Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang menjadi perhatian adalah
kadar Hb, Ht, dan albumin. Pada umumnya kadar Hb < 12 9% untuk wanita dan < 13 9%
untuk pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Konselorgizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit. Data klinis yang
menjadi perhatian adalah keluhan frequency heartburn (rasa panas pada ulu hati) meningkat,
sering bersendawa, nyeri perut, kram, dan sulit menelan. Konselor gizi melakukan
identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall atau food frequency. Hasil
analisis food recall berupa asupan energi dan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi
dan zat gizi pada keadaan saat itu. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pada tahap ini
bisa sama atau berbeda dengan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi saat implementasi
gizi. Hasil yang biasanya diperoleh adalah sebagai berikut.
Kuantitatif, yaitu asupan energi dan lemak berlebih dari kebutuhan dan asupan serat rendah
dibandingkan kebutuhan. Kualitatif, yaitu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak,
minuman kopi, alkohol, mint, minuman ringan, cokelat, makan dalam porsi besar menjelang
tidur, menyukai makanan rasa
asam serta pedas, dan sering melakukan posisi berbaring setelah makan.
o Konselor gizi mengkaji data riwayat personal, meliputi riwayat klien dengan kebiasaan
merokok, menggunakan pakaian ketat pada daerah abdomen saat makan, segela berbaring
atau
melakukan aktivitas berat setelah makan, dan kebiasaan tidur tanpa bantal.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi Iebih kurang 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet penyakit GERD.
a) Domain intake
Kelebihan asupan energi berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dalam porsi
besar dan makanan mengandung Iemak ditandai dengan asupan energi > 100%.
Kelebihan asupan Iemak berkaitan dengan sering mengonsumsi tinggi Iemak terutama
menjelang tidur dibuktikan dengan asupan Iemak total > 100% total energi.
b) Domain klinis Perubahan kadar albumin, Hb, dan Ht berkaitan dengan gangguan reflux
dan kesulitan menelan, ditandai dengan hasil pemeriksaan Hb < 12 9% pada wanita dan < 13
9% pada pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Kelebihan berat badan berkaitan dengan pola makan yang tidak seimbang ditandai dengan
hasil perhitungan IMT > 24.
D. KONSELING GIZI UNTUK DIET
Diet gastroesophageal reflux disease (GERD) diperuntukkan untuk klien dengan diagnosis
medis GERD dengan atau tanpa esofagitis. Adapun tahapan proses dalam melakukan
konseling gizi pada gastroesophageal reflux disease adalah sebagai berikut.
Konselor gizi berdiri, menyapa klien dengan ucapan salam atau ucapan lain seperti, ”Selamat
siang bapak/ibu, silakan masuk." Selanjutnya, konselor gizi menjabat tangan klien sambil
memperkenalkan diri, "Saya (nama ahli gizi), ahli gizi yang saat ini bertugas, dengan
bapak/ibu siapa?" Setelah klien menyebutkan namanya, segera konselor gizi memanggil klien
dengan sebutan lengkap, "Bapak/ibu (nama klien), silakan duduk."
Selanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan haI-hal
lain yang terkait. Lalu, konselor gizi melakukan identifikasi dengan melihat hasil diagnosis
medis yaitu klien didiagnosis penyakit GERD.
Berdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi,
"Bapak/ibu didiagnosis medis dengan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).
Gastroesophageal reflux disease adalah suatu kelainan yang menyebabkan cairan lambung
mengalami ref7ux (mengalirbalik) ke kerongkongan dan menimbulkan gejala khas berupa
rasa panas terbakar di dada (heartburn) dan kadang kala disertai dengan rasa pahit di Iidah
serta kesulitan menelan akibat infeksi pada esofagus (esofagitis). Pola makan berhubungan
dengan kejadian GERD. Oleh karena itu, tujuan konseling gizi pada hari ini adalah
mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran makanan untuk mencegah dan
mengatasi GERD. Proses konseling gizi akan berlangsung lebih kurang 60 menit, meliputi
pengkajian gizi yaitu data antropometri,
data laboratorium, data klinis, data riwayat makan, riwayat personal, dan penetapan diagnosis
gizi serta implementasinya. Saya berharap bapak/ibu (nama klien) bersedia bekerjasama
untuk keberhasilan proses konseling ini."
Setelah konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi, selanjutnya konselor gizi
akan melakukan pengkajian gizi pada datadata yang ada pada klien.
Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Data berat badan dan
tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT. IMT pada seorang dengan penyakit GERD
pada umumnya lebih (obesitas).
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang menjadi perhatian adalah
kadar Hb, Ht, dan albumin. Pada umumnya kadar Hb < 12 9% untuk wanita dan < 13 9%
untuk pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Konselorgizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit. Data klinis yang
menjadi perhatian adalah keluhan frequency heartburn (rasa panas pada ulu hati) meningkat,
sering bersendawa, nyeri perut, kram, dan sulit menelan. Konselor gizi melakukan
identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall atau food frequency. Hasil
analisis food recall berupa asupan energi dan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi
dan zat gizi pada keadaan saat itu. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pada tahap ini
bisa sama atau berbeda dengan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi saat implementasi
gizi. Hasil yang biasanya diperoleh adalah sebagai berikut.
Kuantitatif, yaitu asupan energi dan lemak berlebih dari kebutuhan dan asupan serat rendah
dibandingkan kebutuhan. Kualitatif, yaitu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak,
minuman kopi, alkohol, mint, minuman ringan, cokelat, makan dalam porsi besar menjelang
tidur, menyukai makanan rasa
asam serta pedas, dan sering melakukan posisi berbaring setelah makan.
o Konselor gizi mengkaji data riwayat personal, meliputi riwayat klien dengan kebiasaan
merokok, menggunakan pakaian ketat pada daerah abdomen saat makan, segela berbaring
atau
melakukan aktivitas berat setelah makan, dan kebiasaan tidur tanpa bantal.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi Iebih kurang 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet penyakit GERD.
Berdasarkan hasil pengkajian gizi maka ditegakkan diagnosis gizi sesuai dengan urutan
prioritas untuk semua domain.
a) Domain intake
Kelebihan asupan energi berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dalam porsi
besar dan makanan mengandung Iemak ditandai dengan asupan energi > 100%.
Kelebihan asupan Iemak berkaitan dengan sering mengonsumsi tinggi Iemak terutama
menjelang tidur dibuktikan dengan asupan Iemak total > 100% total energi.
b) Domain klinis Perubahan kadar albumin, Hb, dan Ht berkaitan dengan gangguan reflux
dan kesulitan menelan, ditandai dengan hasil pemeriksaan Hb < 12 9% pada wanita dan < 13
9% pada pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Kelebihan berat badan berkaitan dengan pola makan yang tidak seimbang ditandai dengan
hasil perhitungan IMT > 24.
c) Domain lingkungan
Pemahaman anjuran gizi terbatas berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang pola
makan seimbang ditandai dengan sering mengonsumsi makanan yang berlemak, minuman
kopi, cokelat, serta alkohol dan makan dalam porsi besar menjelang tidur.
. Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi sebagai berikut.
lII
\\
Mengontrol kadar laboratorium Hb, Ht, dan albumin. Meningkatkan pengetahuan mengenai
makanan yang berisiko menimbulkan gejala atau komplikasi GERD.
zat gizi.
/ Energi disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai IMT normal menggunakan rumus
Harris Benedith.
/ Protein tinggi 1-1,5 g/kg BB per hari untuk meningkatkan sekresi gastrin sehingga dapat
meningkatkan tekanan lower esophageal sphicter (LES).
I Membatasi konsumsi kopi, alkohol, mint, minuman ringan, dan cokelat terutama menjelang
tidur.
Diet gastroesophageal reflux disease (GERD) diperuntukkan untuk klien dengan diagnosis
medis GERD dengan atau tanpa esofagitis. Adapun tahapan proses dalam melakukan
konseling gizi pada gastroesophageal reflux disease adalah sebagai berikut.
Konselor gizi berdiri, menyapa klien dengan ucapan salam atau ucapan lain seperti, ”Selamat
siang bapak/ibu, silakan masuk." Selanjutnya, konselor gizi menjabat tangan klien sambil
memperkenalkan diri, "Saya (nama ahli gizi), ahli gizi yang saat ini bertugas, dengan
bapak/ibu siapa?" Setelah klien menyebutkan namanya, segera konselor gizi memanggil klien
dengan sebutan lengkap, "Bapak/ibu (nama klien), silakan duduk."
Selanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan haI-hal
lain yang terkait. Lalu, konselor gizi melakukan identifikasi dengan melihat hasil diagnosis
medis yaitu klien didiagnosis penyakit GERD.
Berdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi,
"Bapak/ibu didiagnosis medis dengan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).
Gastroesophageal reflux disease adalah suatu kelainan yang menyebabkan cairan lambung
mengalami ref7ux (mengalirbalik) ke kerongkongan dan menimbulkan gejala khas berupa
rasa panas terbakar di dada (heartburn) dan kadang kala disertai dengan rasa pahit di Iidah
serta kesulitan menelan akibat infeksi pada esofagus (esofagitis). Pola makan berhubungan
dengan kejadian GERD. Oleh karena itu, tujuan konseling gizi pada hari ini adalah
mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran makanan untuk mencegah dan
mengatasi GERD. Proses konseling gizi akan berlangsung lebih kurang 60 menit, meliputi
pengkajian gizi yaitu data antropometri,
data laboratorium, data klinis, data riwayat makan, riwayat personal, dan penetapan diagnosis
gizi serta implementasinya. Saya berharap bapak/ibu (nama klien) bersedia bekerjasama
untuk keberhasilan proses konseling ini."
2. Melakukan Pengkajian Gizi (Assessment Gizi)
Setelah konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi, selanjutnya konselor gizi
akan melakukan pengkajian gizi pada datadata yang ada pada klien.
Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Data berat badan dan
tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT. IMT pada seorang dengan penyakit GERD
pada umumnya lebih (obesitas).
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang menjadi perhatian adalah
kadar Hb, Ht, dan albumin. Pada umumnya kadar Hb < 12 9% untuk wanita dan < 13 9%
untuk pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Konselorgizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit. Data klinis yang
menjadi perhatian adalah keluhan frequency heartburn (rasa panas pada ulu hati) meningkat,
sering bersendawa, nyeri perut, kram, dan sulit menelan. Konselor gizi melakukan
identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall atau food frequency. Hasil
analisis food recall berupa asupan energi dan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi
dan zat gizi pada keadaan saat itu. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pada tahap ini
bisa sama atau berbeda dengan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi saat implementasi
gizi. Hasil yang biasanya diperoleh adalah sebagai berikut.
Kuantitatif, yaitu asupan energi dan lemak berlebih dari kebutuhan dan asupan serat rendah
dibandingkan kebutuhan. Kualitatif, yaitu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak,
minuman kopi, alkohol, mint, minuman ringan, cokelat, makan dalam porsi besar menjelang
tidur, menyukai makanan rasa
asam serta pedas, dan sering melakukan posisi berbaring setelah makan.
o Konselor gizi mengkaji data riwayat personal, meliputi riwayat klien dengan kebiasaan
merokok, menggunakan pakaian ketat pada daerah abdomen saat makan, segela berbaring
atau
melakukan aktivitas berat setelah makan, dan kebiasaan tidur tanpa bantal.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi Iebih kurang 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet penyakit GERD.
Berdasarkan hasil pengkajian gizi maka ditegakkan diagnosis gizi sesuai dengan urutan
prioritas untuk semua domain.
a) Domain intake
Kelebihan asupan energi berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dalam porsi
besar dan makanan mengandung Iemak ditandai dengan asupan energi > 100%.
Kelebihan asupan Iemak berkaitan dengan sering mengonsumsi tinggi Iemak terutama
menjelang tidur dibuktikan dengan asupan Iemak total > 100% total energi.
b) Domain klinis Perubahan kadar albumin, Hb, dan Ht berkaitan dengan gangguan reflux
dan kesulitan menelan, ditandai dengan hasil pemeriksaan Hb < 12 9% pada wanita dan < 13
9% pada pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Kelebihan berat badan berkaitan dengan pola makan yang tidak seimbang ditandai dengan
hasil perhitungan IMT > 24.
c) Domain lingkungan
Pemahaman anjuran gizi terbatas berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang pola
makan seimbang ditandai dengan sering mengonsumsi makanan yang berlemak, minuman
kopi, cokelat, serta alkohol dan makan dalam porsi besar menjelang tidur.
4. Melakukan Intervensi Gizi
. Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi sebagai berikut.
lII
\\
Mengontrol kadar laboratorium Hb, Ht, dan albumin. Meningkatkan pengetahuan mengenai
makanan yang berisiko menimbulkan gejala atau komplikasi GERD.
zat gizi.
/ Energi disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai IMT normal menggunakan rumus
Harris Benedith.
/ Protein tinggi 1-1,5 g/kg BB per hari untuk meningkatkan sekresi gastrin sehingga dapat
meningkatkan tekanan lower esophageal sphicter (LES).
I Membatasi konsumsi kopi, alkohol, mint, minuman ringan, dan cokelat terutama menjelang
tidur.
Jadwal makan menjelang tidur sudah harus berakhir dua jam sebelum tidur.
Menetapkan preskripsi diet, yaitu diet energi rendah, MC/MS/ML/ MB kkal, g protein, dan g
Iemak (disesuaikan dengan hasil perhitungan kebutuhan energi). Apabi|a klien dalam masa
pemulihan, bisa diberikan dalam bentuk MB. Apabi|a klien mengalami esofagitis akut
gunakan NC/MS/ML. Porsi kecil dengan frekuensi normal, yaitu tiga kali makanan utama
dan 2-3 kali makanan selingan.
Mengisi brosur anjuran makanan sehari dengan menekankan pada perubahan pola makan
rendah energi, rendah |emak, cukup serat, serta perubahan jam makan yaitu paling telat dua
jam sebelum tidur terakhir mengonsumsi makanan dan minuman,
b) Memperoleh komitmen
Selanjutnya dijelaskan kepada klien dimulai dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, menjelaskan cara penerapan
diet rendah energi, rendah |emak, cukup serat, mendiskusikan perubahan perilaku makan
berisiko GERD mencakup makan makanan tinggi Iemak, makan porsi besar, makan dan
minum menjelang tidur, menggunakan pakaian ketat saat dan setelah makan, tidak
menggunakan bantal ketika tidur, minum bersamaan dengan makan, merokok, mendiskusikan
hambatan yang dirasa klien, serta alternatif pemecahan masalah.
Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien terhadap apa yang
telah dijelaskan dengan cara bertanya kembali tentang apa yang telah didiskusikan. Konselor
gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan datang untuk konseling gizi
lanjutan atau sesuai dengan kebutuhan.
D. KONSELING GIZI UNTUK DIET
Diet gastroesophageal reflux disease (GERD) diperuntukkan untuk klien dengan diagnosis
medis GERD dengan atau tanpa esofagitis. Adapun tahapan proses dalam melakukan
konseling gizi pada gastroesophageal reflux disease adalah sebagai berikut.
Konselor gizi berdiri, menyapa klien dengan ucapan salam atau ucapan lain seperti, ”Selamat
siang bapak/ibu, silakan masuk." Selanjutnya, konselor gizi menjabat tangan klien sambil
memperkenalkan diri, "Saya (nama ahli gizi), ahli gizi yang saat ini bertugas, dengan
bapak/ibu siapa?" Setelah klien menyebutkan namanya, segera konselor gizi memanggil klien
dengan sebutan lengkap, "Bapak/ibu (nama klien), silakan duduk."
Selanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan haI-hal
lain yang terkait. Lalu, konselor gizi melakukan identifikasi dengan melihat hasil diagnosis
medis yaitu klien didiagnosis penyakit GERD.
Berdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi,
"Bapak/ibu didiagnosis medis dengan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).
Gastroesophageal reflux disease adalah suatu kelainan yang menyebabkan cairan lambung
mengalami ref7ux (mengalirbalik) ke kerongkongan dan menimbulkan gejala khas berupa
rasa panas terbakar di dada (heartburn) dan kadang kala disertai dengan rasa pahit di Iidah
serta kesulitan menelan akibat infeksi pada esofagus (esofagitis). Pola makan berhubungan
dengan kejadian GERD. Oleh karena itu, tujuan konseling gizi pada hari ini adalah
mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran makanan untuk mencegah dan
mengatasi GERD. Proses konseling gizi akan berlangsung lebih kurang 60 menit, meliputi
pengkajian gizi yaitu data antropometri,
data laboratorium, data klinis, data riwayat makan, riwayat personal, dan penetapan diagnosis
gizi serta implementasinya. Saya berharap bapak/ibu (nama klien) bersedia bekerjasama
untuk keberhasilan proses konseling ini."
Setelah konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi, selanjutnya konselor gizi
akan melakukan pengkajian gizi pada datadata yang ada pada klien.
Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Data berat badan dan
tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT. IMT pada seorang dengan penyakit GERD
pada umumnya lebih (obesitas).
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang menjadi perhatian adalah
kadar Hb, Ht, dan albumin. Pada umumnya kadar Hb < 12 9% untuk wanita dan < 13 9%
untuk pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Konselorgizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit. Data klinis yang
menjadi perhatian adalah keluhan frequency heartburn (rasa panas pada ulu hati) meningkat,
sering bersendawa, nyeri perut, kram, dan sulit menelan. Konselor gizi melakukan
identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall atau food frequency. Hasil
analisis food recall berupa asupan energi dan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi
dan zat gizi pada keadaan saat itu. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pada tahap ini
bisa sama atau berbeda dengan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi saat implementasi
gizi. Hasil yang biasanya diperoleh adalah sebagai berikut.
Kuantitatif, yaitu asupan energi dan lemak berlebih dari kebutuhan dan asupan serat rendah
dibandingkan kebutuhan. Kualitatif, yaitu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak,
minuman kopi, alkohol, mint, minuman ringan, cokelat, makan dalam porsi besar menjelang
tidur, menyukai makanan rasa
asam serta pedas, dan sering melakukan posisi berbaring setelah makan.
o Konselor gizi mengkaji data riwayat personal, meliputi riwayat klien dengan kebiasaan
merokok, menggunakan pakaian ketat pada daerah abdomen saat makan, segela berbaring
atau
melakukan aktivitas berat setelah makan, dan kebiasaan tidur tanpa bantal.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi Iebih kurang 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet penyakit GERD.
Berdasarkan hasil pengkajian gizi maka ditegakkan diagnosis gizi sesuai dengan urutan
prioritas untuk semua domain.
a) Domain intake
Kelebihan asupan energi berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dalam porsi
besar dan makanan mengandung Iemak ditandai dengan asupan energi > 100%.
Kelebihan asupan Iemak berkaitan dengan sering mengonsumsi tinggi Iemak terutama
menjelang tidur dibuktikan dengan asupan Iemak total > 100% total energi.
b) Domain klinis Perubahan kadar albumin, Hb, dan Ht berkaitan dengan gangguan reflux
dan kesulitan menelan, ditandai dengan hasil pemeriksaan Hb < 12 9% pada wanita dan < 13
9% pada pria, Ht < 40% dan albumin < 3,5 9 dl.
Kelebihan berat badan berkaitan dengan pola makan yang tidak seimbang ditandai dengan
hasil perhitungan IMT > 24.
c) Domain lingkungan
Pemahaman anjuran gizi terbatas berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang pola
makan seimbang ditandai dengan sering mengonsumsi makanan yang berlemak, minuman
kopi, cokelat, serta alkohol dan makan dalam porsi besar menjelang tidur.
. Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi sebagai berikut.
lII
\\
zat gizi.
/ Energi disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai IMT normal menggunakan rumus
Harris Benedith.
/ Protein tinggi 1-1,5 g/kg BB per hari untuk meningkatkan sekresi gastrin sehingga dapat
meningkatkan tekanan lower esophageal sphicter (LES).
I Membatasi konsumsi kopi, alkohol, mint, minuman ringan, dan cokelat terutama menjelang
tidur.
Jadwal makan menjelang tidur sudah harus berakhir dua jam sebelum tidur.
\
Menetapkan preskripsi diet, yaitu diet energi rendah, MC/MS/ML/ MB kkal, g protein, dan g
Iemak (disesuaikan dengan hasil perhitungan kebutuhan energi). Apabi|a klien dalam masa
pemulihan, bisa diberikan dalam bentuk MB. Apabi|a klien mengalami esofagitis akut
gunakan NC/MS/ML. Porsi kecil dengan frekuensi normal, yaitu tiga kali makanan utama
dan 2-3 kali makanan selingan.
Mengisi brosur anjuran makanan sehari dengan menekankan pada perubahan pola makan
rendah energi, rendah |emak, cukup serat, serta perubahan jam makan yaitu paling telat dua
jam sebelum tidur terakhir mengonsumsi makanan dan minuman,
b) Memperoleh komitmen
Selanjutnya dijelaskan kepada klien dimulai dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, menjelaskan cara penerapan
diet rendah energi, rendah |emak, cukup serat, mendiskusikan perubahan perilaku makan
berisiko GERD mencakup makan makanan tinggi Iemak, makan porsi besar, makan dan
minum menjelang tidur, menggunakan pakaian ketat saat dan setelah makan, tidak
menggunakan bantal ketika tidur, minum bersamaan dengan makan, merokok, mendiskusikan
hambatan yang dirasa klien, serta alternatif pemecahan masalah.
Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien terhadap apa yang
telah dijelaskan dengan cara bertanya kembali tentang apa yang telah didiskusikan. Konselor
gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan datang untuk konseling gizi
lanjutan atau sesuai dengan kebutuhan.
5.
6.
Perubahan keluhan klinis yaitu berkurangnya frekuensi keluhan heartburn, bersendawa, nyeri
perut, kram, dan sulit menelan. Peningkatan pengetahuan klien mengenai makanan yang
berisiko menimbulkan gejala GERD atau komplikasi GERD.
Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan berikutnya, "Baik bapak, konseling gizi
selanjutnya kita rencanakan dua minggu mendatang dan proses konseling gizi hari ini telah
selesai, sampai ketemu dua minggu mendatang. Terima kasih."
24-48 jam sebelumnya melalui telepon. Frekuensi kunjungan minimal enam kali, bila masih
dirasakan perlu dapat dilakukan kunjungan ulang Iagi.