Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA VULNUS LACERATUM DI


RUANGAN IGD PUSKESMAS GERUNG

Disusun Oleh :

NISYA RAFIKOH TULJANNAH


044STYC18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN JENJANG S.1
MATARAM
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR PRAKTIK MAHASISWA TINGKAT III SEMESTER


VI PRODI S1 KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS GERUNG

Waktu pelaksana
26-31 Juli 2021

Laporan pendahuluan dan laporan kasus ini telah diperiksa, disetujui, dan dievaluasi oleh
pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Ernawati, S.Kep., Ners., M.Kep) (Ns. Novita Asri. W. S.Kep)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA


VULNUS LACERATUM DI RUANGAN IGD PUSKESMAS GERUNG
2.1 Definisi Vulnus Laceratum
2.1.1 Pengertian
Vulnus laceratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh, kecelak
kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan initas jaringan terputus. Pada umumnya
respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan. Nyeri timbul
karena kulit mengalami luka infeksi sehingga terjadi kerusakan sel-sel yang rusak 
akan membentuk zat kimia sehingga akan menurunkan ambang stimulus terhadap
reseptor mekano sensitive.
2.1.2 Etiologi
Vulnus Lseratum dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya
a. alat yang tumpul.  
b. jatuh ke benda tajam dan keras.
c. kecelakaan lalu lintas dan kereta api.
d. kecelakaan akibat kuku dan gigitan.
2.1.3 Tanda dan gejala
manifestasi klinis vulnus laseratum adala
a. luka tidak teratur   
b. jaringan rusak 
c. bengkak 
d. Pendarahan
e. akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasanya di daerah rambut
f. tampak lecet atau memer di setiap luka.
2.1.4 Patofisiologi
Vulnus laserrratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh,
kecelakaan sehingga jatuh, kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan initas
jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi
proses peradangan atau inflamasi.rea asi.reaksi peradangan akan ngan akan terjadi
apabila terjadi apabila jaringan terputus.dalam keadaan ini ada peluang besar
timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang di sebabkan oleh
mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu
sebenarnya adalah peristia yang di koordinasikan dengan baik yang dinamis
dan kontinyu untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup
dan harus di mikrosekulasi fungsional.'ika jaringan yang nekrosis luas maka
reaksi peradangan tak di temukan di tengah jaringan yang hidup dengan sirkulasi
yang utuh terjadi pada tepinya antara jaringan mati dan hidup.
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan diagnostik yang perlu di lakukan terutama jenis darah
lengkap.tujuanya untuk mengetahui tentang infeksi yang
terjadi.pemeriksaannya melalui laboratorium.  
b. Sel-sel darah putih.leukosit putih.leukosit dapat terjadi terjadi kecenderungan
kecenderungan dengan kehilangan sel pada lesi luka dan respon terhadap
proses infeksi.
c. Hitung darah lengkap.hematokrit mungkin tinggi atau lengkap.
d. Laju endap darah (LED) menunjukkan karakteristik infeksi.
e. Gula darah random memberikan petunjuk terhadap penyakit deabetus mellitus
2.1.6 Penatalaksanaan medis
a. Keperawatan
a) mersihkan luka dengan menggunakan NaCL
b) Anastesi luka dengan menggunakan lidocaine.
c) Apabila lidocaine sudah bereaksi,sebelum melakukan tindakan hecting
maka terlebih dahulu bersihkan luka dengan membuang jaringan yang
sudah rusak 
d) Lihat luka,perhatikan panjang,lebar,dan luka,perhatikan panjang,lebar,dan
dalamnya luka. Apabila luka tersebut dalam maka membutuhkan hecting
dalam dengan menggunakan catgut dan hecting luar menggunakan silk.
e) beri larutan betadine untuk mempercepat pengeringan luka dan mencegah
infeksi.
f) Tutup luka dengan menggunakan kain kasa steril.
g) Rekatkan dengan plester.
h) Anjurkan agar pasien control setelah 2 hari

2.2 Asuhan Keperawatan Vulnus Laceratum


1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala:merasa lemah, lelah.
Tanda: Perubahan kesadaran, penurunan kekuatan tahanan keterbatasaan rentang
gerak, perubahan aktifitas.
b. Sirkulasi
Gejala: perubahan tekanan darah atau normal.
Tanda: perubahan frekuensi jantung takikardi dan bardikardi
c. Integritas ego
Gejala:perubahan tingkah laku dan kepribadian
Tanda:ketakutan, cemas dan gelisah
d. Eliminasi
Gejala: kontipasi, retensi urin
Tanda: belum buang air besar selama 2 hari
e. Neurosensory
Gejala:vertigo, tinitus, baal pada ekstremitas, kesemutan, nyeri.
Tanda:sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, pusing, nyeri pada daerah
cidera , kemerah-merahan.
f. Nyeri ; kenyamanan
Gejala: nyeri pada daerah luka bila di sentuh atau di tekan.
Tanda: Wajah meringis, respon menarik pada rangsang nyeri yang hebat, gelisah,
tidak bisa tidur.
g. Kulit
Gejala: nyeri, panas.
Tanda: pada luka warna kemerahan ,bau, edema.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d diskontuinitas jaringan.  
b. Gangguan istirahat tidur kurang dari kebutuhan b.d nyeri.
c. Gangguan eliminasi b.d kelemahan fisik.
d. Gangguan mobilitas fisik b;d kelemahan otot.
e. Gangguan integritas kulit b;d kerusakan jaringan.
f. Resiko tinggi infeksi b;d perawatan luka tidak efektif.
g. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b;d pendarahan.
3. Intevensi keperawatan
diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intevensi
Gangguan integritas kulit b;d Setelah dilakukan tindakanan 1. Kaji catat ukuran, warna
kerusakan jaringan. Kerusaka keperawatan dengan KH: keadaan luka, perhatikan
integritas kulit adalah suatu - Bebas tanda tanda infeksi. daerah sekitar luka.
kondisi individu yang - Mencapai penyembuhan 2. ajarkan pemeliharaan
mengalami perubahan dermis luka tepat waktu luka secara aseptik.
dan epidermis . 3. observasi tanda-tanda
infeksi.

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam melaksanakan
tindakan perawatan, selain melaksanakannya secara mandiri, harus adanya kerja sama
dengan tim kesehatan lainnya. implementasi merupakan realisasi rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai data yang baru..
5. Evaluasi
Tahap evaluasi evaluasi adalah perbandingan perbandingan yang sistematis sistematis
dan terencana terencana tentang tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara  berkesinambungan  berkesinambungan dengan
melibatkan melibatkan klien, keluarga, keluarga, dan tenaga kesehatan kesehatan
lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan denagn kriteria hasil pada tahap  perencanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Willson.J.M.2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 7. EGC;Jakarta

Anda mungkin juga menyukai