Anda di halaman 1dari 9

Definisi

Diet yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami pembedahan.

Tujuan Diet :

1. Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan.
2. Tersedia cadangan zat gizi untuk mengatasi stres dan penyembuhan luka.

Syarat Diet :

–     Energi tinggi : 40-45 kkal/kg BB (normal : ± 25 kkal/kg BB)

–     Protein tinggi : 2-2.5 g/kg BB (normal : 0.8-1.5 g/kg BB)

–     Lemak cukup : 10-25% kebutuhan total

–     Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan total

–     Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan

Macam Diet dan Indikasi Pemberian

    TKTP I à ENERGI : 2600 kkal;  PROTEIN : 100 g atau 2 g/kg BB

    TKTP II à ENERGI : 3000 kkal;  PROTEIN : 125 g atau 2.5 g/kg BB

Diberikan Kepada

KEP (Kekurangan Energi dan Protein), pra-pasca bedah, selama radioterapi dan
kemoterapi, luka bakar, hipertiroid, hamil, post partum, dan baru sembuh dari penyakit
dengan panas tinggi.

DO’s and DON’Ts (Hal- hal yang boleh dan yang tidak diperbolehkan)

    Semua bahan makanan yang baik dan mengandung tinggi energi, terutama komposisi
tinggi protein dari hewani seperti : Susu, Telur, Daging. (Do’s)

    Dimasak dengan banyak minyak atau santan kental. (Don’ts)


    Bumbu tajam, seperti cabe dan merica terlalu banyak. (Don’ts)

Faktor yang Mempengaruhi

    Keadaan Umum Pasien

Perhatikan : Status Gizi, Tekanan Darah, Ritme Jantung, Denyut Nadi, Suhu Tubuh, Fungsi
Ginjal.

    Macam Pembedahan

Bedah Minor : 

    Insisi, ekstirpasi, sirkumsisi seperti khitan.

Bedah Mayor : 

    Bedah Saluran Cerna (Lambung, Usus Halus, Usus Besar).

    Bedah Luar Saluran Cerna (Jantung, Ginjal, Paru, Saluran Kemih, Tulang, dan lain
sebagainya).

Faktor yang Mempengaruhi

Sifat Operasi 

    Segera / Cito : Pasien tidak sempat diberi diet Pra Bedah.

    Berencana / Elektif : Pasien diberi diet pra bedah sesuai kondisi.

    Macam Penyakit

    Utama à yang membutuhkan proses pembedahan tersebut.

    Penyerta à Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung.

Lama Pemberian Diet Pra Bedah Berencana / Elektif


Pra Bedah Minor

    Ex : Tonsilektomi à puasa 4-5 jam sebelum operasi.

    Ex : Apendiktomi, Herniatomi, dan lain-lain à diberikan diet rendah sisa sehari sebelum
operasi.

Lama Pemberian Diet Pra Bedah Berencana / Elektif

Pra Bedah Mayor

Tahapan Pra Bedah Mayor Saluran Cerna :

    H-4 : Makanan Lunak

    H-3 : Makanan Saring

    H-2 dan 1 : Formula Enteral Rendah Sisa

Tahapan Pra Bedah Mayor luar Saluran Cerna :

    H-3 dan 2 : Formula Enteral Rendah Sisa

    Makan terakhir diberikan 18-12 jam pra bedah

    Minum terakhir diberikan 8 jam pra bedah

Diet Pasca Bedah

Definisi : 

Diet yang diberikan kepada pasien SETELAH proses pembedahan untuk mencegah
pasien tidak jatuh ke dalam komplikasi yang lebih jauh.

Tujuan Diet

    Mengupayakan status gizi pasien dalam keadaan normal à mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara :

1. Memenuhi kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).


2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan lain-lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
 

Syarat Diet

Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa.

    Pasca bedah minor

    Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal

    Pasca bedah mayor

    Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam
menerima makanan

    Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa

Macam Diet dan Pemberian Diet Pasca Bedah

Macam Diet Pasca Bedah

    I : diberikan 6 jam setelah pembedahan, berupa cairan jernih sebagai pemberian
energi berupa glukosa dengan segera.

    II : diberikan kepada pasien pasca bedah mayor saluran cerna atau perpindahan dari
DPB I, ex : cair kental 50 ml/jam.

    III : perpindahan dari DPB II, diberikan tidak lebih dari 2000 ml/hari, diberi makanan
parenteral bila perlu.

    IV : makanan diberikan berupa makanan lunak.

DO’s and DON’Ts (Hal-hal yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan)

DO’s

    Makanan yang disesuaikan dengan syarat pada tahapan makanan cair, lumat, lunak,
dan makanan biasa.

DON’Ts

    Makanan / minuman yang mengandung tinggi gas / karbondioksida.


    Makanan berbumbu tajam.

DIET PRA BEDAH


1.      Gambaran Umum Diet Pra Bedah
Diet pra-bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien
yang akan menjalani pembedahan.
Pemberian Diet Pra-Bedah tergantung pada :

a.    Keadaan umum pasien

b.    Macam pembedahan (bedah minor/bedah mayor)

c.    Sifat operasi (berencana/darurat)

d.   Macam penyakit

2.      Tujuan Diet Pra Bedah


Tujuan diet pra-bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien
dalam keadaan optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan
untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka.

3.      Syarat Diet Pra Bedah

Syarat-syarat diet pra-bedah adalah :


1.    Energi

a.    Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45


kkal/kg BB.

b.    Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25%


di bawah kebutuhan energy normal.

c.    Bagi pasien dengan status gizi baikdiberikan sesuai dengan


kebutuhanenergi normal ditambah factor stress sebanyak 15% dari
AMB (Angka metabolism basal).

2.    Protein

a.    Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah


(<2,5 mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.

b.    Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan


protein normal 0,8-1 g/kg BB.

3.    Lemak ckup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energy total

4.    Karbohidrat cukup, sesuai dari sisa dari kebutuhan energy total


untuk menghindari hipermetabolisme.
5.    Vitamin cukup terutama vitamin B, C, dan K.

6.    Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau


klisma, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan.

Catatan : Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan


sesuai dengan penyakitnya.

4.      Jenis, Indikasi, dan Lama Pemberian Diet


Sesuai dengan jenis dan sifat pembedahan, Diet Pra-Bedah diberikan
dengan indikasi sebagai berikut :
1.    Prabedah Darurat atau Cito

Sebelum pembedahan tidak diberikan diet tertentu.

2.    Prabedah Berencana atau Elektif

a.    Prabedah minor atau kecil elektif, seperti tonsilektomi tidak


membutuhkan diet khusus. Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum
pembedahan. Sedangkan pasien yang akan menjalani apendiktomi,
herniatomi, hemoroidektomi, dan sebagainya diberikan Diet Sisa
Rendah sehari sebelumnya.

b.    Prabedah mayor atau besar elektif seperti :

·      Prabedah Besar Saluran Cerna diberikan Diet Sisa Rendah


selama 4-5 hari, dengan tahapan :

ü Hari ke-4 sebelum pembedahan diberi makanan lunak.

ü Hari ke-3 sebelum pembedahan diberi makanan saring.

ü Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberi Formula


Enternal Sisa Rendah

·      Prabedah Besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral


Sisa Rendah selama 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir pada
prabedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan,
sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.

B.     DIET PASCA BEDAH/ POST OPERASI


1.      Gambaran Umum Diet Pasca Bedah
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada
pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.
Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat
diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus
diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil
yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
2.      Tujuan Diet Pasca Bedah
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan
dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
1)   Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2)   Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi
lain
3)   Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
3.      Syarat Diet Pasca Bedah
Syarat Diet Pasca-Bedah adalah memberikan makanan secara bertahap
mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa.

1.    Pascabedah kecil

Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau


normal.

2.    Pascabedah besar

Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan


pasien untuk menerimanya.

Diet yang disarankan adalah :


1.    Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi.
2.    Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita.
3.    Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll).
4.    Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin.
5.    Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan
kemampuan dan kebiasaan makan penderita.
6.    Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara
bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa.
Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam
pembedahan dan keadaan pasien.
4.      Jenis Diet dan Pemberian Diet Pasca Bedah
1)      Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
·      Pasca-bedah kecil  : setelah sadar dan rasa mual hilang.
·      Pasca-bedah besar  : setelah sadar dan
rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja.
a)        Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa
air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair
jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin,
karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
b)        Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Makanan yag diberikan yaitu Diet Makanan Cair Jernih yang
diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dan kondisi pasien,
mulai dari 30 ml/jam.

2)      Diet Pasca-Bedah II (PDB II)


Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
a)        Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari
selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung
keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan
parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat
mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh
diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
b)        Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Bahan makanan yang diberikan adalah Makanan Cair Kental
dengan pemberian secara berangsur dimulai 50 ml/jam.
c)        Makanan yang Tidak Diperbolehkan
Makanan yang tidak diperbolehkan pada Diet Pasca Bedah II
adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
3)      Diet Pascabedah III (DPB III)
DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran
cerna atau sebagai perpindahan dari DPB II. 
a)        Cara Memberikan makanan
Makanan yang diberikan berupa Makanan Saring ditambah
susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari.
Selain itu dapat pula diberikan makanan parentera bila diperlukan.
b)        Makanan yang Tidak Dianjurkan
Makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Pasca-Bedah III
adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
c)        Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Makanan yang diberikan adalah Diet Makanan Saring dengan :

Pukul 16.00          : Susu                          1 gls

                               Gula pasir                  20 g
Pukul 22.00          : Biscuit                       30 g

4)      Diet pasca bedah IV


Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
a.                   Pasien pascabedah kecil, setelah diet Pasca-Bedah I.
b.                   Pasien pascabedah besar, setelah Diet Pasca-Bedah III.

Berupa nasi Tim dan lauk Tinggi Kalori Tinggi Protein.


Makanan tinggi kalori dan tinggi protein. Berupa makanan seimbang.
a)    Makanan yang dihindari :
Disesuaikan dengan kondisi klien
Misalnya :
Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol.
Kencing manis mengurangi konsumsi gula.
Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan
asin, kacang harus dihindari.

Anda mungkin juga menyukai