Oleh:
YULIANINGSARI PRAMESTHIRINI
1611040029
Setelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga mampu mengetahui kebutuhan nutrisi
pasca operasi.
D. Materi Penyuluhan
a. Pengertian nurtisi
memperkenalkan diri
Isi 10 menit
pasca operasi
Penutup 5 menit
sebagai evaluasi
mengucapkan salam
F. Evaluasi
Prosedur
Jenis test
Test yang dilakukan adalah test secara lisan dan demonstrasi ulang
Soal :
1) Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the
manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam
waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari
buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan
makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin
karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan
parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan
mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah
protein dan vitamin C. Alasannya Protein dan vitamin C sangat penting peranannya
dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu,
kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat, daun
singkong dll
5) Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka
2. Bila mual:
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien
Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor
dan sejenisnya.
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin bagus.
Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
oral feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang
sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infuse
yang cukup.
Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu atau
jus buah.
Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian
makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air,
Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein boleh
ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari pemberian
Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein
harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa diberikan.
Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman
dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah
operasi.
biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera mungkin, bergantung pada
anastesi yang telah diatur. Pengaturan pasca operasi beragam. Beberapa pembedah lebih
suka memberi diet rendah serat, dengan sisa yang terbatas untuk mengurangi pergerakan
isi perut. Hal lain yang diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi yang dibantu
dengan minyak mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral dapat mengurangi
Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau
gigi, atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet
yang lebih cepat dibandingkan dengan program diet pasca operasi gastrointestinal.
Secara bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua
setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa pada hari
keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang perlu
diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang
biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan menggunakan
tabung. Sejak pasien tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang
paling utama adalah formula diet yang akan diberikan harus memenuhi kebutuhan
semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral, jenisnya dapat diperoleh
dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang, daging cincang, sayuran dan
pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat diperburuk kondisinya
hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya mampu beraktivitas di atas kasur saja.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan
diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000
kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien
tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi protein dan
tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan. Penyembuhan patah
tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein bebas dalam diet
Almatsier, S. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Pendidikan DIII