Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK 5

ILMU GIZI
MEMAHAMI KEBUTUHAN NUTRISI PROSES PENYEMBUHAN LUKA

DOSEN :

Sunarsih, S.kep.,MM

DISUSUN OLEH :

1. NADIYAH SUWOYO (1914301028)


2. INDAH LESTARI (1914301029)
3. NABILA AMANDA PUTRI (1914301030)
4. ANNISA DIAN UTAMI (1914301031)
5. YENI HANDAYANI (1914301032)
6. REVINA LUTFITAWALIYAH (1914301033)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI D IV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Memahami Kebutuhan Nutrisi Pada Proses penyembuhan
Luka“, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Ilmu Gizi. Selain itu juga,
makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti
tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Proses penyembuhan Luka.

Kami menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran sebagai
penyempurnaan makalah ini, sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua mahasiswa di Poltekkes Tanjungkarang. Seiring dengan itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dosen yang memberikan Mata kuliah ini, semoga Tushan Yang Maha
Esa memberikan kesehatan kepada kita semua. Aamin.

Bandar Lampung, 21 Agustus 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .............................................................................1

1.2 Rumusan masalah.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nutrisi………………………………………………….4


2.2 Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi……… 4
2.3 Tahapan diet pasca bedah……………………………. ……....4
2.4 Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk
penyembuhan luka……………………………………………. 5
2.5 Tata cara pelaksanaan  untuk memenuhi nutrisi yang
perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka……………… 8
2.6 Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan…..8
2.7 Makanan Yang Harus Dihindari Dalam
Penyembuhan Luka…………………………………………..10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi
iodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan
lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak maka pemenuhan kebutuhan
tersebut haruslah seimbang.

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat menigkatkan kualitas
hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga
dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan
pengatur dalam tubuh.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain,
mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk
makan sedangkan makanan yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang,
sehingga harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana,
disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutirsi yang kurang
sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan
makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Definisi Nutrisi

iv
2. Mengetahui Tujuan Nutrisi
3. Mengetahui Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi

v
4. Mengetahui Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi dari Nutrisi?
2. Apa saja Tujuan terpenuhinya Nutrisi?
3. Bagaimanakah nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi
4. Apa sajakah makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

B. Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi

Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan

C. Tahapan diet pasca bedah


a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pasca bedah :
1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan :
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis,
atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu

7
sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan
makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
Cara Memberikan Makanan:
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,
sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat
diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu
sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan
pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung
karbondioksida.
c. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan :
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan
parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
d. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah
2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan :
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan.
D. Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka

8
Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan
vitamin C. Namun gizi lain yang dibutuhkan diantaraya:
1. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat adalah sumber gula yang digunakan tubuh sebagai sumber
energi utama. Dalam hal proses penyembuhan luka bakar membutuhkan energi yang
cukup besar, oleh karena itu dibutuhkan sumber energi tubuh yang cukup banyak juga
untuk menunjang hal tersebut.
Bagi penderita luka bakar, dibutuhkan sekitar 50-60% karbohidrat dari total kalori
dalam sehari. Jika 2500 kalori per hari, maka diperlukan karbohidrat sekitar 312-375
gram.
2. Vitamin dan Mineral
Gizi mikro seperti ini sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan
luka bakar. Misalnya dalam hal seperti pemberian vitamin A, B, C, dan D dalam
jumlah tinggi sangat dianjurkan bagi pasien luka bakar. Selain itu, kandungan zat
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah cukup banyak lainnya adalah seperti seng,
natrium, fosfor, seng, kalium, dan magnesium.
Kandungan vitamin C bisa didapatkan dari buah-buahan sedangkan kandungan
seperti zat besi dan seng bisa didapatkan pada makanan seperti hati sapi, daging ayam
tanpa kulit, dan juga daging sapi.
a. Vitamin C
Vitamin ini bertindak sebagai kofaktor dalam produksi kolagen, serta mencegah
pecahnya luka-luka yang sudah sembuh. Sumbernya bisa dari tomat, paprika,
kentang, bayam, jeruk, strawberry, brokoli, kol dan kembang kol.
b. Vitamin A
Perannya adalah mempromosikan sintesis kolagen dan diferensiasi fibroblast serta
mengendalikan infeksi. Sumbernya dari sayuran berdaun hijau, buah-buahan
berwarna kuning dan orange, produk susu yang sudah difortifikasi serta hati
hewan.
c. Vitamin K

9
Pembekuan darah adalah fase pertama dari proses penyembuhan luka, dan
vitamin K berperan besar dalam proses ini. Vitamin K bersama kalsium
menghasilkan trombin (agen utama pembekuan tubuh). Sumbernya dari sayuran
berdaun hijau, brokoli, anggur, alpukat dan kiwi.
d. Zinc
Zinc membantu berbagai jenis enzim di tubuh untuk melaksanakan fungsinya,
karena banyak enzim yang terlibat dalam penyembuhan luka terutama produksi
kolagen. Selain itu membantu proses pembelahan sel yang memungkinkan tubuh
menggunakan protein tertentu. Sumbernya dari seafood, domba, daging merah,
sereal. asparagus, sawi, kacang polong, miso dan biji wijen.
e. Zat besi
Dalam proses sintesis kolagen, zat besi diperlukan untuk hidroksilasi proline dan
lisin. Jika orang kekurangan zat besi (anemia) akan mengganggu penyembuhan
luka. Sumbernya bisa dari kunyit, kacang panjang, aspragaus, tahu, jamur
shiitake, bayam, daun bawang, rumput laut, daging sapi dan rusa.
f. Tembaga (copper)
Tembaga membantu enzim lysyl oxidase untuk memproduksi kolagen dan elastin
yang berfungsi mempromosikan penyembuhan luka agar lebih cepat. Sumbernya
dari tomat, kentang, kacang hijau, jahe, sawi, terong, asparagus, biji bunga
matahari, peppermint, lobak, jamur crimini dan tempe.
3. Protein
Kandungan yang satu ini memang sangat perlu dan dibutuhkan sekali bagi penderita
luka bakar. Hal ini dikarenakan kandungan protein dapat membantu memperbaiki
jaringan yang rusak. Selain itu, tubuh penderita luka bakar telah mengalami
kehilangan banyak energi sehingga menjadikan kandungan protein sebagai energi
utama. Hal tersebut membuat kandungan protein dalam tubuh penderita sangat
rendah.
Apabila kandungan protein tidak terpenuhi pada proses penyembuhan luka bakar,
maka akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, memperlambat proses
penyembuhan, serta kehilangan massa otot yang cukup banyak

10
4. Lemak
Kandungan yang satu ini memang tidak diperlukan begitu banyak seperti halnya pada
kandungan protein dan karbohidrat. Akan tetapi, lemak dibutuhkan agar dapat
meningkatkan proses metabolisme dalam tubuh. Namun, jika mengkonsumsi dalam
hal yang tidak wajar, akan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Dikarenakan,
mengkonsumsi lemak dalam jumlah tinggi akan menurunkan kerja dan fungsi dari
sistem imun, sehingga penyembuhan akan semakin sulit dilakukan.Oleh karena itu,
lebih baik mengkonsumsi sumber lemak yang baik, yaitu makanan dengan lemak
tidak jenuh tinggi seperti minyak zaitun, alpukat, ikan, dan kacang-kacangan.
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka :
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu,
kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat,
daun singkong dll
E. Tata cara pelaksanaan  untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C
2. Bila mual:
a. Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam
F. Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan
a. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan Abdomino-Perineal
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral
feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang
sederhana:
- Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus
yang cukup.
- Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu
atau jus buah.

11
- Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian
makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air,
ditambah vitamin dapat digantikan dengan bagian dari larutan garam.
- Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein
boleh ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari
pemberian makanan bagi pembuluh darah.
- Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram.
Protein harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah
bisa diberikan. Pemberian makan pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
- Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa
nyaman dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa
bulan setelah operasi.

b. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur


Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy, pemberian makan biasanya
dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera mungkin, bergantung pada anastesi yang
telah diatur. Pengaturan pasca operasi beragam. Beberapa pembedah lebih suka
memberi diet rendah serat, dengan sisa yang terbatas untuk mengurangi pergerakan
isi perut. Hal lain yang diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi yang
dibantu dengan minyak mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral dapat
mengurangi karena menganggu penyerapan beberapa mineral dan vitamin.

c. Diet Pasca Operasi Umum


Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau gigi,
atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet
yang lebih cepat dibandingkan dengan program diet pasca operasi gastrointestinal.
Secara bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari
kedua setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa
pada hari keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang

12
perlu diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan
protein. Vitamin secara bertahap diberikan sebagai suplemen.

d. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus


Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang
biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan
menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang
cukup lama, yang paling utama adalah formula diet yang akan diberikan harus
memenuhi kebutuhan semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral,
jenisnya dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang,
daging cincang, sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring dan
ditambahkan cairan.

e. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya


Pasien yang patah tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein dalam
pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat diperburuk kondisinya
hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya mampu beraktivitas di atas kasur saja.
Kehilangan protein (kehilangan nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor
dan sulfur. Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium yang
dapat menyebabkan si penderita tidak dapat bergerak.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan
diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000
kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika
pasien tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi
protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.
Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein
bebas dalam diet menyokong kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.

G. Makanan Yang Harus Dihindari Dalam Penyembuhan Luka


1. Makanan yang mengandung rempah

13
Rempah aditif seperti jahe dan kunyit memang memiliki porsi dalam racikan ramuan
masakan  tradisional. Tapi sayangnya, rempah-rempah tersebut telah terbukti tidak
baik bagi luka terbuka pada tubuh. Menurut  John Hopkins Medical School, rempah
rempah seperti jahe dan kunyit, telah terbukti tidak baik untuk penyembuhan luka.
Pada luka luar yang masih  basah, sangat dibutuhkan penggumpalan darah agar cepat
mengering, tetapi rempah-rempah justru bersifat sebaliknya, yaitu mengurangi risiko
penggumpalan. Pembekuan darah sangat penting untuk penyembuhan luka. Setelah
cedera terjadi, darah mulai mengumpul, menciptakan gumpalan yang menutup luka
dan mencegah perdarahan lebih lanjut.
2. Gula
Sajian yang mengandung gula merupakan salah satu makanan yang harus dijauhi saat
Anda sedang berusaha menyembuhkan luka, karena gula mempengaruhi tingkat
kolagen di kulit Anda. Kolagen adalah komponen penting dari penyembuhan luka.
Nah, tetapi gula juga sangat merusak kekebalan karena mengganggu kemampuan sel
darah putih untuk menghancurkan bakteri, sehingga penyembuhan luka jadi memakan
waktu lebih lama.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh
manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Terpenuhinya kebutuhan
nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan usia tumbuh kembang dan dapat menigkatkan kualitas hidup serta mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu
dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan
berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam
tubuh.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bing.com/search?
q=posporsi+diet+peneymbuhan+luka&cvid=54e56aeea6164e92a5be02d314b2f10e&pglt=43&F
ORM=ANNTA1&PC=U531

https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1740162/nutrisi-yang-mempercepat-
penyembuhan-luka

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/makanan-untuk-menyembuhkan-luka/

16

Anda mungkin juga menyukai