Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ANITA YULINAR

NPM : 2129013104

1.Perbedaan warna stiker pada obat LASA

LASA (look alike sound alike) adalah obat – obat yang tampak kelihatan mirip (nama obat,
rupa atau bentuk obat dan dalam pengucapan nama obatnya pun mirip).

Obat LASA dengan kekuatan besar pada obat diberi stiker biru

Obat LASA dengan kekuatan sedang diberi stiker kuning

Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker hijau

Obat yang beresiko lebih tinggi atau berbahaya dari pada obat lain disebut dengan Hight
Alert diberi stiker berwarna merah

1.1 Daftar Obat-Obat Lasa (look alike sound alike)

No Nama Obat Warna Stiker


Lasa
1 Allupurinol 100 mg Biru
2 Allupurinol 300 mg Hijau
3 Acyclovir 200 mg Biru
4 Acyclovir 400 mg Hijau
5 Captopril 12,5 mg Biru
6 Captopril 25 mg Kuning
7 Captopril 50 mg Hijau
8 Glimepiride 1 mg Biru
9 Glimepiride 2 mg Hijau
10 Glibenklamid 5 mg Biru
11 Kalium Dikofenac Biru
12 Natrium Diklefenac Biru
13 Metilergometrin Biru
14 Methiprednisolon 4 mg Biru
15 Methiprednisolon 8 mg Hijau
16 Ranitidin Biru
17 Cimetidin Biru
18 Simvastatin 10 mg Biru
19 Simvastatin 20 mg Hijau
20 Kloramfenicol Salep Mata Biru
21 Kloramfenicol Tetes Mata Biru
22 Kloramfenicol Tetes Telinga Biru
23 Kloramfenicol salep Kulit Biru
24 Nystatin 100.000 IU Vagina supp Biru
25 Nistatin 500.000 IU tab Biru
1.2 Obat LASA Tallman Lettering

2. Mengapa Konsentrat pekat perlu penanganan khusus

Konsentrat pekat termasuk dalam High Alert merupakan petunjuk identifikasi, pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi obat-obat yang mempunyai resiko tinggi menyebabkan cedera
pada pasien bila terjadi kesalahan. Panduan ini diharapkan sebagai acuan dalam
pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai.

Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian yang tidak
diinginkan adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu
diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi. Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan
datanya sendiri.

Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional,
seperti di IGD atau Kamar Operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta
bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses
untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.

Contoh-contoh elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium/potasium klorida


[sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau
lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

3. Skrining Resep

Skrining Resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang pertama kali dilakukan petugas
apotik setelah resep diterima. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam skrining resep
yaitu : kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

A. Kajian administratif meliputi:

a. Informasi pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat)
b. Informasi dokter penulis resep (nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat,
nomor telepon dan paraf)
c. Tanggal penulisan resep

B. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan


b. Stabilitas
c. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

C. Pertimbangan klinis meliputi:

a. Ketepatan indikasi dan dosis obat


b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
c. Duplikasi dan/atau polifarmasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain)
e. Kontra indikasi
f. Interaksi
4. Cara penyimpanan Narkotika/Psikotropika

a. Terbuat dari bahan yang kuat


b.Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunciyang berbeda
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus disudut gudang, untuk instalasi farmasi pemerintah.
d. Diletakkan pada tenpat yang aman dan tidak terlihat oleh umum untuk apotek, Instalasi
Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi klinik dan Lembaga Ilmu Pengetahuan.
e. Kunci lemari khusus dikuasa oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang ditunjukkan
dan pegawai lain yang dikuasai.
NAMA : RAHMI PUTRI WARDATI
NPM : 2129013114

1.Perbedaan warna stiker pada obat LASA

LASA (look alike sound alike) adalah obat – obat yang tampak kelihatan mirip (nama obat,
rupa atau bentuk obat dan dalam pengucapan nama obatnya pun mirip).

Obat LASA dengan kekuatan besar pada obat diberi stiker biru

Obat LASA dengan kekuatan sedang diberi stiker kuning

Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker hijau

Obat yang beresiko lebih tinggi atau berbahaya dari pada obat lain disebut dengan Hight
Alert diberi stiker berwarna merah

1.1 Daftar Obat-Obat Lasa (look alike sound alike)

No Nama Obat Warna Stiker


Lasa
1 Allupurinol 100 mg Biru
2 Allupurinol 300 mg Hijau
3 Acyclovir 200 mg Biru
4 Acyclovir 400 mg Hijau
5 Captopril 12,5 mg Biru
6 Captopril 25 mg Kuning
7 Captopril 50 mg Hijau
8 Glimepiride 1 mg Biru
9 Glimepiride 2 mg Hijau
10 Glibenklamid 5 mg Biru
11 Kalium Dikofenac Biru
12 Natrium Diklefenac Biru
13 Metilergometrin Biru
14 Methiprednisolon 4 mg Biru
15 Methiprednisolon 8 mg Hijau
16 Ranitidin Biru
17 Cimetidin Biru
18 Simvastatin 10 mg Biru
19 Simvastatin 20 mg Hijau
20 Kloramfenicol Salep Mata Biru
21 Kloramfenicol Tetes Mata Biru
22 Kloramfenicol Tetes Telinga Biru
23 Kloramfenicol salep Kulit Biru
24 Nystatin 100.000 IU Vagina supp Biru
25 Nistatin 500.000 IU tab Biru
1.2 Obat LASA Tallman Lettering

2. Mengapa Konsentrat pekat perlu penanganan khusus

Konsentrat pekat termasuk dalam High Alert merupakan petunjuk identifikasi, pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi obat-obat yang mempunyai resiko tinggi menyebabkan cedera
pada pasien bila terjadi kesalahan. Panduan ini diharapkan sebagai acuan dalam
pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai.

Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian yang tidak
diinginkan adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu
diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi. Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan
datanya sendiri.

Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional,
seperti di IGD atau Kamar Operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta
bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses
untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.

Contoh-contoh elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium/potasium klorida


[sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau
lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

3. Skrining Resep

Skrining Resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang pertama kali dilakukan petugas
apotik setelah resep diterima. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam skrining resep
yaitu : kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

A. Kajian administratif meliputi:

a. Informasi pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat)
b. Informasi dokter penulis resep (nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat,
nomor telepon dan paraf)
c. Tanggal penulisan resep

B. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan


b. Stabilitas
c. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

C. Pertimbangan klinis meliputi:

a. Ketepatan indikasi dan dosis obat


b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
c. Duplikasi dan/atau polifarmasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain)
e. Kontra indikasi
f. Interaksi
4. Cara penyimpanan Narkotika/Psikotropika

a. Terbuat dari bahan yang kuat


b.Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunciyang berbeda
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus disudut gudang, untuk instalasi farmasi pemerintah.
d. Diletakkan pada tenpat yang aman dan tidak terlihat oleh umum untuk apotek, Instalasi
Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi klinik dan Lembaga Ilmu Pengetahuan.
e. Kunci lemari khusus dikuasa oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang ditunjukkan
dan pegawai lain yang dikuasai.
NAMA : NANDA PUTRI
NPM : 2129013133

1.Perbedaan warna stiker pada obat LASA

LASA (look alike sound alike) adalah obat – obat yang tampak kelihatan mirip (nama obat,
rupa atau bentuk obat dan dalam pengucapan nama obatnya pun mirip).

Obat LASA dengan kekuatan besar pada obat diberi stiker biru

Obat LASA dengan kekuatan sedang diberi stiker kuning

Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker hijau

Obat yang beresiko lebih tinggi atau berbahaya dari pada obat lain disebut dengan Hight
Alert diberi stiker berwarna merah

1.1 Daftar Obat-Obat Lasa (look alike sound alike)

No Nama Obat Warna Stiker


Lasa
1 Allupurinol 100 mg Biru
2 Allupurinol 300 mg Hijau
3 Acyclovir 200 mg Biru
4 Acyclovir 400 mg Hijau
5 Captopril 12,5 mg Biru
6 Captopril 25 mg Kuning
7 Captopril 50 mg Hijau
8 Glimepiride 1 mg Biru
9 Glimepiride 2 mg Hijau
10 Glibenklamid 5 mg Biru
11 Kalium Dikofenac Biru
12 Natrium Diklefenac Biru
13 Metilergometrin Biru
14 Methiprednisolon 4 mg Biru
15 Methiprednisolon 8 mg Hijau
16 Ranitidin Biru
17 Cimetidin Biru
18 Simvastatin 10 mg Biru
19 Simvastatin 20 mg Hijau
20 Kloramfenicol Salep Mata Biru
21 Kloramfenicol Tetes Mata Biru
22 Kloramfenicol Tetes Telinga Biru
23 Kloramfenicol salep Kulit Biru
24 Nystatin 100.000 IU Vagina supp Biru
25 Nistatin 500.000 IU tab Biru
1.2 Obat LASA Tallman Lettering

2. Mengapa Konsentrat pekat perlu penanganan khusus

Konsentrat pekat termasuk dalam High Alert merupakan petunjuk identifikasi, pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi obat-obat yang mempunyai resiko tinggi menyebabkan cedera
pada pasien bila terjadi kesalahan. Panduan ini diharapkan sebagai acuan dalam
pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai.

Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian yang tidak
diinginkan adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu
diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi. Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan
datanya sendiri.

Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional,
seperti di IGD atau Kamar Operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta
bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses
untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.

Contoh-contoh elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium/potasium klorida


[sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau
lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

3. Skrining Resep

Skrining Resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang pertama kali dilakukan petugas
apotik setelah resep diterima. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam skrining resep
yaitu : kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

A. Kajian administratif meliputi:

a. Informasi pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat)
b. Informasi dokter penulis resep (nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat,
nomor telepon dan paraf)
c. Tanggal penulisan resep

B. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan


b. Stabilitas
c. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

C. Pertimbangan klinis meliputi:

a. Ketepatan indikasi dan dosis obat


b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
c. Duplikasi dan/atau polifarmasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain)
e. Kontra indikasi
f. Interaksi
4. Cara penyimpanan Narkotika/Psikotropika

a. Terbuat dari bahan yang kuat


b.Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunciyang berbeda
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus disudut gudang, untuk instalasi farmasi pemerintah.
d. Diletakkan pada tenpat yang aman dan tidak terlihat oleh umum untuk apotek, Instalasi
Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi klinik dan Lembaga Ilmu Pengetahuan.
e. Kunci lemari khusus dikuasa oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang ditunjukkan
dan pegawai lain yang dikuasai.
NAMA : MEUTIA MARORA
NPM : 2129013104

1.Perbedaan warna stiker pada obat LASA

LASA (look alike sound alike) adalah obat – obat yang tampak kelihatan mirip (nama obat,
rupa atau bentuk obat dan dalam pengucapan nama obatnya pun mirip).

Obat LASA dengan kekuatan besar pada obat diberi stiker biru

Obat LASA dengan kekuatan sedang diberi stiker kuning

Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker hijau

Obat yang beresiko lebih tinggi atau berbahaya dari pada obat lain disebut dengan Hight
Alert diberi stiker berwarna merah

1.1 Daftar Obat-Obat Lasa (look alike sound alike)

No Nama Obat Warna Stiker


Lasa
1 Allupurinol 100 mg Biru
2 Allupurinol 300 mg Hijau
3 Acyclovir 200 mg Biru
4 Acyclovir 400 mg Hijau
5 Captopril 12,5 mg Biru
6 Captopril 25 mg Kuning
7 Captopril 50 mg Hijau
8 Glimepiride 1 mg Biru
9 Glimepiride 2 mg Hijau
10 Glibenklamid 5 mg Biru
11 Kalium Dikofenac Biru
12 Natrium Diklefenac Biru
13 Metilergometrin Biru
14 Methiprednisolon 4 mg Biru
15 Methiprednisolon 8 mg Hijau
16 Ranitidin Biru
17 Cimetidin Biru
18 Simvastatin 10 mg Biru
19 Simvastatin 20 mg Hijau
20 Kloramfenicol Salep Mata Biru
21 Kloramfenicol Tetes Mata Biru
22 Kloramfenicol Tetes Telinga Biru
23 Kloramfenicol salep Kulit Biru
24 Nystatin 100.000 IU Vagina supp Biru
25 Nistatin 500.000 IU tab Biru
1.2 Obat LASA Tallman Lettering

2. Mengapa Konsentrat pekat perlu penanganan khusus

Konsentrat pekat termasuk dalam High Alert merupakan petunjuk identifikasi, pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi obat-obat yang mempunyai resiko tinggi menyebabkan cedera
pada pasien bila terjadi kesalahan. Panduan ini diharapkan sebagai acuan dalam
pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai.

Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian yang tidak
diinginkan adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu
diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi. Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan
datanya sendiri.

Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional,
seperti di IGD atau Kamar Operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta
bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses
untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.

Contoh-contoh elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium/potasium klorida


[sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau
lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

3. Skrining Resep

Skrining Resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang pertama kali dilakukan petugas
apotik setelah resep diterima. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam skrining resep
yaitu : kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

A. Kajian administratif meliputi:

a. Informasi pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat)
b. Informasi dokter penulis resep (nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat,
nomor telepon dan paraf)
c. Tanggal penulisan resep

B. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan


b. Stabilitas
c. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

C. Pertimbangan klinis meliputi:

a. Ketepatan indikasi dan dosis obat


b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
c. Duplikasi dan/atau polifarmasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain)
e. Kontra indikasi
f. Interaksi
4. Cara penyimpanan Narkotika/Psikotropika

a. Terbuat dari bahan yang kuat


b.Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunciyang berbeda
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus disudut gudang, untuk instalasi farmasi pemerintah.
d. Diletakkan pada tenpat yang aman dan tidak terlihat oleh umum untuk apotek, Instalasi
Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi klinik dan Lembaga Ilmu Pengetahuan.
e. Kunci lemari khusus dikuasa oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang ditunjukkan
dan pegawai lain yang dikuasai.

Anda mungkin juga menyukai