Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

COMPOUNDING AND DISPENSING


(Perhitungan BUD dan Peracikan Sediaan Cair)

DISUSUN OLEH :

ALVIN REYNALDI RUMIMPER


N014192058
PSPA A

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Tugas 1 (Beyond Use Date/BUD)

1. Seorang ibu mendapat resep racikan kapsul yang berisi tablet INH (Exp.Date
sisa 10 bulan) dan Rimfapicin (ED sisa 6 Bulan) sebanyak 30 kapsul. Brapa
lamakah batas penyimpanan obat racikan tersebut?
a. 2,5 bulan
b. 2 bulan
c. 1,5 bulan
d. 1 bulan
e. 0,5 bulan

2. Ani 10 tahun diberikan racikan yang berisi codein (E.D 10 bulan) yang dicampur
dengan sirup OBH (sisa ED 6 bulan). Obat racikan tersebut jika disimpan dalam
suhuh dingin batas penyimapanannya adalah:
a. <30 hari
b. <14 hari
c. <10 hari
d. <7 hari
e. <3 hari

3. Tn. Amir diberi resep racikan cream yang berisi asam salisilat, sulfur, dan
scanderma cream (sisa ED 6 bulan). Batas penyimpanan racikan obat tersebut
adalah tidak lebih dari :
a. 2,5 bulan
b. 2 bulan
c. 1,5 bulan
d. 1 bulan
e. 0,5 bulan

4. Apa bedanya expire date dengan beyond use date?


Jawabannya :
- Beyond-use date(BUD) adalah tanggal yang ditetapkan sediaan obat yang
diracik atau diencerkan tidak dapat digunakan lagi berdasarkan waktu
peracikan obat. BUD akan memiliki masa yang lebih pendek dibandingkan
dengan ED sediaan tersebut.
- Expired date (ED)adalah tanggal yang ditentukan oleh industri farmasi agar
menjamin keefektifan dan keamanan produk obat untuk dikonsumsi atau
digunakan oleh konsumen.

Tugas 2 (Peracikan Sediaan Cair Dan Permasalahannya

Kerjakan Resep racikan sediaan cair di bawah ini dan lakukan:


1. Skrining Resep
2. Tinjauan Pustaka obat dalam resep ( kelarutan, stabilitas, inkompabilitas, efek
farmakologis, dosis)
3. Perhitungan penimbangan dan Peracikan sediaan
4. Penyerahan Obat ( aturan pakai, cara pakai, penyimpanan , indikasi, efek samping
kalau ada.
5. Perhitungan BUD
6. Daftar Pustaka
Tanggal : 25/3/2012

R/ PCT 350 mg
Diazepam 1 mg
Caffein 20 mg

M.f. Pulv dtd in caps No X


S.3 dd 1 caps

R/ Dexametason 10 tab
Ambroxol 4 mg 10 tab
Codein 10 mg 5 tab
CTM 10 tab
Aqua Pro Solution 200 ml

S.1 dd 1 c

Pro : Ny Hj. Sakka


Umur : 65 Tahun
Jawaban :
1. Skrining resep
a. Administrative
 Inscription
- Nama dokter : ada
- Alamat dokter : ada
- SIP dokter : tidak ada
- No. telepon : ada
- Tempat dan tanggal penulisan resep: ada
 Inovactio
- Tanda resep (R/) : ada
 Prescription
- Nama obat : ada
- Jumlah obat : ada
- Kekuatan obat : ada
 Signatura
- Nama pasien : ada
- Jenis kelamin : ada
- Umur pasien : ada
- Berat badan : tidak ada
- Alamat pasien : tidak ada
- Aturan pakai obat : ada
- Iter/ tanda lain : tidak ada
 Subscription
- Tanda tangan / paraf dokter : tidak ada
b. Kesesuaian farmasetis
- Bentuk sediaan : sesuai
- Stabilitas obat : sesuai
- Inkompatibilitas : sesuai
- Cara pemberian : sesuai
- Jumlah dan aturan pakai : sesuai
c. Dosis
Resep 1

No Nama obat Dosis resep Dosis literatur


1 Parasetamol 350 mg (1x minum) 325-650mg/1x
1050 mg (sehari) minum
(Medscape)
2 Diazepam 1mg (1x minum) 2-2,5 mg/hari
3 mg (sehari) (medscape)
3 Coffein 20 mg (1x minum) 100-200 mg/ 1x
60 mg (sehari) minum
(medscape)

Resep 2

No Nama obat Dosis resep Dosis literatur


1 Dexamethason 5 mg dalam 250ml 0,75 – 9 mg/
0,3 mg dalam 15 ml hari PO
(1x minum) (Medscape)
0,9 mg (sehari)
2 Ambroxol Sediaan ambroxol 30 30-120 mg
mg
300 mg dalam 250ml
18 mg dalam 15 ml (1x
minum)
54 mg (sehari)
3 Codein 50 mg dalam 250ml 7,5-30 mg
3 mg dalam 15ml (1x (Medscape)
minum)
9 mg (sehari)
4 CTM Sediaan ctm 4 mg 4mg PO tiap 4-6
40 mg dalam 250ml jam (medscape)
2,4 mg dalam 15 ml
(1x minum)
7,2 mg (sehari)

Catatan :
1) Untuk oba tambroxol pada resep dituliskan sediaan tablet 4 mg namun yang
ada hanya sediaan tablet 30 mg jadi perlu konfirmasi kembali ke dokter yang
menuliskan resep (Medscape).
2) Untuk CTM (Chlorpeniramine) / antikolinergik, hindari penggunaannya pada
pasien geriatric. Dikarenakan beresiko tinggi penggunaan antikolinergik;
pembersihan berkurang pada usia lanjut, dan perlu toleransi berkembang
ketika digunakan sebagai hipnosis; risiko kebingungan, mulut kering,
sembelit, dan efek antikolinergik atau toksisitas lainnya (American Geriatrics
Society (AGS) Beers Criteria for Potentially Inappropiate MedicationUse
in Older Adults, 2015).
3) Perlu diperhatikan juga interaksi antara obat seperti :
a. CTM dan obat sedative hipnotik Diazepam, dimana interaksi kedua obat
ini dapat menyebabkan kantuk, hilangnya koordinasi otot dan
kewaspadaan mental sehingga berbahaya bagi yang bersangkutan dalam
mengendarai atau melakukan pekerjaan yang memerlukan kewaspadaan
tinggi. Pada kasus berat terjadi gangguan peredaran darah dan fungsi
pernafasan dan meyebabkan koma bahkan kematian. Sehingga
pemberian kedua obat ini harus dihindari jika diberikan secara bersamaan
(Pedoman interaksi Obat)
b. Interaksi antara kafein dan paracetamol yaitu dimana kafein meningkatkan
daya analgesic dari paracetamol.
4) Perlu untuk penyesuaian dosis kembali. Karna diingat pasien ini sudah
berumur 65 tahun (geriatric) jadi dosisnya sudah berbeda dengan dosis pada
pasien dewasa.

2. Tinjauan pustaka
Resep 1
1. Paracetamol
- Nama Resmi :Acetaminopen/ Paracetamol
- Indikasi :analgetik, antipiretik
- Kelarutan :Larut dalam 70 bagian air , dalam 7 bagian etanol (95%) P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian
propilenglikol; larut dalam alkali hidroksida.
- Stabilitas : Terhidrolisis pada pH minimal 5-7 , Stabil pada temperatur
450C (dalam bentuk serbuk) , Dapat terdegradasi oleh quinominim dan
terbentuk warna pink,coklat dan hitam, Relatif stabil terhadap oksidasi,
Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada suhu 25 0C dan
kelembaban 90%, Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan
pasta gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban tinggi dibandingkan
menggunakan povidon (codek 988)
- Inkompabilitas : terhadap permukaan nilin da rayon (codek 988)
- Dosis : 500 mg

2. Diazepam (FI V : 313) (Martindale : 986)


- Nama Resmi :Diazepam
- Kelarutan : agak sukar larut dalam air; tidak larut dalam etanol (95%) P;
mudah larut dalam klorofom p.
- Stabilitas : Sensitif terhadap cahaya. Stabil pada suhu dan tekanan
normal. Tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat, asam
mineral, basa kuat, plastic
- Inkompabilitas : Ketidakcocokan telah dilaporkan antara diazepamdan
beberapa obat lain. Produsen injeksi diazepam(Roche dan lainnya) telah
menyarankan agar tidak dicampuradukkandengan obat lain.
- Dosis : 80 mg

3. Coffein(FI V : 736) (Martindale : 1116)


- Nama Resmi :Kofein/ Caffein
- Kelarutan : agak sukar larut dalam air dan dalam etanol 95% P; mudah
larut dalam kloroform P; sukar larut dalam eter P.
- Stabilitas :higroskopis. Larutan berair (1,12 mg / mL) stabil selama tiga
minggu pada suhu 41 ° F jika terlindung dari cahaya. Dalam pencahayaan
ruangan normal dan pada suhu kamar, solusi stabil selama 3 hari.
- Inkompabilitas :Bereaksi dengan zat pengoksidasi kuat. Ini juga tidak
sesuai dengan yodium, garam perak dan tanin. Senyawa ini adalah basa
yang sangat lemah. Ini diuraikan oleh solusi kuat alkali kaustik.
- Dosis : 200 mg

Resep 2

1. Dexamethason(FI V : 276) (Martindale : 1526)


- Nama Resmi : Dexametason
- Indikasi : Antiinflamasi steroid, antiemetic, antineoplastik
- Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air; sedikit larut dalam alkohol
dehidrasi sedikit larut dalam diklorometana(Martindale)
- Stabilitas :Hindari terkena cahaya, dan panas berlebih; oksidator kuat;
dekomposisi terhadap karbon monoksida, karbon dioksida dan hydrogen florida;
tidak terpolimerrisasi.
- Inkompatibilitas : -
- Efek farmakologis :Berkhasiat antiradang kuat dan agak cepat dengan
mekanismenya yaitu menghambat fosfolipase, ysng mengakibatkan
rintangan sintesis prostaglandin dan leukotrien.
- Dosis : 0,75 – 9 mg
2. Ambroxol
- Kelarutan :Hemat larut dalam air; praktis tidak larut dalam diklorometana;
larut dalam metil alcohol (Martindale)
- Stabilitas : lindungi dari cahaya (Martindale)
- Inkompatibilitas :
- Efek farmakologis :Ambroxol diindikasikan untuk terapi secretolytic pada
penyakit bronchoplmonary dengan sekresi dan transportasi lendir yang
abnormal. Ini memungkinkan lendir menjadi lebih mudah dibersihkan dan
memudahkan pernapasan pasien(drugbank)
- Dosis : 30-120 mg

3. Codein (FI V : 733) (Martindale : 37)


- Nama Resmi :Kodein/Codein
- Indikasi :analgesic, antitusiv
- Kelarutan :Sukar larut dalam air; larut dalam air mendidih dan dalam eter;
mudah larut dalam etanol dan dalam kloroform.
- Stabilitas :Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang disarankan;
Melambat secara perlahan di udara kering, dipengaruhi oleh cahaya;
Simpan injeksi kodein fosfat antara 15 dan 30 ° C dan terlindung dari
cahaya. Pembekuan harus dihindari. Jangan gunakan injeksi jika
dihitamkan atau mengandung endapan.
- Inkompatibilitas :CODEINE tidak kompatibel dengan bromida, iodida,
dan garam logam berat.
- Dosis :60 mg/300 mg
4. CTM(FI V : 707)
- Nama Resmi :Chlorpheniramine Maleate
- Indikas :Antihistamin
- Kelarutan :Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam
kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzen.
- Stabilitas :Simpan di wadah kedap udara. terlindung dari cahaya.
- Inkompatibilitas :Chlorphenamine maleat telah dilaporkan tidak
kompatibel dengan kalsium klorida, kanamisin sulfat, tartrat asam
noradrenaline, natrium pentobarbital, dan meglumine adipiodone(usp31).
- Dosis : 4mg PO tiap 4-6 jam
3. Perhitungan penimbangan dan Peracikan sediaan :
a. Perhitungan penimbangan
Resep 1
 PCT tablet@ 500 mg
Dibuat sebanyak 10 kapsul, tiap kapsul mengandung 300 mg pct
Paracetamol : 300 mg x 10 = 3000 mg

3000 mg/ 500 mg = 6 tablet

 Diazepam tablet @ 2 mg
Dibuat sebanyak 10 kapsul, tiap kapsul mengandung 1 mg diazepam
Diazepam : 1 mg x 10 = 10 mg
10 mg / 2 mg = 5 tablet

 Cafein tablet @200 mg


Dibuat sebanyak 10 kapsul, tiap kapsul mengandung 20 mg caffeine
Caffein : 20 mg x 10 = 200 mg
200 mg / 200 mg = 1 tablet.
 Perhitungan cangkang kapsul
Total = 350 mg + 1 mg + 20 mg = 371 mg ( untuk 1 kapsul) Sehingga
menggunakan ukuran cangkang kapsul 0 (300mg – 500 mg)

Resep 2
 Dexamethasone
Sediaan yang di gunakan 0,5 mg sebanyak 10 tab untuk sediaan solutio 250 ml
0,5 mg x 10 tab = 5 mg dalam 250 ml
U/ (1x minum)0,3 mg dalam 15 ml
U/ (sehari)0,3 mg x 3 = 0,9 mg
 Ambroxol
Sediaan yang di gunakan 30 mg sebanyak 10 tab untuk sediaan solutio 250 ml
30 mg x 10 tab = 300 mg dalam 250ml
U/ (1x minum)18 mg dalam 15 ml
U/ (sehari)18 mg x 3 = 54 mg
 Codein
Sediaan yang di gunakan 10 mg sebanyak 5 tab untuk sediaan solutio 250 ml
10 mg x 5 tab = 50 mg dalam 250ml
U/ (1x minum)3 mg dalam 15ml
U/ (sehari) 3 mg x 3 = 9 mg
 CTM
Sediaan yang di gunakan 4 mg sebanyak 10 tab untuk sediaan solutio 250 ml
4 mg x 10 tab = 40 mg dalam 250ml
U/ (1x minum) 2,4 mg dalam 15 ml
U/ (sehari) 2,4 mg x 3 = 7,2 mg
 PGS (suspending agent)
Konsentrasi 2% sebagai suspending agent
2/100 x 250 ml=5 gram
Air yang digunakan untuk mendispersikan PGS harus 7 kali kali dari konsentrasi
PGS
Maka perhitungannya 7 x 5 gram = 35.Jadi air yang pakai 35 ml.

b. Peracikan sediaan
Resep 1
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 6 tablet paracetamol, 5 tablet diazepam, dan 1 tablet caffeine
kedalam penghalus elektrik (blander obat) untuk menghaluskan dan
mencapurkan obat hingga homogen.
3. Serbuk obat yang telah homogeny dimasukkan kedalam cangkang kapsul
nomor 0 sebanyak 10 kapsul dengan menggunkana alat pengisi kapsul.
4. Ditutup cangkan kapsul dan dibersihkan cangkang menggunakan tsyu bersih
5. dikemas dalam zak plastik dan diberi etiket putih
Resep 2
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang semua bahan sesuai dengan perhitungan bahan.
3. Dimasukkan PGS (suspending agent )sedikit demi sedikit dalam 35 ml air
didalam mortir digerus hingga terbentuk mucilago (campuran 1)
4. Di masukkan obat kedalam mortir yang lain dimulai dari obat dengan BJ
terkecil ke terbesar (dexametahson, CTM, codein, ambroxol) digerus hingga
homogen (campuran 2)
5. Dimasukkan campuran 2 sedikit demi sedikit kedalam campuran 1 digerus
hingga homogen.
6. Di masukkan suspensi kedalam wadah botol.
7. Dicukupkan volume sediaan dengan air hingga 250 ml
8. Ditutup dan diberi etiket putih

4. Penyerahan Obat
Resep 1
Penyerahan obat dilakukan dengan cara :
a) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep)
b) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat;
Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil dan
memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
Adapun informasi obat yang disampaikan kepada pasien terkait resep di atas,
yaitu :
 nama obat yang diberikan
kapsul racikan paracetamol, diazepam, dan caffein
 Manfaat obat
Obat digunakan untuk mengobati rasa nyeri yang terjadi pada pasien.
 Aturan pakai
Obat diminum 3 kali sehari (taip 8 jam) sebelum makan
 Cara penyimpanan obat
Obat disimpan di tempat kering dalam suhu ruang dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak.

Resep 2

a). Aturan pakai : 3 kali sehari 1C atau sendok makan (15 ml)

b). Cara pakai :

Pada etiket harus dituliskan “ kocok dahulu sebelum digunakan “.

c). Penyimpanan :

 Sediaan harus disimpan pada suhu ruangan (25-30 derajat celcius)Atau bisa
juga dalam lemari pendingin dengan suhu 5-10°C.
 Jangan menyimpan obat sirup di dalam frezer.
 Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
 Simpan obat di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
 Tutup botol sirup dengan rapat.

5. Perhitungan BUD
Resep 1
Formulasi yang tidak mengandung air (non aqueos formulation) BUD tidak lebih dari
25% yang tersisa dari masing-masing obat hingga kadaluarsa atau 6 bulan, dipilih
yang singkat.

Resep 2
Beyond-use date (BUD) adalah tanggal dimana sediaan obat tidak dapat
digunakan lagi dan ditetapkan berdasarkan waktu peracikan obat. Untuk sediaan
yang mengandung air seperti sirup, suspensi, atau emulsi beyond use date tidak
lebih lama dari 14 hari ketika disimpan pada temperatur dingin.

DAFTAR PUSTAKA

Christina, F. 2012. Buletin: Media informasi peresepan rasional bagi tenaga kesehatan


Indonesia. Beyond Use Date (BUD). Personalia.Surabaya: Universitas
Surabaya. Volume 10, Nomor 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik

Medscape, 2020. https://www.medscape.com/pharmacists.

PERMENKES no. 73 tahun 2016 tentang pelayanan kefarmasian di apotek.

Sweetman, S.C. (2009). Martindale 36.The Complete Drug Reference. London: The
Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai