Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh.
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh yang optimal.
1.2 TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami secara umum tentang anemia terutama pada remaja Putri.
2. Tujuan Khusus
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan anemia yaitu :
a) Definisi
b) Klasisfikasi
c) Macam-macam
d) Etiologi
e) Patofisiologi
f) Tanda dan gejala
g) Penatalaksanaan/Penanganan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya
ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus bahasa
indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin
dalam darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah
lengkap laboratorium.
1. Nilai Hb normal
a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl
b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
2. Nilai Hb anemia
a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)
2.2 Penyebab Anemia
Penyebab terjadinya anemia gizi pada berbagai kelompok penduduk itu beraneka ragam,
yang secara garis besar dikelompokkan dalam:
1. Sebab Langsung
Penyebab anemia sebab langsung dikarenakan :
(a) Kecukupan makanan. Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat disebabkan oleh
kurang makan sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan cukup namun
yang dimakan bioavailabilitas besinya rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap
kurang, dan makanan yang dimakan mengandung zat penghambat absorbsi besi.
(b) Infeksi penyakit. Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko menderita anemia
pada umumnya adalah cacing dan malaria.
2. Sebab Tidak Langsung
Perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga oleh sebab itu wanita di dalam
keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan laki-laki. Sebagai contoh:
(a) Wanita mengeluarkan energi lebih banyak di dalam keluarga. Wanita yang bekerja
sesampainya di rumah tidak langsung beristirahat karena umumnya mempunyai
banyak peran, seperti memasak, menyiapkan makan, membersihkan rumah dan lain
sebagainya,
(b) distribusi makan di dalam keluarga umumnya tidak menguntungkan ibu dimana pada
umumnya ibu makan terakhir, sehingga pada keluarga miskin ibu mempunyai resiko
lebih tinggi,
(c) kurang perhatian dan kasih sayang keluarga terhadap wanita, misalnya penyakit pada
wanita atau penyulit yang terjadi pada waktu kehamilan dianggap sebagai suatu hal
yang wajar.
3. Penyebab Mendasar
Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok penduduk sebagai berikut:
(a) Pendidikan yang rendah karena pada umumnya:
kurang memahami kaitan anemia dengan faktor lainnya,
kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan penanggulangannya,
kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi, khususnya yang mengandung
zat besi relatif tinggi,
kurang dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia.
Anemia akibat perdarahan akut sering terjadi pada masa nifas. Solusio
plasenta dan plasenta previa dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia
sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan
sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.
Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang
diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara
tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan
hemostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk
wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya
stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat
jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama
setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi
darah. (Sarwono:2005)
5. Anemia Hemolitik
(a) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia,
anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal
hemoglobinuria,
(b) Faktor ekstrakorpuskuler; disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan
dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.
(1) mengkosumsi protein hewani yaitu daging, unggas, seafood, telur, susu dan
hasil olahannya,
(2) makanan sumber asam folat antara lain Asparagus, bayam, buncis, hati sapi,
kapri, kacang tanah, orange juice, almond, beras merah/tumbuk, kembang kol,
telur, selada dan sereal instant,
(3) buah berwarna jingga dan merah segar lebih yaitu jeruk, pisang, kiwi,
semangka atau nanas;
(4) makanan fortifikasi seperti susu, keju, es krim, dan makanan berbasis tepung;
5) vitamin C, untuk meningkatkan absorbsi Fe;
6) makanan sumber vitamin B12 seperti daging, ikan, hati, makanan fermentasi,
yoghurt, udang dan susu;
(7) sayuran hijau paling tidak 3 porsi/hari; konsumsi sari buah yang kaya vitamin
C minimal 1 gelas/hari. (Desi & Dwi:2009)
2.4 Fisiologi/patologi
Wanita memiliki sekitar 2,3 gram zat bes total di dalam tubuh yang sebagian
besarnya (80%) ditemukan dalam masa sel darah merah sebagai hemoglobin (Hb).
Zat besi total di dalam tubuh ditentukan oleh asupan, pengeluaran, dan penyimpanan
mineral ini. zat besi yang tidak digunakan disimpan sebagai kompleks protein
yang read more dapat larut yaitu feritin, yang terdapat terutama di hati, sum-sum
tulang belakang, limpa dan otot skeletal. Dibutuhkan skema absorpsi normalsistem
gastrointestinal yang mempertahankan keseimbangan antara kadar zat besi fungsional
(Hb) dan zat besi yang disimpan (mioglobin). Tubuh mampu menyerap 1-2 mg zat
besi setiap hari diet dan laju produksi sel darah merah yang adekuat. Faktor utama
yang mengendalikan absorpsi zat besi adalah jumlah zat besi yang disimpan dalam
tubuh dan jenis zat besi yang tersimpan dalam diet seseorang.
Penyebab Anemia yang paling sering adalah karena perdarahan yang berlebihan,
rusaknya sel darah merah secara berlebihan atau yang sering disebut dengan
Hemolisis atau pembentukan sel darah merah / hematopoiesis yang tidak efektif,
kekurangan zat besi, pendarahan usus, kekurangan vitamin B12, kekarangan asam
folat, gangguan fungsi sumsum tulang, Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker
dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah merah.
Adapun Penyebab umum dari anemia, seperti:
ii
1. Perdarahan Hebat
Akut (mendadak)
· Kecelakaan
· Pembedahan
· Persalinan
· Pecah pembuluh darah
Kronik (menahun)
· Perdarahan hidung
· Wasir (hemoroid)
· Ulkus peptikum
· Kanker atau polip di saluran pencernaan
· Tumor ginjal atau kandung kemih
· Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
· Kekurangan zat besi
· Kekurangan vitamin B12
· Kekurangan asam folat
· Kekurangan vitamin C
· Penyakit kronik
3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
· Pembesaran limpa
· Kerusakan mekanik pada sel darah merah
· Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
· Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
· Sferositosis herediter
· Elliptositosis herediter
· Kekurangan G6PD
· Penyakit sel sabit
Selain itu terdapat gejala anemia ( kurang darah )yang paling sering di tunjukkan
antara lain sebagai berikut :
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat
pucat.
ii
2. Kelopak Mata Pucat
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga
terlihat pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan
biasanya dilakukan dengan cara meregangkan kelopak mata. dan melihat warna
kelopak mata bagian bawah.
ii
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah
ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam
dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.
A. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu
ukuran kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia
berkembang.Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.
ii
a. Mean Corpusculer Volume (MCV)
MCV adalah volume rata-rata eritrosit, MCV akan menurun
apabila kekurangan zat besi semakin parah, dan pada saat anemia
mulai berkembang. MCV merupakan indikator kekurangan zat besi
yang spesiflk setelah thalasemia dan anemia penyakit kronis
disingkirkan. Dihitung dengan membagi hematokrit dengan angka sel
darah merah. Nilai normal 70-100 fl, mikrositik < 70 fl dan makrositik
> 100 fl.
ii
nilai RDW merupakan manifestasi hematologi paling awal dari kekurangan
zat besi, serta lebih peka dari besi serum, jenuh transferin, ataupun serum
feritin. MCV rendah bersama dengan naiknya RDW adalah pertanda
meyakinkan dari kekurangan zat besi, dan apabila disertai dengan eritrosit
protoporphirin dianggap menjadi diagnostik. Nilai normal 15 %.
ii
tulang. Penurunan jenuh transferin dibawah 10% merupakan indeks
kekurangan suplai besi yang meyakinkan terhadap perkembangan eritrosit.
Jenuh transferin dapat menurun pada penyakit peradangan. Jenuh transferin
umumnya dipakai pada studi populasi yang disertai dengan indikator status
besi lainnya. Tingkat jenuh transferin yang menurun dan serum feritin sering
dipakai untuk mengartikan kekurangan zat besi. Jenuh transferin dapat diukur
dengan perhitungan rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi total
(TIBC), yaitu jumlah besi yang bisa diikat secara khusus oleh plasma.
9. Serum Feritin
Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif
untuk menentukan cadangan besi orang sehat. Serum feritin secara luas
dipakai dalam praktek klinik dan pengamatan populasi. Serum feritin < 12
ug/l sangat spesifik untuk kekurangan zat besi, yang berarti kehabisan semua
cadangan besi, sehingga dapat dianggap sebagai diagnostik untuk kekurangan
zat besi. Rendahnya serum feritin menunjukan serangan awal kekurangan zat
besi, tetapi tidak menunjukkan beratnya kekurangan zat besi karena
variabilitasnya sangat tinggi. Penafsiran yang benar dari serum feritin terletak
pada pemakaian range referensi yang tepat dan spesifik untuk usia dan jenis
kelamin. Konsentrasi serum feritin cenderung lebih rendah pada wanita dari
pria, yang menunjukan cadangan besi lebih rendah pada wanita. Serum feritin
pria meningkat pada dekade kedua, dan tetap stabil atau naik secara lambat
sampai usia 65 tahun. Pada wanita tetap saja rendah sampai usia 45 tahun, dan
mulai meningkat sampai sama seperti pria yang berusia 60-70 tahun, keadaan
ini mencerminkan penghentian mensturasi dan melahirkan anak. Pada wanita
hamil serum feritin jatuh secara dramatis dibawah 20 ug/l selama trimester II
dan III bahkan pada wanita yang mendapatkan suplemen zat besi. Serum
feritin adalah reaktan fase akut, dapat juga meningkat pada inflamasi kronis,
infeksi, keganasan, penyakit hati, alkohol. Serum feritin diukur dengan mudah
memakai Essay immunoradiometris (IRMA), Radioimmunoassay (RIA), atau
Essay immunoabsorben (Elisa).
ii
2.4. Pencegahan Anemia
1. Pencegahan primer
a. Edukasi (Penyuluhan)
ii
dengan yang lainnya tergantung pada riwayat reproduksi.Jika
kebutuhan Fe tidak cukup terpenuhi dari diet makanan, dapat
ditambah dengan suplemen Fe terutama bagi wanita hamil dan
masa nifas.24 Suplemen besi dosis rendah (30mg/hari) sudah
mulai diberikan sejak kunjungan pertama ibu hamil.
c. Fortifikasi Makanan dengan Zat Besi
2. Pencegahan Sekunder
A. Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.
ii
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,
unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C
(asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau
mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung
karbonat dan minum susu pada saat makan.
B. Pengobatan Anemia
ii
memberikan kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan berespon untuk
mulai berfungsi lagi.
5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk
transplantasi sumsum tulang.
6. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-
obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang
menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.
Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma
globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel
darah merah.
7. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya
menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah
obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk
mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.
E. Penatalaksanaan/Penanganan
1. Penanganan
a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di
sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah
berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan kebiasaan makan
Anda dan obat yang sedang Anda minum. Anda lalu akan mendapatkan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya
untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.
b) Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya
adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi
penyebab kekurangan tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet
atau sirup mungkin diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah
penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan
diberikan secara intramuskular atau intravenal).
c) Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah
penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima
ii
asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi.
Tinja Anda akan berwarna hitam selama perawatan.
d) Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah
menyembuhkan penyakitnya.
e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung
cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan
transfusi darah.
2. Penatalaksanaan
a) Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis
diberikan antelmintik yang sesuai.
b) Pemberian preparat Fe: fero sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam
keadaan perut kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan
dinaikkan bertahap. Pada pasien yang tidak kuat, dapat diberikan bersama
makanan.
Fero glukonat 3 x 200 mg secsra oral sehabis makan. Bila terdapat
intoleransi terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan
sehingga tidak dapat diberikan oral, dapat diberikan secara perenteral dengan
dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB) untuk tiap g% penurunan kadar Hb dibawah
normal.
Iron dekstran mengandung Fe 50 mg/ml, diberikan secara intramuskuler
mula-mula 50 mg, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai
perhitungan. Dapat pula diberikan intravena, mula-mula 0,5 ml sebagai dosis
percobaan. Bila dalam 3-5 menit tidak menimbulkan reaksi, boleh diberikan 250-
500 mg.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah
lengkap laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang
dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk
darah. Banyak cara penangan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah
satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.
B. Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh
Tuhan Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan.
Sebelum mengobati lebih baik mencegah.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Lapius
FKUI.
Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC, 2009
www.kamusbesarbahasaindonesia.com
ii
ii