Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG

KEBUTUHAN NUTRISI DAN DIET PADA


PASIEN PRE DAN POST OPERASI

Dosen Pengampu : Ns. Andika Herlina, M.Kep


Disusun Oleh :
Kelompok 5 :
1.Olivia Febrika Karani (2002008)
2. Sonya Lesmana (2002068)
3. Windi Pratiwi (2002070)
4.sentia deni oktavia(2002065)
5.Rifanda Afia Putri (2002009)
6.Vivin Rahma Faulana (2002010)
7. Wiwi Eriza (2002011)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah almiah tentang
‘Kebutuhan Nutrisi Dan Diet Pada Pasien Pre Dan Post Operasi’

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Padang, 27 November 2021

Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan
tergantung pada jenis pembedahan dan jenis penyakit penyerta, namun juga
dipengaruhi oleh pengetahuan pasien dan sosial budaya pasien. Penatalaksanaan
nutrisi pada pasien paska bedah sering dilupakan, padahal pasien memerlukan
penambahan kalori akibat terjadinya stres metabolisme.
Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah
satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana
menangani masalah. Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam
penyakit yang mungkin sudah ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun
dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit, penangananya serta pola gizi melalui
diet yang tepat. Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini
menjadi hal yang penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan.
Anggapan masyarakat mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali
kekurangan untuk itu kita perlu memberi kesadaran yang komprehensif dari cara,
macam diet, tujuan diet, dll. 
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian
tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani
ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka.
Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan
dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai
anus. Tahaptahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahap
pembedahan (intra operasi),
Tahap pasca bedah (post operasi). Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh
sengaja dibuat luka sehingga terjadi stres yang menyebabkan perubahan metabolik
akibat reaksi endokrin yang kompleks. Akibat dari luka terjadi proses
penyembuhan luka yang merupakan proses kompleks dan banyak yang terkait.
Kebutuhan kalori, protein, lemak dan elektrolit sangat diperlukan untuk kebugaran
fisik dan penyembuhan luka pasca bedah.
Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih
dari 24 jam akan terjadi proses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen
hati dan otot. Badan manusia tanpa asupan nutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari
(kilokalori). Cadangan kalori habis memicu terjadi gluconeogenesis yang diambil
dari proteolisis otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan menurunnya
integritas sel, sistem imunitas dan enzim.
Puasa panjang dengan mengistirahatkan saluran pencernaan diperlukan
asupan nutrisi yang memadai. Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa
yang paling sulit, sebab rasa nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin
melakukan pekerjaan sehari-harinya. Hormon-hormon yang ada juga dapat
mengacaukan emosi, membuat pasien pasca operasi mudah menangis dan lelah.
Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-latiham karena hal itu dapat
meningkatkan mobilitas yang akan mmpermudah saat pulang ke rumah nantinya.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, perlu untuk memastikan bahwa semua hal
sudah siap bagi pasien dan akan ada cukup bantuan saat pasien pulang kerumah.
1.2. Rumusan Masalah
a.Jelaskan bagaimana diet pra bedah?
b.Jelaskan bagaimana diet pasca bedah?

1.3. Tujuan
a.Tujuan diet pra bedah
-untuk mengetahui pengertian dari diet pra bedah
- untuk mengetahui macam diet dan indikasi pemberian.
- untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi operasi
b.Tujuan Diet Pasca bedah
adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien, dengan cara sebagai berikut :
a) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b) Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diet Pra Bedah
Diet yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami pembedahan.
 Tujuan Diet :
Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan. Tersedia cadangan zat gizi untuk mengatasi stres dan
penyembuhan luka.
 Syarat Diet :
 Energi tinggi : 40-45 kkal/kg BB (normal : ± 25 kkal/kg BB)
 Protein tinggi : 2-2.5 g/kg BB (normal : 0.8-1.5 g/kg BB)
 Lemak cukup : 10-25% kebutuhan total
 Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan total
 Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan
 Macam Diet dan Indikasi Pemberian
1. TKTP I à ENERGI : 2600 kkal; PROTEIN : 100 g atau 2 g/kg
BB
2. TKTP II à ENERGI : 3000 kkal; PROTEIN : 125 g atau 2.5
g/kg BB
 Diberikan Kepada
KEP (Kekurangan Energi dan Protein), pra-pasca bedah, selama radioterapi dan
kemoterapi, luka bakar, hipertiroid, hamil, post partum, dan baru sembuh dari
penyakit dengan panas tinggi.
 DO’s and DON’Ts (Hal- hal yang boleh dan yang tidak diperbolehkan)
 Semua bahan makanan yang baik dan mengandung tinggi
energi, terutama komposisi tinggi protein dari hewani seperti :
Susu, Telur, Daging. (Do’s)
 Dimasak dengan banyak minyak atau santan kental. (Don’ts)
 Bumbu tajam, seperti cabe dan merica terlalu banyak. (Don’ts)
 Faktor yang Mempengaruhi
Keadaan Umum Pasien
Perhatikan : Status Gizi, Tekanan Darah, Ritme Jantung, Denyut Nadi,
Suhu Tubuh, Fungsi Ginjal.
 Macam Pembedahan
a. Bedah Minor : Insisi, ekstirpasi, sirkumsisi seperti khitan.
b. Bedah Mayor : Bedah Saluran Cerna (Lambung, Usus Halus, Usus Besar).
c. Bedah Luar Saluran Cerna (Jantung, Ginjal, Paru, Saluran Kemih, Tulang, dan
lain sebagainya).

 Faktor yang Mempengaruhi


Sifat Operasi :
 Segera / Cito : Pasien tidak sempat diberi diet Pra Bedah.
 Berencana / Elektif : Pasien diberi diet pra bedah sesuai
kondisi.
 Macam Penyakit Utama à yang membutuhkan proses
pembedahan tersebut.
 Penyerta à Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung. Lama
Pemberian Diet Pra Bedah Berencana / Elektif.
 Lama Pemberian Diet Pra Bedah Berencana / Elektif
Pra Bedah Minor
Ex : Tonsilektomi à puasa 4-5 jam sebelum operasi.
Ex : Apendiktomi, Herniatomi, dan lain-lain à diberikan diet rendah sisa sehari
sebelum operasi.
 Lama Pemberian Diet Pra Bedah Berencana / Elektif
Pra Bedah Mayor
Tahapan Pra Bedah Mayor Saluran Cerna :
- H-4 : Makanan Lunak
- H-3 : Makanan Saring
- H-2 dan 1 : Formula Enteral Rendah Sisa
Tahapan Pra Bedah Mayor luar Saluran Cerna :
- H-3 dan 2 : Formula Enteral Rendah Sisa
- Makan terakhir diberikan 18-12 jam pra bedah
- Minum terakhir diberikan 8 jam pra bedah
2.2. Diet Pasca Bedah
Diet yang diberikan kepada pasien Setelah proses pembedahan untuk
mencegah pasien tidak jatuh ke dalam komplikasi yang lebih jauh.
Tujuan Diet
Mengupayakan status gizi pasien dalam keadaan normal à mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan
cara :
1.Memenuhi kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).
2.Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan lain-lain.
3.Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

Syarat Diet
Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa.
- Pasca bedah minor
- Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal
- Pasca bedah mayor
- Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien
dalam menerima makanan
- Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa.
Macam Diet dan Pemberian Diet Pasca Bedah
Macam Diet Pasca Bedah
 I : diberikan 6 jam setelah pembedahan, berupa cairan jernih sebagai
pemberian energi berupa glukosa dengan segera.
 II : diberikan kepada pasien pasca bedah mayor saluran cerna atau
perpindahan dari DPB I, ex : cair kental 50 ml/jam.
 III : perpindahan dari DPB II, diberikan tidak lebih dari 2000 ml/hari,
diberi makanan parenteral bila perlu.
 IV : makanan diberikan berupa makanan lunak.
 DO’s and DON’Ts (Hal-hal yang diperbolehkan dan yang tidak
diperbolehkan)
 DO’s Makanan yang disesuaikan dengan syarat pada tahapan makanan cair,
lumat, lunak, dan makanan biasa.
 DON’Ts Makanan / minuman yang mengandung tinggi gas / karbondioksida.
 Makanan berbumbu tajam.

B. Pengaturan Makan secara pasca bedah


Pengaruh operasi terhadap metabolisme pasca-operasi tergantung berat
ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama
tidak bergerak (imobilisasi).
Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan
meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu
diganti. Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan.
Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan
kebiasaan makan penderita. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan
makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair.
Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan
dan keadaan pasien, seperti :
1. Pasca-operasi kecil Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau
normal
2. Pasca-operasi besar Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan
kemampuan pasien untuk menerimanya.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I) Diet ini diberikan kepada semua pasien pasca bedah :
1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja Cara Memberikan Makanan Selama 6 jam sesudah operasi, makanan
yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair
jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II) Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pasca
bedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet
Pasca Bedah I Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan dalam bentuk cair
kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali
sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan
kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II
diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang
tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
c. Diet Pasca-Bedah III Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah
susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat
memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah
makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.

d. Diet Pasca-Bedah IV Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :


1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan..
Diet Pasca-Bedah lewat pipa lambung diet Pasca-Bedah lewat pipa lambung
adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan khusus, seperti koma, terbakar,
gangguan psikis, di mana makanan harus diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau
Naso Gastric Tube (NGT). Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan sebagai
makanan cair kental penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur.
Makanan diharapkan dapat merangsang peristaltic lambung iet Pasca-Bedah
lewat Pipa Jejunum Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan
bagi pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui oral atau pipa lambung.
Makanan diberikan langsung ke jejunum 5 atau Jejunum Feeding Fistula
(JFF). Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak
memerlukan pencernaan lambung dan tidak merangsang jejunum secara mekanis
maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak terjadi
diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang energi, protein,
vitamin, dan zat besinya. Bahan makanan sehari diet pasca-bedah lewat jejunum adalah:
susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g; air kapur (USP) 420 ml; air ml.
Tips Perawatan Pasca-Operasi Secara umum, untuk mempercepat proses
penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan
beberapa tips di bawah ini :
 Makan makanan bergizi
 Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti :
daging, telur, ayam, ikan.
 Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari
 Usahakan cukup istirahat
 Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa
 Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan
pemeriksaan kondisi tubuh
 Minum obat sesuai anjuran dokter
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan
pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi
yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi
untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh pasien dengan cara sebagai berikut: 
 Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
 Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya.
Daftar Pustaka
http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-
sebelumoperasi-dapat-mempercepat-masa-pemulihan
http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html

Anda mungkin juga menyukai