Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI
(HIGH ALERT MEDICINE)

RSUD NYI AGENG SERANG


KULON PROGO
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan Ridho dan Petunjuk – Nya, sehingga Panduan Pengelolaan High Alert Medicine
ini dapat diselesaikan.
Panduan pengelolaan High Alert Medicine ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengelolaan obat High Alert Medicine di RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo.
Dikemudian hari, tidak menutup kemungkinn akan dilakukan evaluasi dan perbaikan demi
kesempurnaan buku panduan ini, disesuaikan dengan kebijakan dengan ketentuan yang
berlaku di High Alert Medicine
Dengan adanya buku panduan pengelolaan High Alert Medicine di Rumah Sakit ini
diharapkan pengelolaan High Alert Medicine di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan benar
dan tertib sehingga mutu obat terjamin. Kesalahan – kesalahan atau pelanggaran yang bersifat
administratif dapat diminimalkan bahkan diharapkan tidak terjadi lagi. Dengan ini diharapkan
peningkatan keamanan obat High Alert Medicine dapat terlaksana dengan baik dan dapat
ditingkatkan dengan kemajuan RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo.

KulonProgo, September 2017


Direktur,

dr. Sandrawati Said. M. Kes

NIP: 19610420 198903 2 007

Sasaran Keselamatan Pasien 3 ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I DEFINISI......................................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................................2

BAB IIITATA LAKSANA......................................................................................................5

A. Prinsip...........................................................................................................................5

B. Tujuan Tata Laksana.....................................................................................................5

C. Prosedur.........................................................................................................................5

BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................................10

Sasaran Keselamatan Pasien 3 iii


BAB I
DEFINISI

High alert medicine adalah obat yang persentasenya tinggi dalam menyebabkan
terjadinya kesalahan dan atau kejadian sentinel atau obat yang beresiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan. Meskipun laporan kejadian kesalahan penggunaan obat tidak
banyak terjadi, namun konsekuensi terjadinya kesalahan lebih membahayakan terhadap pasien.
High alertmedicine memiliki resiko lebih tinggi menyebabkan cedera, baik karena
sempitnya rentang terapeutik maupun tingginya angka kejadian kesalahan yang serius. High
alertmedicine juga memiliki resiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek
samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan
yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
1. Menyediakan akses informasi mengenai High alert medicine.
2. Membatasi akses terhadap High alertmedicine.
3. Memberikan label khusus untuk High alertmedicine.
4. Menstandarisasi prosedur instruksi peresepan, penyimpanan, persiapan,dan pemberian High
alert medicine.
5. Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk High alertmedicine
Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :
1. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look – Alike).
2. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound – Alike).
3. Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi.
Norum / LASA adalah obat – obat yang memiliki bentuk mirip dalam kemasannya, obat
yang mirip ini meliputi obat yang kemasannya serupa namun bahan obatnya berbeda.
Obat- obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam
audit dan revisi High alertmedicine oleh instalasi farmasi bersama Tim Farmasi dan Terapi.

TUJUAN

1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan pemberian obat
- obatan yang tergolong dalam kategori high alert medicine.
2. Meningkatkan kewaspadaan akanhigh alert medicine sehingga meningkatkan keselamatan
pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya
kesalahan kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko terhadap pasien.

Sasaran Keselamatan Pasien 3 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan high alert medicine ini melingkupi seluruh pimpinan dan staf RSUD Nyi Ageng
Serang, untuk meningkatkan kewaspadaan akan high alert medicine dan meningkatkan
keselamatan pasien. Seluruh pirnpinan dan staf RSUD Nyi Ageng Serang harus memiliki
komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi
terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko terhadap pasien.
OBAT-OBATAN YANG TERMASUK DALAM KATEGORI LASA,
Nama Obat Obat Hampir Sama
Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
Asam Valproat 250 Asam Valproat 500
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg
Ceftriaxone inj Cefotaxim inj
Ceftriaxone inj Ceftazidime inj
Cefixime Cetirizine
Cendo Timol 0,25% Cendo Timol 0,5 %
Chloramphenicol Tetes Mata (Reco TM) Chloramphenicol Tetes Telinga (Reco Telinga)
Dopamin Dobutamin
Difenhidramin Dimenhidrinat
Ephinefrin inj Ephedrin inj
Farsix inj Farbivent nebuleser
Glibenclamid Glicazid
Kalium Diklofenak Natrium diklofenak
Kalium Klorida (KCL) Natrium Klorida(NaCL)
MgSO4 20% MgSO4 40%
NaCL 0,9% NaCL 3 %
Aqua Pro inj MgSO4 20%, MgSO4 40%
Ranitidine inj Furosemid inj
Ranitdine inj Fitimenadion inj

OBAT OBATAN YANG TERMASUK DALAM KATEGORI HIGH ALERT MEDICINE

Tabel Obat - Obatan Dalam Kategori High alert medicine


NAMA BENTUK NAMA
NO KELAS TERAPI KEKUATAN
GENERIK SEDIAAN DAGANG
1 ANALGESIK FENTANIL INJEKSI FENTANIL 0.05mg/ml 2ml

Sasaran Keselamatan Pasien 3 2


NARKOTIK (IV, MORFIN MORPHINE
INJEKSI 10mg/ml
  TRANSDERMAL, HCL HCL
  DAN ORAL) PETIDIN
INJEKSI PETIDIN HCL 50mg/ml 2ml
  HCL
ANESTETIK 0.5% spinal
2 BUPIVAKAIN INJEKSI BUPIVAKAIN
LOKAL heavy
        REGIVEL 5mg/ml 20ml
ANESTETIK
ISOFLURA INHALA
3 UMUM (INHALASI AERRANE 250 ml
NE SI CAIR
DAN IV)
INHALA
    HALOTHANE HALOTHANE 250 ml
SI CAIR
KETAMIN 100mg/ml 10
    INJEKSI KTM
HCL ML
    MIDAZOLAM INJEKSI FORTANEST 1 mg/ml
        MILOZ  
        DORMICUM  
    PROPOFOL INJEKSI FRESOFOL 1% 20ml
SEVOFLUR
    INJEKSI SOJOURN 250ml
AN

4 ANTIEPILEPSI FENITOIN INJEKSI KUTOIN 100mg/2ml

      PHENYTOIN  
ANTINEOPLASTIK
METOTREK METHOTREX
5 PARENTERAL TABLET 2.5 mg
SAT ATE
DAN ORAL
OBAT YANG
FONDAPAR
6 MEMPENGARUHI INJEKSI ARIXTRA 2.5mg/0.5ml
INUX
DARAH
 HEPARIN
    INVICLOT
NATRIUM

INSULIN
ANTIDIABETIK NOVORAPID
7 ANALOG INJEKSI 100 IU/ 3 ml
PARENTERAL FLEXPEN
ASPART

Sasaran Keselamatan Pasien 3 3


INSULIN
ANALOG
NOVOMIX
    CAMPUR INJEKSI 100 IU/ 3 ml
FLEXPEN
(ASPART
+NPH)

INSULIN
LEVEMIR
    ANALOG INJEKSI 100 IU/ 3 ml
FLEXPEN
DETEMIR

INSULIN
LANTUS penfill 100
    ANALOG INJEKSI
PENFILL IU/ml
GLARGINE

8 ANTIDISRITMIA AMIODARON INJEKSI CORDARON  


        TIARYT 150mg/3ml
    DILTIAZEM INJEKSI HERBESSER 50mg/ml
GLIKOSIDA
9 DIGOKSIN INJEKSI FARGOXIN 0.25mg/ml
JANTUNG

11 INOTROPIK DOBUTAMIN INJEKSI DOBUJECT 250mg/ 5 ML

        DOBURAN  
DOPAMIN
    DOPAMIN INJEKSI 20mg/10ml
GIULINI
12 VASOKONSTRIKTO EPINEFRIN INJEKSI EPINEFRIN 1mg/ml
R NOREPINEF
  INJEKSI VASCON 4mg/4ml
  RIN
13 UTEROTONIK OKSITOSIN INJEKSI OKSITOSIN 10 IU/ml
CAIRAN KALIUM KALIUM
14 ELEKTROLIT KLORIDA INJEKSI KLORIDA 7.45% 25 ml
PEKAT (KCl) (KCl)
NATRIUM
    BIKARBON INJEKSI MEYLON 8.4% 25ml
AT/ BICNAT
NATRIUM NATRIUM
    KLORIDA INJEKSI KLORIDA 3% 500ml
(NaCl) (NaCl)
MAGNESIUM Magnesium
  INJEKSI 40% 25ml
SULFAT Sulphate

Sasaran Keselamatan Pasien 3 4


ATRAKURI
PENGHAMBAT
15 UM INJEKSI NOTRIXUM 25mg/2.5ml
NEUROMUSKULAR
BESILAT
370
16 BAHAN KONTRAS IOPAMIDOL INJEKSI IOPAMIRO
300
DEKSTROS
17 LARUTAN PEKAT INJEKSI D 40% 40%
A 40%

BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan.
2. Lakukan pengecekan ganda.
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan.
4. Penyimpanan high alert medicinedipisahkan dengan penandaan khusus dan label high
alert.
5. Minimalisasi instruksi verbal dan untukinstruksi tertulis/ resep tidak menggunakan
singkatan.
6. Batasi akses terhadap high alert medicine.

B. Tujuan Tata Laksana


1. Identifikasi obat - obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan ganda oleh
petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat dengan
tujuan keselamatan pasien.
2. Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert medicine dan di saat
pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien. Sesaat sebelum
memberikan obat, petugas kesehatan mengecek identitas pasien dan obat yang akan
diberikan.
3. Pada situasi emergensi, pengecekan ganda dapat ditunda jika berdampak negatif pada
pasien. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi
obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien

C. Prosedur
1. Cara Penyimpanannya obat LASA :
a. Obat-obatan yang bentuk atau rupanya mirip dan pengucapannya atau namanya mirip
TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan.
b. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus di selingi dengan minimal
2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.

Sasaran Keselamatan Pasien 3 5


c. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi atau menerima
instruksi.
d. Obat – obat LASA diberi label berbentuk bulat berwarna Hijau.
2. Penatalaksanaan Obat Higt Alert
a. Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,
mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan high alert medicine.
b. Hindari memberikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medicine.
c. Instruksi dokter di rekam medik harus mencantumkan minimal : Nama pasien dan
nomor rekam medis, tanggal dan waktu instruksi dibuat, Nama obat, dosis, rute
pemberian, kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
d. High alert medicine disimpan di Unit Pelayanan Farmasi atau ruang perawatan, di
dalam troli atau kabinet.
e. Penyimpanan high alert medicine dipisahkan dengan obat-obatan lainnya, diletakkan
di tempat yang lebih tinggi dan terjangkau.
f. Tempat penyimpanan high alert medicine diberi bingkai stiker wama merah dan
diberikan label yang jelas pada wadah obatnya.
g. Pengecekan ganda terhadap high alert medicine.
Contoh:
Bingkai Stiker warna merah
Bingkai stiker warna merah
mengelilingi area high alert
medicine

h. Setiap sediaan obat yang masuk kategori high alert diberikan label

label stiker atau bendera


“HIGH ALERT” pada setiap
ampul obat high alert

Sasaran Keselamatan Pasien 3 6


3. Cara Pemberian High alert medicine

a. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi KCl

1) Injeksi NaCl > 0,9%


a) Injeksi NaCl > 0,9% diberikan dengan lambat < 100ml/jam melalui Intra
Venasentral
b) Standar konsentrasi pemberian infus NaCl: maksimal 3% dalam 500 ml untuk
pasien dewasa. Untuk pasien anak diberikan sesuai instruksi dokter
penanggung jawab pasien.
c) Penyimpanan pada suhu kamar
d) Inkompatibilitas : dengan manitol dapat terbentuk endapan
2) Injeksi KCl
a) Mengandung KCl 74,6mg tiap ml dengan K+ 1 mEq/ ml dan cl 1 mEq/ ml
b) Osmolalitas 2 mOsm/mL
c) Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10
mEq/jam) atau dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan gagal
jantung
d) KCl tidak boleh diberikan sebagai intra vena push / bolus
e) Semua injeksi KCl harus diberikan via syringe pump / infuse pump
f) Pemberian KCl tidak boleh secara multiple atau bersamaan (misal: tidak
boleh memberikan injeksi KCl sementara pasien sedang mendapat infus KCl
dijalur intra vena lainnya)
g) Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl intra
vena, jika diperlukan
3) Pelarut yang kompatibel :
a) NaCl 0,9%, larutan stabil selama 24 jam.
b) NaCl 0,45%, larutan stabil selama 24 jam.
c) RL, larutan stabil selama 24 jam.
d) Penyimpanan : dalam suhu kamar
Intra Vena perifer : maksimum konsentrasi 10mEq/ 100ml (0,1 mEq/ml) dengan
kecepatan maksimal 10 meq/jam (anak 0,5 meq/kgBB/jam).
Intra Vena central: maksimum konsentrasi 20 mEq/100ml dengan kecepatan
maksimum 20 mEq/jam.
ECG monitoring diperlukan jika kecepatan > 0,5 meq/kgBB/jam pada anak dan
10 mEq/jam pada dewasa.

b. Natrium bikarbonat (Meylon vial 8,4%)

Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1ml Na. Bikarbonat: 1ml
pelarut WFI.untuk pemberian bolus dengan kecepatan maksimum 10 mEq/ menit.
Sasaran Keselamatan Pasien 3 7
Untuk penggunaan infuse drip, diencerkan dengan perbandingan 0,5 ml Na. bikarbonat
: 1 ml dekstrosa 5%. Pemberian drip infuse dilakukan dengan kecepatan maksimum 1
mEq/KgBB/jam

c. Agonis adrenergic (Epinephrin, Norepinephrin, dopamine, dobutamin)

Dosis sediaan :
1) Epinefrin : 1 mg/ 1 ml
2) Norepinefrin : 1 mg/ml dan 4mg/4ml
3) Dopamin : 20 mg/ml (10ml)
4) Dobutamin : 50 mg/ml (250mg/5ml)
5) Digoksin : 0,5 mg/2ml atau 0,25mg/ml
Pada kondisi klinis dimana diperlukan rekonstitusi, spuit atau botol infus harus diberi
label. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan vena
sentral.

d. Narkotika injeksi (Morfin, Petidin, Fentanil, Sufentanil)

Narkotika injeksi (Morfin, Petidin, Fentanil, Sufentanil) harus disimpan dalam lemari
penyimpanan yang terkunci ganda di Unit Pelayanan Farmasi. Penyimpanan di ruang
perawatan dilakukan hanya untuk keperluan kit emergensi.
Tata cara pemberian morfin
1) Kekuatan sediaan: 10 mg/ml
2) Untuk injeksi morfin bolus diberikan dengan konsentrasi 1-2mg/ml dalam NaCl
0,9% atau 2,5-15mg dalam 4-5ml aqua pro injeksi selama 4-5 menit
3) Untuk pemberian morfin melalui infus pump diberikan dengan konsentrasi 0,1- 1
mg/ml dengan pelarut D5%
4) Larutan seharusnya tidak berwarna, apabila berwarna jangan diberikan
5) Rekonstitusi stabil pada suhu kamar selama 24 jam
Tata cara pemberian pethidin
1) Kekuatan sediaan: 100mg/2ml
2) IV bolus pelan dengan konsentrasi 10mg/ml, pelarutyang digunakan NS atau D5%
3) Rekonstitusi stabil pada suhu kamar selama 24 jam
Tata cara pemberian Fentanyl
1) Kekuatan sediaan : 500 mcg/10ml, 100 mcg/2 ml.
2) Dapat diberikan IV bolus dalam waktu 2 menit.
3) Stabil pada suhu kamar selama 24 jam.
4) Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi.

e. Obat-obat sedatif injeksi (Midazolam)

1) Kekuatan sediaan 5mg/5ml (1mg/ml).


Sasaran Keselamatan Pasien 3 8
2) Midazolam mencapai efek puncak: 5-10 menit.
3) Dapat diberikan secara :
a) Intramuscular.
b) Intravena bolus, dengan konsentrasi 1mg/ml pelarut NS atau D5%, kecepatan
pemberian 2-5 menit.
c) Intravena infuse, dengan pelarut NS atau D5% .
4) Stabilitas rekonstitusi : 24 jam pada suhu kamar.
5) Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi).

f. Anaestesi injeksi (Propofol)

1) Kekuatan sediaan : 10 mg/ ml.


2) Propofol dapat diberikan secara intravena bolus atau intravena infuse.
3) Rekonstitusi stabil 6 jam pada suhu lemari pendingin.

g. Anti Koagulan intravena (Heparin)

1) Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep Vein Trombosis
- DVT), sakit jantung, stroke, dan ultra-filtrasi .
2) Singkatan 'u' untuk 'unit' tidak diperbolehkan.Jangan menggunakan singkatan
3) Kekuatan sediaan : 25000 mg/ 5ml
4) Tidak boleh diberikan secara intramuscular
5) Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinu Heparin 25.000 unit/500 ml dekstrosa
5% (setara dengan 50 unit/ ml), gunakan pompa
6) Rekonstitusi stabil 4 hari disimpan pada suhu kamar atau lemari pendingin, tidak
boleh digunakan bila terjadi perubahan warna dan endapan.

h. Insulin

1) Singkatan 'u' untuk 'unit' tidak diperbolehkan.Jangan menggunakan singkatan.


2) Insulin dapat diberikan secara sub kutan (lantus, levemir, novomix) atau intravena
infuse (novorapid).
3) Infuse insulin: konsentrasi standar = 0,1-1 unit/ml, dengan kecepatan 0,1-0,14
unit/kgBB/jam, pelarut yang digunakan NS atau D5% , infuse yang telah dicampur
dengan insulin harus diberi label.
4) Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah
dibuka.
5) Petugas kesehatan harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan
diberikan suntikan insulin.

Sasaran Keselamatan Pasien 3 9


BAB VI
DOKUMENTASI
Dalam pelaksanaannya pengelolaan obat High Alert Medicine didokumentasikan dalam :
A. Buku inventaris farmasi (yang ada di masing – masing instalasi unit pelayanan).
B. Buku serah terima obat pada saat serah terima obat dari petugas farmasi kepada petugas
pelayanan.
C. Pendokumentasian pemberian obat kepada pasien dicatat pada form pemberian obat / RM 33.
D. Di instalasi farmasi pendokumentasian dicatat pada kartu stock dan logistik farmasi.

Sasaran Keselamatan Pasien 3 10

Anda mungkin juga menyukai