Anda di halaman 1dari 35

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

Dra. apt. Alfina Rianti, M.Pharm


Kelompok 1
Friska Situmorang 19340274
Feby Hardianti 21340059
Lusiana Berti 21340060
Nur Ukhiyah 21340070
Ade Oktarina 21340071
Dewi Ratnasari 21340079
Novi Putri Handayani 21340081
Karnila Sari 21340082
Tengku Febriyanti F 21340085
Rizqy Fadhiel Azzamy 21340092
Indah Krisnawati 21340093
1 PERTANYAAN

Penanya : Asisten Apoteker

R/ Diazepam
S 3 x 10 amp
Dosis ?
Umur : dewasa
Obat lainnya ATS
Keluhan : Kesakitan.
Kemungkinan apa yang terjadi ?
Apa yang harus dilakukan ?
Diazepam untuk Tetanus
Dosis lazim 3-10 mg/KgBB/Hari.
(Referensi : Buku Martindal)

Dosis Diazepam 1 Ampul 10 mg/2 ml


Diazepam pada resep :
Sehari 3 X 10 Amp

1 Amp isi 10 mg
1 X P = 10 X 10 mg = 100 mg
Sehari = 3 X 100 mg = 300 mg

Jawaban
LANJUTAN > Variabel yang harus ditanyakan Apoteker
BB pasien di tanyakan pada perawat.
Misal BB pasien dewasa adalah 50 Kg, maka dosisnya
150-500 mg/Hari

Dosis tidak bermasalah tetapi kenapa pasien masih saja


mengeluh kesakitan??

BM diazepam > BM air, jadi cenderung mengendap di dalam


larutan infus.

Pada resep dosis yang diberikan dalam jumlah yang cukup


banyak jadi tidak mungkin di berikan secara i.v bolus, maka
dari itu diazepam diberikan melalui infus. Pemberian diazepam
dengan infus perlumemperhatikan pembawanya, misalnya
NaCl atau Dextrose, disesuikan dengan kondisi pasiennya.

jika pasien memiliki Hipertensi maka gunakan


pembawa dektrosa, dan jika pasien DM maka gunakan
pembawa NaCl
LANJUTAN
Dalam hal ini yang perlu di perhatikan adalah kecepatan
pemberian infus

karena jika infus diberikan terlalu cepat diazepam akan turun


mengendap di bawah cairan infus, sehinggamenyebabkan
terjadinya ekstravasasi (bocornya obat dari vena ke jaringan
disekitarnya,sehingga menyebabkan nekrosis atau kematian
jaringan di sekitarnya).

Inilah yang menyebabkan nyeri hebat dan panas pada pasien.


Maka dari itu kecepatan pemberian diazepam pada infus
perlu diperhatikan (dalam dosis terbagi)
LANJUTAN

Obat lainnya : ATS Pasien tersebut mempunyai tetanus, sehingga


diberikan serum Anti Tetanus Serum (ATS). Pemberian diazepam
injeksi untuk mengatasi kejang otot, karena biasanya pada kasus
tetanus juga mengalami kejang otot.

 Referensi :
1. Drug Information 2003 Hal 2364
2. Martindal Edisi 36 Hal 993
PERTANYAAN
2
Penanya : Asisten Apoteker

R/ Depakote tab no. LX


S2x1
Umur : 11 tahun

Anak tidak bisa menelan tablet, Bagaimana?


Konfirmasi ke dokternya, agar obatnya
diganti menjadi Depakene Sirup 250mg/5ml
120ml

Perhitungan :
2 X 1 tablet LX untuk 30 hari/1bulan
2 X 60 = 120 Tablet
Sirup Depakene 250 mg/5ml
> 2 X 5ml = 10ml
> 10ml X 30 hari = 300ml/Hari
> 300ml : 120ml = 2,5 Botol ~ 3 botol

Referensi :
Manajemen Farmasi hal 163
dan aturan pakai sama.
JAWABAN
Konfirmasi kembali pada dokter perubuahan sediaan,
frekuensi dan dosis pemberian.

> Sirup Depakene 250 mg/5ml


> 2 X 5ml = 10ml

Maka untuk 30 hari adalah 3 botol

informasi penggantian sediaan obat harus tercatat di RM,


dan diresep ditulis Da Depakene Syr dan diparaf oleh
Dokter

Informasi efektif menggunakan ISBAR (Introdution, Situation,


Background, Assement, dan Recommedation) dan TBAK (Tulis, Baca,
Konfirmasi kembali).

LANJUTAN
3 PERTANYAAN

Penanya : Asisten Apoteker

R/ Ozen drops
S 3 x 3 tetes
Umur : 1 tahun

Dosis ?
Ozen berisi CetirizinHCl
 
Indikasi: Rhitinis alergi, urtikaria kronik 
  
Dosis: Untuk anak 6 bulan – 2 tahun Sehari 1 X 0.25 mg/kg BB
  
Menurut skala Denekamp

JAWABAN
untuk anak usia 1 tahun berat badannya adalah 10 kg. Jadi,
dosis untuk anak tersebut adalah 0,25 mg/ml x 10 kg = 2,5 mg

Tetesan obat  2,5 mg/ 0,5 mg x 1 tetes = 5 tetes 


 Dosis : 10 mg/ml (dalam sediaan)1 ml = 20 tetes
Jadi, 1 tetes = 10 mg / 20 tetes x 1 tetes = 0,5 mg
 
DM 1 x : 3 tts x 0,5 mg = 1,5 mg
sehari : 3 x 1,5 mg = 4,5 mg

Jadi, tetesan obat = 4,5 mg/0,5 mg x 1 tetes = 9 tetes


Kesimpulan : Dosis dalam resep terlalu besar dari
dosis lazim, yaitu seharusnya.

Seharusnya diberikan sebanyak


5 tetes dalam sehari

JAWABAN
Rekomendasi :
Dosis seharusnya menjadi 1 X 5 tetes
dikonfirmasi pada Dokter.

Referensi :
ISO vol 48 hal 79
IONI 2017 Hal. 251
Penanya : Asisten Apoteker

R/ ZDV 1,5 mg S4 x 1
R/ 3 TC 3 mg S2 x 1
R/ NVP 15 mg S1 x 1
Umur : 3 bulan
Berat badan : 3,2 kg, tinggi : 56 cm
Persediaan : Duviral, Hifiral, Nevirapin
Dosis ?

P E RTA N YA A N 4
4 Jawaban

ZDV = Zidovudin
Indikasi : Infeksi HIV asimtomatik atau gejala awal sehubungan
dengan infeksi HIV penyakit lanjut dengan AIDS. 

Dosis anak : Usia 4 minggu – 1 tahun 4 mg/kgBB tiap 6 jam.


Dosis lazim 1 x : 4 mg x 3,2 kg = 12,8 mg
sehari : 12,8 mg x 4 = 51,2 mg

Dosis dalam resep : 1 kali = 1,5 mg


  1 hari = 6 mg
4 Jawaban

3 TC = Lamivudine
Indikasi : Infeksi HIV pada dewasa dan ≥ 3 bulan
Efek samping : Lemah, rasa tidak enak badan, ruam,
parestesia, sakit kepala, mual.
Peringatan : Pankreatitis, kerusakan ginjal berat, penderita
sirosis parah.
 
Dosis : Untuk anak usia 3 bulan sampai 12 tahun 4 mg/kgBB
tiap 12 jam.
4 Jawaban

Dosis lazim : 1 x = 4 mg x 3,2 kg = 12,8 mg


Sehari = 12,8 mg x 2 = 25,6 mg

Dosis R/ : 1 kali = 3 mg
Sehari = 3 mg x 2 = 6 mg

NVP = Nevirapin
Indikasi : Digunakan kombinasi dengan setidaknya dua obat
antiretroviral,untuk  pengobatan infeksi
HIV yang sudah parah.
Pencegahan penularan HIV antara ibu
dan anak pada wanita yang sedang hamil yang tidak
mendapat terapi antiretroviral pada waktu melahirkan.
4 Jawaban

Dosis : Untuk anak usia 2 bulan sampai 15 tahun 4 mg/kgBB untuk 14 hari pertama
kemudian ( bila tidak timbul ruam ) 7 mg/kgBB dua kali sehari tiap 12 jam.

Untuk anak usia 2 bulan – 8 tahun atau ditambah sampai dengan mg/kgBB
tiap 12 jam

Untuk usia >8 tahun. Dosis tidak boleh lebih dari 400 mg/hari.

Dosis lazim : 1 x = 4 mg x 3,2 kg = 12,8 mg


Sehari = 12,8 mg
Dosis dalam resep : 1 kali = 15 mg
1 hari = 15 mg
4 Jawaban
Sedíaan berisi kombinasi Duviral zidovudin sebaiknya tidak
digunakan pada penderita yang membutuhkan penyesuaian dosis
seperti anak – anak lebih muda dari 12 tahun.

Hasil perhitungan dosis bahwa dosis Zidovudin dan


Lamivudin jauh lebih kecil dari dosis yang seharusnya diberikan,
dan perhitungan dosis Nevirapin lebih besar dari dosis yang
seharusnya.
Maka dosis Zidovudin yang diberikan seharusnya 4 X 12,8 mg
sedangkan Lamivudin 2 X 12,8 mg dan Nevirapin 1 X 12,8 mg.

kesimpulan : Hiviral dan Nevirapin dapat diberikan, sedangkan


Duviral pada resep ditulis ne det (copy resep).
karena zidovudin tidak tersedia dlm kemasan tunggal

Referensi:
1. MIMS
2. Drug Information ed 20 tahun 20011
PERTANYAAN 5

Penanya : Pasien dari klub Geriatri /


osteoporosis

ISDN SL sudah digunakan 1 tablet, tapi dada


masih sakit.

Apa yang harus dilakukan. ?


tunggu 5-10 menit, berikan lagi 1 tab, apabila masih ada
rasa sakit di dada tunggu 5-10 menit lalu berikan 1 tab
lagi. JAWABAN

Jika sudah meminum obat sebanyak 3 tablet, dan


pasien masih merasakan sakit, maka harus dirujuk ke
IGD untuk mendapat pertolongan dengan menggunakan
ISDN IV

Literatur buku Farmakologi dan terapi hal 365


6
Penanya : Asisten Apoteker

Urografin amp dapat diminum ?


Etiketnya biru atau putih ?
Urografin merupakan sediaan injeksi yang berisi as.
diatrizoik, bisa sebagai obat luar dan obat dalam

injeksi harusnya birukan soalnya ektrafaskular,


pemberian etiket putih diberikan untuk urografin yg
diberikan secara oral

urografin amp tidak dapat diminum karena cara


pemakaiannya melalui intravena, etiket biru karena
tidak melalui oral

Referensi:
Martindale : The complete drug reference Hal 1475
ISO Vol.52

JAWABAN
7 PERTANYAAN

R/ Phaproxin, S 3 x 1

Pasien mengalami sakit di perut.


Apakah boleh minum obat maag seperti Mylanta sups
atau gastrul ?
Gastrul

Zat aktif : Misoprostol


Indikasi : mencegah ulkus gaster yang diinduksi AINS
pada pasien dengan resiko tinggi mengalami
komplikasi
Efek samping : Gangguan GI ( diare dan nyeri abdomen)

IONI 2017 Hal. 62


Phaproxin
Kandungan Siprofloksasin 500Mg.

I S O Vo l 5 2 H a l . 1 0 3

Mylanta susp
Al-hidroksida gel kering 200mg, Mg-
hidroksida 200 mg,
Simetikon 20mg/5ml atau tab.
I S O Vo l . 5 2 H a l . 3 1 9

JAWABAN
Untuk itu pilihan obat maag yang baik untuk penderita tersebut
adalah Gastrul.

tetapi harus memastikan pasien (wanita) tersebut tidak sedang


hamil atau program hamil karena salah satu efek samping dari
Gastrul dapat menyebabkan pendarahan pada vagina yang tidak
normal (Abortus).

Atau bisa juga disarankan alternatif lain yaitu pemberian


Ranitidine 2 X1.

Antasida tidak diberikan karena terdapat interaksi.


Interaksi Obat : Al-hidroksid dan Mg-hidroksid
menurunkan kadar ciprofloxacin.

Referensi : Medscape

JAWABAN
R/ Cisapride
S 3 dd 1
R/ Ranitidin
S 3 dd 1

Keluhan : telinga berdengung

Apakah karena obat ?

PERTANYAAN 8
8 JAWABAN

Ya, Karena Cisapride meningkatkan absorpsi GI dari simetidin dan


ranitidin.
Literatur : Aplikasi MMIS

Efek samping Ranitidine pada buku USP Drug Information yang


jarang terjadi adalag dapat menyebabkan Ringing ear bell (seperti
mendengar suara bel di telinga), Buzzi (Seperti mendengar suara
lebah berdengung).

Informasi ke pasien, disarankan untuk segera melapor ke


dokter untuk menganti ranitidine dengan obat lain. Dokter
dapat menganti Ranitidine dengan Omeprazole.
Penanya : Pasien
R/ Lincocin 500, S 3 x 1
R/ Exaflam 50 , S 3 x 1

Kaki pasien luka dan bengkak, karena tersiram air


panas

Apakah boleh diminum ibu yang sedang menyusui ?

PERTANYAAN 9
Lincocin mengandung lincomycin yang berfungsi
sebagai antibiotik dan keamanan untuk ibu
menyusui belum di ketahui.

Exaflam mengandung Diklofenak, dimana


Diklofenak ditemukan dlm jumlah yg sedikit pd ASI,
tetapi tidak ada data yg menyatakan efek pada
bayi yg disusui dan pada produksi ASI

Disarankan kepada ibu untuk segera meminum


obatnya setelah menyusui, karena dengan begitu
sedikitnya obat yang terdistribusi kedalam ASI.
Maka obat dapat digunakan oleh pasien.

Referensi :
IONI 2017

PERTANYAAN 9
10 PERTANYAAN

Penanya : TTK

R/ KCl amp 50 meq/100 ml NaCl 0,9% No.I


pasien dengan CVC
Apakah obat bisa diberikan?
Apa yang harus dilakukan?
Indikasi umum : Hypokalemia
Sediaan KCl 25 ml 1 meq/ml
KCl 25 ml (Otsu) → 7,46% → Tiap ml mengandung KCl 74,6 mg

JAWABAN
≈ 1 mEq/ml ≈ 2 mOsm/ml ≈ 2000 mOsm/L.

KCl (Potassium Chloride) adalah Larutan Hypertonic dan High


Alert yang termasuk dalam Elektrolit Pekat sehingga harus
dilarutkan terlebih dahulu sebelum di berikan secara I.V. ke
dalam cairan infus yang akan di berikan. (Permenkes 72/2016)
Dosis:
Maximum konsentrasi : 40 mEq/100 ml
Alert! Berikan Kalium dengan infus yang
lambat (intermitten) saja, jangan pernah

JAWABAN
diberikan dgn cara IV push atau secara IM

Maximum konsentrasi untuk Central infus


(menggunakan alat CVP) adalah : 20 - 40
mEq/100ml dan maksimum rate (kecepatan
infus): 40 mEq/jam.

(DIH 17th edition, Hal 5743)


Apakah obat dapat diberikan ?

Iya, obat dapat diberikan.


Dokter menginginkan KCL 50 mEq/100ml, jadi dosisnya berlebih,

JAWABAN
kemudian konfirmasi kedokter bahwa Maximum konsentrasi untuk
central infus(menggunakan alat CVP) adalah 40 mEq/100ml.
Tetapi jika dokter tetap menginginkan KCL 50 mEq/100ml
dikarenakan untuk menaikkan kadar kaliumnya. Jadi dosisnya tetap 50
mEq/100ml tetapi pelarutnya ditambah menjadi 200ml Nacl
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai