Secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara (Pasal 2 Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999)
Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
menyalahgunakan kewenangan,kesempatan atau dapat merugikan keuangan
Negara,atau perekonomian Negara (Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
Emrizal dan Said telah melakukan korupsi aktif karena telah melanggar Pasal 19 Ayat 1 dan
Permendagri Nomor 32 Tahun 2011. Serta UU No 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Dampak
Bantuan hibah dan ban-tuan sosial (bansos) adalah dua buah rekening belanja Anggaran dan
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang cukup ‘seksi’, karena banyak yang
membu-tuhkannya. Banyak kepen-tingan yang perlu diakomodir, baik kepentingan
kesejah-teraan masyarakat maupun kepen-tingan politik dalam arti luas.
Dua jenis belanja ini, ka-lau dianggarkan berupa uang dikategorikan ke dalam jenis belanja
tidak langsung (tidak terkait secara langsung pada kegiatan pemerintah daerah (pemda)), atau
dapat juga dianggarkan pada belanja langsung (terkait secara langsung dengan kegiatan
pemda) kalau dianggarkan dalam bentuk pembelian barang atau kegiatan berupa jasa.
Belanja hibah, berupa uang atau barang dapat di-berikan kepada pemerintah (instansi
vertikal di daerah) atau pemda lainnya, perusahaan daerah, ma-syarakat, dan organisasi
kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, dalam rangka
menunjang penyelenggaraan urusan pemda, atau menunjang pencapaian sasaran program dan
kegiatan pemda dalam urusan wajib dan urusan pilihan.
APBD merupakan salah satu sumber utama yanga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
suatu daerah, sehingga keterlambatan dalam merealisasikan APBD, akan berdampak
terganggunya aktivitas perekonomian di daerah. adapun dampaknya antara lain:
Kedua, APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian. Jika daerah mengalami
gejala ekonomi yang buruk, misalnya mengalami ekonomi biaya tinggi, APBD dapat
digunakan sebagai alat untuk memperbaiki perekonomian. Caranya, pada penyusunan APBD
tahun berikutnya, pemerintah daerah harus mengurangi atau bahkan menghapuskan beberapa
pungutan yang memberatkan. Artinya apabila terjadi keterlambatan dalam pengesahan APBD
akan semakin memperpanjang penderitaan masyarakat.
Ketiga, APBD dapat memengaruhi perubahan harga di daerah. APBD dapat berdampak atau
perpengaruh terhadap perubahan harga di daerah, misalnya : dalam rangka meningkatkan
PAD, pemerintah daerah menaikkan tarif beberapa pungutan, seperti tarif pendaftaran rumah
sakit, tarif pengujian kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak hiburan dan pajak sarang burung
walet. Semua kenaikan tarif tersebut tentu akan berpengaruh terhadap harga barang dan jasa.
Satu hal yang perlu diingat oleh pemerintah daerah, jangan sampai kenaikan-kenaikan
tersebut menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Selain itu, keterlambat pengesahan APBD akan
menurunkan aktitas perekonomian atau membuat perekonomian lesu karena daya beli
masyarakat (khususnya ASN) berkurang.
Sementara Jika melihat dari unsur kebutuhan bahwa kabupaten-kabupaten di provinsi Riau
jauh lebih membutuhkan dukungan dana yang lebih besar untuk pembangunan yang pada
kenyataannya masyarakat banyak masih di bawah garis kemiskinan. Sementara Pekanbaru
yang menjadi ibukotanya provinsi Riau yang jelas-jelas sudah pada taraf kehidupan yang
mampu masih di alokasikan anggaran jauh melebihi dari Kabupaten/kota lainnya.
Berdasarkan uraian di atas di ketahui bahwa APBD mempunyai dampak atau pengaruh yang
besar terhadap perekonomian, khususnya perekonomian daerah. (*)
<http://keuda.kemendagri.go.id>.