Anda di halaman 1dari 12

Terapi Diet Pra dan Post Operasi

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Gizi

Dosen pengampu Ns. Fetty Rahmawaty, S.Kep., M.Kep

KELOMPOK II
Debora Kartika Sari
(PO.62.20.1.15.117)
Joni Triliwijaya
(PO.62.20.1.15.128)
Salvi Fajriati
(PO.62.20.1.15.140)
Yuyun
(PO.62.20.1.15.148)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
Jurusan Keperawatan
Prodi DIV Keperawatan Reguler II
2016
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. Pra-operasi adalah
dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan
ke meja operasi. Pada fase ini ada beberapa persiapan yang harus disiapkan oleh pasien sebelum
dilakukan tindakan operasi, salah satunya pemberian diet pra operasi.

1. DIET PRA OPERASI


A. Pengertian Diet Pra Operasi
Diet pra-operasi adalah pengaturan makanan yang diberikan kepada pasien yang akan
menjalani pembedahan.

B. Tujuan Diet Pra-Operasi


Adapun tujuan dari diet pra operasi itu adalah antara lain :
1. Untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan.
2. Tersedianya cadangan makanan.
3. Untuk mengatasi stres dan penyembuhan luka.

C. Pemberian Diet Pra-Operasi


Yang harus diperhatikan didalam pemberian diet pra operasi ialah tergantung pada:
1. Keadaan umum pasien
Disini kita harus memperhatikan apakah keadaan umum dari pasien tersebut normal
atau tidak dalam hal status gizi, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi,
fungsi ginjal, dan suhu tubuh pasien.
2. Macam-Macam Pembedahan
Disini kita harus mengetahui apakah pasien tersebut akan melakukan bedah minor
atau bedah mayor.

a. Bedah minor atau bedah kecil


Bedah minor atau bedah kecil ini digambarkan seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan
sirkumsisi (khitan).
b. Bedah mayor atau bedah besar

Page 1
Bedah mayor atau bedah besar. Bedah mayor dibedakan menjadi bedah saluran cerna
dan bedah di luar saluran cerna. Pada bedah saluran cerna, organnya antara lain
lambung, usus halus dan usus besar. Sedangkan pada bedah di luar saluran cerna,
organnya antara lain jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang, dan sebagainya.
3. Sifat operasi
Disini kita harus mengetahui apakah sifat operasi pasien tersebut bersifat
segera/dalam keadaan darurat atau bersifat berencana /elektif.
a. Pra bedah darurat atau cito, sebelum pembedahan tidak diberikan diet tertentu
b. Pra bedah berencana atau elektif,

 Pra bedah minor atau bedah kecil, seperti tonsilektomi tidak membutuhkan diet
khusus. Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pada pasien
yang akan menjalani apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi, dan sebagiannya
diberikan Diet Sisa Rendah sehari sebelumnya.
 Pra bedah mayor atau bedah besar, seperti:

o Pra bedah besar saluran cerna diberikan Diet Sisa Rendah selama 4-5 hari
dengan tahapan:
a. Hari ke-4 sebelum pembedahan diberi Makanan Lunak
b. Hari ke-3 sebelum pembedahan diberi Makanan Saring
c. Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberikan Formula Enteral Sisa
Rendah
o Pra bedah besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral Sisa Rendah
selama 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir pada pra bedah besar dilakukan
12-18 jam sebelum pembedahan, sedangkan minum terakhir 8 jam
sebelumnya.
4. Macam penyakit
Disini kita diharapkan mengetahui macam-macam penyakit yang membutuhkan
pembedahan yaitu antara lain sebagai berikut :
a. Penyakit yang paling utama membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran
cerna, jantung, ginjal, saluran pernapasan dan tulang.

Page 2
b. Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan
hipertensi.

D. Syarat Diet Pra Operasi


Adapun syarat-syarat Diet Pra Operasi adalah sebagai berikut :
1. Energi cukup. Sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas.
2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak cukup, yaitu 15 – 25 % dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan penyakit
tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
4. Karbohidrat cukup. Sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari
hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai
dengan penyakitnya.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin B, C & K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.
6. Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
7. Diet Rendah Sisa. Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan
rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah
bagian-bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat dalam susu dan produk
susu serta daging yang berserat kasar. Di samping itu, makanan lain yang merangsang
saluran cerna harus dibatasi. Tujuannya adalah untuk memberikan makanan sesuai
kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi
volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna serta memudahkan dilakukannya
pembersihan saluran cerna, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang
air besar / kecil dimeja operasi).

2. DIET POST OPERASI


A. Pengertian Diet Post Operasi

Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Penggunaan obat anestetik golongan opioid dapat

Page 3
menyebabkan menurunnya motilitas usus pada pasca bedah. Makanan Enteral (ME) dapat
diberikan segera dalam 24-48 jam pasca bedah dengan tujuan member makan usus, yang
bermanfaat untuk meningkatkan pertahanan mukosa usus dan mencegah translokasi bakteri,
sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya gagal organ multiple atau dapat lebih
lambat tergantung dari jenis operasi yang dilakukan dan pulihnya fungsi usus (pasase dan
bising usus).

Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek


melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian
diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu
pasien.

B. Tujuan Diet Post Operasi

Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien untuk mencegah komplikasi, dengan cara sebagai berikut:

1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)


2. Memenuhi kebutuhan nutrisi untuk menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi,
dan zat gizi lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

C. Syarat Diet Post Operasi


Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan
makan penderita.

Page 4
6. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk
cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada
macam pembedahan dan keadaan pasien seperti :
 Pasca Bedah Kecil, makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau
normal.
 Pasca Bedah Besar, makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan
kemampuan pasien untuk menerimanya.

D. Jenis Diet dan Pemberian


1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis,
atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan. Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dan
kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam.
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
a. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
b. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja
Bahan makanan/minuman yang diberikan sehari
Pagi Siang Malam
Teh Kaldu jernih, Air jeruk Kaldu jernih, Air jeruk
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Air bubur kacang hijau Teh

2. Diet Pasca-Bedah II (DPB II)


Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,
sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan
yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan
makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin

Page 5
karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II
adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
Bahan makanan yang dianjurkan :

Sumber karbohidrat Kentang, gelatin, tapioca dibuat puding


Sumber protein Susu, es krim, yoghurt, telur ayam, tahu giling
Sumber lemak Margarine dan mentega
Sayuran Sayuran dibuat jus dan dikentalkan dengan gelatin
Buah – buahan Buah dibuat jus, jeli dan pure
Bumbu Garam, bawang merah, gula, kecap

Contoh menu makanan sehari


Pukul 07.00 Pukul 12.00 Pukul 18.00
Sup krim jagung Kentang pure Puding maizena
Susu Jus sayuran
Jus mangga
Pukul 10.00 Pukul 15.00 Pukul 21.00
Milk shake Jus pepaya Susu

3. Diet Pascabedah III (DPB III)


Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu, dapat diberikan makanan Parenteral bila
diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III adalah makanan dengan bumbu
tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida. DPB III diberikan kepada pasien
pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari DPB II.

Contoh menu
Pagi Siang Sore
Bubur susu Bubur saring Bubur saring

Page 6
Telur ½ masak Semur daging saring Sup daging saring
susu Orak arik telur Tim tahu
Wortel saring Bayam saring
Air jeruk Pepaya saring
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00
Puding vanili + susu Susu susu

4. Diet Pascabedah IV (DPB IV)


Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim tidak
habis, sebagai pengganti diberikan makanan selingan pukul 16.00 dan 22.00 berupa 2 buah
biskuit atau 1 porsi pudding dan 1 gelas susu. Makanan yang tidak dianjurkan untu DPB IV
adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida
(CO2). Luka bekas operasi, terutama operasi caesar, kadang menimbulkan rasa gatal.
Vitamin yang juga dikenal sebagai sumber antioksidan ini berkhasiat memproduksi kolagen
yang sangat diperlukan untuk mempercepat penyembuhan luka. Sumber asam askorbat yang
terbaik adalah paprika merah, tomat merah, jeruk, apel, sayuran hijau, kiwi, jambu biji.
Makanan yang dihindari disesuaikan dengan kondisi klienisalnya :
 Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol
 Kencing manis mengurangi konsumsi gula
 Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus
dihindari
Diet Pasca Bedah IV diberikan kepada :
 Pasien pasca operasi kecil, setelah diet Pasca-Bedah I
 Pasien pasca operasi besar, setelah diet Pasca-Bedah III

E. Contoh Diet Post Operasi pada kasus


1. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan Abdomino-Perineal
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral
feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang
sederhana:

Page 7
- Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus yang
cukup.
- Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu
atau jus buah.
- Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian
makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air,
ditambah vitamin dapat digantikan dengan bagian dari larutan garam.
- Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein
boleh ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari
pemberian makanan bagi pembuluh darah.
- Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein
harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa
diberikan. Pemberian makan pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
- Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.

Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman
dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah
operasi.

2. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur


Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy, pemberian makan biasanya
dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera mungkin, bergantung pada anastesi yang
telah diatur. Beberapa pembedah lebih suka memberi diet rendah serat, dengan sisa yang
terbatas untuk mengurangi pergerakan isi perut. Hal lain yang diperbolehkan diet normal
dan menambah defekasi yang dibantu dengan minyak mineral.Penggunaan jangka
panjang minyak mineral dapat mengurangi karena menganggu penyerapan beberapa
mineral dan vitamin.

3. Diet Pasca Operasi Umum


Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau gigi,
atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet yang
lebih cepat dibandingkan dengan program diet pasca operasi gastrointestinal. Secara

Page 8
bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua setelah
operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa pada hari keempat.
Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang perlu diperhatikan adalah
diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein. Vitamin secara
bertahap diberikan sebagai suplemen.

4. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus


Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang
biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan menggunakan
tabung. Sejak pasien tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang
paling utama adalah formula diet yang akan diberikan harus memenuhi kebutuhan semua
zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral, jenisnya dapat diperoleh dengan
mengencerkan makanan padat, seperti kentang, daging cincang, sayuran dan buah dengan
cara diblender atau disaring dan ditambahkan cairan.

5. Diet Post Operasi Amandel


Makanan cair dapat berupa susu, tetapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam
suhu dingin lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap
makanan cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak
dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Contoh Menu:

Pagi Siang Sore


Bubur sumsum Bubur saring Bubur saring
Orak-arik tahu Orak arik tahu Ayam giling bumbu
Telur rebus ½ matang Sup makaroni Tahu kukus
Susu Jus pepaya Sup oyong
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Puding caramel atau es krim Puding

Page 9
F. Contoh Kasus di masyarakat

Seorang ibu muda menjalani operasi cesar (sectio caesaria) untuk melahirkan bayinya. Ketika
masih di Rumah Sakit, si ibu diberi makan yang enak-enak seperti daging, telor, sup, buah, snack
dan lain-lain. Begitu sampai di rumah, para kerabat melarang makan ikan, daging, sayur berkuah,
dan banyak larangan lainnya.

Dalam praktek sehari-hari, kejadian semacam ini masih ada. Ketika ditanya mengapa para
kerabat atau tetangga melarang makan makanan tertentu, jawabannya nyaris seragam, yakni:
takut luka operasi lambat kering, takut gatal dan lain-lain.

Kadang pasien atau pihak keluarga bertanya :

1. Bolehkah makan daging, ayam, ikan ?


2. Bolehkah makan makanan yang digoreng (berminyak)?
3. Bolehkah makan sayuran bersantan ?

Jawabanya boleh. Bahkan sangat dianjurkan makan makanan bergizi agar mempercepat
penyembuhan luka operasi dan kondisi tubuh segera pulih kembali.

Page 10
DAFTAR PUSTAKA

Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat
dan Dokter. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica (YEM)

Hanrtono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC

Utama, Hendra dan Herqutanto. 2015. Penuntun Diet Anak. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1002106053-3-3.%20BAB%20II.pdf

http://documents.tips/documents/diet-pre-dan-post-operasi.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30871/4/Chapter%20II.pdf

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-970-bab1.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-babii.pdf

https://nursingwindra.wordpress.com/2012/03/29/diet-pre-dan-post-operasi/

Page 11

Anda mungkin juga menyukai