Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah “Pengembangan Resep dan Formula Makanan Pasca
Bedah”.

Dalam penulisan makalah ini banyak menghadapi kesulitan dan hambatan


tetapi berkat dorongan dan dukungan dari teman-teman, sehingga kesulitan dan
hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan
para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah
masih banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah kepada perbaikan isi
makalah ini sangat penulis harapkan.

Padang, April 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Diet Pasca bedah......................................................................3

B. Tujuan Diet..................................................................................................3

C. Syarat Diet...................................................................................................3

D. Modifikasi Resep.........................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal
yang penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan
masyarakat mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk
itu kita perlu memberi kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan
diet, dll
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian tubuh ini
umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan,
dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan luk.
Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Tahap-tahap
Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahap pembedahan (intra
operasi), Tahap pasca bedah (post operasi),
Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh sengaja dibuat luka sehingga terjadi
stres yang menyebabkan perubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang kompleks.
Akibat dari luka terjadi proses penyembuhan luka yang merupakan proses kompleks
dan banyak yang terkait. Kebutuhan kalori, protein, lemak dan elektrolit sangat
diperlukan untuk kebugaran fisik dan penyembuhan luka pasca bedah.
Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa yang paling sulit, sebab rasa
nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Hormone-hormon yang ada juga dapat mengacaukan emosi, membuat pasien pasca
operasi mudah menangis dan lelah. Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-
latiham karena hal itu dapat meningkatkan movbilitas yang akan mmpermudah saat
pulang ke rumah nantinya. Sebelum meninggalkan rumah sakit, perlu untuk
memastikan bahwa semua hal sudah siap bagi pasien dan aka nada cukup bantuan saat
pasien pulang kerumah. Setelah operasi, rasanlya nyaris mustahil untuk melakukan

1
hal-hal yang paling sederhana sekalipun. Ada gerakan-gerakan tertentu yang mungkin
sulit untuk dilakukan sendiri.
Pengaruh pembedaan terhadap metabolisme pascabedah tergantung berat
ringannya pembedaan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekresi nitrogen dan natrium
yang dapat berlansung selama 5-7 hari atau lebih pascabedah. Peningkatanekresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setalah lama tidak
bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energy, sedangkan luka dan
pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. cairan yang
hilang perlu diganti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan makanan pasca bedah ?
2. Apa tujuan pemberian makanan pasca bedah ?
3. Apa syarat-syarat makanan pasca bedah ?
4. Bagaimana perhitungan makanan pasca bedah ?
5. Bagaimana modifikasi resep makanan pasca bedah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makanan pasca bedah
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian makanan pasca bedah
3. Untuk mengetahui syarat-syarat makanan pasca bedah
4. Untuk mengetahui perhitungan makanan pasca bedah
5. Untuk mengetahui modifikasi resep makanan pasca bedah

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Diet Pasca bedah

Diet Pasca-Operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah


menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada
macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

B. Tujuan Diet
1. Untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
2. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien, dengan cara sebagai berikut :
 Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
 Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
 Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
 Mencegah dan menghentikan perdarahan

C. Syarat Diet

Syarat diet pasca bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap
tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti :

1. Pasca bedah kecil.

Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal

2. Pasca bedah besar.

Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan kemampuan pasien untuk


menerimanya

Jenis diet dan indikasi pemberian:

1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah : Pasca-bedah kecil setelah
sadar dan rasa mual hilang, Pasca-bedah besar setelah sadar dan rasa mual hilang serta
ada tanda-tanda usus mulai bekerja

3
Cara Memberikan Makanan yaitu Selama 6 jam sesudah operasi, makanan
yang diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair
jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)

Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna


atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.

Cara Memberikan Makanan yaitu diberikan dalam bentuk cair kental, berupa
kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama
pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi
pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II
diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang
tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.

3. Diet Pascabedah III (DPB III)

DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari DPB II.

Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat diberikan Makanan
Parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III adalah
makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.

4. Diet pasca bedah IV ( DPB IV)

DPB IV diberikan kepada pasien pascabedah kecil setelah Diet Pasca Bedah I,
dan pada pasien pasca bedah besar setelah Diet Pasca Bedah III.

Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali
makanan lengkap atau pokok dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang dihindari
Disesuaikan dengan kondisi pasien Misalnya : Pada pasien Darah tinggi mengurangi
konsumsi garam dan kolesterol, Pada pasien Kencing manis mengurangi konsumsi
gula, dan pasien yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang
harus dihindari.

4
D. Resep Pra -Bedah

Resep :
Ikan Gabus Bumbu Kuning

(2 porsi)

Bahan-bahan:

· 1 ekor Ikan Gabus (uk kecil)


· 1 bh Jeruk Nipis
· 30 ml Santan
· 1 btg sereh
· 3 lbr Daun Jeruk Purut
· 150 ml Air
· 25 gr minyak goreng
· 5 gr garam

Bumbu halus:
· 3 siung Bawang Merah
· 2 siung Bawang Putih
· 1 1/2 butir Kemiri
· 1/2 sdt Ketumbar
· 1/2 sdt Kunyir Bubuk
· 1 ruas Laos
· 1 ruas Jahe
· 1 ruas Kencur

Cara membuat:

1. Bersihkan ikan Gabus dan potong sesuai selera, lalu lumuri dengan jeruk
nipis, biarkan selama 15 menit (untuk menghilangkan lendir pada ikan).

5
Setelah itu cuci bersih dan lumuri dengan garam. Kemudian goreng sampai
kuning keemasan.
2. Haluskan semua bumbu, kemudian tumis sampai harum, masukkan sereh, dan
daun jeruk.
3. Setelah bumbu matang, tambahkan air. Lalu bubuhi dengan garam.
4. Masukkan ikan dan aduk-aduk sebentar. Terakhir masukkan santan, aduk
sampai mendidih. Tes rasa dan matikan api.
5. Siap di hidangkan.

Nilai Gizi:

Bahan Berat E P L KH
Ikan Gabus 60 48 9,72 0,3 1,56
Santan 30 36,6 0,6 3 2,28
Minyak goreng 10 88,4 0 10 0
Total: 173 10,32 13,3 3,84

Penjelasan mengapa kami mengambil ikan gabus:

Ikan gabus mengandung arginin dan glutamat yang cukup banyak. Glutamin
disintesis dari glutamat melalui glutamine sintetase adalah prekursor glutation, sebuah
tripeptide terdiri dari glutamat, glisin, dan sistein, dengan Kapasitas Antioksidan
intraseluler (Obadkk.,2004). Glutamin diyakini merupakan sumber energi bagi sel
yang mengalami replikasi cepat seperti eritrosit dan limfosit juga memperbaiki fungsi
GALT gastrointestinal associatedlymphoid tissue dengan cara meredam beberapa jalur
peradangan seperti NF-kB, kinase protein, penghambatan ekspresi peningkatan iNOS
(Singletondkk.,2005;Varmeulen dkk., 2010) serta bertindak sebagai regulator negatif
penting untuk rangsangan inflamasi, penghambatan fosforilasi dan degradasi IκBα
sebuah penghambatan protein yang terikat pada NF-kB, menghindari translasi ke
nukleus (Weissdkk.,2007).

Arginin merupakan prekursor poliamin untuk sintesis kolagen dalam


penyembuhan luka dan juga akan merangsang pengeluaran hormon anabolik. Peranan
arginin terhadap sistem imunitas tubuh terutama diperantarai oleh pembentukan nitric
oxide. Supplementasi arginin 2% dari total kalori pada hewan percobaan luka bakar
diikuti peningkatan survival secara bermakna (Moenadjat,2009).

6
Berdasarkan uraian diatas, kami memilih bahan pangan fungsional ikan gabus
yang berdasarkan penelitian Syuma Adhy Awan dapat mempercepat penyembuhan
luka. Proses penyembuhan luka yang cepat dapat mempercepat proses penyembuhan
pada pasien pasca bedah yang selesai melakukan operasi. Ikan gabus yang
mengandung protein ini lah yang merupakan bahan pangan yang dapat membantu
dalam proses penyembuhan luka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
 Diet Pasca-Operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan.
 Tujuan diet pasca operasi
1. Untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal.
2. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien.
 Syarat diet pasca bedah adalah memberikan makanan secara bertahap
mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari
tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien
seperti diet pasca bedah besa dan pasca bedah kecil

 Untuk mencari Kebutuhan energi total pasien pasca bedah butuh rumus

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.

Anda mungkin juga menyukai