Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN IBU DALAM

MENSTIMULASI PERKEMBANGAN ANAK BALITA (1-5 TAHUN)


DI RSIA SITTI FATIMAH MAKASSAR
Muhammad Yalman Sani1, Sitti Nurbaya2, Hadia Angraeni3
1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

ABSTRAK

Peran ibu adalah sebagai tiang rumah tangga amatlah penting bagi terselenggaranya
rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan bahagia, karena di atas yang mengatur,
membuat rumah tangga menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling
menyayangi bagi suaminya (Heni Wijayanti, 2012). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan terhadap peran ibu dalam menstimulasi
perkembangan anak balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah Makassar. Jenis penelitian ini merupakan
deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
yang mempunyai anak balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah Makassar. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 38 responden sesuai dengan kriteria inklusi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Data univariat diolah
menggunakan uji Chi-square dengan koreksi Fishers exact-test hasil yang bermakna jika nilai p =
0,000 . ketentuan significancy apabila p < 0,05 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasilnya analisis
bivariat menunjukan bahwa pengetahuan (p = 0,040), pendidikan (p = 0,004), pekerjaan (p = 0,025),
dan pendapatan (p = 0,052). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan terhadap peran ibu dalam menstimulasi
perkembangan anak balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah Makassar.

Kata Kunci : Peran ibu, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

PENDAHULUAN biologis tinggi bila diberikan stimulus yang


tinggi maka akan mampu mengejar
Setiap orang pada umumnya ketinggalan di bidang kognitif (Trie, 2003).
mendambakan anak yang cerdas dan Negara-negara yang sedang
berkepribadian yang baik, oleh karena itu berkembang seperti di Indonesia masih
hendaknya dari sedini mungkin bahkan sejak banyak ditemukan orang tua yang kurang
berada dalam kandungan mulai ditanamkan memberikan stimulasi perkembangan kepada
hal-hal yang positif dengan memperhatikan anaknya sejak usia dini. Padahal stimulasi
perkembangan anak. Perkembangan seorang perkembangan dini ini sangat penting untuk
anak dipengaruhi oleh dua faktor, yang perkembangan motorik kasar, motorik halus,
pertama faktor internal berasal dari dalam diri bersuara, dan bersosialisasi dengan orang
anak itu sendiri dan faktor eksternal berasal lain. Hasil penelitian yang dilakukan di daerah
dari lingkungan sekitarnya (Kania, 2007). kumuh Kelurahan Pulogadung Jakarta
Faktor lingkungan meliputi kebutuhan ditemukan bahwa pengetahuan ibu tentang
fisik, kasih sayang, pendidikan, dan stimulasi. stimulasi bagi perkembangan anak masih
Stimulasi perkembangan hendaknya dilakukan sangat kurang. Hanya sekitar 1,3% yang
semenjak anak masih bayi karena bayi yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang
berusia 3 bulan sudah mampu membentuk stimulasi; 34,4% berpengetahuan sedang; dan
koneksi seperti pada orang dewasa. Anak 64,3% berpengetahuan rendah tentang
yang mendapatkan stimulasi yang banyak stimulasi (Trie, 2003).
akan lebih cepat berkembang dibandingkan Pengetahuan yang rendah disebabkan
dengan anak yang kurang mendapatkan karena pendidikan yang rendah. Hasil
stimulasi. Hal ini sesuai dengan penelitian penelitian Indrawati (2008) ada 9 ibu (30%)
yang telah dilakukan oleh Kuperus, yang memiliki pendidikan tinggi dan 21 ibu
menemukan bahwa anak dengan risiko (70%) yang memiliki pendidikan rendah. Pada

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 1


pendidikan ibu yang tinggi didapatkan 8 ibu dari 13,49 % tidak pernah sekolah; 24,42 %
yang baik dalam menstimulasi tumbuh SD; 30,79 % SLTP; 42,40 % SLTA; dan 53,38
kembang anak dan 1 ibu yang buruk dalam % yang pernah mengenyam pendidikan di
menstimulasi tumbuh kembang anak. Hal ini perguruan tinggi (Dinkes , 2008).
disebabkan karena ibu yang memiliki Berdasarkan data yang ada diperoleh
pendidikan tinggi, akan mempunyai pada tahun 2010 bahwa jumlah pasien yang
pengetahuan yang lebih banyak tentang dirawat di RSIA Sitti Fatimah Makassar adalah
pentingnya stimulasi sehingga mereka akan 1812 jiwa diantaranya 500 ibu yang
memperhatikan perkembangan dari anaknya. mempunyai anak balita dan pada tahun 2011
Pada ibu yang memiliki pendidikan yang jumlah pasien adalah 2726 jiwa diantaranya
rendah didapatkan ada 16 ibu yang buruk 930 mempunyai anak balita.
dalam menstimulasi tumbuh kembang anak Berdasarkan uraian di atas peneliti
dan 5 yang baik. Hal ini disebakan karena ibu tertarik untuk melakukan penelitian dengan
yang memiliki pendidikan yang rendah akan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan
memiliki pengetahuan yang rendah tentang peran Ibu dalam menstimulasi perkembangan
pentingnya stimulasi (Indrawati, 2008). anak balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah
Karena pentingnya menstimulasi anak Makassar.
maka keluarga sebagai orang terdekat dengan
ibu memegang peranan penting dalam BAHAN DAN METODE
memberikan dukungan pada ibu untuk Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
menstimulasi anak, bisa berupa memberikan Berdasarkan permasalahan yang
perhatian, kasih sayang, bantuan materi, dan diteliti, Penelitian ini menggunakan rancangan
memberikan informasi-informasi terkait penelitian Deskriptif Analitik dengan
dengan pentingnya dilakukan stimulasi sejak pendekatan Cross Sectional,. Penelitian ini
dini. Bila dukungan keluarga baik maka dilaksanakan di RSIA Sitti Fatimah Makassar
perkembangan anak relatif stabil, tetapi pada tanggal 03 sampai 13 Agustus tahun
apabila dukungan keluarga kurang baik, maka 2012.
anak akan mengalami hambatan yang dapat Populasi dalam penelitian ini adalah
mengganggu psikologis saat dewasa nantinya semua responden yang berada di RSIA Sitti
(Bow, 2009). Fatimah Makassar. Jumlah besar sampel
WHO melaporkan bahwa 30% dari didapatkan 38 responden sesuai dengan
1.000.000 kematian anak karena kriteria inklusi.
keterbelakangan mental ini disebabkan ibu Jumlah responden di RSIA Sitti
kurang memberikan stimulasi kepada anak Fatimah Makassar yang sesuai dengan kriteria
dan 100 jiwa terjadi pada anak yang berumur inklusi sebanyak 38 orang. Jumlah sampel
dibawah 5 tahun di Afrika tiap tahunnya. Oleh yang digunakan dalam penelitian adalah 38
sebab itu, WHO menargetkan untuk responden.
mengurangi kematian anak akibat 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
keterbelakangan mental di benua Afrika sebagai berikut :
sampai dengan 15% menjelang 2013. a) Ibu yang mempunyai anak balita (1-5
Menurut laporan WHO di Indonesia tahun)
tidak kurang dari 30.000.000 kasus kematian b) Ibu yang berada di RSIA Sitti Fatimah
anak terjadi setiap tahunnya dengan 30.000 Makassar
kematian. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah c) Bersedia menjadi responden
Tangga tahun 1995 bahwa kasus kematian d) Bisa baca tulis
anak setiap tahunnya di perkirakan sekitar 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
15.000.000 jiwa dan 30.000 anak diantarannya a) Ibu yang mempunyai anak > 5 tahun
meningal dunia karena tidak distimulasi secara b) Tidak bersedia menjadi responden
baik (SKRT 1995 dalam depkes 2002) dan c) Tidak bisa baca tulis
hasil survei kesehatan nasional 2001
mendapati angka kematian akibat Pengumpulan data
keterbelakangan mental sekitar 8 - 11 per Pengumpulan data dengan data
100.000 orang penduduk per tahunnya. primer yaitu data yang diambil dari responden
Makassar merupakan kota yang cukup dengan menggunakan lembar kuesioner dan
besar yang ada di Sulawesi Selatan. Kota data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
Makassar memiliki tingkat pendidikan masih instansi terkait sehubungan dengan penelitian.
cukup tinggi dibandingkan dengan kota lainnya Pengolahan data dilakukan dengan:
yang ada di Sulawesi Selatan. Tahun 2007 1. Editing yaitu dilakukan penyuntingan data
tercatat riwayat pendidikan Makassar terdiri yang telah terkumpul dengan cara

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 2


memeriksa kelengkapan pengisian, Tabel 3 : Data distribusi frekuensi
kejelasan pengisian dan adanya responden berdasarkan
kesalahan. pengetahuan di RSIA Sitti
2. Coding yaitu proses pemberian kode Fatimah Makassar 2012
pada setiap variabel dengan tujuan untuk Pengetahuan Jumlah Persentase
memudahkan dalam analisis.
Baik 26 68,4
3. Entri data yaitu setelah dilakukan
Kurang 12 31,6
kegiatan editing dan koding dilanjutkan
dengan mengelompokkan data kedalam Jumlah 38 100,0
master tabel database komputer, Sumber : Data Primer Agustus 2012
kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana menurut sifat-sifat yang Dari tabel 3 diatas menunjukkan
dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. bahwa sebagian besar responden
4. Processing adalah proses analisa data mempunyai pengetahuan baik mengenai
yang telah terbentuk angka menstimulasi perkembangan anak yaitu
menggunakan master tabel atau sebanyak 26 orang (68,4%) dan yang
perangkat lunak (software) komputer. berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 12
5. Cleaning adalah memeriksa kembali data orang (31,6%).
yang telah di entri ke dalam komputer
memastikan kebenaran data Tabel 4 :Data distribusi frekuensi
responden berdasarkan
HASIL PENELITIAN pendidikan di RSIA Sitti
1. Hasil Analisis Univariat Fatimah Makassar 2012
Tabel 1 : Data distribusi frekuensi Pendidikan Jumlah Persentase
responden berdasarkan Tinggi 20 52,6
umur ibu di RSIA Sitti Rendah 18 47,4
Fatimah Makassar 2012 Jumlah 38 100,0
Umur Ibu Jumlah Persentase Sumber : Data Primer Agustus 2012
0-30 tahun 20 52,6
31-60 tahun 18 47,4 Dari tabel 4 diatas menunjukkan
Jumlah 38 100,0 bahwa sebagian besar responden memiliki
Sumber : Data Primer Agustus 2012 pendidikan tinggi yaitu sebanyak 20 orang
(52,6%) dan yang memiliki pendidikan
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat rendah yaitu sebanyak 18 orang (47,4%).
diinterpretasikan bahwa dari 38 responden,
sebagian besar memiliki umur 0-30 tahun Tabel 5 : Data distribusi frekuensi
yaitu sebanyak 20 orang (52,6%) dan yang responden berdasarkan
berumur 31-60 tahun sebanyak orang 18 pekerjaan di RSIA Sitti
orang (47,4%). Fatiamah Makassar 2012
Pekerjaan Jumlah Persentase
Tabel 2 :
Data distribusi frekuensi Bekerja 21 55,3
responden berdasarkan Tidak bekerja 17 44,7
umur anak di RSIA Sitti Jumlah 38 100,0
Fatimah Makassar 2012 Sumber : Data Primer Agustus 2012
Umur Anak Jumlah Persentase Dari tabel 5 diatas menunjukkan
0-2 tahun 23 60,5 bahwa sebagian besar responden memiliki
3-5 tahun 15 39,5 pekerjaan yaitu sebanyak 21 orang (55,3%)
Jumlah 38 100,0 dan yang tidak memiliki pekerjaan yaitu
Sumber : Data Primer Agustus 2012 sebanyak 17 orang (44,,7%).

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat Tabel 6 :Data distribusi frekuensi


diinterpretasikan bahwa dari 38 responden, responden berdasarkan
sebagian besar berumur 0-2 tahun yaitu pendapatan di RSIA Sitti
sebanyak 23 orang (60,5%), dan yang Fatimah Makassar 2012
berumur 3-5 tahun sebanyak 15 orang Pendapatan Jumlah Persentase
(39,5%). Cukup 20 52,6
Rendah 18 47,4
Jumlah 38 100,0
Sumber : Data Primer Agustus 2012

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 3


Dari tabel 6 diatas menunjukkan kurang. Sedangkan pada kelompok
bahwa sebagian besar responden memiliki responden yang kurang aktif dalam
pendapatan cukup yaitu sebanyak 20 menstimulasi perkembangan anak balita
orang (52,6%) dan yang memiliki sebanyak 16 orang (42,1%), 14 orang
pendapatan kurang yaitu sebanyak 18 (36,8%) diantaranya memiliki
orang (47,4%). pengetahuan baik dan 2 orang (5,3%)
yang memiliki pengetahuan kurang.
Tabel 7 : Data distribusi frekuensi Dari hasil analisis SPPS dengan
responden berdasarkan peran menggunakan uji statistik Chi-square
ibu dalam menstimulasi koreksi Fishers exact-test, diperoleh p =
perkembangan anak balita (1-5 (0,040) < (0,05) yang menunjukkan
tahun) di RSIA Sitti Fatimah penolakan terhadap hipotesis nol (H0)
Makassar 2012 dan penerimaan terhadap hipotesis
Peran Ibu Jumlah Persentase alternatif (Ha). Sehingga dapat
Aktif 22 57,9 disimpulkan bahwa ada hubungan
Kurang aktif 16 42,1 antara pengetahuan dengan peran ibu
Jumlah 38 100,0 dalam menstimulasi perkembangan
Sumber : Data Primer Agustus 2012 anak balita (1-5 tahun ) di RSIA Sitti
Fatimah Makassar.
Dari tabel 7 diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar responden aktif b. Hubungan antara pendidikan dengan
dalam menstimulasi perkembangan anak peran ibu
balita (1-5 tahun) yaitu sebanyak 22 orang Tabel 9 : Hubungan antara pendidikan
(57,9%) dan yang kurang aktif sebanyak 16 dengan peran ibu dalam
orang (42,1%). menstimulasi perkembangan
anak balita (1-5 tahun ) di
2. Analisis Bivariat RSIA Siti Fatimah Makassar
Analisis ini dilakukan untuk 2012
mendapatkan penggambaran tentang Peran Ibu
hubungan antara variabel independen Pendidikan Aktif Kurang aktif
dengan varibel dependen. Adapun hasil
yang diperoleh sebagai berikut : N % N %
a. Hubungan antara pengetahuan dengan Tinggi 7 18,4 13 34,2
peran ibu Rendah 15 39,5 3 7,9
Tabel 8 : Hubungan antara
pengetahuan dengan Total 22 57,9 16 42,1
peran ibu dalam Uji Statistik Chi-square :
menstimulasi () = 0,05 p = 0,004 n = 38
perkembangan anak Sumber : Data Primer Agustus 2012
balita (1-5 tahun) di
RSIA Sitti Fatimah Dari tabel 9 diatas menunjukkan
Makassar 2012 bahwa, pada kelompok responden yang
Pengetahuan Peran Ibu aktif dalam menstimulasi perkembangan
anak balita sebanyak 22 orang (57,9%),
Aktif Kurang aktif
7 orang (18,4%) diantaranya memiliki
N % N %
pendidikan tinggi, dan 15 orang (39,5%)
Baik 12 31,6 14 36,8
yang tidak memiliki pendidikan rendah.
Kurang 10 26,3 2 5,3
Sedangkan pada kelompok responden
Total 22 57,9 16 42,1 yang kurang aktif dalam menstimulasi
Uji Statistik Chi-square : perkembangan anak balita sebanyak 16
() = 0,05 p = 0,040 n = 38
orang (42,1%), 13 orang (34,2%)
Sumber : Data Primer Agustus 2012
diantaranya memiliki pendidikan tinggi
dan 3 orang (7,9%) yang memiliki
Dari tabel 8 diatas menunjukan
pendidikan rendah.
bahwa, pada kelompok responden yang
Dari hasil analisis SPPS dengan
aktif dalam menstimulasi perkembangan
menggunakan uji statistik Chi-square
anak balita sebanyak 22 orang (57,9%),
koreksi Fishers exact-test, diperoleh p =
12 orang (31,6%) diantaranya memiliki
(0,004) < (0,05) yang menunjukkan
pengetahuan baik, dan 10 orang
penolakan terhadap hipotesis nol (H0)
(26,3%) yang memiliki pengetahuan
dan penerimaan terhadap hipotesis

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 4


alternatif (Ha). Sehingga dapat d. Hubungan antara pendapatan dengan
disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu
antara pendidikan dengan peran ibu Tabel 11 : Hubungan antara penda-
dalam menstimulasi perkembangan patan dengan peran ibu
balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah dalam menstimulasi per-
Makassar. kembangan anak balita (1-
5 tahun) di RSIA Siti
c. Hubungan antara pekerjaan dengan Fatimah Makassar 2012
peran ibu Peran Ibu
Tabel 10 : Hubungan antara pekerjaan Pendapatan Aktif Kurang aktif
dengan peran ibu dalam
menstimulasi perkembangan N % N %
anak balita (1-5 tahun) di Cukup 8 21,1 12 31,6
RSIA Siti Fatimah Makassar Kurang 14 36,8 4 10,5
2012
Total 22 57,9 16 42,1
Peran Ibu Uji Statistik Chi-square :
Pekerjaan Aktif Kurang aktif () = 0,05 p = 0,025 n = 38
Sumber : Data Primer Agustus 2012
N % N %
Bekerja 9 23,7 12 31,6 Dari tabel 11 diatas
Tidak bekerja 13 34,2 4 10,5 menunjukkan bahwa, pada kelompok
responden yang aktif dalam
Total 2 52,9 16 42,1
menstimulasi perkembangan anak balita
Uji Statistik Chi-square : sebanyak 22 orang (57,9%), 8 orang
() = 0,05 p = 0,052 n = 38
(21,1%) diantaranya memilki
Sumber : Data Primer Agustus 2012
pendapatan yang cukup, dan 14 orang
(36,8%) yang memiliki pendapatan
Dari tabel 10 diatas
kurang. Sedangkan pada kelompok
menunjukkan bahwa, pada kelompok
responden yang kurang aktif dalam
responden yang aktif dalam
menstimulasi perkembangan anak balita
menstimulasi perkembangan anak balita
sebanyak 16 orang (42,1%), 12 orang
sebanyak 22 orang (52,9%), 9 orang
(31,6%) diantaranya memiliki
(23,7%) diantaranya memiliki pekerjaan,
pendapatan yang cukup dan 4 orang
dan 13 orang (34,2%) yang tidak
(10,5%) yang memiliki pendapatan
memiliki pekerjaan. Sedangkan pada
kurang.
kelompok responden yang kurang aktif
Dari hasil analisis SPPS dengan
dalam menstimulasi perkembangan
menggunakan uji statistik Chi-square
anak balita sebanyak 16 orang (42,1%),
koreksi Fishers exact-test, diperoleh p =
12 orang (31,6%) diantaranya memiliki
(0,025) < (0,05) yang menunjukkan
pekerjaan dan 4 orang (10,5%) yang
penolakan terhadap hipotesis nol (H0)
tidak memiliki pekerjaan.
dan penerimaan terhadap hipotesis
Dari hasil analisis SPPS dengan
alternatif (Ha). Sehingga dapat
menggunakan uji statistik Chi-square
disimpulkan bahwa ada hubungan
koreksi Fishers exact-test, diperoleh p =
antara pendapatan dengan peran ibu
(0,052) < (0,05) yang menunjukkan
dalam menstimulasi perkembangan
penolakan terhadap hipotesis nol (H0)
anak balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti
dan penerimaan terhadap hipotesis
Fatimah Makassar
alternatif (Ha). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
PEMBAHASAN
antara pekerjaan dengan peran ibu
1. Hubungan antara pengetahuan dengan
dalam menstimulasi perkembangan
peran ibu dalam menstimulasi
anak balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti
perkembangan anak balita (1-5 tahun).
Fatimah Makassar.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan bahwa dari 38 responden, yang
aktif dalam menstimulasi perkembangan
anak balita sebanyak 22 orang (57,9%), 12
orang (31,6%) diantaranya memiliki
pengetahuan baik, dan 10 orang (26,3%)
yang memiliki pengetahuan kurang.

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 5


Sedangkan pada kelompok responden orang (42,1%), 13 orang (34,2%)
yang kurang aktif dalam menstimulasi diantaranya memiliki pendidikan tinggi dan
perkembangan anak balita sebanyak 16 3 orang (7,9%) yang memiliki pendidikan
orang (42,1%), 14 orang (36,8%) rendah.
diantaranya memiliki pengetahuan baik dan Berdasarkan analisis Chi-square
2 orang (5,3%) yang memiliki pengetahuan diproleh p = 0,004 sedangkan nilai =
kurang. 0,05. Terlihat probabilitas dibawah 0,05
Berdasarkan analisis Chi-square (0,004 < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha
diproleh p = 0,040 sedangkan nilai = diterima yang berarti bahwa ada hubungan
0,05. Terlihat probabilitas dibawah 0,05 antara pendidikan dengan peran ibu dalam
(0,040 < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha menstimulasi perkembangan anak balita
diterima yang berarti bahwa ada hubungan (1-5 tahu ) di RSIA Sitti Fatimah Makassar.
antara pengetahuan dengan peran ibu Semakin tinggi tingkat pendidikan
dalam menstimulasi perkekmbangan anak seseorang, maka semakin luas
balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah pengetahuan yang dimiliki, karena telah
Makassar. melalui proses belajar yang tidak didapat
Sesuai dengan hasil penelitian, pada tingkat sebelumnya. Dalam proses
ditemukan hubungan antara pengetahuan belajar akan terjadi perubahan ke arah
terhadap peran ibu dalam menstimulasi yang lebih baik, lebih matang dalam diri
perkembangan anak. Hal ini disebabkan individu ( Nothoatmodjo, 2003 ).
karena pengetahuan merupakan informasi Berdasarkan hasil penelitian dan
yang diperlukan ibu untuk mengatasi teori-teori yang telah dikemukakan diatas
masalah. Pengetahuan ibu mengenai maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan
stimulasi dan perkembangan sangat hubungan antara pendidikan terhadap
mempengaruhi pertumbuhan anak. peran ibu dalam menstimulasi
Semakin banyak informasi atau perkembangan anak.. Pendidikan ibu
pengetahuan ibu mengenai stimulasi dan mengenai stimulasi dan perkembangan
perkembangan anak maka anak akan lebih sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.
baik dalam pertumbuhannya Semakin tinggi pendidikan ibu mengenai
Hasil penelitian ini sejalan dengan stimulasi dan perkembangan anak maka
penelitian yang dilakukan Ermida Sumardi anak akan lebih baik.
tahun 2005 di rumah sakit dr. wahidin
sudirohusodo Makassar menyatakan 3. Hubungan antara pekerjaan dengan peran
bahwa baik pengetahuan seseorang maka ibu dalam menstimulasi perkembangan
mereka makin mudah untuk menyerap anak balita (1-5 tahun).
informasi dari berbagai pihak khususnya Berdasarkan hasil penelitian yang
informasi mengenai cara menstimulasi dilakukan bahwa dari 38 responden, yang
perkembangan anak. aktif dalam menstimulasi perkembangan
Dalam sebuah penelitian yang anak balita sebanyak 22 orang (52,9%), 9
dilakukan oleh Didin (1995) bahwa betapa orang (23,7%) diantaranya memiliki
pentingnya pengetahuan sesorang untuk pekerjaan, dan 13 orang (34,2%) yang
merubah perilaku, makin tahu tentang tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan pada
sesuatu maka seseorang akan lebih mudah kelompok responden yang kurang aktif
termotivasi untuk melakukan hal yang dalam menstimulasi perkembangan anak
positif balita sebanyak 16 orang (42,1%), 12
orang (31,6%) diantaranya memiliki
2. Hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan dan 4 orang (10,5%) yang tidak
peran ibu dalam menstimulasi memiliki pekerjaan.
perkembangan anak balita (1-5 tahun). Berdasarkan analisis Chi-square
Berdasarkan hasil penelitian yang diproleh p = 0,052 sedangkan nilai =
dilakukan bahwa dari 38 responden, yang 0,05. Terlihat probabilitas dibawah 0,05
aktif dalam menstimulasi perkembangan (0,052 < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha
anak balita sebanyak 22 orang (57,9%), 7 diterima yang berarti bahwa ada hubungan
orang (18,4%) diantaranya memiliki antara pekerjaan dengan peran ibu dalam
pendidikan tinggi, dan 15 orang (39,5%) menstimulasi perkembangan anak balita
yang tidak memiliki pendidikan rendah. (1-5 tahun ) di RSIA Sitti Fatimah
Sedangkan pada kelompok responden Makassar.
yang kurang aktif dalam menstimulasi Sesuai dengan hasil penelitian,
perkembangan anak balita sebanyak 16 ditemukan hubungan antara pekerjaan

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 6


terhadap peran ibu dalam menstimulasi karena pekerjaan merupakan sesuatu yang
perkembangan anak. Hal ini disebabkan harus dimiliki ibu untuk mengatasi masalah
karena pekerjaan merupakan kebutuhan tentang stimulasi dan perkembangan anak.
yang diperlukan ibu untuk mengatasi
masalah tentang stimulasi dan KESIMPULAN DAN SARAN
perkembangan anak. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang
4. Hubungan antara pendapatan dengan berhubungan dengan peran ibu dalam
peran ibu dalam menstimulasi menstimulasi perkembangan anak balita (1-5
perkembangan anak balita (1-5 tahun). tahun) di RSIA Sitti Fatimah Makassar, maka
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa :
dilakukan bahwa dari 38 responden, yang 1. Ada hubungan antara pengetahuan
aktif dalam menstimulasi perkembangan dengan peran ibu dalam menstimulasi
anak balita sebanyak 22 orang (57,9%), 8 perkembangan anak balita.
orang (21,1%) diantaranya memilki 2. Ada hubungan antara pendidikan dengan
pendapatan yang cukup, dan 14 orang peran ibu dalam menstimulasi
(36,8%) yang memiliki pendapatan kurang. perkembangan anak balita.
Sedangkan pada kelompok responden 3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan
yang kurang aktif dalam menstimulasi peran ibu dalam menstimulasi
perkembangan anak balita sebanyak 16 perkembangan anak balita.
orang (42,1%), 12 orang (31,6%) 4. Ada hubungan antara pendapatan
diantaranya memiliki pendapatan yang dengan peran ibu dalam menstimulasi
cukup dan 4 orang (10,5%) yang memiliki perkembangan anak balita.
pendapatan kurang.
Berdasarkan analisis Chi-square SARAN
diproleh p = 0,025 sedangkan nilai = Dengan memperhatikan hasil penelitian
0,05. Terlihat probabilitas dibawah 0,05 dan segala keterbatasan yang dimiliki peneliti,
(0,025 < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha maka peneliti mengajukan beberapa saran :
diterima yang berarti bahwa ada hubungan 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan
antara pendapatan dengan peran ibu mendalam terkait faktor-faktor yang
dalam menstimulasi perkekmbangan anak berhubungan dengan peran ibu dalam
balita (1-5 tahun) di RSIA Sitti Fatimah menstimulasi perkembangan anak
Makassar. sehingga didapatkan hasil yang benar-
Menurut Efendy (2000) benar faktual.
mengatakan bahwa besar kecilnya 2. Disarankan bagi pemerintah Kota
pendapatan seseorang dapat Makassar untuk lebih giat lagi melakukan
mempengaruhi kesejahteraan dan pendidikan kesehatan kepada
kemakmuran bahkan penghasilan yang masyarakat khususnya menyangkut
memadai dapat mempengaruhi berbagai peran ibu dalam menstimulasi
aspek kehidupannya. perkembangan anak
Berdasarkan hasil penelitian dan 3. Perlu peningkatan pengetahuan ibu
teori-teori yang telah dikemukakan diatas tentang mentimulasi perkembangan anak.
maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan Baik melalui penyuluhan langsung oleh
hubungan antara pendapatan terhadap petugas kesehatan maupun dengan
peran ibu dalam menstimulasi penyebaran leaflet/brosur mengenai cara
perkembangan anak. Hal ini disebabkan menstimulasi perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Angesti, R. (2010). Peran penting seorang ibu bagi perkembangan anak, diakses 25 April 2012,
<http://paudngesti.wordpress.com/2010/01/02/peran-penting-seorang-ibu-bagi-perkembangan-anak/>.

Arimurti, I. (2007). Tips menstimulasi anak bicara, diakses tanggal 15 April 2012,
<http://paudngesti.wordpress.com/2010/01/02/peran-penting-seorang-ibu-bagi-perkembangan-anak/>.

Aziz, A.H. (2008). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Salemba Medika : Jakarta.

Aziz, A.H. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Salemba Medika : Jakarta.

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 7


Bow, H. (2009). Dukungan sosial, diakses tanggal 4 April 2012, <http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-
dukungan-sosial.html>.

Depkes. (2005). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat
pelayanan kesehatan dasar. Bakti Husada : Jakarta.

Dinkes. (2008). Profil kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2007, diakses tanggal 7 April 2012, <http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/PROFIL-SULSEL-08.pdf>.

Hariweni, T. (2003). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja tentang stimulasi pada
pengasuhan anak balita, [e-book] diakses tanggal 4 April 2012,
<http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-tri%20hariweni.pdf>.

Heni, W. (2012). Peran ibu dalam keluarga, diakses tanggal 27 April 2012, <
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/77505/peran-ibu-dalam-keluarga>

Indrawati, A.Y. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan keluarga menstimulasi tumbuh
kembang bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Barandasi Kabupaten Maros. Skripsi tidak dipublikasikan.
PSIK FK UNHAS : Makassar.

Kania, N. (2006). Stimulasi tumbuh kembang anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, diakses
tanggal 7 April 2012, <Http://pustaka.unpad.ac.id. Kecerdasan.pdf>.

Kania, N. (2007). Stimulasi dini untuk mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas anak, [e-book], diakses
tanggal 5 April 2012,
<Http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/stmiluasi_kecerdasan_dan_kreativitas_anak.pd
f>.

Karyadi, A. (2010). Menyeimbangkan peran sebagai pribadi, istri dan ibu, diakses tanggal 6 April 2012,
<http://female.kompas.com/read/xml/2010/03/12/12381162/menyeimbangkan.peran.sebagai.pribadi.istri
.dan.ibu>.

Kusnandi, R. (2008). Pertumbuhan dan perkembangan anak, diakses tanggal 4 April 2012, <
http://www.aqilaputri.rachdian.com>.

Nadia, F. (2011). Cara menstimulasi potensi anak, diakses tanggal 27 April 2012,
<5.cara.menstimulasi.potensi.anak.html>.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Rineka Cipta : Jakarta.

Nurjaya, O. (2006). Peranan stimulasi dini pada perkembangan kognitif bayi, diakses tanggal 7 April 2012,
<http://rsudbima.wordpress.com/2009/03/09/101/>.

Pandji Anoraga. (1998). Psikologi Kerja. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Suryanti. (2010). Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak, diakses tanggal 10 April 2012,
<http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/18716/Ciri-ciri-pertumbuhan-dan-perkembangan-
anak>.

Satmoko. (2009). Stimulasi perkembangan anak, diakses tanggal 7 April 2012,


<http://klinikanaksatmoko.com/2009/10/stimulasi-perkembangan-anak.html>.

Supartini, Y. (2002). Konsep dasar keperawatan anak. EGC : Jakarta.

Uttiek, B. (2006). Main mata sama bunda, diakses tanggal 10 April 2012, <http://www.mail-archive.com/milis-
nakita@news.gramedia-majalah.com/msg04176.html>.

Wikipedia. Pengertian balita, diakses tanggal 13 April 2012, <http://Balita.htm/.html>.

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 8

Anda mungkin juga menyukai