Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah almiah tentang
‘Kebutuhan Nutrisi Dan Diet Pada Pasien Pre Dan Post Operasi’
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan
tergantung pada jenis pembedahan dan jenis penyakit penyerta, namun juga
dipengaruhi oleh pengetahuan pasien dan sosial budaya pasien. Penatalaksanaan
nutrisi pada pasien paska bedah sering dilupakan, padahal pasien memerlukan
penambahan kalori akibat terjadinya stres metabolisme.
Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah
satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana
menangani masalah. Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam
penyakit yang mungkin sudah ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun
dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit, penangananya serta pola gizi melalui
diet yang tepat. Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini
menjadi hal yang penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan.
Anggapan masyarakat mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali
kekurangan untuk itu kita perlu memberi kesadaran yang komprehensif dari cara,
macam diet, tujuan diet, dll.
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian
tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani
ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka.
Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan
dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai
anus. Tahaptahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahap
pembedahan (intra operasi),
Tahap pasca bedah (post operasi). Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh
sengaja dibuat luka sehingga terjadi stres yang menyebabkan perubahan metabolik
akibat reaksi endokrin yang kompleks. Akibat dari luka terjadi proses
penyembuhan luka yang merupakan proses kompleks dan banyak yang terkait.
Kebutuhan kalori, protein, lemak dan elektrolit sangat diperlukan untuk kebugaran
fisik dan penyembuhan luka pasca bedah.
Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih
dari 24 jam akan terjadi proses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen
hati dan otot. Badan manusia tanpa asupan nutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari
(kilokalori). Cadangan kalori habis memicu terjadi gluconeogenesis yang diambil
dari proteolisis otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan menurunnya
integritas sel, sistem imunitas dan enzim.
Puasa panjang dengan mengistirahatkan saluran pencernaan diperlukan
asupan nutrisi yang memadai. Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa
yang paling sulit, sebab rasa nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin
melakukan pekerjaan sehari-harinya. Hormon-hormon yang ada juga dapat
mengacaukan emosi, membuat pasien pasca operasi mudah menangis dan lelah.
Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-latiham karena hal itu dapat
meningkatkan mobilitas yang akan mmpermudah saat pulang ke rumah nantinya.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, perlu untuk memastikan bahwa semua hal
sudah siap bagi pasien dan akan ada cukup bantuan saat pasien pulang kerumah.
1.2. Rumusan Masalah
a.Jelaskan bagaimana diet pra bedah?
b.Jelaskan bagaimana diet pasca bedah?
1.3. Tujuan
a.Tujuan diet pra bedah
-untuk mengetahui pengertian dari diet pra bedah
- untuk mengetahui macam diet dan indikasi pemberian.
- untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi operasi
b.Tujuan Diet Pasca bedah
adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien, dengan cara sebagai berikut :
a) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b) Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diet Pra Bedah
Diet yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami pembedahan.
Tujuan Diet :
Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan. Tersedia cadangan zat gizi untuk mengatasi stres dan
penyembuhan luka.
Syarat Diet :
Energi tinggi : 40-45 kkal/kg BB (normal : ± 25 kkal/kg BB)
Protein tinggi : 2-2.5 g/kg BB (normal : 0.8-1.5 g/kg BB)
Lemak cukup : 10-25% kebutuhan total
Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan total
Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
1. TKTP I à ENERGI : 2600 kkal; PROTEIN : 100 g atau 2 g/kg
BB
2. TKTP II à ENERGI : 3000 kkal; PROTEIN : 125 g atau 2.5
g/kg BB
Diberikan Kepada
KEP (Kekurangan Energi dan Protein), pra-pasca bedah, selama radioterapi dan
kemoterapi, luka bakar, hipertiroid, hamil, post partum, dan baru sembuh dari
penyakit dengan panas tinggi.
DO’s and DON’Ts (Hal- hal yang boleh dan yang tidak diperbolehkan)
Semua bahan makanan yang baik dan mengandung tinggi
energi, terutama komposisi tinggi protein dari hewani seperti :
Susu, Telur, Daging. (Do’s)
Dimasak dengan banyak minyak atau santan kental. (Don’ts)
Bumbu tajam, seperti cabe dan merica terlalu banyak. (Don’ts)
Faktor yang Mempengaruhi
Keadaan Umum Pasien
Perhatikan : Status Gizi, Tekanan Darah, Ritme Jantung, Denyut Nadi,
Suhu Tubuh, Fungsi Ginjal.
Macam Pembedahan
a. Bedah Minor : Insisi, ekstirpasi, sirkumsisi seperti khitan.
b. Bedah Mayor : Bedah Saluran Cerna (Lambung, Usus Halus, Usus Besar).
c. Bedah Luar Saluran Cerna (Jantung, Ginjal, Paru, Saluran Kemih, Tulang, dan
lain sebagainya).
Syarat Diet
Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa.
- Pasca bedah minor
- Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal
- Pasca bedah mayor
- Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien
dalam menerima makanan
- Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa.
Macam Diet dan Pemberian Diet Pasca Bedah
Macam Diet Pasca Bedah
I : diberikan 6 jam setelah pembedahan, berupa cairan jernih sebagai
pemberian energi berupa glukosa dengan segera.
II : diberikan kepada pasien pasca bedah mayor saluran cerna atau
perpindahan dari DPB I, ex : cair kental 50 ml/jam.
III : perpindahan dari DPB II, diberikan tidak lebih dari 2000 ml/hari,
diberi makanan parenteral bila perlu.
IV : makanan diberikan berupa makanan lunak.
DO’s and DON’Ts (Hal-hal yang diperbolehkan dan yang tidak
diperbolehkan)
DO’s Makanan yang disesuaikan dengan syarat pada tahapan makanan cair,
lumat, lunak, dan makanan biasa.
DON’Ts Makanan / minuman yang mengandung tinggi gas / karbondioksida.
Makanan berbumbu tajam.