Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI

GIZI PADA PENYEMBUHAN LUKA DI POLI BEDAH

RUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN MALANG

Oleh:

Rizki Khorin Nisa 145070301111014

Clararida Riawan 145070307111001

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

JURUSAN GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
A. Latar Belakang
Pada pasien pasca bedah, penatalaksanaan nutrisi sering dilupakan, padahal pasien
masih puasa, masih perlu penambahan kalori akibat stres metabolisme yang terjadi.
Penatalaksanaan nutrisi adalah prioritas untuk mengurangi kehilangan gizi selama periode
hipermetabolisme dan mempercepat proses penyembuhan.
Pengaruh operasi terhadap metabolisme pasca-operasi tergantung berat ringannya
operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan
pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah operasi sering terjadi
peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih
pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka
tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan
energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan
vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien
Namun pada kenyataannya pengaturan kebutuhan nutrisi pada pasien pasca bedah
sering dilupakan. Untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi misalnya,
dibutuhkan nutrisi yang mengandung protein tinggi sehingga proses penyembuhan luka akan
semakin cepat. Dan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasca
mengalami operasi, diperlukan asupan cairan yang sesuai. Oleh karena itu, klien pasca
operasi dan keluarga perlu untuk mengetahui nutrisi yang dibutuhkan klien pasca menjalani
operasi.

B. Karakteristik sasaran
Pasien bedah yang menjalani rawat jalan di poli bedah RS Tk.II dr. Soepraoen, Malang
sebagian besar setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Maka dari itu, sasaran PKRS
untuk poli bedah adalah keluarga dan pasien. Diharapkan dengan diadakannya PKRS
mengenai diet post operasi kepada keluarga pasien, mereka dapat membantu meningkatkan
dan mempertahankan asupan makan pasien sehingga tercapai status gizi optimal dan pasien
dapat melakukan aktivitas normal.
C. Masalah gizi dominan
Masalah yang sering ditemui pada pasien bedah adalah status gizi pasien yang termasuk
gizi kurang. Hal ini disebabkan pasca bedah pasien masih perlu puasa, masih perlu
penambahan kalori akibat stres metabolisme sehingga menurunkan nafsu makan dan asupan
pasien.

D. Akar masalah
Pasca operasi pasien umumnya masih dalam keadaan lemas efek anastesi sehingga
asupan oral belumadekuat. Pada saat setelah operasi dan sedang tahap penyembuhan luka,
beberapa anggapan bahwa pasien dilarang mengkonsumsi makanan sumber protein karena
dikhawatirkan luka pasca operasi tidak kering dan tidak sembuh. Sehingga diperlukan edukasi
terkait diet yang dibutuhkan pasca operasi.

E. Tujuan dan sasaran


 Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang Diet untuk Pasca Bedah di poli
Bedah
 Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai diet pasca bedah
2. Meningkatkan pengetahuan tentang contoh bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk pasien Pasca Bedah
 Sasaran: keluarga dan pasien.

F. Materi PKMRS
1. Apa itu diet pasca operasi?
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
2. Tujuan dari diet pasca operasi
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
d. Mencegah dan menghentikan perdarahanSebagai sumber pembangunan (lauk
pauk dan susu)
Sebagai sumber pengatur (sayuran dan buah)

3. Diet yang disarankan untuk pasien pasca bedah


Diet yang disarankan adalah :

 Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi


 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
 Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
 Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
 Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan
kebiasaan makan penderita.

4. Syarat Diet Pasca Bedah:


Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan
keadaan pasien, seperti :
 Pasca-operasi kecil
Pasca operasi kecil merupakan operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang
mempunyai resiko komplikasi lebih kecil dibandingkan operasi besar. Contoh :
operasi katarak, amandel, operasi gigi. Untuk makanan diusahakan secepat
mungkin kembali seperti biasa atau normal
 Pasca-operasi besar
Pasca operasi besar merupakan operasi yang melibatkan organ tubuh secara
luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi. Contoh : operasi struma, operasi
batu ginjal, operasi syaraf. Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan
dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

5. Jenis diet pasca bedah


Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :

1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang

2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda
usus mulai bekerja.

Cara Memberikan Makanan :


Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih,
teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini
diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi.
Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)


Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna
atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan :

Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup,
sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak
tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien.
Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan
untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak
boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.

c. Diet Pasca-Bedah III


Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna
atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II
Cara Memberikan Makanan :

Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan


biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat
memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan
adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.

d. Diet Pasca-Bedah IV

Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :


1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan :
Makanan yang diberikan berupa makanan berupa makanan biasa seperti
nasi tim dan lauk tinggi energy dan tinggi protein. Makanan diberikan berupa
makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan
selingan.
1. Diet Pasca-Bedah V
Diet pasca bedah v merupakan perpindahan dari makanan pasca-bedah IV.
Diberikan kepada pasien dengan kapasitas lambung dan usus yang terbatas,
seperti pada penyakit saluran cerna.
Cara Memberikan Makanan :
Makanan diberikan sebagai makanan lunak yang dibagi dalam 6 kali makan
dalam porsi kecil yang sama.
6. Makanan Yang Dihindari
a. Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol
b. Kencing manis mengurangi konsumsi gula
c. Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang
atau seafood harus di hindari.
B. PERANAN ZAT GIZI DALAM Penyembuhan Luka PASCA BEDAH
1. Penyembuhan luka
Suatu kualitas dari kehidupan jaringan yang berhubungan dengan proses
pembentukan kembali jaringan tubuh (Konzier, 1995).
2. Zat Gizi yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka
Pada pasien pasca operasi dianjurkan dengan
Prinsip Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
yaitu diet yang mengandung kalori dan protein diatas kebutuhan normal. Diet
diberikan dalam bentuk Makanan Biasa ditambah bahan makanan sumber protein
tinggi seperti susu, telur, daging. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup
nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
 Tinggi Kalori
Bahan makanan yang dapat menghasilkan energi / tenaga
 Zat Gizi Makro
Protein: dapat membantu memperbaiki jaringan tubuh yang luka akibat proses
katabolisme, membangun jaringan baru, dan membantu pembentukan antibodi
 Zat Gizi Mikro:
 Zn dapat berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh untuk mencegah adanya
infeksi dan membantu dlam proses penyembuhan luka
 Fe dapat membantu dalam pembentukan darah dan mencegah anemia
dimana fungsinya bekerja sama dengan protein (terutama protein hewani)
dan vitamin C.
 Vitamin A,Vitamin E, dan Vitamin C dapat berperan sebagai antioksidan
dalam melindungi dari oksidari oleh radikal bebas, dapat membantu
memelihara sistem daya tahan tubuh dan vitamin C punya peranan penting
untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.

b. Sumber bahan makanan yang dibutuhkan


 Zat gizi Makro
Protein: daging sapi, telur ayam, ikan bandeng, ikan mujaer, hati ayam, daging
ayam, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau.
 Zat Gizi Mikro:
 Zn: sumber protein seperti ikan, kerang, daging ayam, hati ayam, dan
daging sapi, kacang-kacangan dan biji-bijian,
 Fe: daging sapi, ikan, dan unggas, kacang kedelai, sayur daun hijau (bayam,
kangkung).
 Vitamin A: hati ayam, susu dan produk susu, mentega dan telur, sayur atau
buah yang berwarna kuning-orange contohnya, wortel, pepaya, semangka
dedaunan yang berwarna hijau tua (bayam, daun singkong).
 Vitamin E: minyak sayur margarin, buah-buahan dan sayuran,
 Vitamin C: jambu biji, jeruk manis
c. Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka
 Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein, Zinc, Zat besi,
Vitamin A, Vitamin E, dan vitamin C.
 Bila mual:
 Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
 Sajikan ketika masih hangat
 Sebelum makan, minum air hangat
 Hindari makanan dengan berbumbu tajam
3. Mitos Dan Fakta Terkait Makanan Pasca Operasi

Mitos Ikan Ikan belut sangat dianjurkan dikonsumsi agar luka cepat sembuh
Fakta Ikan Protein sangat penting untuk penyembuhan luka. Salah satunya
ikan belut adalah sumber utama protein sama dengan ikan
lainnya.

Makanan semua jenis sumber protein yang cukup seperti ikan,


ayam, daging dan kacang-kacangan agar luka cepat sembuh.
Mitos Telur Telur akan menyebabkan luka menjadi gatal, bernanah dan
lambat sembuh

Fakta Telur Telur adalah salah satu sumber protein yang kaya akan vitamin
dan mineral. Seperti halnya ikan.
Hindari telur jika ada alergi

Mitos Ayam Hindari daging ayam betina setelah operasi


Fakta Daging Daging ayam adalah salah satu sumber protein dan tidak ada
larangan untuk mengkonsumsinya setelah pembedahan

Mitos Buah- Buah-buahan dan Sayuran tidak dianjurkan setelah operasi


buahan dan karena dikhawatirkan elemen dingin di dalamnya akan
sayuran memperlambat proses penyembuhan luka
Fakta Buah- Buah-buahan dan sayuran kaya akan vitamin dan garam mineral
buahan dan yang membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
sayuran
a. Buah jeruk, jambum anggur kaya akan dengan vitamin C
membantu dalam penyerapan zat besi
b. Sayuran berdaun hijau seperti bayam dan sawi kaya dengan
vitamin K membantu proses penyembuhan luka
G. Metode PKMRS
Ceramah dan diskusi
H. Alat bantu
Booklet Gizi Pasca Operasi
I. Rencana evaluasi
 Metode: Pre-post test (dengan setuju atau tidak setuju)
 Frekuensi: Sebelum dan sesudah edukasi
 Target: Peningkatan jumlah peserta yang tepat dalam menjawab post-test meningkat
sebanyak 20% dibandingkan saat pre-test.
 Pre-test:
Diberikan 5 pernyataan mengenai materi dengan pilihan setuju atau tidak setuju.
Kemudian peserta akan menjawab setuju atau tidak setuju.
 Post-test:
Diberikan 5 pernyataan yang sama saat pre-test, dengan pilihan setuju dan tidak
setuju. Kemudian peserta akan menjawab setuju atau tidak setuju.

 Soal pre-test/post-test:
1. Pemberian makanan pasca operasi diberikan secara bertahap sesuai jenis
operasi yang dilakukan (SETUJU)
2. Tujuan dari diet pasca bedah adalah untuk mempercepat proses penyembuhan
dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien (SETUJU)
3. Zat gizi yang perlu diperhatikan pasca operasi dengan prinsip tinggi kalori dan
protein (SETUJU)
4. Mengkonsumsi tinggi protein setelah operasi akan memperlama proses
penyembuhan pada luka karena luka tidak kering (TIDAK SETUJU)
5. Jenis diet pasca bedah saluran cerna diberikan tahapan makanan cair kental
terlebih dahulu (SETUJU)

J. Rencana jadwal pelaksanaan


Hari/Tanggal: Senin, 12 Maret 2018
Tempat: Ruang tunggu poli Bedah
Durasi: ± 45 menit
K. Daftar pustaka (referensi)
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Catharin Collins. 2006. Nutrition and wound care. Clinical Nutrition Highlight
Departemen Gizi Masyarakat FEMA. 2015. Fungsi, Kebutuhan Zat Gizi dan Pangan.
Institut Pertanian Bogor.
Joseph A Molner. 2007. Nutrition and Wound Healing
Malaysia Dietary Guidelines. 2010. Ministry of Health Malaysia
Ramadhan. 2013. Karakterisasi In Vitro Dan In Vivo Komposit Alginat – Poli Vinil Alkohol
– Zno Nano Sebagai Wound Dressing Antibakteri. Universitas Airlangga.
Said, S., Taslim N.A., Bahar, B. 2013. Gizi dan Penyembuhan Luka. Makassar: Indonesia
Academic Publishing.
T Wild et al. 2010. Basic in Nutrition and Wound Healing Review Article. Nutrition; 26(9);
862-966
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Judul Diet Paca Bedah


2. Tujuan Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang Diet untuk
Pasien Pasca Bedah

Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai Pasca Bedah
2. Meningkatkan pengetahuan tentang contoh bahan makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien Pasca
Bedah dan penyembuhan luka
3. Sasaran Keluarga pasien dan Pasien
4. Waktu 1 x 45menit
5. Tempat Ruang tunggu Poli Bedah
6. Metode Ceramah dan diskusi
7. Alat bantu/media Booklet
8. Kisi-kisi materi 1. Gambaran umum pasca operasi
2. Tujuan diet pasca operasi
3. Syarat diet pasca operasi
4. Jenis diet pasca operasi
5. Contoh bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk pasien pasca operasi
6. Zat gizi yang diperhatikan dalam penyembuhan luka
7. Contoh bahan makanan yang dibutuhkan dan dianjurkan untuk
penyembuhan luka
8. Mitos dan fakta di masyarakat
9. Lembar tugas -
10. Rincian kegiatan 1. Persiapan (5 menit)
2. Pembukaan (2 menit)
3. Pre test (3 menit)
4. Sesi edukasi dan diskusi (20 menit)
5. Sesi tanya jawab dan kesimpulan (5 menit)
6. Post test (3 menit)
7. Penutup (2 menit)
11. Referensi Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Catharin Collins. 2006. Nutrition and wound care. Clinical Nutrition
Highlight
Departemen Gizi Masyarakat FEMA. 2015. Fungsi, Kebutuhan Zat
Gizi dan Pangan. Institut Pertanian Bogor.
Joseph A Molner. 2007. Nutrition and Wound Healing
Malaysia Dietary Guidelines. 2010. Ministry of Health Malaysia
Ramadhan. 2013. Karakterisasi In Vitro Dan In Vivo Komposit
Alginat – Poli Vinil Alkohol – Zno Nano Sebagai Wound
Dressing Antibakteri. Universitas Airlangga.
Said, S., Taslim N.A., Bahar, B. 2013. Gizi dan Penyembuhan Luka.
Makassar: Indonesia Academic Publishing.
T Wild et al. 2010. Basic in Nutrition and Wound Healing Review
Article. Nutrition; 26(9); 862-966

12. Evaluasi Pre-test:


Diberikan 5 pernyataan mengenai materi dengan pilihan setuju dan
tidak setuju. Kemudian peserta akan menjawab setuju atau tidak
setuju.

Post-test:
Diberikan 5 pernyataan yang sama saat pre-test, dengan pilihan
setuju dan tidak setuju. Kemudian peserta akan menjawab setuju
atau tidak setuju.

Soal pre-test/post-test:
1. Pemberian makanan pasca operasi diberikan secara bertahap
sesuai jenis operasi yang dilakukan (SETUJU)
2. Tujuan dari diet pasca bedah adalah untuk mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien (SETUJU)
3. Zat gizi yang perlu diperhatikan pasca operasi dengan prinsip
tinggi kalori dan protein (SETUJU)
4. Mengkonsumsi tinggi protein setelah operasi akan
memperlama proses penyembuhan pada luka karena luka tidak
kering (TIDAK SETUJU)
5. Jenis diet pasca bedah saluran cerna diberikan tahapan
makanan cair kental terlebih dahulu (SETUJU)
13. Indikator Peningkatan jumlah peserta yang tepat dalam menjawab post-test
keberhasilan meningkat sebanyak 20% dibandingkan saat pre-test.

Lembar Pre/Post-test

Nama peserta:

Jawaban
(beri tanda centang pada kolom pilihan
No. Pernyataan
anda)
Setuju Tidak Setuju
1.
2.
3.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai