Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Pasca Bedah


Pasca bedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan
yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada
macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek
melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian
diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu
pasien.
B. Penyebab Pra dan Pasca Bedah
Penyebab dilakukan pembedahan dikarenakan adanya suatu penyakit didalam
tubuh yang perlu di angkat dengan cara pembedahan. Contohnya Berdasarkan tujuannya,
pembedahan dapat dibagi menjadi :
1. Pembedahan diagnostik, ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala dari
penyakit, seperti biopsy, eksplorasi, dan laparatomi.
2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya
pembedahan apendiktomi.
3. Pembedahan restorative, dilakukan untuk memperbaiki deformitas atau menyambung
daerah yang terpisah.
4. Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan
penyakit.
5. Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk bagian tubuh seperti
rhinoplasti.
Macam macam penyakit yang membutuhkan Pembedahan
Disini kita diharapkan mengetahui macam-macam penyakit yang membutuhkan
pembedahan yaitu antara lain sebagai berikut :
a. Penyakit yang paling utama membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna,
jantung, ginjal, saluran pernapasan dan tulang.
b. Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan
hipertensi.
C. Jenis Diet Pada Pasien Post Operasi
1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah : Pasca-bedah kecil setelah
sadar dan rasa mual hilang, Pasca-bedah besar setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada
tanda-tanda usus mulai bekerja
Cara memberikan makanan yaitu selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat
gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
Cara Memberikan Makanan yaitu diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu
jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak
tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat
diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat
mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-
bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
3. Diet Pascabedah III (DPB III)
DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari DPB II.
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat diberikan Makanan Parenteral bila
diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III adalah makanan dengan bumbu
tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
4. Diet pasca bedah IV ( DPB IV)
DPB IV diberikan kepada pasien pascabedah kecil setelah Diet Pasca Bedah I, dan
pada pasien pasca bedah besar setelah Diet Pasca Bedah III.
Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali
makanan lengkap atau pokok dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang dihindari
Disesuaikan dengan kondisi pasien Misalnya : Pada pasien Darah tinggi mengurangi
konsumsi garam dan kolesterol, Pada pasienKencing manis mengurangi konsumsi gula,
dan pasien yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus
dihindari.
5. Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung
Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien
dalam keadaan khusus, seperti koma, terbakar, gangguan psikis, di mana makanan harus
diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau Naso Gastric Tube (NGT).
Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan sebagai makanan cair kental
penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Makanan diharapkan
dapat merangsang peristaltic lambung
6. Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum
Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan bagi pasien
yang tidak dapat menerima makanan melalui oral atau pipa lambung. Makanan diberikan
langsung ke jejunum atau Jejunum Feeding Fistula (JFF).
Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan sebagai makanan cair yang
tidak memerlukan pencernaan lambung dan tidak merangsang jejunum secara mekanis
maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak terjadi
diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang energi, protein,
vitamin, dan zat besinya. Bahan makanan sehari diet pasca-bedah lewat jejunum adalah:
susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g; air kapur (USP) 420 ml; air ml.

Tips Perawatan Pasca-Operasi


Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien
setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini :
Makan makanan bergizi
Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan.
Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari
Usahakan cukup istirahat
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa
Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh
Minum obat sesuai anjuran dokter.

D. Tujuan Diet Pasca Bedah


Tujuan Diet Pasca Bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal, untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi dan protein )
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya
operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan
pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat
berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi
setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak
(imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan
meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
E. Syarat Diet Pasca bedah
Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan
makan penderita.
6. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada
macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :
- Pasca Bedah Kecil, Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal.
- Pasca Bedah Besar, Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya.
4. Rencana atau Evaluasi Pasca Bedah
1. Rencana Tindakan
a. Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat dilakukan
dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan makanan yang tinggi protein dan vitamin C.
protein dan vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen, dan mempertahankan integritas
dinding kapiler.
b. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan napas, yakni tarik napas yang
dalam dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian hembuskan. Atau, dapat pula
dilakukan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan menggunakan diafragma, kemudian
keluarkan napas perlahan-lahan melalui mulut yang dikuncupkan.
c. Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakanstocking pada pasien yang berisiko
tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada
tempat duduk guna memperlancar vena balik.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memberikan cairan sesuai
dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan dan output serta mempertahankan nutrisi yang
cukup.
e. Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan out put serta mencegah
tejadnya retensi urine .
f. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum ambulatory.
g. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik.

2. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan
dalam mempertahankan status kesehatan, seperti adanya peningkatan proses penyembuhan luka,
sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem
eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.
5. Penanganan pasca Operasi
Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia sadar harus dijaga
supaya jalan pernapasan tetap bebas. Pada umunya, setelah dioperasi, penderita ditempatkan dalam
ruang pulih(recovery room) dengan penjagaan terus-menerus sampai ia sadar. Selama beberapa
hari sampai dianggap tiidak perlu lagi, suhu, nadi, tensi, dan dieresis harus diawasi terus-menerus.
Sesudah penderita sadar, biasanya ia mengeluh kesakitan.
Rasa sakit ini dalam beberapa hari berangsur kurang. Pada hari opersai dan esok harinya ia
biasnya memerlukan obat tahan nyeri, seperti petidin; kemudian, biasanya dapat diberikan
analgetikum yang lebih ringan. Penderita yang mengalami operasi - kecuali operasi kecil- keluar
dari kamar operasi dengan infuse intravena yang terdiri atas larutan NaCl 0,9%, atau glukosa 5%,
yang diberikan berganti ganti menurut rencana tertentu. Di kamar operasi(atausesudah keluar
dari situ)ia, jika perlu, diberi transfuse darah.
Pada waktu operasi penderita kehilangan sejumlah cairan, sehingga ia meninggalkan kamar
operasi dengan defisit cairan. Maka, khususnya apabila pada pascaoperasi minum air perlu
dibatasi, perlulah diawasi benar keseimbangan antara cairan yang masuk dengan infus, dan cairan
yang keluar. Perlu dijaga jangan sampai terjadi dehidrasi, tetapi sebaliknya juga jangan juga jangan
terjadi kelebihan dengan akibat edema paru paru. Untuk diketahui, air yang dikeluarkan dari
badan dalam 24 jam, air kencing dan cairan yang keluar dengan muntah harus ditambah dengan
evaporasi dari kulit dan pernapasan. Dapat diperkirakan bahwa dalam 24 jam sedikit-dikitnya 3
liter cairan harus dimasukkan untuk mengganti yang keluar.
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien. pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan
sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat
6. makin bagus.
7. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
8. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
9. Minum obat sesuai anjuran dokter.
Contoh Diet Pasca-Operasi
Diet Pasca-Operasi Amandel
Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan cair dapat
berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin lebih baik karena dapat
mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair, dapat diberikan makanan
dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan
kemampuan pasien menerima makanan.
Contoh Menu
PAGI
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
Telur Rebus Setengah Matang

Pukul 10.00
Puding caramel atau es krim

Siang
Bubur Saring
Gadon daging
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya

Pukul 16.00
Puding Saus Peach

Sore
Bubur Saring
Ayam Giling BUmbu
Tahu kukus
Sup Oyong Variasi

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,Sunita (Ed).2006. Penuntun Diet Edisi Baru . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Mahaji Putri, Rona Sari. Tanpa tahun. Gizi dan Terapi Diet. Malang
http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-sebelum-operasi-dapat-
mempercepat-masa-pemulihan
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet
Cameron, John L. 1997, Terapi Bedah Mutakhir (Hal: 576), Jakarta: Binarupa Aksara
http://cakmoki86.wordpress.com/2007/08/11/makan-bergizi-pasca-operasi/
http://tutorialkuliah.onsugar.com/Diet-Pasca-operasi-13748043

Anda mungkin juga menyukai