Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

FRAKTUR INTERTROCHANTER FEMUR DEKSTRA

RUANG 17
RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

STASE KEPERAWATAN BEDAH

Disusun oleh :
MAYA RIA AGUSTINA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan di 17 Dr. Saiful Anwar yang disusun oleh:

Nama: Maya Ria Agustina

NIM : -

Telah diperiksa dan disahkan sebagai salah satu tugas profesi Ners

Departemen Keperawatan anak.

Malang, desember 2015

Mahasiswa (Ners Muda)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang
serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot,
tendon, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif,
dimana sel selnya tidak tumbuh seperti kanker. STT adalah suatu benjolan atau
pembengkakan abnormal yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang baru. Jadi
kesimpulannya, STT adalah Suatu benjolan atau pembengkakan yang abnormal
didalam tubuh yang disebabkan oleh neoplasma yang terletak antara kulit dan tulang.
2. Anatomi Fisiologi
Menurut Evelyn C. Pearce (2008:15), anatomi fisiologi jaringan lunak adalah sebagai
berikut :
a. Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi
bergerak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama
dengan jaringan yang lain, semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil
oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil
b. Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-serabut
simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis.
c. Jaringan ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar dan serabut
elastis.
3. Etiologi
a. Kondisi Genetik
Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi
untuk beberapa tumaoi jarinan lunak. Dalam daftar laporan gen yang abnormal,
bahwa gen memiliki peran penting dalam menentukan diagnosis.
b. Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastik.
c. Infeksi
Infeksi firus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah ini
juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.
d. Trauma
Hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
e. Lingkungan karsinogen
Sebuah hubungan antara eksposur ke berbagai karsinogen dan setelah itu
dilaporkan meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.

4. Insidensi
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya
hanya sekitar 1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-
15 % dari seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur.
Pada anak-anak paling sering pada umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling
banyak pada umur 45-50 tahun.
Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu
sebesar 46% dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di daerah paha. Di anggota
gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%.
30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan
juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah
retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya,
antara lain di dada.
5. Menisfestasi Klinik
Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi
di mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah
kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang
biasanya terjadi akibat pendarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena
adanya penekanan pada saraf-saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar,
bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari
jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Umumnya pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar,
berkembang menjadi benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar dan dapat
menyebar ke tempat jauh ke paru-paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker
sudah begitu besar, dapat menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit diatasnya.
6. Patofisiologi
Menurut perjalanan penyakitnya, pada umumnya STT adalah poliverasi
masenkimal yang terjadi pada jaringan non-epitelial ekstra-skeletal tubuh. STT dapat
tumbuh dimana saja, STT dapat bersifat jinak dan ganas. Setelah tumor atau benjolan
mencapai batas anatomis, maka tumor akan membesar melewati batas sampai ke
stuktur neurovascular. STT ini timbul atau tumbuh pada daerah sekitar lekukan.

Ada beberapa proses perubahan STT jinak menjadi ganas, antara lain :

a) Perubahan ganas pada sel sel target


b) Pertumbuhan pada sel sel transformasi
c) Invasi lokal
d) Metastasis
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Lab
b. Radiologi
c. EKG dn USG
8. Penatalaksanaan Medik
a. Bedah (Eksisi)

Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan
(tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini di lakukan untuk berbagai tujuan
antara lain untuk pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun
ganas dan memperbaiki penampilan.

Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah mencapai angka
keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan untuk
mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat kimia
untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan kerja sel tumor. Pada saat sekarang, sebagian besar
penyakit yang berhubungan dengan tumor dan kanker dirawat menggunakan cara
kemoterapi ini.
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber dari
radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi tyunggal. Tapi,
terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi pembedahan.
9. Penatalaksanaan Keperawaatan
a. Perhatikan kebersihan luka pada pasien
b. Perawatan luka pada pasien
c. Pemberian obat
d. Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi setelah
dilakukan operasi.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data klien
b. Riwayat penyakit
c. Faktor resiko
d. Pemeriksaan fisik dan lab
e. Pola hidup sehari hari :
- Kebutuhan nutrisi
- Eliminasi
- Personal hygine
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
- Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya operasi
b. Post Operasi
- Nyeri berhubungan dengan adanya luka setelah operasi
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya inflamasi
3. Intervensi
a. Pre Operasi
Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya operasi.

Kriteria hasil : Klien tampak relaks dan klien dapat mengontrol dirinya.

INTERVENSI RASIONAL

- Berikan penyuluhan kepada klien - Agar pasien dapat memahami penyakit


terhadap penyakit yang dideritanya. yang dideritanya dan pentingnya
tindakan operasi.

- Anjurkan tehnik relaksasi. -Agar pasien dapat tanang dan


mengontrol diri.

- Kolaborasi dengan tim medis dalam - Untuk menyetabilkan kondisi pasien


pemberian terapi dan tindakan.

b. Post Operasi
Nyeri berhubungan dengan adanya luka setelah dilakukan operasi pengangkatan
tumor.

Kriteria hasil : Nyeri dapat diatasi dan klien dapat beraktifitas normal.
INTERVENSI RASIONAL

-Kaji TTV pada klien. -Untuk mengetahui kondisi klien


sekarang.

- Anjurkan teknik relaksasi pada pasien. -Agar klien dapat melakukan teknik
relaksasi.

-Kolaborasi dengan tim medis dalam - Untuk mengurangi rasa nyeri pada
terapi pemberian obat.. klien.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya inflamasi.

Kriteria hasil : Agar kondisi kulit klien dapat kembali normal.

INTERVENSI RASIONAL

-Kaji TTV pada klien. - Untuk mengetahui kondisi klien


sekarang.

- Perawatan luka pada pasien. - Agar kondisi luka pada pasien tetap steril
dan bersih.

-Kolaborasi dengan tim medis - Untuk mengembalikan bentuk anatomi


dalam pemberian terapi obat. kulit pada.

Anda mungkin juga menyukai