MAKALAH
PENYUSUNAN DIET KLIEN PERIOPERATIF
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR……………………………1
2. DAFTAR ISI………………………………………2
3. BAB I PENDAHULUAN………………………...3
4. BAB II PEMBAHASAN………………………….4
5. BAB III PENUTUP……………………………….11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim
de Jong, 2005).
Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang
ditanganiditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan
penjahitan luk. Digestifatau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannyauntuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim
dan zat cair yang terbentangmulai dari mulut sampai anus.
Tahap-tahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahappembedahan (intra
operasi), Tahap pasca bedah (post operasi),Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh sengaja dibuat
luka sehingga terjadi stres yang menyebabkanperubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang
kompleks. Akibat dari luka terjadi prosespenyembuhan luka yang merupakan proses kompleks dan
banyak yang terkait. Kebutuhan kalori,protein, lemak dan elektrolit sangat diperlukan untuk
kebugaran fisik dan penyembuhan luka pascabedah.
Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih dari 24 jam akan
terjadiproses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen hati dan otot. Badan manusia tanpa
asupannutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori). Cadangan kalori habis memicu terjadi
gluconeogenesisyang diambil dari proteolisis otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan
menurunnya integritassel, sistem imunitas dan enzim. Puasa panjang dengan mengistirahatkan
saluran pencernaan diperlukanasupan nutrisi yang memadai.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi perioperative secara umum
2. Mengetahui macam diet pada klien perioperative
3. Mengetahui penyusunan diet pada klien perioperatif
BAB II
PEMBAHASAN
2 .1 DEFINISI PERIOPERATIF
Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase pengalaman
pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.
a) Fase Praoperatif
Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi dalam proses operasi
yang akan dilakukan. Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent
yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang
berguna untuk mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan juga
menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan dari klien dan keluarganya mengenai tindakan
tersebut. Pada periode pre operatif yang lebih diutamakan adalah persiapan psikologis dan fisik
sebelum operasi.
b) Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan, memasang infus, memberikan
medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
c) . Fase Posotperatif
Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak
lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktifitas keperawatan, mengkaji efek agen
anestesi, membantu fungsi vital tubuh, serta mencegah komplikasi. Peningkatan penyembuhan
pasien dan penyuluhan, perawatan tindak lanjut, rujukan yang penting untuk penyembuhan yang
berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
4
2 .2 DEFINISI DIET
d. Macam penyakit
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
b. Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% di bawah kebutuhan
energy normal.
c. Bagi pasien dengan status gizi baikdiberikan sesuai dengan kebutuhanenergi normal
ditambah factor stress sebanyak 15% dari AMB (Angka metabolism basal).
2. Protein
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl) diberikan
protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
b. Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg
BB.
4. Karbohidrat cukup, sesuai dari sisa dari kebutuhan energy total untuk menghindari
hipermetabolisme.
6. Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak
mengganggu proses pembedahan.
Catatan : Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
a. Prabedah minor atau kecil elektif, seperti tonsilektomi tidak membutuhkan diet khusus.
Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pasien yang akan menjalani
apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi, dan sebagainya diberikan Diet Sisa Rendah sehari
sebelumnya.
b. Prabedah mayor atau besar elektif seperti :
· Prabedah Besar Saluran Cerna diberikan Diet Sisa Rendah selama 4-5 hari, dengan tahapan
:
ü Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberi Formula Enternal Sisa Rendah
· Prabedah Besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral Sisa Rendah selama 2-3 hari.
Pemberian makanan terakhir pada prabedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan,
sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.
1. Pascabedah kecil
Gula pasir 20 g
Pukul 22.00 : Biscuit 30 g
Berupa nasi Tim dan lauk Tinggi Kalori Tinggi Protein. Makanan tinggi kalori dan tinggi
protein. Berupa makanan seimbang.
a) Makanan yang dihindari :
Disesuaikan dengan kondisi klien
Misalnya :
Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol.
Kencing manis mengurangi konsumsi gula.
Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus dihindari.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Diet pasien peri operatif merupakan Pengaturan pemberian jenis dan jumlah makanan pada
serangkaian kegiatan proses pembedahan mulai dari pra – bedah, intra bedah, sampai pasca
bedah.
11