Anda di halaman 1dari 5

IMUNODEPRESI

Imunodepresi merupakan gangguan yang membuat tubuh memberikan respon yang tidak
tepat terhadap antigen. Hal ini menmgacu pada penurunan jumlah atau tergangguinya fungsi sel.
Imunodepresi dapat dipengaruhi olrh hal-hal sebagai berikut :

 Gaya hidup tidak sehat


 Lingkungan
 Virus-apalagi yang disaerang adalah sel T helper sebagai peran utama pengendali
imunitas yang diperantarai oleh sel maupun imunitas humoral, semua aspek imunitas
spesifik akan terganggu.
 Penanganan medis-penggunaan obat imunosupresif terlalu banyak mampu mengurangi
nfungsi sistem imun. Bleomisin menyebabkan penurunan jumlah actual leukosit dan sel
plasma dengan menekan aktivitas sel induk homopoetik yang terdapat dalam jaringan
myeloid (sumsum tulang merah. Selian itu, mielosupresi mampu mengurangi sedikit atau
semua populasi darah.
 Kelainan genetic dan kromosom
 Keadaan psikologisstres dan ansietas dapat mengakibatkan kenaikan kadar kortisol yang
berdampak mengurangi fungsi limfosit.

Lansia akan mengalami defisiensi fungsi sel T dan produksi antibody yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan antigen. Kehilangan dan masalah emosional mampu meningkatkan
pembentukan kortisol dan hormone simpatetik. Stress negative yang kronis mengaktifkan
lintasab glukokortikoid dan hormone yang dihasilkan menurunkan fungsi imun dengan
mengurasi produksi limfokin dan menghambat pembelahan sel. Stress dan alam perasaan yang
positif dapat meningkatkan fungsi imun dengan menaikkan kadar endorphin dan ensefalin.

“Magic bullets” adalah istilah deskriptif untuk menyatakan antibody monoclonal pada tahun
1980-an. Jika agen toksik dapat diikat dengan magic bullets ini, maka kematian sel yang selektif
dapat dicapai. Masalah utamanya adalah antibody monoclonal awal mengalami peningkatan
ketika diberikan ke sel hewan. Apabila di berikan di tubuh manusia, antibody monoclonal ini
mampu menghasilkan respons imun dengan sendirinya.

Transplantasi

Salah satu contohnya adalah transplantasi ginjal. Orang yang mengalami kerusakan pada
ginjal harus mendapatkan donor ginjal untuk menggantikan ginjalnya yang rusak. Periode waktu
rata-rata untuk mendapat ginjal dari donor yang sudah meninggal adalah 4 tahun. Namun, 40%
kini donor ginjal diberikan oleh donor hidup.

Pada saat dilakukan studi kasus diperlukan evaluasi psikologis/psikiatrik untuk mengetahui
pemahaman pasien tentang manfaat dan risiko transplantasi ginjal. Evaluasi mencakup tentang
bagaimana tubuh pasien bereaksi terhadap organ ginjal yang di cangkokan dan mengkaji
kepatuhan dalam melakukan tindakan.

Sistem imun yang tersupresi tidak dapat membentuk pertahanan kuat untuk melawan
mikroorganisme yang menginvasi. Gingivitis mengalami ringan yang tidak bergejala mampu
menimbulkan septikema yang mengancam jiwa pada individu yang mengalami imunosupresi.
Siklosporin (neoral) yang sering digunakan sebagai obat anti-penolakan, dapat menimbulkan
hyperplasia dan inflamasi gingiva.

Dalam transplantasi juga terdapat suatu penyesuaian HLA/MHC. Penandaan HLA


merupakan poses untuk mengidentifikasi penanda genetic (antigen) pada leukosit. Sebagian
besar transplantasi yang berhasil adalah transplantasi dengan donor dan resipien yang memiliki
antigen (HLA) serupa.

Ada 3 kelompok HLA yaitu A, B dan DR. masing-masing dari HLA diturunkan sebagai
bagian dari suatu perangkat, yaitu A, B dan DR dari setiap orang tua. Setiap perangkat disebut
haplotype.

Donor compatible dimaksudkan apabila seseorang memiliki kemungkinan kesesuaian identic


dengan orang lain. Pertama diakibatkan adanya dua haplotype yang sama. Kedua, dikarenakan
adanya kompatibel parsial yaitu memiliki 1 haplotype yang sama. Menemukan donor kompatibel
dari individu yang tidak berhubungan darah tidaklah mudah. Setiap protein HLA memiliki
simblok bumerik yang berbeda. Dalam kehidupan, terdapat 220 gen yang mengkode MHC,
sehingga peluang kesesuaian dalam populasi sangatlah kecil. Haplotipe dan pravelansinya
menentukan derajat kesulitan dalam menemukan donor yang kompatibel.

Jenis kelamin donor merupakan salah satu faktor penghambat transplantasi. Pasienn yang
mendapatkan donor dari wanita memiliki keberhasilan transplanasi yang lebih kecil, khususya
organ yang di donorkan adalah ginjal. Selain jenis kelamin, agar transplantasi dapat berjalan
dengan baik adalah dengan melihar kecocokan golongan darah. Golongan darah ini yang
terpenting adalah sama, tidak harus yang identik. Individu yang memiliki golongan darah O
disebut donor universal karena organ tubuh yang mereka miliki dapat dicangkokkan kepada
setiap individu dengan golongan darah apapun. Sedangkan golongan darah AB disebut resipen
universal karena dapat menerima cangkok organ dari golongan darah apapun.

Penyesuaian darah berdasarkan faktor Rhesus (Rh) tidak perlu dilakukan pada transplantasi
jaringan padat. Rh hanya terdapat pada sel darah merah. Namun, karena sel darah merah tidak
mungkin dihilangkan dari organ yang akan dicangkokkan, resipen Rh- yang mendapatkan donor
dari resipen Rh+ dapat membentuk antibodi anti-Rh. Kasus ini sebenarnya tidak penting kecuali
pada wanita yang menginginkan terjadinya kehamilan.
KOMPATIBILITAS DONOR/RESIPEN
Jika golongan darah resipien Donor dapat memiliki golongan
adalah : darah :
O O
A A atau O
B B atau O
AB A atau B atau AB atau O

Pra-Pemantauan

Organ yang akan dicangkokkan memiliki peluang lebih besar untuk diterima jika
imunitas humoral resipien tidak aktif. PRA yang tinggi menunjukkan jumlah antibodi HLA yang
tinggi. Jenis antibodi yang dibentuk oleh individu tergantung pada riwayat medis dan pajanan
antigen.

Ibu yang pernah hamil beberapa kali, individu dengan riwayat transfuse darah lebih dari
satu kali, atau individu yang pernah mengalami transplantasi, kemungkinan hasil PRA yang
tinggi. Oleh karena itu, individu tersebut memiliki peluang lebih besar untuk bereaksi terhadap
organ yang tidak kompatibel dan dengan demikian perlu waktu yang lebih lama dalam daftar
tunggu organ cangkokkan.

Kenaikan Protein C-Reaktif

CRP merupakan protein yang dilepaskan ileh hati di bawah pengaruh IL-1 dan IL-6 sebagai
respons terhadap rangsangan inflamasi. Protein ini berperan dalam membuat sistem komplemen
menjadi tidak aktif.

Nekrosis Tubulus Akut Pasca-Transplantasi

Nekrosis tubulus akut pasca-transplantasi merupakan kegagalan pascabedah yang akut pada
ginjal dicangkokkan. Keadaan ini biasanya bersifat sementara dan disebabkan oleh kerusakan
iskemik nefron. Dialisis mungkin deperlukan selama menunggu organ pulih dari syok
transplantasi transplantasi dan reperfusi.

Kerusakan iskemik pada setiap organ yang dicangkokkan berkaitan dengan cold iskhemik
time (CIT), yaitu waktu selama organ tersebut disimpan dalam tempat yang dingin. Organ tubuh
yang berbeda memiliki ingkatan toleransi CIT yang berbeda.

Penolakan Organ

Berbagai jenis penolakan organ seperti :


1. Hiperakut
Terjadi ketika sel-B yang aktif menghasilkan sel plasma yang memproduksi antibodi
untuk melawan jaringan tubuh yang dicangkokkan dan dengan cepat menyebabkan
destruksi ginjal baru. Jenis penolakan ini dapat di hindari dengan uji silang padan yang
dilakukan sebelum transplantasi.
2. Akut
Terjadi sekitar 1 bulan setelah dilakukan transplantasi. Di akibatkan oleh sel-T sitotoksik
yang menjadi sensitive bertanggung jawab atas penyerangan organ transplantasi sehingga
menyebabkan destruksi organ.
3. Kronis
Jenis penolakan ini terjadi beberapa tahun sesudah transplantasu dan biasanya disertai
dengan perubahan muatan total antibodi resipen.

Obat untuk mengurangi resiko penolakan

1. Glukokortikoid (misalnya prednisone). Obat ini berfungsi untuk menekan fungsi limfosit
maupun inflamasi yang berkaittan dengan penolakan transplantasi dan sering diberikan
bersama obat imunosupresi lain.
2. Siklosporin (Neoral) dan takolimus (Prograf) bekerja dengan cara menghambat
pengaktifan sel-T sehingga mencegah sel T menyerang organ yang dicangkokkan. Kedua
obat ini bekerja dengan cara yang serupa dan membatasi produksi IL-1, IL-2, IL-3, IL-4
dan interferon.
3. Sirolimus/Rapamisin (Rapamune) merupakan imunosupresan baru yang menghambat
poliferasi limfosit sebagai respons terhadp sitokin. Obat ini dapat dikombinasikan dengan
obat yang sudah ada untuk menimbulkan efek yang sinergis. Sirolimus ini dapat memiliki
potensi anti tumor.
4. Azatioprin (Imuran) mengfganggu sintesi DNA dan RNA serta mengahmbat semua
populasi sel imun.
5. Mikofenolat mofetil (CellCept) menghambat poliferasi limfosit T dan B yang muncul
karena adanya antigen.
6. Muromonab-CD3 (Orthoclone OKT3) kadang digunakan untuk membatasi penolakan
akut organ. Preparat ini merupakan antibodi monoclonal yang direkayasa secara khusus
yang menargetkan antigen CD3 pada semua sel T dan membatasi poliferasi serta
serangan terhadap antigen.
7. Daklizunab (Zenapax) merupakan antibodi monoklonal anti-CD25 dan antagonis reseptor
IL-2. Dengan pemberian bersama preparat imunosupresi yang standar, preparat ini
merupakan yang pertama direkayasa tanpa meningkatkan insiden infeksi oportunis.

Imunosupresi dapat terjadi berbulan-bulan setelah pemberian obat dihentikan. Imunosupresi


akan mengurangi pengawasan imun oleh sel NK .
Obat untuk mencegah atau membatasi infeksi

1. Bactrium (trimetoprin, sulfametoksazol) mencegah dan mengatasi infeksi bakteri dan


protozoa. Obat ini juga digunakan untuk mencegah dan mengatasi pneumonia
Pneumocytis carinii-suatu infeksi oportunis yang menimbulkan masalah, khususnya
pada pasien luluh imun.
2. Gansiklovir (Cytovene, Cymevene) merupakan obat antivirus untuk mencegah atau
mengatasi infeksi sitomegalovirus(CMV). Resiko infeksi CMV lebih tinggi dalam
beberapa bulan terutama pasca-transplantasi. Tanda infeksi meliputi keletihan,
demam, nyeri sendi, akit kepala, gangguan penglihatan, dan pneumonia.
3. Asiklovir (Zovirax) merupakan obat antivirus lain untuk mecegah atau mengatasi
infeksi Herpes simplex dan Herpes Zoster. Asiklovir tidak menghilangkan virus
herpes, tetapi akan menghambat multiplikasi virus, mengurangi nyeri, dan membantu
menyembuhkan luka. Obat ini dapat digunakan untyuk mengurang infeksi CMV.
4. Preparat antijamur diperlukan untuk membatasi pertumbuhan mikroorganisme
oportunis Candida Albicans yang mampu menyebabkan sariawan.

Injeksi Gamaglobulin

Gamglobulin merupakan sumber yang sangat banyak mengandung antibodi manusia. Apabila
gamaglobulin disuntikan pada penderita imunodepresi, antibodi akan dipindahkan secara pasif.
Gamaglobulin berupa protein sehingga dapat dicerna lambung jika diberikan per oral.

Daya Tahan Ginjal yang Ditransplantasikan

Dengan mempertimbangkan usia dan status kesehatan umum, ginjal yang dicangkokkan
dapat bertahan lama sekitar sepuluh tahun.

Kanker

Malignasi pasca transplantasi merupakan masalah medis yang penting selama tindak lanjut
jangka panjang. Insiden keseluruhan malignasi adalah 3 hingga 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan populasi umum. Kendati jenis maglinasi berbeda pada berbagai negara dan tergantung
pada genetic serta lingkungan. Sebagai individu yang mendapat preparat imunosupresan, ia harus
mampu menjaga kulit dan mata dari sinar ultraviolet dan harus menjalani pemeriksaan kulit
secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai