Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIET NUTRISI PASCA

OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN

: Nutrisi untuk pasien pasca operasi


Pokok bahasan
: Diet Nutrisi pasca operasi
Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan nutrisi pasca operasi
Sasaran
: keluarga pasien pasca operasi
Waktu
: 20 menit
: diruang bedah umum, Kemuning lantai 4
Penyuluh
: Mahasiswa/i F. Kep Unpad
Tanggal
: 2 Januari 2012
A.

B.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga dapat :
a. Menyebutkan pengertian nutrisi
b. Menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
c. Menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien pasca operasi

C.
D.

E.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga mampu mengetahui kebutuhan nutrisi pasca
operasi.

Metode dan Media


Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab dan demonstrasi
Media yang digunakan leaflet

Materi Penyuluhan
a. Pengertian nurtisi
b. Tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasca operasi
c. Jenis nurtisi yang baik untuk pasien pasca operasi
Proses Belajar Mengajar

No
1.
2.

Komunikator
Komunikan
Pre Interaksi
Memberi
salam
dan Menjawab salam
memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan
dan tema penyuluhan
Isi

waktu
5 menit

10 menit

3.

4.

5.
6.
7.

F.

Menjelaskan materi penyuluhan


mengenai
pengertian, manfaat,
tujuan,
jenis nutrisi bagi pasien
pasca operasi
Memberikan kesempatan kepada
komunikan
untuk
bertanya
tentang materi yang disampaikan
Penutup
Memberikan pertanyaan akhir
sebagai evaluasi
Menyimpulkan
bersama-sama
hasil kegiatan penyuluhan
Menutup
penyuluhan
dan
mengucapkan salam

Mendengarkan

Mengajukan pertanyaan

5 menit
Menjawab
Mendengarkan
Menjawab salam

Evaluasi
Prosedur
Setelah diberikan penyuluhan, pemateri mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh klien
(post test)
Jenis test
Test yang dilakukan adalah test secara lisan dan demonstrasi ulang
Soal :
1. Sebutkan pengertian nutrisi?
2. Sebutkan tujuan pemberian nutrisi?
3. Sebutkan jenis nurtisi yang baik bagi pasien pasca operasi?

G.

Lampiran Materi
Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan secara optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan.
Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.
Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi
Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan
cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
Tahapan diet pasca bedah

a.

Diet Pasca-Bedah I (DPB I)


Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain
seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang
dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan
dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding
rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan
kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk
waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet
pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
c. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan
dari
diet
pasca-bedah
II.
Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang
tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
d. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :

1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah


2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali
makanan selingan.
Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka
Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air yang cukup,
maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C.
Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses penyembuhan luka. Selain
itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka

1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu, kacangkacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat, daun
singkong dll
Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C
2. Bila mual:
a. Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam
TIPS PERAWATAN PASCAOPERASI
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien pasca operasi,
perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
Usahakan cukup istirahat.
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin bagus.
Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
Minum obat sesuai anjuran dokter.

Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan


a. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan Abdomino-Perineal
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral feeding biasanya
diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus yang cukup.

Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu atau jus buah.
Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian makanan pembuluh
darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air, ditambah vitamin dapat digantikan dengan
bagian dari larutan garam.
Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein boleh ditambahkan.
Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari pemberian makanan bagi pembuluh darah.
Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein harus tersedia dalam
oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa diberikan. Pemberian makan pembuluh darah
melalui infus dapat dihentikan.
Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman dengan diet rendah
lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah operasi.
b. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur
Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy, pemberian makan biasanya dilakukan dalam
waktu 24 jam atau sesegera mungkin, bergantung pada anastesi yang telah diatur. Pengaturan pasca
operasi beragam. Beberapa pembedah lebih suka memberi diet rendah serat, dengan sisa yang terbatas
untuk mengurangi pergerakan isi perut. Hal lain yang diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi
yang dibantu dengan minyak mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral dapat mengurangi
karena menganggu penyerapan beberapa mineral dan vitamin.
c. Diet Pasca Operasi Umum
Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau gigi, atau yang telah
mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet yang lebih cepat dibandingkan dengan
program diet pasca operasi gastrointestinal. Secara bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa
cairan penuh pada hari kedua setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan
biasa pada hari keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang perlu
diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein. Vitamin secara
bertahap diberikan sebagai suplemen.
d. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus
Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang biasanya diberikan
pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal di
rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang paling utama adalah formula diet yang akan
diberikan harus memenuhi kebutuhan semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral,
jenisnya dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang, daging cincang,
sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring dan ditambahkan cairan.
e. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya
Pasien yang patah tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein dalam pemberian asupan gizi
yang baik bagi individu, yang dapat diperburuk kondisinya hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya
mampu beraktivitas di atas kasur saja. Kehilangan protein (kehilangan nitrogen) dibarengi dengan
kehilangan kalium, fosfor dan sulfur. Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium
yang dapat menyebabkan si penderita tidak dapat bergerak.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan diperoleh dalam jumlah
bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000 kalori kalori non protein. Pemindahan cairan
dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan
yang tinggi protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.

Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein bebas dalam diet
menyokong kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.

http://sarah14api.blogspot.co.id/2012/10/satuan-acara-penyuluhan-diet-nutrisi.html

Anda mungkin juga menyukai