbaring
dengan mudah?
7. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan
yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2010).
8. Rumusan Masalah
9. Perencanaan
10. Implementasi
11. Evaluasi
Tujuan dan kriteria hasil yang direncanakan pada dua masalah pada
klien dapat tercapai. Beberapa kendala yang dihadapi penulis dalam
pengelolaan kasus dengan prioritas masalah gangguan masalah keamanan
atau perlindungan: risiko jatuh, hal ini terjadi karena beberapa sebab antara
lain: keterbatasannya pengetahuan penulis tentang risiko jatuh, saat
melakukan intervensi ada beberapa keadaan lingkungan yang tidak dapat
dirubah, seperti sekat – sekat yang memungkinkan klien untuk jatuh tidak
dapat disingkirkan begitu saja berhubung sekat yang dibuat itu permanen
dengan menggunakan semen. Namun, kendala yang dihadapi penulis dapat
terselesaikan dengan adanya faktor pendukung. Seperti, memberi tahu
keluarga untuk selalu berada di samping klien saat klien ingin keluar rumah.
Kooperatifnya klien dan keluarga klien saat melakukan pengkajian sampai
evaluasi. Serta dukungan dari teman – teman selama pengelolaan kasus
dilaksanakan.
BAB IV
BIODATA LANSIA
I IDENTITAS LANSIA
Nama : Tn L
Jenis Kelamin :L
Umur : 77 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Palembang
II KELUHAN UTAMA
Tn L mengatakan kakinya terasa lemah untuk berjalan,ngilu dan
nyeri,3 tahun yang lalu Tn pernah mengalami operasi prostat ,ketajaman
penglihatan sudah rabun ,Tn L mengatakan Tidak ada menderita penyakit
Hipertensi dan lainnya
D.Hubungan sosial
-Orang yang berarti : Istri dan anak anaknya
-Hubungan dengan keluarga : Tn L membina hubungan yang baik dengan istri
dan anak-anaknya
-Hubungan dengan oranglain : Tn adalah orang yang ramah hubungan dengan
tetanga baik
-Hambatan dalam : Tidak ada.
berhubungan dengan
oranglain
E.Spiritual
-Nilai dan keyakinan : Tn L menganut agama Islam
VII.PEMERIKSAAN FISIK
A.KeadaanUmum
Kesadaran kompos mentis ,GCS : E4 M5 V6,
keadaan umum lemas, lemah, terlihat seperti kelelahan saat selesai
berjalan.
B.Tanda-tanda vital
- Suhu Tubuh : 36 0C.
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
- Nadi : 84 x/menit.
- Pernafasan : 24 x/menit.
- TB : 170 cm.
Rambut
- Penyebaran dan Keadaan Rambut : Tipis dan tidak merata
- Warna kulit : Hitam dan putih
- Bau : Tidak
Wajah
- Warna kulit : Hitam
-Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua mata lengkap dan simetris.
Hidung
-Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan posisi septumnasi
berada di garis tengah.
-Lubang hidung : Tidak ada sekret atau lendir.
-Cuping hidung : Tidak ada.
Telinga
-Bentuk telinga : Simetris dan kembali setelah
dilipat.
-Ukuran posisi telinga : Simetris.
-Lubang telinga : Normal dan simetris
-Ketajaman pendengaran : Berkurang
Leher
- Posisi trakhea : Simetris.
- Thyroid : Tidak ada pembengkakan.
- Suara : Nyaring.
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan.
- Vena jugularis : Teraba.
- Denyut nadi karotis : Teraba.
Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : Bersih.
- Kehangatan : Hangat.
- Warna : Tidak pucat
- Turgor : Baik, pada saat dicubit dengan ujung jari kulit
kembali ke posisi semula.
- Kelembapan : Lembab.
- Kelainan pada kulit : Tidak ada.
1.BAB
- Pola BAB : 2 - 3 x sehari.
- Karakter feses : Lunak.
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
perdarahan.
- Diare : Tidak ada.
- Penggunaan laksatif : Tidak ada.
2.BAK
- Pola BAK : Tidak teratur.
- Karakter urine : Kuning keruh.
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada.
- Penggunaan diuretik : Tidak ada.
- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada.
BAB V
HASIL PENGKAJIAN
Nama : Tn L
Tanggal ; Jam :
Keterangan:
Nilai 0-24 = tidak
beresiko jatuh
25-50 = risiko
rendah
≥ 51 = risiko tinggi untuk jatuh
Hasil pengkajiam menurut MFS lansia memiliki tingkat resiko jatuh Rendah
0
Berjalan tanpa
gangguan
Berjalan/
berpindah
1 1
dengan bantuan
lain
Berjalan dengan
tidak seimbang
dan tanpa alat
bantu.
Status Mental Koma/ tidak 0
merespon
Respons sesuai
0 0
dan waspada
1
Respons tertunda
1
Disorientasi
Toileting Popok 0
Mandiri 1 1
Perlu bantuan 1
untuk BAB/BAK
Mandiri dengan
adanya poliuria
atau diare
Ya, sebelum 1
admisi
2
Ya, setelah
admisi
1
Antikejang,
diuretik, sedative
Nilai Total 2
Keterangan:
Jika nilai sama dengan atau lebih dari tiga ( ≥ 3), atau berdasarkan diagnosis
klien, atau berdasarkan panduan program pencegahan jatuh maka segera
aktifkan Rencana Pengelolaan Risiko Jatuh Tinggi.
Hasil Dari pengkajian didapat nilai 2 jadi Tn L tidak memiliki resiko jatuh
Tinggi
Pengkajian Bahaya di Rumah
1. Eksterior Rumah
Apakah jalan diluar rumah tidak rata? = Ya, di depan rumah Tn L belum di
semen masih tanah yang tidak rata
2. Interior Rumah
3. Dapur
4. Kamar Mandi
5. Kamar Tidur
Apakah tinggi tempat tidur memungkinkan klien untuk bangkit dan berbaring
dengan mudah?
Ya,Tempat Tidur Tn L tidak terlalu tinggi
Apakah pencahayaan siang dan malam cukup? = Ya,terdapat jendela untuk
siang hari dan lampu pada malam hari
Apakah alas lantai bersifat antiselip? = Ya,lanatai tidak licin
Apakah klien memasang telepon didekat tempat tidur? = Tidak
Risiko Jatuh
No Data Etiologi Masalah
.
1 Ds : Kaki yang terasa lemah Gangguan
Gangguan Keamanan
Perlindungan : Risiko
Jatuh
2. Ds: Gangguan muscoluskeletal Hambatan berjalan
- Klien
mengatakan kaki
terasa lemah dan
ngilu
Do:
- Klien terlihat
berjalan
mengunakan tongkat
- Klien terlihat
berjalan berhati- hati
- Klien terlihat
melindungi dari
lingkungan sekitar
saat berjalan dan
terkadang
berpegangan di
pada benda di
sekitarnya
-Ajarkan Keluarga untuk mengenal faktor penyebab jatuh dan resiko yang
terjadi bila jatuh
4. Implementasi
- Mengkaji Lingkungan yang mengakibatkan ancaman keselamat klien
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Diagnosa NANDA, Kriteria Hasil NOC & Intervensi NIC. Jakarta: EGC.
Rosdahl, Caroline & Kowalski, Mary. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar.
.Bailon, S.G dan A.S Maglaya 1987, Family Health Nursing : the Proses,
Philippiness : UP College on Nursing Diliman.