O B AT ( P I O )
K E L O M P O K 1
1 . B A G U S P R A T A M A ( 2 0 3 4 0 2 1 2 )
2 . M . F A T H U L B A R I ( 2 0 3 4 0 2 2 8 )
3 . C U C U R I A S AV I T A ( 2 0 3 4 0 2 3 5 )
4 . S A R I G A S E L L A ( 2 0 3 4 0 2 0 4 )
5 . M E L I Z A S U L I S T I ( 2 0 3 4 0 2 3 6 )
6 . T R I S U L A S M I ( 2 0 3 4 0 2 1 3 )
7 . N O V I T A S A R I ( 2 0 3 4 0 2 4 9 )
8 . H E N N Y Y U L I S A R T I K A ( 2 0 3 4 0 2 1 4 )
9 . S E P T I F I T R I E K A M ( 2 0 3 4 0 2 0 0 )
1 0 . N I N Y O M A N M I R A M E N T A R I ( 2 0 3 4 0 2 3 8 )
PERTANYAAN NO.1
DOSIS OBAT
Penanya : Asisten Apoteker
R/ Diazepam
S 3 x 10 amp
Dosisnya bagaimana ?
Umur : dewasa
Obat lainnya: ATS
Keluhan : Px masih Kesakitan, Kemungkinan apa yang terjadi ?
Apa yang harus dilakukan.
JAWABAN :
Dari buku matrindale, dosis diazepam, yaitu : 3-10 mg/kg.
BB/hari Tanyakan BB pasien terlebih dahulu.
Misalnya, BB pasien = 55 kg
Dosis maksimum = 10 x 55 = 550 mg/hari
Dosis tidak bermasalah tetapi kenapa pasien masih saja mengeluh kesakitan??
BM diazepam > BM air, jadi cenderung mengendap di dalam larutan infus. Pada resep dosis
yang diberikan dalam jumlah yang cukup banyak jadi tidak mungkin di berikan secara i.v bolus,
maka dari itu diazepam diberikan melalui infus. Pemberian diazepam dengan infus perlu
memperhatikan pembawanya, misalnya NaCl atau Dextrose, disesuikan dengan kondisi
pasiennya.
Dalam hal ini yang perlu di perhatikan adalah kecepatan pemberian infus, karena jika infus
diberikan terlalu cepat diazepam akan turun mengendap di bawah cairan infus, sehingga
menyebabkan terjadinya ekstravasasi (bocornya obat dari vena ke jaringan disekitarnya,
sehingga menyebabkan nekrosis atau kematian jaringan di sekitarnya). Inilah yang menyebabkan
nyeri hebat dan panas pada pasien.
Maka dari itu kecepatan pemberian diazepam pada infus perlu diperhatikan dan saat pemberian
infus perlu di goyang sedikit, agar diazepam dapat kembali tercampur dengan cairan infus, jangan
di kocok karena diazepam dapat berinteraksi dengan wadah plastic dari cairan infus.
NEXT…
Obat lainnya : ATS
Pasien tersebut mempunyai tetanus, sehingga diberikan serum Anti Tetanus Serum (ATS).
Pemberian diazepam injeksi untuk mengatasi kejang otot, karena biasanya pada kasus tetanus
juga mengalami kejang otot.
Literatur :
1. Martindale
2. IONI-PIO
3. Drug Information
4. Daftar Obat Indonesia
5. Pedoman pencampuran obat suntik dan penanganan obat sitostatik
PERTANYAAN NO. 2
CARA PEMAKAIAN
Penanya : Asisten Apoteker
R/ Depakote 250 tab no. LX
S2x1
Umur : 11 tahun
Anak tidak bisa menelan tablet, Bagaimana?
JAWABAN
Di resep obat yang di minta adalah Depakote tablet.
Di apotek tersedia Depakote 250, Depakoter ER 250, Depakote ER 500, dan
Depakote syr (dengan merk dagang Depakene dan Valeptik syr).
Untuk sediaan Depakote ER tidak bisa di buat racikan, sehingga jika ingin dibuat
racikan harus dengan sediaan Depakote 250 tablet biasa, jika sediaan tablet biasa
tidak tersedia maka konfirmasikan kepada dokter terlebih dahulu jika akan
mengganti obatnya.
Hitung terlebih dahulu berapa botol sediaan sirup yang akan diberikan ;
Depakote syr = 250mg/5ml (1 botol = 120 ml)
untuk 1 bulan = (2x5ml) x 30 hari = 300 ml/120ml = 2,5 botol
Di bulatkan menjadi 3 botol (konfirmasi kan kepada pasien bahwa harga obat
lumayan mahal untuk pemakaian 1 bulan, jika pasien setuju langkah selanjutnya
konfirmasi kepada pasien untuk izin mengganti bentuk sediaannya dengan
NEXT…
Saat konfirmasi kepada dokter perhatikan cara berkomunikasi yang baik.
Dengan menggunakan Teknik ISBAR
I : Introduction (perkenalkan diri anda, sebutkan identitas)
S : Situation (jelaskan situasi pasien)
B : Background (lihat riwayat medisnya)
A : Assesment (jelaskan penilaian kita sebagai apoteker)
R : Recommendation (apa yang direkomendasikan untuk pasien, sebutkan
dengan lengkap dan jelas)
Tulis tanggal dan jam konfirmasinya. Jangan lupa tulis di lembar rekonsiliasi
obat pada RM, dan minta paraf dokter jika perlu.
PERTANYAAN NO. 3
DOSIS ANAK
Penanya : Asisten Apoteker
R/ Ozen drops
S 3 x 3 tetes
Umur : 1 tahun
Dosis ?
JAWABAN
Ozen drops berisi Cetrizine 2 HCL 10mg/ml
Indikasi: Rhitinis alergi musiman dan tahunan, urtikaria kronik
Dosis : anak 6 bulan – 2 tahun 1 x sehari 0.25 mg/kg BB
Kesimpulan : Dosis dalam resep terlalu besar dari dosis lazim, yaitu seharusnya
diberikan sebanyak 5 tetes dalam sehari.
Literatur :
1.ISO vol 45 hal 82.
2. TjayTH, Raharja K., “ Obat -obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan efek
sampingnya“
PERTANYAAN NO. 4
DOSIS ANAK
Penanya : Asisten Apoteker
R/ ZDV 1,5 mg S4 x 1
R/ 3 TC 3 mg S2 x 1
R/ NVP 15 mg S1 x 1
Umur : 3 bulan
BB : 3,2 kg
Tinggi : 56 cm
Sediaan yang tersedia di Duviral (lamivudine+zidovudine) Jadi obat tidak bias diberikan, karena
yang di minta adalah zidovudine tunggal, maka di buatkan copi resep.
NEXT…
3 TC = Lamivudine
Indikasi : Infeksi HIV pada dewasa dan ≥ 3 bulan
Efek samping : Lemah, rasa tidak enak badan, ruam, parestesia, sakit kepala,
mual.
Peringatan : Pankreatitis, kerusakan ginjal berat, penderita sirosis parah.
Dosis : Untuk anak usia 3 bulan sampai 12 tahun 4 mg/kgBB tiap 12 jam.
Dosis lazim :1x = 4 mg x 3,2 kg = 12,8 mg
sehari = 12,8 mg x 2 = 25,6 mg
Dosis R/ : 1 kali = 3 mg
sehari = 3 mg x 2 = 6 mg (dosis terlalu kecil)
NEXT…
NVP = Nevirapin
Indikasi : Digunakan kombinasi dengan setidaknya dua obat antiretroviral, untuk pengobatan
infeksi HIV yang sudah parah. Pencegahan penularan HIV antara ibu dan anak pada wanita yang
sedang hamil yang tidak mendapat terapi antiretroviral pada waktu melahirkan.
Dosis : Untuk anak usia 2 bulan sampai 15 tahun 4 mg/kgBB untuk 14 hari pertama kemudian
( bila tidak timbul ruam ) 7 mg/kgBB dua kali sehari tiap 12 jam.
Untuk anak usia 2 bulan – 8 tahun atau ditambah sampai dengan 4 mg/kg BB tiap 12 jam
untuk usia >8 tahun.
Saran : setelah minum 1 tablet SL 5 mg dan masih merasakan nyeri disarankan 10 menit kemudian
berikan 1 tablet lagi, bila masih nyeri 10 menit kemudian diberikan 1 tablet lagi. Jika setelah 3 kali
pemakaian masih belum hilang nyerinya maka pasien disarakan agar segera menghubungi dokter.
PERTANYAAN NO. 6
CARA PEMAKAIAN
Penanya : Asisten Apoteker
Urografin amp dapat diminum ?
Etiketnya biru atau putih ?
JAWABAN
Urografin berisi sodium diatrizoate, digunakan untuk pemeriksaan pada kelainan ginjal atau
lambung Pemberiannya tidak hanya melalui i.v, tapi dapat juga di berikan secara oral sebelum
tindakan kontras, agar pemeriksaan kontras pada gambar rongent dapat terlihat jelas.
Cara pemakaiannya : Di minum ½ amp dengan ½ gelas air malam Sisa ½ amp lagi pagi hari
sebelum tindakan rongent. Etiket : dapat diberikan etiket biru, karena tidak ada instrusi jelas
mengenai cara pemakaian obat pada resep.
Referensi :
1. MIMS
2. Obat obat penting
PERTANYAAN NO. 7
EFEK SAMPING OBAT
Penanya : Pasien
R/ Phaproxin S 3 x 1
Pasien mengalami sakit di perut.
Apakah boleh minum obat maag
seperti Mylanta susp atau gastru ?
JAWABAN
Phaproxin
Tiap tablet salut selaput berisi:
Ciprofloxacin HCl setara dengan Ciprofloxacin 500mg
Anak awal 0,2 mg/kg BB 3 – 4 kali per hari, maksimal 0,8 mg/kg BB. Tidak
boleh lebih dari 20 mg/hari
NEXT…
Efek samping : kejang usus, diare, nyeri kepala. Peringatan : Aritmia
jantung, gagal jantung kronik, meningkatkan motilitas GI, gangguan
pernapasan.
Literatur :
1. Drug Information handbook ed.20 tahun 2011
2. Daftar Obat Indonesia Ed. 10 hal 344 – 345
PERTANYAAN NO 10
SOAL TAMBAHAN
Penanya : TTK
R/ KCl amp 50 meq/ 100 ml NaCl 0,9% No.1
Pasien dengan CVC
Apakah obat bisa diberikan ?
Apa yang harus dilakukan ?
JAWABAN
• Pasien dengan CVC atau Central Venous Catheter adalah pasien dengan pemasangan infus pada
pembuluh darah besar atau vena central. Prosedur ini dilakukan untk pengobatan jangka Panjang
yang beresiko bila dilakukan infus biasa, salah satunya adalah pemberian obat kemoterapi.
• Pasien di atas di resepkan untuk pemakaian KCL 50 meq dalam 100 ml Nacl . Diketahui
konsentrasi KCL bila melalui vena central, KCL maksimal penggunaan adalah 40 meq
dilarutkan dalam Nacl isotonis 100 ml
• Sehingga kesimpulannya bila di berikan sesuai resep dapat terjadinya hyperkalemia, sehingga
obat tersebut harus di diskusikan terlebih dahulu kepada dokter dengan memberitahukan bahwa
maksimum pemakaian KCL pada vena central adalah 40meq / 100 ml Nacl 0,9% (isotonis).
Literatur :
Nuwin R, Luf FC, Shirley G, Pathiphysiology and management Hypokalemia : Clinical
prespective, 2011;7: 75-84