JURUSAN GIZI
2018
A. Latar Belakang
Pada pasien pasca bedah, penatalaksanaan nutrisi sering dilupakan, padahal pasien
masih puasa, masih perlu penambahan kalori akibat stres metabolisme yang terjadi.
Penatalaksanaan nutrisi adalah prioritas untuk mengurangi kehilangan gizi selama periode
hipermetabolisme dan mempercepat proses penyembuhan.
Pengaruh operasi terhadap metabolisme pasca-operasi tergantung berat ringannya
operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan
pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah operasi sering terjadi
peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih
pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka
tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan
energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan
vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien
Namun pada kenyataannya pengaturan kebutuhan nutrisi pada pasien pasca bedah
sering dilupakan. Untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi misalnya,
dibutuhkan nutrisi yang mengandung protein tinggi sehingga proses penyembuhan luka akan
semakin cepat. Dan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasca
mengalami operasi, diperlukan asupan cairan yang sesuai. Oleh karena itu, klien pasca
operasi dan keluarga perlu untuk mengetahui nutrisi yang dibutuhkan klien pasca menjalani
operasi.
B. Karakteristik sasaran
Pasien bedah yang menjalani rawat jalan di poli bedah RS Tk.II dr. Soepraoen, Malang
sebagian besar setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Maka dari itu, sasaran PKRS
untuk poli bedah adalah keluarga dan pasien. Diharapkan dengan diadakannya PKRS
mengenai diet post operasi kepada keluarga pasien, mereka dapat membantu meningkatkan
dan mempertahankan asupan makan pasien sehingga tercapai status gizi optimal dan pasien
dapat melakukan aktivitas normal.
C. Masalah gizi dominan
Masalah yang sering ditemui pada pasien bedah adalah status gizi pasien yang termasuk
gizi kurang. Hal ini disebabkan pasca bedah pasien masih perlu puasa, masih perlu
penambahan kalori akibat stres metabolisme sehingga menurunkan nafsu makan dan asupan
pasien.
D. Akar masalah
F. Materi PKMRS
Diet yang disarankan untuk pasien pasca bedah
Diet yang disarankan adalah :
b. Pasca-operasi besar
Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya
1. Jenis diet pasca bedah
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
2.Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja.
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis,
atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup,
susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang
diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan
parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya
kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan
minuman yang mengandung karbondioksida.
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral
bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan
minuman yang mengandung karbondioksida.
d. Diet Pasca-Bedah IV
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan.
Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C
2. Bila mual:
Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
Sajikan ketika masih hangat
Sebelum makan, minum air hangat
Hindari makanan dengan berbumbu tajam
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai Pasca Bedah
2. Meningkatkan pengetahuan tentang contoh bahan makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien Pasca
Bedah
3. Sasaran Keluarga pasien dan Pasien
4. Waktu 1 x 45menit
5. Tempat Ruang tunggu Poli Bedah
6. Metode Ceramah dan diskusi
7. Alat bantu/media Booklet
8. Kisi-kisi materi 1. Gambaran umum Pasca Operasi
2. Gambaran umum pasien Pasca Operasi
3. Contoh bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk pasien pasca operasi
4.
9. Lembar tugas -
10. Rincian kegiatan 1. Persiapan (5 menit)
2. Pembukaan (2 menit)
3. Pre test (3 menit)
4. Sesi edukasi dan diskusi (20 menit)
5. Sesi tanya jawab dan kesimpulan (5 menit)
6. Post test (3 menit)
7. Penutup (2 menit)
11. Referensi
12. Evaluasi Pre-test:
Diberikan 5 pernyataan mengenai materi dengan pilihan setuju dan
tidak setuju. Kemudian peserta akan menjawab setuju atau tidak
setuju.
Post-test:
Diberikan 5 pernyataan yang sama saat pre-test, dengan pilihan
setuju dan tidak setuju. Kemudian peserta akan menjawab setuju
atau tidak setuju.
Soal pre-test/post-test:
1.
13. Indikator Peningkatan jumlah peserta yang tepat dalam menjawab post-test
keberhasilan meningkat sebanyak 20% dibandingkan saat pre-test.
Lembar Pre/Post-test
Nama peserta:
Jawaban
(beri tanda centang pada kolom pilihan
No. Pernyataan
anda)
Setuju Tidak Setuju
1.
2.
3.
4.
5.