Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL ILL

“BEDAH”

Oleh Kelompok 2 :
Asmiatul Hudaya Norhasanah
Dwi Amalia Lestari Rahmat Hidayat
Eka Rusliana Rida Fitria
Khairunnisa Siska Yusfarini
Meylan Indah Puspitasari
Pengertian Pembedahan
• Pembedahan didefinisikan sebagai prosedur operasi yang
digunakan untuk mendiagnosis, memperbaiki, atau mengobati
organ atau jaringan.
• Pembedahan dapat lebih lanjut sesuai dengan keseriusan
prosedur (major atau minor), kebutuhan (elektif atau darurat),
atau tujuan khusus dari prosedur (diagnostik, eksisi, paliatif,
rekonstruktif, atau transplantasi).
Pra Bedah
• Pra bedah atau Praoperasi merupakan masa
sebelum dilakukannya tindakan pembedahan
yang dimulai sejak ditentukannya persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pasien
berada di meja bedah.
• Diet Pre bedah adalah pengaturan makanan
yang diberikan kepada pasien yang akan
mengalami pembedahan.
Pasca Bedah
• Pasca bedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah
dilakukannya pembedahan yang dimulai sejak pasien
memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.
• Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang
diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan.
Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
• Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau
pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi
yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam
pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang
optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Penyebab Pembedahan
Banyak prosedur bedah tidak menimbulkan risiko gizi. Tidak ada
yang kurang, jika pasien memasuki operasi malnutrisi atau
kelebihan gizi, atau jika prosedur bedah akan mengganggu proses
gizi normal, individu akan berada pada risiko gizi pasca operasi.
Usia dan diagnosis yang bersamaan akan memiliki perjanjian pada
hasil dan pemulihan dari prosedur pembedahan. Malnutrisi
meningkatkan risiko komplikasi postoperatif yang paling umum,
termasuk dehiscence luka (pembukaan luka yang tidak benar
setelah penutupan jahitan) dan infeksi.
Lanjutan...
Skrining dan alat prognostik telah dikembangkan untuk
mengidentifikasi pasien-pasien tersebut kemungkinan besar akan
berada pada risiko gizi (lihat bab 3). Perubahan berat badan, dan
protein C-reaktif telah dikuantifikasi untuk diprediksi dalam sejumlah
penelitian. Salah satunya, The National VA Surgical Risk Study,
mengevaluasi hubungan dari sejumlah karakteristik untuk komplikasi
dan tingkat kematian lebih dari 50.000 pasien bedah. Para 2 peneliti ini
menemukan bahwa albumin pra operasi adalah prediktor komplikasi
dan mortalitas yang lebih baik daripada karakteristik lain seperti usia,
merokok, dan nilai laboratorium lainnya.
Penyebab Pra dan Pasca Bedah
1. Pembedahan diagnostik, ditujukan untuk menentukan
sebab terjadinya gejala dari penyakit, seperti biopsy,
eksplorasi, dan laparatomi.
2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian
dari penyakit, misalnya pembedahan apendiktomi.
3. Pembedahan restorative, dilakukan untuk memperbaiki
deformitas atau menyambung daerah yang terpisah.
4. Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala
tanpa menyembuhkan penyakit.
5. Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki
bentuk bagian tubuh seperti rhinoplasti.
Macam–macam Penyakit yang
Membutuhkan Pembedahan
1. Penyakit yang paling utama
membutuhkan pembedahan adalah
penyakit saluran cerna, jantung, ginjal,
saluran pernapasan dan tulang.
2. Penyakit penyerta yang dialami,
misalnya penyakit diabetes melitus,
jantung, dan hipertensi.
Hasil Laboratorium/Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum
pelaksanaan bedah adalah radiografi thoraks, kapasitas
vital, fungsi paru, dan analisis gas darah pada pemantauan
sistem respirasi, kemudian pemeriksaan elektrokardiogram,
darah, leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit,
pemeriksaan air kencing, albumin blood urea nitrogen
(BUN), kreatinin, dan lain-lain untuk menentukan gangguan
sistem renal dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya
untuk mendeteksi gangguan metabolisme.
Penatalaksanaan Penyakit (Pengobatan)
Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan
obat-obatan pre medikasi untuk memberikan kesempatan pasien
mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Obat- obatan premedikasi yang
diberikan biasanya adalah valium atau diazepam. Antibiotik profilaksis
biasanya di berikan sebelum pasien di operasi. Antibiotik profilaksis yang
diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama
tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di berikan 1- 2 jam
sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2- 3 kali. Antibiotik
yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1 gram dan lain-lain sesuai
indikasi pasien.
Lanjutan...
Obat-obat yang sering digunakan dalam premedikasi adalah
obat antikolinergik, obat sedatif (penenang) dan obat analgetik
narkotik (penghilang nyeri). Karena khasiat obat premedikasi
yang berlainan tersebut, dan praktik sehari-hari dipakai
kombinasi beberapa obat untuk mendapat hasil yang diinginkan
Manifestasi Klinis
• Anestesi umum dapat menyebabkan ileus pasca operasi (ack of motility),
kelumpuhan umum pada saluran gastrointestinal. Resolusi ileus umumnya
terjadi dalam 24-48 jam, yaitu menunggu pada jenis prosedur. Secara
tradisional, pasien telah dikeluarkan dari makan atau minum sampai ileus
teratasi, dan produksi gas atau usus adalah tanda resolusi ileus.
• Banyak pasien tidak dapat menahan penurunan berat badan tambahan
jika mereka telah memasuki operasi dengan adanya defisit nutrisi.
Penurunan berat badan lebih lanjut dapat meningkatkan kemungkinan
komplikasi dan memperpanjang masa tinggal di rumah sakit.
Memungkinkan pasien untuk makan segera setelah desakan karena
mungkin dan aman untuk melakukannya.
Penatalaksanaan Diet
Jenis Diet, Bentuk Makanan dan lama
Pemberian Diet
a. Pra bedah
Pemberian diet pra bedah yang harus
diperhatikan didalam pemberian Diet Pra
Bedah ialah tergantung pada :
1. Keadaan umum pasien
2. Macam Pembedahan
3. Sifat operasi
4. Macam penyakit
Lanjutan...
Indikasi diet pra bedah Sesuai dengan jenis
dan sifat pembedahan, Diet Pra Bedah diberikan
dengan indikasi sebagai berikut :
1. Pra bedah darurat atau cito, sebelum
pembedahan tidak diberikan diet tertentu
2. Pra bedah berencana atau elektif.
Lanjutan...
b. Pasca Bedah
1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien
pascabedah :Pasca-bedah kecil setelah sadar
dan rasa mual hilang, Pasca-bedah besar
setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada
tanda-tanda usus mulai bekerja.
2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien
pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
Lanjutan...
3. Diet Pasca-bedah III (DPB III)
DPB III diberikan kepada pasien pascabedah
besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari DPB II.
4. Diet Pasca-bedah IV (DPB IV)
DPB IV diberikan kepada pasien
pascabedah kecil setelah Diet Pasca Bedah I,
dan pada pasien pasca bedah besar setelah
Diet Pasca Bedah III.
Tujuan Diet
Pra Bedah Pasca Bedah
Untuk mengusahakan agar Untuk mengupayakan agar
status gizi pasien dalam keadaan status gizi pasien segera kembali
optimal pada saat pembedahan, normal, untuk mempercepat
sehingga tersedia cadangan proses penyembuhan dan
untuk mengatasi stres dan meningkatkan daya tahan tubuh
penyembuhan luka. pasien.
Syarat Diet Pra Bedah
a. Energi
1. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan
sebanyak 40-45 kkal/kg BB
2. Bagi pasien yang status gizi lebih diberikan
sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi
normal
3. Bagi pasien yang status gizi baik diberikan sesuai
dengan kebutuhan energi normal ditambah faktor
stres sebesar 15% dari AMB (Angka Metabolisme
Basal)
4. Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi
diberikan sesuai dengan penyakitnya.
Lanjutan...
b. Protein
1. Bagi pasien yang status gizi kurang,
anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl)
diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
2. Bagi pasien yang ststus gizi baik atau
kegemukan diberikan protein normal 0,8-1
g/kg BB.
3. Bagi pasien dengan penyakit tertentu
diberikan sesuai dengan penyakitnya.
Lanjutan...
c. Lemak cukup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total.
Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai
dengan penyakitnya.
d. Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total
untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai dengan
penyakitnya.
e. Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu
ditambahkan dalam bentuk suplemen.
f. Mineral cukup, bila perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.
g. Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran
cerna atau klisma, sehingga tidak menggangu proses
pembedahan (tidak buang air besar atau kecil dimeja
operasi).
Syarat Diet Pasca Bedah
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan
kemampuan dan kebiasaan makan penderita.
6. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan
secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan
biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung
pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :
• Pasca Bedah Kecil, Makanan diusahakan secepat
mungkin kembali seperti biasa atau normal.
• Pasca Bedah Besar, Makanan diberikan secara berhati-
hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya.
Rencana dan Evaluasi Pra dan
Pasca Bedah
a. Pra Bedah
1. Rencana Tindakan
Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut,
dapat dilakukan persiapan psikologis pada pasien
melalui pendidikan kesehatan, penjelasan tentang
peristiwa yang mungkin akan terjadi, seterusnya.
Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau
cedera lainnya dapat dilakukan dengan persiapan
prabedah seperti diet, persiapan perut, kulit,
persiapan bernapas dan latihan batuk, persiapan
latihan kaki, latihan mobilitas, dan lain-lain.
Lanjutan...
2. Persiapan Diet
Pasien boleh menerima makanan biasa sehari
sebelum bedah, tetapi 8 jam sebelum bedah tidak
diperbolehkan makan, sedangkan cairan tidak
diperbolehkan 8 jam sebelum bedah, sebab makanan
atau cairan dalam lambung dapat menyebabkan
terjadinya aspirasi.
3. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam memahami
masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intra dan
pascabedah. Tidak ada tanda kecemasan, ketakutan,
serta tidak ditemukannya risiko komplikasi pada infeksi
atau cedera lainnya.
Lanjutan...
b. Pasca Bedah
1. Rencana Tindakan
a. Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk
mengurangi rasa nyeri yang dapat dilakukan dengan
cara merawat luka dan memperbaiki asupan
makanan yang tinggi protein dan vitamin C.
b. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan
cara latihan napas, yakni tarik napas yang dalam
dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik,
kemudian hembuskan.
c. Mempertahankan sirkulasi, dengan cara
menggunakan stocking pada pasien yang berisiko
tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk
terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada
tempat duduk guna memperlancar vena balik.
Lanjutan...
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan cara memberikan cairan sesuai
dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan
dan output serta mempertahankan nutrisi yang
cukup.
e. Mempertahankan eliminasi dengan cara
mempertahankan asupan dan out put serta
mencegah tejadnya retensi urine.
f. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan
memperkuat otot sebelum ambulatory.
g. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan
komunikasi secara terapeutik.
Lanjutan...
2. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah pascabedah
secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status
kesehatan, seperti adanya peningkatan
proses penyembuhan luka, sistem respirasi
yang sempurna, sistem sirkulasi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem
eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan
tanda kecemasan lanjutan.
Penanganan Pasca Operasi
Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh
ditinggalkan sampai ia sadar harus dijaga supaya jalan
pernapasan tetap bebas. Pada umunya, setelah dioperasi,
penderita ditempatkan dalam ruang pulih (recovery room)
dengan penjagaan terus-menerus sampai ia sadar. Selama
beberapa hari sampai dianggap tidak perlu lagi, suhu, nadi,
tensi, dan dieresis harus diawasi terus-menerus. Sesudah
penderita sadar, biasanya ia mengeluh kesakitan.
Intervensi Nutrisi
Para ahli bedah dan ahli diet terdaftar akan merekomendasikan
perkembangan untuk pemberian makan pasca operasi secara
individual. Disarankan, meskipun, bahwa pasien harus berkembang
(NPO) ke makanan padat secepat mungkin. Dalam uji coba secara acak
dari 96 pasien yang menjalani operasi perut besar, pasien
mentoleransi kemajuan ke makanan padat setelah percobaan awal 500
ml cairan jernih "Penelitian dan meta-analisis terbaru mendukung
kemajuan pada makanan padat setelah operasi tanpa transisi
tradisional dari cairan jernih hingga penambahan makanan padat yang
lambat.
Kesimpulan
Diet tindakan bedah itu terdiri dari 2 yaitu diet tindakan pra bedah
dan diet tindakan pasca bedah . Tujuan diet pra bedah adalah untuk
mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan,sehinggan tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan
penyembuhan luka. Sedangkan tujuan dari diet pasca bedah ialah untuk
mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien dengan cara memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein),
menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan gizi lain, dan
memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Lanjutan...
Pembedahan terdiri dari 2 macam yaitu bedah minor dan
bedah mayor. Dan operasi terdiri dari 2 sifat yaitu bersifat segera
dalam keadaan darurat atau cito dan bersifat berencana atau
elektif. Macam-macam penyakit yang membutuhkan
pembedahan yaitu antara lain penyakit yang paling utama
membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna,
jantung, ginjal, saluran pernapasan dan tulang serta penyakit
penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus,
jantung, dan hipertensi.
Lanjutan...
Indikasi Diet Pasca Bedah ini terbagi atas 4 yaitu Diet Pasca Bedah I (DPB I),
Diet Pasca Bedah II ( DPB II), Diet Pasca Bedah III (DPB III), dan Diet Pasca Bedah IV
(DPB IV). Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi
pasien dalam keadaan khusus seperti koma, terbakar, gangguan psikis. Makanan
harus diberikan lewat pipa lambung (enteral) atau Naso Gastrik Tube (NGT).
Sedangkan Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum ialah dengan cara makanan
diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan
tidak merangsang jejenum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes
demi tetes secara perlahan ,aga tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini juga
diberikan pada waktu yang singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat
besi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai