Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Laparotomi adalah tindakan insisi pembedahan melalui
dinding perut atau peritoneum. Tindakan laparotomi biasanya
dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami nyeri pada bagian
abdomen, baik abdomen akut maupun abdomen kronik.
Pasca bedah atau pasca operasi merupakan masa setelah
dilakukannya pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki
ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Diet
pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan
kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan
makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan
pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek
melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus
diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai
hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Pemenuhan nutrisi merupakan hal yang berpengaruh
terhadap metabolisme pasca operasi tergantung berat ringannya
operasi, keadaan gizi pasien pasca operasi, dan pengaruh operasi
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi
zat-zat giz, dimana terdapat 4 jenis diet pasca bedah (DPB) yang
diberikan sesuai indikasi yang sangat penting untuk mempercepat
proses penyembuhan luka paska laparotomi.

B. Penyebab Pasca Bedah


Penyebab dilakukan pembedahan dikarenakan adanya
suatu penyakit didalam tubuh yang perlu di angkat dengan cara

6
pembedahan. Contohnya Berdasarkan tujuannya, pembedahan
dapat dibagi menjadi :
1. Pembedahan diagnostik, ditujukan untuk menentukan sebab
terjadinya gejala dari penyakit, seperti biopsy, eksplorasi, dan
laparatomi.
2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari
penyakit, misalnya pembedahan apendiktomi.
3. Pembedahan restorative, dilakukan untuk memperbaiki
deformitas atau menyambung daerah yang terpisah
4. Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala
tanpa menyembuhkan penyakit.
5. Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk
bagian tubuh seperti rhinoplasti.
Macam – macam penyakit yang membutuhkan Pembedahan
Disini kita diharapkan mengetahui macam-macam penyakit yang
membutuhkan pembedahan yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Penyakit yang paling utama membutuhkan pembedahan
adalah penyakit saluran cerna, jantung, ginjal, saluran
pernapasan dan tulang.
2. Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes
melitus, jantung, dan hipertensi.

C. Tujuan Diet Pasca Bedah


Tujuan Diet Pasca Bedah adalah untuk mengupayakan agar
status gizi pasien segera kembali normal, untuk mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien,
dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi dan protein )
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi
lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

7
Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi
tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-
operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk
mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah operasi sering
terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat
berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan
ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka
tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam
meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan
meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan
yang hilang perlu diganti.

D. Syarat Diet Pasca Bedah


Diet yang disarankan adalah :
a. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
b. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
c. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
d. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
e. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan
kemampuan dan kebiasaan makan penderita.
f. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara
bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa.
Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada
macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :
 Pasca Bedah Kecil, Makanan diusahakan secepat
mungkin kembali seperti biasa atau normal.
 Pasca Bedah Besar, Makanan diberikan secara berhati-
hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya.

8
E. Rencana atau Evaluasi Pra dan Pasca Bedah
a. Rencana Tindakan
 Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk
mengurangi rasa nyeri yang dapat dilakukan dengan cara
merawat luka dan memperbaiki asupan makanan yang
tinggi protein dan vitamin C. protein dan vitamin C dapat
membantu pembentukan kolagen, dan mempertahankan
integritas dinding kapiler
 Mempertahankan respirasi  yang sempurna dengan cara
latihan napas, yakni tarik napas yang dalam dengan
mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian
hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan cara
menarik napas melalui hidung dengan menggunakan
diafragma, kemudian keluarkan napas perlahan-lahan
melalui mulut yang dikuncupkan.
 Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakan
stocking pada pasien yang berisiko tromboplebitis atau
pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus
meninggikan kaki pada tempat duduk guna
memperlancar vena balik.
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan cara memberikan cairan sesuai dengan
kebutuhan pasien dan monitor asupan dan output serta
mempertahankan nutrisi yang cukup.
 Mempertahankan eliminasi dengan cara
mempertahankan asupan dan out put serta mencegah
tejadnya retensi urine .
 Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan
memperkuat otot sebelum ambulatory.
 Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan
komunikasi secara terapeutik.

9
b. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan
status kesehatan, seperti adanya peningkatan proses
penyembuhan luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem
sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem eliminasi,
aktivitas, serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.

F. Terapi Diet
Salah satu bentuk pelayanan gizi diruang rawat inap ialah
memberikan terapi diet bagi pasien rawat inap. Terapi diet yang
diberikan pada pasien pasca bedah ialah diet TETP (Tinggi Energi
Tinggi Protein) dengan tahapan pemberian bentuk makanan
disesuaikan dengan kondisi pasien dan jenis penyakit. pada pasien
pasca bedah, biasanya tahapan pemberian diet dimulai dengan
tahapan pemberian makanan dalam bentuk cair dan dilanjutkan
dengan makanan lunak.
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan
penyakit atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar
pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet
pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan
keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien
rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan
kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit,
merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama
tenaga gizi (Depkes, 2013).
1. Diet Pasca Bedah
Menurut Almatsier dalam Kusumayanti (2014), diet pasca
operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah

10
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis
penyakit penyerta.
a) Pengkajian Nutrisi
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan
mencegah penyakit. Pada pengkajian gizi terdapat akronim
A,B,C,D yang dapat dipergunakan untuk mengidentivikasi
pengkajian nutrisi. Meskipun urutan pengkajian parameter ini dapat
berbeda-beda, namun evaluasi status nutrisi tetap harus
menyertakan salah satu metode berikut: (Smeltlzer dan Bare, 2002)
 Pengukuran antropometri (BB,TB,IMT)
 Pengukuran biokimia (albumin, transferin, jumlah limfosit
total, elektrolit, kreatinin)
 Pemeriksaan klinis
 Data diet

b) Jenis Diet
Biasanya, jenis diet yang diberikan rumah sakit untuk pasien
pasca bedah ialah diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein). Diet
yang disarankan adalah:
1) Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan
penderita
3) Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam)
4) Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5) Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai
dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:
1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I) : Selama enam jam sesudah operasi,
makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan
lain seperti pada makanan cair jernih

11
2. Diet Pasca-Bedah II (DPB II) Makanan diberikan dalam bentuk cair
kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding
rata-rata delapan sampai 10 kali sehari selama pasien tidak tidur.
3. Diet Pasca-Bedah III (DPB III) Makanan yang diberikan berupa
makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan
parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah
makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.
4. Diet Pasca-Bedah IV (DPB IV) Makanan diberikan berupa makanan
lunak yang dibagi dalam tiga kali makanan lengkap dan satu kali
makanan selingan.

G. Penanganan  Pasca Operasi


Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan
sampai ia sadar harus dijaga supaya jalan pernapasan tetap bebas.
Pada umunya, setelah dioperasi, penderita ditempatkan dalam
ruang pulih (recovery room) dengan penjagaan terus-menerus
sampai ia sadar. Selama beberapa hari sampai dianggap tiidak
perlu lagi, suhu, nadi, tensi, dan dieresis harus diawasi terus-
menerus. Sesudah penderita sadar, biasanya ia mengeluh
kesakitan.
Rasa sakit ini dalam beberapa hari berangsur kurang. Pada
hari opersai dan esok harinya ia biasnya memerlukan obat tahan
nyeri, seperti petidin; kemudian, biasanya dapat diberikan
analgetikum yang lebih ringan.  Penderita yang mengalami operasi
- kecuali operasi kecil- keluar dari kamar operasi dengan infuse
intravena yang terdiri atas larutan NaCl 0,9%, atau glukosa 5%,
yang diberikan berganti – ganti menurut rencana tertentu. Di kamar
operasi(atausesudah keluar dari situ)ia, jika perlu, diberi transfuse
darah.

12
Pada waktu operasi penderita kehilangan sejumlah cairan,
sehingga ia meninggalkan kamar operasi dengan defisit cairan.
Maka, khususnya apabila pada pascaoperasi minum air perlu
dibatasi, perlulah diawasi benar keseimbangan antara cairan yang
masuk dengan infus, dan cairan yang keluar. Perlu dijaga jangan
sampai terjadi dehidrasi, tetapi sebaliknya juga jangan juga jangan
terjadi kelebihan dengan akibat edema paru – paru. Untuk
diketahui, air yang dikeluarkan dari badan dalam 24 jam, air
kencing dan cairan yang keluar dengan muntah harus ditambah
dengan evaporasi dari kulit dan pernapasan. Dapat diperkirakan
bahwa dalam 24 jam sedikit-dikitnya 3 liter cairan harus
dimasukkan untuk mengganti yang keluar.
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan
dan pemulihan kondisi pasien. pasca operasi, perlu kita perhatikan
tips di bawah ini:
a. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu,
buah. 
b. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti:
daging, ayam, ikan, telor dan sejenisnya. 
c. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari. 
d. Usahakan cukup istirahat. 
e. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa.
Makin cepat
f. Makin bagus. 
g. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari. 
h. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan
pemeriksaan kondisi tubuh. 
i. Minum obat sesuai anjuran dokter. 

13

Anda mungkin juga menyukai