BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daya manusia (SDM). Peranan tenaga di rumah sakit sangat besar dan
pengadaannya tidak bisa di lakukan dengan cepat, bila tenaga telah tersedia
maka masih perlu adanya penyesuaian sebelum bisa digunakan secara optimal.
mutu pelayanan. Unit Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan salah satu
unit penunjang umum, yang juga memerlukan SDM yang berkualitas untuk
Pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit
Semakin baik pelayanan gizi yang diberikan oleh rumah sakit, maka semakin
baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut. Profesionalisme tenaga gizi
yang dihasilkan adalah makanan yang bermutu, baik mutu fisik maupun mutu
yang meliputi waktu yang digunakan tenaga untuk mengolah makanan dan
tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja fasilitas pelayanan
pekerja di unit pelayanan gizi Sint Carolus sebanyak 7 orang, sedangkan yang
Sedangkan yang tersedia jumlah tenaga pemasak yang ada di Instalasi Gizi
Rumah Sakit Islam Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi merupakan rumah sakit
swasta dengan tipe rumah sakit termasuk tipe C. Berdasarkan Pedoman Gizi
Rumah Sakit (PGRS) standar jumlah tenaga gizi di Rs tipe C adalah 30 orang
yang terdiri dari 18 orang Registered Dietition (RD) yang bertanggung jawab
Unit pelayanan gizi RSI Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi sampai tahun 2019
memiliki tenaga sebanyak 19 orang yang terdiri dari tenaga gizi dan tenaga
non gizi, yaitu 1 kepala instalasi gizi yang juga menjadi koordinator unit gizi
serta ahli gizi ruangan (lulusan S1 Gizi yang telah mendapatkan gelar
4
Registered Dietition), 3 orang ahli gizi ruangan (lulusan DIII Gizi), serta 15
Jumlah tenaga non gizi di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi
sore (14.30-20.00) dan shift malam (20.00-07.30). Untuk tenaga non gizi,
produksi yang lain seperti bagian persiapan dan penerimaan bahan makanan,
dan pengolah II, yang terbagi menjadi tiga shift dalam satu hari kerja.
makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair, diit khusus
rata-rata item hidangan yang harus di produksi oleh tenaga pengolah setiap
harinya baik dari makanan biasa, makanan lunak, diit khusus, tambahan
produksi rata-rata tiap shift 1560 porsi . Volume produksi tersebut harus
dalam waktu 7 jam, dimana tenaga pengolah makanan di tiap shift berjumlah
tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh 2 orang tenaga pengolah karena
beban kerja terlalu berat apabila harus di selesaikan dalam waktu 7 jam.
Selain itu, jika di lihat dari jumlah tenaga gizi menurut tipe rumah sakit
dengan tipe C, standar jumlah tenaga gizi di RSI Yarsi ibnu sina adalah 30
orang, sedangkan jumlah tenaga gizi yang ada sebanyak 4 orang, sehingga
dapat di simpulkan bahwa Rumah Sakit ini masih kekurangan tenaga gizi
sebanyak 26 orang. Kurangnya jumlah tenaga gizi di Rumah Sakit ini bisa
saja juga diikuti dengan kurangnya jumlah tenaga kerja lainnya yang bisa
Indicators of staffing Need (WISN) di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
6
(WISN) di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya ketenagaan pelayanan gizi di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Yarsi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang
dalam melakukan asuhan gizi dan pelayanan makanan serta dietetik dan
perhitungan analisis beban kerja atau WISN (Work Load Indicator Staf Need)
Tabel 1
Kebutuhan Tenaga Gizi Berdasarkan Kelas Rumah Sakit
No Rumah Sakit Registered Teknikal Kebutuhan
Dietisien (RD) Registered Tenaga Gizi
Dietisien (TRD)
1. Kelas A 56 16 72
2. Kelas B 22 15 37
3. Kelas C 18 12 30
4. Kelas D 9 14 25
Sumber : 1
Jumlah tenaga di rumah sakit dibutuhkan satu ahli gizi dan dua tenaga
menengah gizi untuk setiap 75-100 tempat tidur dan untuk 5-6 tempat tidur
dibutuhkan satu tenaga pengolah serta tiap 60-75 tempat tidur dibutuhkan
sebuah rumah sakit yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan
Tugas dan fungsi kepala unit pelayanan gizi di rumah sakit meliputi :
c. Pelaksana
1) Juru Masak
10
Juru masak yaitu tenaga pengolah makanan yang bertugas mulai dari
Pramusaji adalah staf dibawah koordinator unit gizi yang diberi tugas
4) Operator Komputer
bahan makanan.
5) Tata Usaha
Rumah Sakit
11
Menurut pedoman PGRS untuk tenaga pelaksana atau petugas gizi yang
bertugas sebagai juru masak yaitu tenaga pengolah makanan yang bertugas
sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Kelas A : SMK Tata Boga atau SMU Kursus Masak
2. Rumah Sakit Kelas B : SMK Tata Boga atau SMU Kursus Masak
Kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengolah makanan selama jam kerja
terdiri dari kegiatan pokok langsung dan kegiatan pokok tidak langsung.7
wajib yang harus dilakukan tenaga pengolah makanan selama jam kerja
6) Menghidangkan makanan
12
3) Memasak nasi
4) Menyediakan santan
5) Memasak sayuran
6) Menghidang makanan
3) Mengobrol
4) Menerima telpon
5) Sholat
6) Kekamar mandi
kali diuji cobakan tahun 1998. metode WISN adalah alat manajemen sumber
daya yang menghitung kebutuhan staf berdasarkan beban kerja untuk kategori
staf tertentu dan jenis fasilitas kesehatan. Alat ini dapat diterapkan secara
data yang nanti nya akan dianalisa secara statistik dan akan mempengaruhi
2. Beban Kerja
pekerjaan untuk setiap jabatan. Analisis beban kerja merupakan salah satu
dalam perencanaan tenaga kerja baik mikro atau makro dihitung berdasarkan
beban kerja yang kemudian dituangkan dalam rencana tenaga kerja yang
disusun dalam jangka lima tahun. Setiap tahunnya dilakukan penilaian untuk
alat ukur terhadap kebutuhan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi
prosedur kerja. Analisis beban kerja juga dapat digunakan sebagai tolak ukur
kerja, prestasi kerja, menyusun formasi pegawai setiap unit kerja serta
Need (WISN)
berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori
sebagai berikut :
b) Cuti Tahunan, sesuai dengan ketentuan SDM memiliki hak cuti setiap
tahun. (B)
16
ditetapkan 15 hari kerja dan 14 hari kerja untuk cuti bersama. (D)
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk atau tanpa
pemberitahuan/izin. (E)
Daerah. (F)
Keterangan :
perorangan pada pasien, keluarga dan masyarakat didalam dan diluar RS.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan
fungsional.
kerja di RS.
SDM kesehatan.
preventif dan promotif. Berdasarka fungsi utama tersebut, unit kerja RS dapat
1. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit dan sub-unit kerja yang
2. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja yang
yaitu :
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori
tenaga.
d) Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS meliputi :
SDM.
pokok.
Kegiatan Pokok
kompetensi tertentu.
Rata-rata Waktu
pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat
(SOP), sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM.
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu
pelayanan, standar operasional prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang
baik.
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM.
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena
SDM.
diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja
selama 1 tahun.
3. Standar kelonggaran
b) Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu
tahun.
22
pelayanan yang telah dilaksanakan disetiap unit kerja RS selama kurun waktu
satu tahun.
Kebutuhan SDM
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
TOTAL 19
Unit pelayanan gizi RSI Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi sampai tahun 2019
memiliki tenaga sebanyak 19 orang, yaitu 1 kepala instalasi gizi yang juga
menjadi koordinator unit gizi serta ahli gizi ruangan (lulusan S1 Gizi yang
Untuk tenaga non gizi, tidak semua bekerja dibagian pengolahan makanan
tetapi tersebar dibagian produksi yang lain seperti bagian persiapan dan
sberjumlah 3 orang pengolah I dan 3 orang pengolah II, yang terbagi menjadi
tiga shift dalam satu hari kerja. Waktu kerja menggunakan Shift hanya
berlaku untuk tenaga non gizi, sedangkan untuk tenaga gizi hanya
Jenis kegiatan pokok tenaga pengolah makanan yang diamati terdiri dari
kegiatan pokok langsung dan kegiatan pokok tidak langsung. Dari hasil
kegiatan pokok tenaga pengolah makanan pada satu shift dalam satu hari
Tabel 2. jenis dan jumlah waktu kegiatan pokok pengolah I di RSI Yarsi
Ibnu Sina dalam satu hari kerja
Unit Kerja : Instalasi Gizi
Waktu Kerja : 420 menit/hari
Jenis kegiatan pokok Rata-rata waktu (%)
(menit)
Kegiatan Pokok Langsung
Menyiapkan bahan makanan/bumbu 30 7,1
Menyiapkan alat yang digunakan 10 2,3
Mencampurkan bahan makanan 10 2,3
dengan bumbu
Memasak lauk hewani 100 23,8
Memasak lauk nabati 50 11,9
Menghidangkan makanan 10 2,3
Mencuci peralatan yang sudah 30 7,14
digunakan
Membersihkan kompor dan 10 2,3
lingkungan kerja pengolahan
Pertukaran shift petugas pengolah 5 1,1
TOTAL 255 60,74
Kegiatan Pokok Tidak Langsung
Melihat siklus menu 3 0,71
Membaca jumlah bahan makanan 2 0,47
sesuai diit
Mengobrol 10 2,3
Mengangkat telpon 2 0,47
Sholat 15 3,5
Kekamar mandi 5 1,1
Makan dan minum 15 3,5
26
TOTAL 52 10,8
Total Keseluruhan 307 71,54
Tabel 3. jenis dan jumlah waktu kegiatan pokok pengolah II di RSI Yarsi
Ibnu Sina dalam satu hari kerja
Unit Kerja : Instalasi Gizi
Waktu Kerja : 420 menit/hari
Jenis kegiatan pokok Rata-rata waktu (%)
(menit)
Kegiatan Pokok Langsung
Menyiapkan alat yang digunakan 5 1,1
Menyiapkan snack pagi 30 7,1
Memasak Nasi 90 21,4
Mempersiapkan santan 15 3,5
Memasak sayuran 30 7,1
Menghidangkan makanan 5 1,1
Mencuci peralatan yang sudah 10 2,3
digunakan
Membersihkan kompor dan 5 1,1
lingkungan kerja pengolahan
Distribusi makanan 20 4,7
Pertukaran shift petugas pengolah 5 1,1
TOTAL 215 50,5
Kegiatan Pokok Tidak Langsung
Melihat siklus menu 2 0,47
Membaca jumlah bahan makanan 2 0,47
sesuai diit
Mengobrol 10 2,3
Mengangkat telpon 2 0,47
Sholat 15 2,3
27
(61,11%).
mengatakan beban kerja di Instalasi Gizi cukup berat, terutama pada tenaga
pengolah yang sedang dalam keadaan hamil. Pekerjaan yang banyak dan
kesulitan mengangkat benda berat seperi panci yang berisi bahan atau
Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya
efisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terdapat kelebihan
psikologis bagi tenaga kerja yang akhirnya tenaga tersebut menjadi tidak
Total waktu untuk kegiatan pokok pengolah I sebesar 307 menit/hari dan
pengolah II sebesar 266 menit/hari. Waktu kerja tersedia untuk satu shift
kerja dalam satu hari sebesar 7 jam atau 420 menit, sehingga rerata
Di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina tenaga gizi dan tenaga lainnya tidak
boleh tidak hadir selama jam kerja. Apabila tidak hadir baik karena alasan
sakit, izin dan tanpa keterangan maka dianggap ketidakhadiran dipotong dari
dalam setahun
Di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina tenaga gizi maupun tenaga
kesehatan lainnya tidak boleh tidak hadir selama hari kerja (0 hari/tahun), 12
hari cuti tahunan, 1 hari pelatihan dan pembinaan, 16 hari libur nasional
selama tahun 2018 dan 7 jam waktu kerja/tahun. Jumlah kan semua faktor
kecuali waktu kerja tersedia kemudian dikurangi dengan hari kerja yang
satu hari. Hasilnya menunjukkan hari kerja setahun dari tenaga pengolah
makanan di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi adalah 283 hari.
Hari kerja pertahun diubah menjadi waktu kerja dalam setahun. Jam kerja
7 jam/hari, jadi hasilnya di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi
seorang tenaga pengolah makanan memiliki waktu kerja 1981 jam/tahun atau
118.860 menit/tahun.
4. Standar Kelonggaran
kegiatan pokok, frekuensi kegiatan (hari, minggu, bulan, tahun), dan waktu
tahun.
WISN ialah 18,2 orang dibulatkan menjadi 18 orang untuk setiap shift kerja
dan sudah termasuk jumlah tenaga pada hari minggu dan hari libur. Jadi
orang dibulatkan menjadi 17 orang untuk semua shift kerja dan termasuk
jumlah tenaga pada hari minggu dan hari libur. Jadi terdapat kekurangan
pelayanan rumah sakit. Tapi tidak halnya dengan beban kerja pengolah
makanan, baik pengolah I dan pengolah II di Instalasi Gizi di RSI Yarsi Ibnu
pekerjaan masih dapat dikerjakan dengan baik oleh 3 orang pengolah I dan 3
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Unit pelayanan gizi RSI Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi memiliki tenaga
yang terdiri dari kepala instalasi gizi yang juga menjadi koordinator unit gizi
serta ahli gizi ruangan (lulusan S1 Gizi yang telah mendapatkan gelar
Registered Dietition), ahli gizi ruangan (lulusan DIII Gizi), serta tenaga yang
Tata Boga).
Jenis kegiatan tenaga pengolah di Instalasi Gizi RSI Yarsi Ibnu Sina
B. Saran
dilakukan karena pekerjaan masih dapat dikerjakan dengan baik oleh 3 orang
pengolah I dan 3 orang pengolah II, tetapi jika akan dilakukan penambahan
DAFTAR PUSTAKA
10. Aristi N, Hafiar H. Analisis Beban Kerja Tenaga Pendidik dan Kependidikan
di Fakultas Y Universitas X. Jurnal Kajian Komunikasi. 2014;2(1):53-60.