Anda di halaman 1dari 7

RELEVANSI FILSAFAT ILMU DALAM BIDANG ILMU DAN TEKNOLOGI

PANGAN

A. FILSAFAT ILMU

1. Pengertian Filsafat

- Tinjauan Secara Etimologis

Filsafat berasal dari kata Yunani, yakni philosophia yang berarti adalah cinta

(philia) dan kebijaksanaan (shopia).

- Menurut Immanuel Kant

Filsafat merupakan pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari segala

pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat

pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.

- Menurut N. Driyarkara

Filsafat adalah permenungan yg sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab “ada”

dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan yg sedalam-dalamnya, sampai

“mengapa” yang “penghabisan”.

2. Pengertian Ilmu

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,

menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan

dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang

pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan

kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ini berarti ilmu membatasi diri

hanya kepada kejadian-kejadian yang bersifat empiris (obyek penelaahan ilmu

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera manusia).
3. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu, secara umum bisa dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu

dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu,

filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan objek khusus,

yaitu ilmu pengetahuan, dan sudah tentu memiliki sifat dan karakteristik yang

hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara sebagai landasan filosofis

bagi proses keilmuan, ia tak lain adalah kerangka dasar dari proses keilmuan itu

sendiri. Secara umum, filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya untuk

memahami makna, metode, strukur logis dari ilmu pengetahuan, termasuk juga di

dalmnya kriteria-kriteria ilmu pengetahuan, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam

ilmu pengetahuan.

B. ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

1. Pengertian Ilmu Pangan

Ilmu pangan mempunyai pengertian yakni disiplin ilmu yang menerapkan dasar –

dasar biologi, kimia, fisika, dan teknik dalam mempelajari sifat – sifat, penyebab

kerusakan dan prinsip dalam pengolahan bahan pangan.

2. Pengertian Teknologi Pangan

Teknologi pangan merupakan aplikasi penerapan ilmu pangan mulai dari pasca

panen hingga menjadi hidangan dengan memperhatikan aspek – aspek seperti

pengembangan, penanganan, pengolahan, pengawetan hingga pemasaran bahan

pangan dengan tidak mengabaikan penilaian mutu, nilai gizi, dan kesehatan

masyarakat guna menunjang kesejahteraannnya.


3. Pengertian Ilmu dan Teknologi Pangan

Ilmu dan teknologi pangan adalah disiplin ilmu yang menerapkan teknologi tentang

pengolahan bahan pangan mulai pasca panen hingga menjadi hidangan untuk

memperoleh manfaat dan meningkatkan nilai gunanya.

C. RELEVANSI FILSAFAT DALAM PENGEMBANGAN ILMU DAN

TEKNOLOGI PANGAN

Setiap jenis pengetahuan selalu mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa

(ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut

disusun. Seperti pengertian diatas ilmu dan teknologi pangan adalah ilmu yang

mempelajari tentang dasar – dasar biologi, kimia, fisika, dan teknik dalam mempelajari

sifat – sifat, penyebab kerusakan dan prinsip dalam pengolahan bahan pangan dan

penerapan teknologinya dalam pengolahan pangan. Berikut adalah beberapa

perubahan-perubahan pola fikir dimasyarakat akibat perkembangan ilmu dan teknologi

pangan.

1. Makanan Enak vs Makanan Sehat

Semakin majunya ilmu dan teknologi membuat manusia semakin pintar untuk

memilih makanan yang sehat untuk tubuhnya. Pola konsumsi makan manusia menjadi

berubah. Dahulu manusia hanya memikirkan makanan apa yang enak untuk dimakan

tanpa memikirkan efek dari makanan tersebut jika masuk ke dalam tubuh. Makanan

junk food sempat menjadi dalam masyarakat. Makanan junk food yang enak dan cepat

saji menjadi pilihan masyarakat untuk menjadi menu favorit dalam setiap hidangan

makanan. Namun seiring berjalannya waktu makanan junk food ternyata memiliki

beberapa bahaya yaitu Junk food mengandung sodium yang meningkatkan risiko sakit

kepala, Karbohidrat berat dan lemak tak jenuh dalam junk food menyebabkan jerawat,
Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi adalah dua faktor yang meningkatkan risiko

serangan jantung serta stroke dan Jika kurang olahraga, kalori berlebih akan berubah

jadi kelebihan berat badan yang mengakibatkan obesitas.

Oleh karena itu, pola konsumsi makanan masyarakat zaman sekarang

cenderung berubah ke jenis makanan sehat. Masyarakat kini sadar bahwa manfaat

makanan bukan hanya mengenyangkan saja, tapi juga untuk pemenuhan gizi tubuh.

Makanan sehat ini harapannya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, atau

dengan kata lain dapat berfungsi sebagai obat dalam menangani dan mencegah

penyakit. Hal ini disebut pangan fungsional, yaitu makanan yang mampu memberikan

efek kesehatan di samping efek zat gizi yang secara prinsip terdapat pada makanan.

Meskipun begitu, makanan fungsional tidak dapat serta merta dikategorikan

sebagai suatu obat atau suplemen. Menurut penelitian jurnal pengembangan pangan

fungsional, sebelum dikategorikan sebagai makanan fungsional, suatu makanan harus

memiliki syarat-syarat: 1) dalam bentuk makanan (bukan kapsul, tablet, atau serbuk)

yang berasal dari bahan yang terdapat secara alami; 2) dapat dikonsumsi sehari-hari; 3)

mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna.

Sifat fungsional dalam makanan fungsional disebabkan oleh adanya komponen

bioaktif yang terdapat dalam bahan nabati (misalnya serat pangan, inulin, FOS dan

antioksidan) ataupun bahan hewani (EPA, DHA dan CLA). Sifat fungsional juga dapat

disebabkan adanya mikroorganisme yang memiliki sifat menguntungkan dalam sistem

pencernaan, misal probiotik.

Beberapa pangan di sekitar kita, seperti buah, sayur, dan rempah-rempah

ternyata berpotensi sebagai pangan fungsional. Seperti contohnya Tomat dapat

mencegah kanker karena memiliki kandungan karotenoid dan likopen. Kedelai


mengandung protein berkualitas tinggi, dan antioksidan yang dapat menurunkan

kolesterol, mencegah penyakit jantung koroner, dan mencegah osteoporosis.

2. Pola Diet yang Salah

Banyak orang melakukan diet dengan harapan bisa mendapatkan bentuk tubuh

yang lebih ideal. Sayangnya, kurangnya pengetahuan tentang cara diet yang benar

membuat banyak orang melakukan diet yang salah. Diet yang salah justru tidak akan

membawa hasil dan manfaat. Malah sebaliknya, bisa berakibat buruk bagi tubuh dan

kesehatan. Beberapa pola diet yang salah yaitu sebagai beikut.

1. Tidak sarapan pagi Melewatkan waktu sarapan bukanlah cara diet yang

dianjurkan. Pasalnya, hal ini membuat kita justru makan lebih banyak

dengan porsi yang besar di siang harinya. Selain itu, melewatkan sarapan

juga dapat menurunkan mood dan meningkatkan risiko obesitas.

Keseimbangan gula dan insulin dalam tubuh juga akan terganggu sehingga

tubuh selalu merasa lapar.

2. Makan terlalu banyak protein dan lemak Membatasi asupan karbohidrat dan

meningkatkan protein serta lemak secara berlebih dapat membahayakan

tubuh. Kondisi ini dapat merusak ginjal dan meningkatkan kadar kolesterol

yang berakibat pada penyakit jantung serta stroke.

3. Makan tanpa garam Diet tanpa garam menjadi diet yang sedang populer.

Namun, makan tanpa menambahkan garam sedikit pun justru dapat

membahayakan tubuh. Pasalnya, tubuh tetap membutuhkan asupan garam

terutama untuk produksi hormon tiroid, memelihara keseimbangan cairan

tubuh, menjaga aktivitas sel saraf, kontraksi serta relaksasi otot, dan

meningkatkan fungsi otak. Namun, asupan garam harian tidak boleh sampai
berlebihan. Kelebihan garam juga bisa meningkatkan risiko hipertensi,

stroke, jantung, dan juga masalah ginjal.

Banyaknya remaja yang salah menerapkan pola diet karena kurangnya

pengetahuan mereka terhadap diet yang sehat dan asupan gizi yang tepat untuk tubuh.

Banyaknya info-info yang beredar seperti artikel di sosial media yang tidak tahu

kebenarannya membuat remaja menerapkan pola diet tersebut. Pola fikiran tersebut

menjadi pemicu kesalahan penerapan pola diet tanpa ditelusuri dulu kebenarannya dan

malah berdampak buruk terhadap kesehatan. Diet yang aman dan sehat adalah diet yang

menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang yang dimaksud adalah mengonsumsi

makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral setiap

hari dengan porsi dan jadwal yang sesuai. Diet yang optimal juga tidak ditempuh

dengan cara yang instan atau kilat. Tubuh perlu menyesuaikan diri dengan perubahan

pola makan baru supaya hasilnya awet dan berat badan tidak cepat naik lagi.

Contoh kasus diatas adalah beberapa kasus yang terjadi dimasyarakat. Contoh kasus di

atas adalah contoh pengembangan ilmu pangan yang kurang tepat dan semakin majunya

teknologi membuuat pola fikir manusia berubah. Filsafat sebagai fasilitator ilmu panga

hanyalah sebatas untuk mengorek isi yang terkandung dalam cangkupan ilmu dan teknologi

pangan serta mencari gejala-gejala ilmiah yang ada di alam semesta ini yang akhirnya

dimasukkan ke cangkupan ilmu dan teknologi pangan. Filsafat menjadi dasar untuk berfikir

untuk mencapai keseimbangan dan kebenaran. Maka, berfilsafat merupakan syarat dasar bagi

kemajuan sebuah ilmu pengetahuan dalam hal ini khususnya ilmu dan teknologi pangan dan

agama menjadi penuntun ke mana ilmu pengetahuan akan diimplementasikan dalam kehidupan

masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai