Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH
PENYUSUNAN DIET KLIEN PERIOPERATIF

DI BIMBING OLEH : ARINI MAZIDAH AMd.Keb

OLEH : DINI ISLAMI


KELAS : XI KEPERAWATAN
SMK DARUL HIKMAH
WONOREJO DRUJU SUMBERMANJING WETAN
MALANG

TAHUN AJARAN 2020 / 2021

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah . syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas


rahmatnya kami bisa menyelasaikan tugas “ MAKALAH PENYUSUNAN DIET
KLIEN PERI-OPERATIF “ ini.
Tak lupa kepada ibu Arini Mazidah AMd.Keb selaku pembimbing kami,kami
ucapkan banyak terimakasih .
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wonore
jo,31 agustus 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR……………………………1
2. DAFTAR ISI………………………………………2
3. BAB I PENDAHULUAN………………………...3
4. BAB II PEMBAHASAN………………………….4
5. BAB III PENUTUP……………………………….11
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim
de Jong, 2005).

Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang
ditanganiditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan
penjahitan luk. Digestifatau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannyauntuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim
dan zat cair yang terbentangmulai dari mulut sampai anus.
Tahap-tahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahappembedahan (intra
operasi), Tahap pasca bedah (post operasi),Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh sengaja dibuat
luka sehingga terjadi stres yang menyebabkanperubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang
kompleks. Akibat dari luka terjadi prosespenyembuhan luka yang merupakan proses kompleks dan
banyak yang terkait. Kebutuhan kalori,protein, lemak dan elektrolit sangat diperlukan untuk
kebugaran fisik dan penyembuhan luka pascabedah.
Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih dari 24 jam akan
terjadiproses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen hati dan otot. Badan manusia tanpa
asupannutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori). Cadangan kalori habis memicu terjadi
gluconeogenesisyang diambil dari proteolisis otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan
menurunnya integritassel, sistem imunitas dan enzim. Puasa panjang dengan mengistirahatkan
saluran pencernaan diperlukanasupan nutrisi yang memadai.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi perioperative secara umum
2. Mengetahui macam diet pada klien perioperative
3. Mengetahui penyusunan diet pada klien perioperatif

BAB II
PEMBAHASAN

2 .1 DEFINISI PERIOPERATIF

Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi


berlangsung. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan
pasien. Keperawatan perioperatif adalah fase penatalaksanaan pembedahan yang merupakan
pengalaman yang unik bagi pasien.

Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman


fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. ( Keperawatan
medikal-bedah : 1997 )

Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase pengalaman
pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.

a) Fase Praoperatif
Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi dalam proses operasi
yang akan dilakukan. Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent
yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang
berguna untuk mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan juga
menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan dari klien dan keluarganya mengenai tindakan
tersebut. Pada periode pre operatif yang lebih diutamakan adalah persiapan psikologis dan fisik
sebelum operasi.
b) Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan, memasang infus, memberikan
medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
c) .                 Fase Posotperatif
Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak
lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktifitas keperawatan, mengkaji efek agen
anestesi, membantu fungsi vital tubuh, serta mencegah komplikasi. Peningkatan penyembuhan
pasien dan penyuluhan, perawatan tindak lanjut, rujukan yang penting untuk penyembuhan yang
berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
           
4

2 .2 DEFINISI DIET

Pengertian diet menurut Hartono (2013)


Menurut Hartono pengertian diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan tujuan
tertentu, antara lain seperti mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan membantu
menyembuhkan berbagai macam penyakit.

2.3 PENGERTIAN DIET PERIOPERATIF


Diet Peri – operatif merupakan Pengaturan pemberian jenis dan jumlah makanan pada
serangkaian kegiatan proses pembedahan mulai dari pra – bedah, intra bedah, sampai pasca
bedah.

2.4 PENYUSUNAN DIET PERIOPERATIF


A.    DIET PRA BEDAH
1.      Gambaran Umum Diet Pra Bedah
Diet pra-bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani
pembedahan.
Pemberian Diet Pra-Bedah tergantung pada :

a.    Keadaan umum pasien

b.    Macam pembedahan (bedah minor/bedah mayor)

c.    Sifat operasi (berencana/darurat)

d.   Macam penyakit

2.      Tujuan Diet Pra Bedah


Tujuan diet pra-bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan
optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan
penyembuhan luka.

3.      Syarat Diet Pra Bedah

Syarat-syarat diet pra-bedah adalah :


1.    Energi

a.    Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
b.    Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% di bawah kebutuhan
energy normal.

c.    Bagi pasien dengan status gizi baikdiberikan sesuai dengan kebutuhanenergi normal
ditambah factor stress sebanyak 15% dari AMB (Angka metabolism basal).

2.    Protein

a.    Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl) diberikan
protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.

b.    Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg
BB.

3.    Lemak ckup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energy total

4.    Karbohidrat cukup, sesuai dari sisa dari kebutuhan energy total untuk menghindari
hipermetabolisme.

5.    Vitamin cukup terutama vitamin B, C, dan K.

6.    Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak
mengganggu proses pembedahan.

Catatan : Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.

4.      Jenis, Indikasi, dan Lama Pemberian Diet


Sesuai dengan jenis dan sifat pembedahan, Diet Pra-Bedah diberikan dengan indikasi sebagai
berikut :
1.    Prabedah Darurat atau Cito

Sebelum pembedahan tidak diberikan diet tertentu.

2.    Prabedah Berencana atau Elektif

a.    Prabedah minor atau kecil elektif, seperti tonsilektomi tidak membutuhkan diet khusus.
Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pasien yang akan menjalani
apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi, dan sebagainya diberikan Diet Sisa Rendah sehari
sebelumnya.
b.    Prabedah mayor atau besar elektif seperti :

·      Prabedah Besar Saluran Cerna diberikan Diet Sisa Rendah selama 4-5 hari, dengan tahapan
:

ü Hari ke-4 sebelum pembedahan diberi makanan lunak.

ü Hari ke-3 sebelum pembedahan diberi makanan saring.

ü Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberi Formula Enternal Sisa Rendah

·      Prabedah Besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral Sisa Rendah selama 2-3 hari.
Pemberian makanan terakhir pada prabedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan,
sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.

B.     DIET PASCA BEDAH/ POST OPERASI


1.      Gambaran Umum Diet Pasca Bedah
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui
pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca
operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
2.      Tujuan Diet Pasca Bedah
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien,
dengan cara sebagai berikut:
1)   Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2)   Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3)   Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

3.      Syarat Diet Pasca Bedah


Syarat Diet Pasca-Bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair,
saring, lunak, dan biasa.

1.    Pascabedah kecil

Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal.


2.    Pascabedah besar

Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk


menerimanya.

Diet yang disarankan adalah :


1.    Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi.
2.    Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita.
3.    Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll).
4.    Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin.
5.    Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan
makan penderita.
6.    Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk
cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam
pembedahan dan keadaan pasien.
4.      Jenis Diet dan Pemberian Diet Pasca Bedah
1)      Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
·      Pasca-bedah kecil  : setelah sadar dan rasa mual hilang.
·      Pasca-bedah besar  : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai
bekerja.
a)        Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan
lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin,
karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b)        Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Makanan yag diberikan yaitu Diet Makanan Cair Jernih yang diberikan secara bertahap sesuai
kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam.

2)      Diet Pasca-Bedah II (PDB II)


Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
8

a)        Cara Memberikan Makanan


Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu,
dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan
tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila
diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang.
Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
b)        Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Bahan makanan yang diberikan adalah Makanan Cair Kental dengan pemberian secara
berangsur dimulai 50 ml/jam.
c)        Makanan yang Tidak Diperbolehkan
Makanan yang tidak diperbolehkan pada Diet Pasca Bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
3)      Diet Pascabedah III (DPB III)
DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari
DPB II.
a)        Cara Memberikan makanan
Makanan yang diberikan berupa Makanan Saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya
tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat pula diberikan makanan parentera bila
diperlukan.
b)        Makanan yang Tidak Dianjurkan
Makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Pasca-Bedah III adalah makanan dengan bumbu
tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
c)        Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Makanan yang diberikan adalah Diet Makanan Saring dengan :

Pukul 16.00          : Susu                          1 gls

                               Gula pasir                  20 g

Pukul 22.00          : Biscuit                       30 g

4)      Diet pasca bedah IV


Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
a.                   Pasien pascabedah kecil, setelah diet Pasca-Bedah I.
b.                   Pasien pascabedah besar, setelah Diet Pasca-Bedah III.

Berupa nasi Tim dan lauk Tinggi Kalori Tinggi Protein. Makanan tinggi kalori dan tinggi
protein. Berupa makanan seimbang.
a)    Makanan yang dihindari :
Disesuaikan dengan kondisi klien
Misalnya :
Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol.
Kencing manis mengurangi konsumsi gula.
Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus dihindari.

10

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Diet pasien peri operatif merupakan Pengaturan pemberian jenis dan jumlah makanan pada
serangkaian kegiatan proses pembedahan mulai dari pra – bedah, intra bedah, sampai pasca
bedah.

11

Anda mungkin juga menyukai