PEMBAHASAN
A. Definisi
Malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan kurang nutrisi,
terutama energi dan protein. Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan keadaan tidak
cukupnya masukan protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama
marasmus dan kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi
kualitas maupun segi kuantitas, sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan
protein.
B. Etiologi
a. Penyebab langsung:
a) Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh
kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan
dan cara pemberian makanan yang salah.
b) Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan
penggunaan nutrien oleh tubuh.
D. Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.
Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent
(kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang
peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-
pergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh
sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit,
sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi
setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di
hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton
bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau
kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai
memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam
tubuh sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga
tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan
kematian.
E. Klasifikasi
Kurang Energi Protein, secara umum dibedakan menjadi marasmus dan kwashiorkor.
a. Marasmus
Maramus adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun, lebih
kekurangan kalori daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai berikut :
a) Intake kalori yang sedikit.
b) Infeksi yang berat dan lama, terutama infeksi enteral.
c) Kelainan struktur bawaan.
d) Prematuritas dan penyakit pada masa neonates.
e) Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang
cukup
f) Gangguan metabolism.
g) Tumor hipotalamus.
h) Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang
i) Urbanisasi.
b. Kwashiorkor
adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar. Selain itu,
penderita juga mengalami kekurangan kalori. Penyebabnya adalah :
1. Intake protein yang buruk.
2. Infeksi suatu penyakit.
3. Masalah penyapihan.
Tabel Klasifikasi IMT Menurut WHO :
Baik pasien dengan kurang gizi maupun gizi buruk, hampir selalu disertai defisiensi
nutrient lain selain kalori dan protein. Gejala yang timbul bergantung pada jenis nutrient yang
kurang di dalam dietnya, seperti :
G. Gambaran Klinis
a) Pertumbuhan terganggu, berat dan tinggi badan kurang dibandingkan dengan anak
normal.
b) Perubahan mental (cengeng dan apatis).
c) Edema ringan maupun berat.
d) Gejala gastrointestinal, seperti anoreksia kadang hebat sehingga berbagai makanan
ditolak. Makanan hanya dapat diberikan melalui sonde.
Terkadang makanan yang sudah masuk dimuntahkan kembali. Diare hampir selalu ada. Hal
tersebut mungkin karena adanya gangguan fungsi hati, pancreas, dan usus. Sering terjadi
intoleransi susu sehingga pemberian susu menyebabkan diare bertambah.
e) Perubahan rambut, sering dijumpai baik bentuk bangun maupun warna. Khas pada pasien
kwashiorkor, rambut kepala mudah dicabut, tampak kusam, kering, halus, jarang, dan
berubah warnanya menjadi putih. Tetapi pada bulu mata lebih panjang dari anak normal.
f) Kulit pasien biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih dalam dan
lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan bersisik. Yang khas untuk penyakit
kwashiorkor yaitu crazy pavement dermatosis berupa bercak-bercak putih merah muda
dengan tepi hitam yang ditemukan pada bagian tubuh yang sering tertekan, misalnya di
bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, dan lipat paha.
g) Pembesaran hati , kadang-kadang batas hati setinggi pusat. Hati teraba kenyal,
permukaannya licin dan tepinya tajam. Pada hati yang membesar terdapat perlemakan
hebat begitupun hati yang tidak membesar.
h) Anemia; bila pasien menderita cacingan, anemia lebih menjadi berat. Jenis anemia pada
pasien kwashiorkor yang terbanyak normositik normokrom, jumlah sel sistim
eritropoietik berkurang dalam sumsum tulang. Hypoplasia atau aplasia sumsum tulang ini
disebabkan oleh defisiensi protein dan infeksi yang menahun, defisiensi zat besi,
kerusakan hati, insufisiensi hormon, dan sebagainya.
i) Kelainan kimia darah; kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit
meninggi, sehingga perbandingan albumin/globulin terbalik kurang dari 1. Kadar
kolestrerol serum rendah.
j) Pada biopsy hati ditemukan perlemakan yang kadang-kadang demikian hebat, hampir
semua sel hati mengandung vakuol lemak besar, sering ditemukan tanda fibrosis,
nekrosis, dan infiltrasi sel mononukleus.
k) Hasil autopsy pasien kwashiorkor yang berat menunjukkan hampir semua organ
mengalami perubahan seperti degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, dan
sebagainya.
manifestasi klinik marasmus pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan,
disertai dengan kehilangan berat sampai berakibat kurus, dengan kehilangan turgor
pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang.
manifestasi khusus klinik kwashiorkor tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis atau
iritabilitas. Bila terus maju, mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang
stamina, kehilangan jaringan muskuler, bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan
edema. Imunodefisiensi sekunder merupakan salah satu dari manifestasi yang paling
serius dan konstan. Misalnya campak. Penyakit yang relatif benigna pada anak gizi
baik, dapat memburuk dan mematikan pada anak malnutrisi.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pada data laboratorium penurunan albumin serum merupakan perubahan yang paling
khas. Ketonuria sering ada pada stadium awal kekurangan makan tetapi seringkali menghilang
pada stadium akhir. Harga glukosa darah rendah, tetapi kurva toleransi glukosa dapat bertipe
diabetic. Ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat turun. Angka
asam amino esensial plasma dapat turun relatif terhadap angka asam amino non-esensial, dan
dapat menambah aminoasiduria. Defisiensi kalium dan magnesium sering ada. Kadar kolesterol
serum rendah, tetapi kadar ini kembali ke normal sesudah beberapa hari pengobatan. Angka
amilase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase dan alkalin fosfatase serum turun. Ada
penurunan aktivitas enzim pancreas dan santhin oksidase, tetapi angka ini kembali normal segera
sesudah mulai pengobatan. Anemia dapat normositil, mikrositik, atau makrositik. Tanda-tanda
defisiensi vitamin dan mineral biasanya jelas. Pertumbuhan tulang biasanya terlambat. Sekresi
hormon pertumbuhan mungkin bertambah.
Diagnosa banding kehilangan protein adalah infeksi kronik, penyakit yang menyebabkan
kehilangan protein berlebihan melalui urin atau tinja, dan keadaan ketidakmampuan metabolik
untuk mensintesis protein.
1. IDENTITAS PASIEN
NAMA : NKS
USIA : 12 Tahun
NO CM : 01618077
2. ANAMNESI
a. Keluhan Utama
Demam
Mendapat terapi:
IVFD KaEN 3B
Albumin 1 x 20 mg
Tranfusi PRC 1x 70 ml
f. Riwayat Pribadi/sosial/lingkungan
Pasien merupakan anak pertama
g. Riwayat Imunisasi
BCG 1X, Polio 4X, Hepatitis B 4X, DPT 3X, Campak 1x.
h. Riwayat perkembangan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 7 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 15 bulan
Bicara : 18 bulan
i. Riwayat Nutrisi
Ikan : ½ potong
Protein : 7 gram
3. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESEN
˳
Suhu Axila : 37,9 c
Skala nyeri :2
STATUS GENERAL
MATA : konjungtiva pucat (+), ikterus (-), pupil isokor +/+, refleks cahaya +/+
THT :
Telinga : Sekret (--), membrane timpani kanan trrtutup serumen, kiri intak, refleks
cahaya(+)
Hidung : napas cuping hidung (-), secret(-).
Tenggorokan : faring hiperemis(-), T1/T1 hiperemis (-)
Inspeksi : Precordial bulging (+), Ictus Cordis tampak di ics IV MCL Sinistra
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ics IV MCL Sinistra, kuat angkat (+)
PULMO
ABDOMEN
EKTREMITAS : akral hangat (+), cefirali refill time < 2 detik, edema(-)
STATUS ANTROPOMETRI
BB : 6.5 kg
TB : 98 cm
LK : 44 cm
LILA : 8 cm
BBI : 9 kg
WHO Anthro:
LK/U : -7,08 SD
LLA/U : -31.3 SD
DIAGNOSIS KERJA
Suspek sepsis + distensi abdomen e.c causa suspek ileus obstruktif + post Duhamel procedure modifikasi
adang kosim + gizi buruk kondisi III tipe Maramus.
PLANNING TERAPI
tunda karena
Total pariental nutrition diberikan dengan cara : Kebutuhan cairan 130 mg/kgBB/kali→ 845 ml/hari
puasa sementara
aminofusin paed 5% 0.5 g /kgBB/hari→ 3,25g/hari (65 ml/hari diberikan dengan syringe
pump dengan kecepatan 2.7ml/jam
IVFD D 10% 730 ml
+ NaCl 3% 26 ml
+ Kcl 7,46% 13 ml 30 tts mikro/menit
+ Ca. glukonas 10% 13 ml
PLANNING DIAGNOSIS
Cek DL, CRP, LFT, BUN/SC, Elektrolit, BS, Blod Smear, retikulosit, SI, TIBC, Feritin
Cek kultur darah 2 sisi
Cek urin lengkap & feses lengkap
Konsul bedah anak
KIMIA DARAH
HASIL PEMERIKSAAN FESES
LENGKAP
Pada pemeriksaan didapatkan: distensi (+), muntah kehijauan(+), NGT keluarcairan kehijauan(+)
Dilakukan rectal tussay → tonus spincterani (+) baik, keluar feses cair menyemprot, bercampur
pada feses kertas, darah(-)
Pasien akan dirawat bersama
Dilatasi anus berkala
Rectal washing dengan NaCl 0,9%
Terapi lain sesuai TS pediatri
PROBLEM LIST
SSP :-
Kardiovaskuler : tarkipadri(+)
Respirasi : takipne (+)
Gastrointestinal
- Muntah(+), NGT kehijauan (+)
- Distensi abdomen ec ileus obstruksi letak rendah
- BAB hanya bisa dilakukan dengan rectal washing
Infeksi : SIRS +1
- Instabilitas Suhu (+)
- Takikardi (+)
- Takipneu (+)
- CRP meningkat (+)
Hematologi : anemia hipokromik mikrositer ec suspek anemia defesiensi besi dd/ penyakit
kronis
Metabolic
- hipoalbuminemia
- hipokalemia
- hipocalcemia
- hipertrigliseridemia
Nefrologi : Suspek ISK ( Bisa juga diakibatkan cara pengambilan urine yang tidak memadai)
Nutrisi : gizi buruk kondisi III tipe maramus
DIAGNOSIS
Supses sepsis (A41.9)+ Distensi abdomen et causa ileus obstruksif letak rendah ( R19.8) + Post
Duhamel Prodecure modifikasi adang kosim + gizi buruk kondisi III tipe Maramus (E41)
TERAPI
IVFD D10% + 370ml + NaCl 3% 26 ml +Kcl 7,46% 13ml + Ca glukonas 10% 13 ml→30 tts/menit
(mikro)
˳
Paracetamol 65 mg (intravena) bila suhu > 38 C , Dapat diulang tiap 4 jam + kompres hangat
Cefoperazone sulbactam 50mg/kgBB/kali→350mg/8jam
MONITORING
Tanda vital
Tanda Dehidrasi
Balans cairan