Anda di halaman 1dari 36

 Resinta D.R (18340158)  Adita Deviyanti S.

(18340163)
 Andry Dwi C (18340160)  Ahmad Masri (18340164)
 Moh. Syarif (18340161)  Harniati (18340165)
 Evi Ismawanti (18340162)  Gena Tria N.A (18340167)

Kelompok 1
PELAYANAN INFORMASI
OBAT (PIO)
Menurut keputusan Menkes RI No.
1197/MENKES/SK/X/2004 PIO merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberi
informasi secara akurat, tidak bias , terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien serta pihak lain diluar RS.
Menyediakan informasi untuk
Menyediakan informasi
membuat kebijakan yang
mengenai Obat kepada
berhubungan dengan
pasien dan tenaga kesehatan
Obat/Sediaan Farmasi, Alat
di lingkungan Rumah Sakit
Kesehatan, dan Bahan Medis
dan pihak lain di luar Rumah
Habis Pakai, terutama bagi
Sakit
Tim Farmasi dan Terapi

Meningkatkan Menunjang penggunaan Obat


profesionalisme apoteker yang rasional.
Menjawab pertanyaan

Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;


Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan Formularium Rumah Sakit;
Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan
penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;

Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga


kesehatan lainnya

Melakukan penelitian.
Bagi Pasien Bagi Staff Farmasi

 kesalahan penggunaan obat  Citra farmasis meningkat


menurun
 Kepuasan kerja meningkat
 Ketidak patuhan menurun
 Menarik pelanggan
 Efek obat yg tak diinginkan
 Pendapatan / omzet
menurun
meningkat
 Menjamin keamanan & efektifitas
pengobatan
 membantu pencegahan masalah
SDM • Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
• Di ruang tersendiri dengan dilengkapai sumber
Tempat informasi dan teknologi komunikasi
perlengkapan • Bahan Pustaka / Literatur dan telepon
Mengidentifikasi Mencegah masalah
masalah pasien pasien ‘Diagnosa’

Merencanakan
pengobatan ‘Penulisan
resep’

Pelaksanaan pengobatan “
Menilai perkembangan
peracikan dan informasi/konseling
pasien
obat “

Monitor perkembangan Pelaksanaan pengobatan “


pasien penggunaan obat”
Dokter perawat pasien

Apoteker Kelompok, tim, kepanitiaan dan peneliti


1. Topik pertanyaan
2. Tanggal dan waktu PIO diberikan
3. Metode PIO : Tertulis, lisan atau lewat telepon
4. Data pasien : nama, umur, jenis kelamin, BB dan informasi lainnya
seperti riwayat alergi, hamil atau menyusui, dan data hasil
laboratorium
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Refrensi
8. Metode pemberian jawaban : tulisan, lisan atau lewat telepon
9. Data Apoteker yang memberikan PIO
Mendukung PFT
Menjawab
(panitia farmasi Bentuk Publikasi
Pertanyaan
dan terapi

EPO (evaluasi Studi Obat


Edukasi
penggunaan obat Investigasi
1

• Penanya : Asisten Apoteker


• R/ Diazepam S 3 x 10 amp
• Umur : Dewasa
• Ditanya : Dosis …?
• Obat lainnya : ATS
• Keluhan : Kesakitan
• Kemungkinan apa yang terjadi …?
• Apa yang harus dilakukan… ?
Penyelesaian :
Cek kecepatan pemeberian diazepam
 dosis pemebrian Diazepam untuk Tetanus 3 – 10mg/Kg BB/
hari
 konsentrasi pemeberian
10 ampul = 100mg
BB dewasa = ±60kg  180 – 600mg  dosis sesuai
Pemberian dalam larutan infus
- Jika pasien menderita TD  D5%
- Jika pasien menderita DM  NaCl 0,9%
BJ Diazepam > Air
 interaksi = Diazepam berinteraksi dengan wadah plastik
 Pemeberian melalui Syirnge Pump 10ml atau Infusan Pump
500ml
Literatur:
1. Drug Information 2003 hal 2364
2. Daftar Obat Indonesia Ed.10 hal 344-345
2

• Penanya : Asisten Apoteker


• R/ Depokate tab no.LX
•S2x1
• Umur : 11 Tahun
• Anak tidak bisa menelan
tablet bagaimana…?
Penyelesaian :
Dosis dalam ISO : Na.H Divolaproat 250 mg/tablet

Menurut Drug Information 2003, semua sediaan divalproat dibuat dalam


bentuk tablet salut, karena didalam tubuh, Divalproat akan terdisosiasi
menjadi asam valproat yang merupakan zat aktifnya yang dibuat dalam
bentuk tablet salut enterik supaya obat pecah didalam usus dan karena
sifatnya yang asam maka absorpsinya akan lebih cepat jika berada dalam
usus yang bersifat basa. Depokate adalah obat salut enterik jadi tidak dapat
digerus, oleh karena itu, obat ini tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan
puyer. Karena obat ini diharapkan dapat terserap di usus, untuk itu obat ini
sebaiknya diganti dengan sediaan sirup.
Contohnya : Depakene yang isinya : Asam Divalproat 250 mg/5 ml
Literatur :
1. ISO volume 42, tahun 2007
2. Tjay TH, Raharja K. ‘OOP, khasiat, penggunaan dan efek
sampingnya’
3. Drug Information 2003
3

Penanya : Asisten Apoteker


R/ Ozen drops
S 3 x 3 tetes
Umur : 1 Tahun
Ditanya : Dosis… ?
Penyelesaian :
 Menurut ISO 2007, Ozen drops berisi Cetirizine 2 HCl dengan indikasi Rhinitis alergi musiman dan
tahunan, urtikaria kronik; dengan dosis untuk anak 6-24 bulan: 0,25 mg/kgBB
 Menurut skala Denekamp, anak anak usia 1 tahun berat badannya 10kg. Jadi, dosis untuk anak
tersebut adalah 0,25 mg/ml x 10kg = 2,5 mg
2,5 𝑚𝑔
banyaknya tetesan obat untuk anak tersebut : x 1 tetes = 5 tetes
0,5 𝑚𝑔

 Perhitungan Dosis : 10 mg/ml (dlm sediaan); 1 ml= 20 tetes

10 𝑚𝑔
Kandungan obat dalam 1 tetes = x 1 tetes = 0,5 mg
20 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

 Dosis dalam resep: 1 x pemakaian: 3 tetes x 0,5 mg= 1,5 mg;

``1 hari pemakaian: 3 x 1,5 mg= 4,5 mg yang setara dengan 9 tetesan obat
 Kesimpulan : hubungi dokter kembali untuk meminta paraf dokter dan beri garis dengan
menggunakan pulpen merah Literatur :
1. ISO volume 42, tahun 2007
2. Drug Information 2003
4

• Pertanyaan : Asisten Apoteker


• R/ ZDV 1,5 mg S 4 x 1
3 TC 3 mg S 2 x 1
NVP 15 mg S 1 x 1
• Umur : 3 bulan
• Berat badan : 3,2 kg
• Tinggi badan : 56 cm
• Persediaan : Duviral, Hifiral, Nevirapin
• Ditanya : Dosis…?
Penyelesaian :
 ZDP = Zidovudin

 Indikasi : Infeksi HIV asimtomatik atau gejala awal sehubungan dengan infeksi HIV
penyakit lanjut dengan AIDS. Digunakan dalam kombinasi dengan obat-obat antiretoviral,
terapi tunggal, pencegahan penularan dari ibu ke janin.
 Efek samping : Anemia, Netropenia, Leukopenia, mual, sakit kepala hebat, mialgia,
depresi, batuk, urtrikaria, pruritis, dan sindrom seperti flu.
 Interaksi obat : penggunaan PCT jangka panjang, obat yang berefek neprototoksik atau
mendepresi sum-sum tulang belakang, probenesit.

 Dosis anak : Usia 4 minggu – 1 tahun 4 mg/kgBB tiap 6 jam


 Dosis lazim : 1 kali = 4 mg x 3,2 kg = 12,8 mg
1 hari = 12,8 mg x 4 = 51,2 mg
 Dosis dalam resep : 1 kali = 1,5 mg  seharusnya 12,8 mg
1 hari = 6 mg  seharunya 51,2 mg
 Kesimpulan : Dosis yang diberikan dalam resep kurang dari dosis lazim
Lanjutan…
NVP = Nevirapin
 Indikasi : Digunakan kombinasi dengan setidaknya dua obat antiretrovial, untuk pengobatan
HIV yang sudah parah. Pencegahan penularan HIV antara ibu dan anak pada wanita yang
sedang hamil yang tidak mendapat terapi antiretrovial pada waktu melahirkan.
 Efek samping : Ruam, reaksi alergi, mual, fatique, demam, sakit kepala, somnolen, diare,
nyeri abdomen, mialgia.
 Peringatan : Disfungsi hati atau ginjal. Hentikan pengobatan jika pasien mengalami ruam
berat atau ruam dengan berbagai gejala.
 Interaksi Obat : Ketokonazol, kontrasepsi oral, rifampisin, rifabutin, metadon.
 Dosis : Untuk anak usia 2 bulan sampai 15 tahun 4 mg/kgBB untuk 14 hari pertama
kemudian (bila tidak timbul ruam) 7 mg/kgBB 2 kali sehari tiap 12 jam.
Untuk anak usia 2 bulan – 8 tahun atau ditambah sampai dengan 4 mg/kgBB tiap 12 jam
untuk usia >8 tahun. Dosis tidak boleh lebih dari 400 mg/hari.
 Dosis lazim : 1 kali = 4 mg x 3,2 kg = 12,8 mg
1 hari = 12,8 mg
 Dosis dalam resep : 1 kali = 15 mg
1 hari = 15 mg
 Kesimpulan : Dosis yang diberikan dalam resep lebih besar dari dosis lazim.
Lanjutan…
Pembahasan :
Persediaan obat yang ada yaitu :
• Duviral : Zidovudin 300 mg + Lamivudin 150 mg
• Hifiral : Lamivudin 150 mg

Penggunaan sediaan yang berisi kombinasi Duviral sebaiknya tidak digunakan pada penderita
yang membutuhkan penyesuaian dosis seperti anak-anak lebih muda dari 12 tahun, pasien dengan
kerusakan fungsi ginjal, pasien dengan kerusakan fungsi hati, atau pasen yang mengalami efek
samping sehingga perlu pembatasan dosisi.
karena tablet kombinasi tidak dapat digunakan pada anak-anak dibawah 12 tahun, maka pada
kasus diatas resep Zidovudin terpaksa dialihkan ke Apotek lain karena persediaan yang ada hanya
Duviral yang berisi kombinasi Zidovudin dan Lamivudin.
berdasarkan hasil perhiungan dosis didapatkan bahwa Dosis Zidovudin dan Lamivudin jauh
lebih kecil dari dosis yang seharusnya diberikan. Hal ini dapat menyebabkan efek terapi tidak
tercapai, sedangkan perhitungan dosis Nevirapin sedikit lebih besar dari dosis yang seharusnya
diberikan.

Literatur :
1. MIMS ed. Bahasa Indonesia Volume 6. 2005
2. Drug Information 2003
5

• Penanya : Pasien dari club


geriatri/ osteoporosis

• Keluhan : ISDN SL sudah digunakan


1 tablet, tapi dada masih sakit

• Apa yang harus dilakukan ….?


Penyelesaian :
Isosobrid Dinitrat Sublingual (ISDN SL) menyebabkan relaksasi otot polos
vaskular sehingga menghasilkan efek vasodilator pada arteri maupun vena
perifer dengan efek yang lebih dominan pada sistem vena. Dalam dosis
terapi, ISDN menurunkan tekanan sistolik, distolik dan tekanan darah arteri
rata-rata terutama pada posisi tegak. Penurunan tekanan darah sistemik
dapat menimbulkan takikardia reflek, yang merupakan efek yang merugikan
kebutuhan oksigen miokard.
Indikasi : Digunakan untuk pengobatan dan pencegahan angina pektoris.
Interaksi : Alkohol dapat meningkatkan kepekaan terhadap efek
hhipotensi. Karena ISDN bekerja secara langsung terhadap otot polos
vaskuler, maka obat lain yang kerjanya tergantung pada otot polos vaskuler
dapat menurunkan atau meningkatkan efek.
Efek Samping: Sakit kepala dan hipotensi
Lanjutan…
Menurut DOI : Dosis awal ISDN SL untuk terapi profilaksis akut angina
pektoris sebesar 5-10 mg tiap 2-3 jam. Untuk pengobatan angina pectoris
umumnya dosisi dimulai dengan ISDN SL 2,5-5 mg, harus ditingkatkan
dosisnya secara perlahan sampai angina menghilang atau jika timbul efek
samping.
Menurut Drug Information : Sediaan tablet ISDN SL adalah 2,5 mg, 5 mg, dan
10 mg. jika peringatan gejala tidak tercapai (dada masih sakit) setelah dosis
tunggal selama serangan akut maka perlu diberikan dosis tambahan dalam
interval 5 – 10 menit, tidak lebih dari 3 dosis harus diberikan dalam periode 15 –
30 menit.
Saran : 1 tablet SL 5 mg, 10 menit kemudian diberikan 1 tablet lagi, bila
masih nyeri, 10 menit kemudian diberikan 1 tablet lagi. Setelah 3 kali
pemakaian masih belum hilang. Maka langsung dibawa ke RS untuk Life
saving. Literatur :
1. Daftar Obat Indonesia hal 38
2. Drug Information 88, hal 955
3. Farmakologi dan Terapi, hal 346
6

• Penanya : Asisten Apoteker


• Pertanyaan :
Urografin amp dapat diminum…?
Etiketnya berwarna biru atau putih…?
Penyelesaian

Urogafin berisi sodium diantrizoat, digunakan


untuk pemeriksaan kelainan pada ginjal atau
lambung
Kesimpulan: Urogafin dapat diberikan secara oral
untuk melihat gambaran atau mendeteksi
kelainan dilambung.
Etiket yang digunakan berwarna biru

Literatur :
1. MIMS 102 edisi 3, 2005 hal 17
2. ISO tahun 2007
3. Tjay TH, aharja K ”Obat-Obat Penting”
4. Martindale edisi 33, hal 1031
7

Penanya : Pasien
R/ Phaproxin S 3 x 1
Umur : 11 tahun
Pasien mengalami sakit diperut.
Apakah boleh minum obat maag seperti
mylanta syrup atau Gastru …?
penyelesaian
 Phaproxin nama generiknya Ciprofloksasin
 Indikasi : Infeksi saluran kemih termasuk prostatika, urethritis dan servitis gonore, saluran
cerna termasuk demam tiroid dan paratiroid, saluran napas kecuali pneumonia dan
streptococcus, kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi.
 Efek samping : mual, tidak nyaman diperut, dyspepsia, kembung, diare,stomatitis, kolitis
pseudomembran, sakit kepala, pusing, lemas, mengantuk, mudah lelah, agitasi,insomnia,
depresi, halusinasi, gangguan penglihatan, psikosis, kejang.
 Dosis :
250 – 750 mg 2 kali sehari (infeksi saluran napas)
250 – 500 mg 2 kali sehari (Infeksi saluran kemih)
 Interaksi Obat: absorpsi Siprofloksasin dapat menurun karena antasida, misalnya: Mg(OH)2 dan
AI(OH)3

 Mylanta Suspensi
 Komposisi :
Gel kering Al(OH)3 200 mg
Mg(OH)2 200 mg
Simetikon 20 mg
 Indikasi : Kelebihan asam lambung, gangguan pencernaan
 Efek samping : Konstipasi, diare, mual, muntah,hipofosfakemia
Lanjutan…

Gastrul
 Zat aktif : Misoprostol
 Indikasi : Mencegah ulkusgaster yang diinduksi AINS pada
pasien dengan resiko tinggi mengalami komplikasi
 Efek samping : Gangguan GI (diare dan nyeri abdomen)

Kesimpulan
-Jika menggunakan Mylanta sebaiknya diberi jarak 2 – 4 – 6 jam
- Diganti dengan ranitidin 2 x1 (DOWA)
- Menggunakan Misoprostol

Literatur :
1. Tjay TH, Raharja K, “OOP, khasiat, dan efek samping”
2. Farmakologi dan terapi
8

• R/ Cisapride
S 3dd 1
• R/ Ranitidin
S 3 dd 1
• Keluhan : Telinga berdengung
• Apakah karena obat…?
Penyelesaian

Cisapride
 Indikasi: Gangguan motilitas GI seperti gastroparasis, refluks
esofagal pada orang dewasa, refluks gastroesofagal berat pada
anak
 Dosis :
Dewasa awal 5 mg 2 – 4 kali per hari, maksimal 40 mg/hari
Anak awal 0,2 mg/kgBB 3- 4 kali per hari, maksimal 0,8
mg/kgBB. Tidak boleh lebih dari 20 mg/hari.
 Efek samping : Kejang-kejang usus, diare, nyeri kepala
 Peringatan: Aritmia jantung, gagal jantung kronik,
meningkatkan motilitas GI, gangguan pernapasan
 Interaksi obat : Dapat meningkatkan adsorpsi ranitidin
Lanjutan…
 Ranitidin
 Ranitidin merupakan 112 bloker. Obat ini menempati reseptor histamin H2
secara selektif dipermukaan sel-sel parenteral sehingga sekresi asam
lambung dan pepsin dapat dikurang
 Indikasi : Ulkus duodenum, refluks esofagus, sindrom zolinger Ellison.
 Dosis : Dewasa 1 tablet 2 kali sehari
 Efek samping : Diare (sementara), nyeri otot, psuing dan reaksi-reaksi
kulit.
 Interaksi obat : menurunkan kliren warfarin, prokainamid, N-asetil
prokainamid,meningkatkan absopsi midazolan, tetapi menurunkan
absorpsi kobalamin.
 Kesimpulan : Efek samping yang jarang terjadi pada pengguanaan
Ranitidin telinga berdengung : Ringing in the ear  Bunyi bel
Buzzing  dengung lebah
Segera lapor dokter  obat diganti dengan Omeprazole
.
Literatur:
1. MIMS 102 edisi 3, 2005 hal 17
2. ISO Thn 2007
3. Tjay TH, Raharja K, “OOP, khasiat, dan efek samping”
9

• Penanya : Pasien
• R/ Lincocin 500, S 3 x 1
• R/ Exsaflam 50, S 3 x 1
• Kaki pasen luka dan bengkak, karena
tersiram air panas
• Apakah boleh diminum ibu yang sedang
menyusui…?
Penyelesaian
Menurut MIMS
Linkomisin digunakan untuk mengobati infeksi oleh bakteri tetapi
mempunyai efek samping
Diantaranya gangguan GI , gangguan pada hati dan fungsi ginjal. Sedangkan
Exaflam mempunyai indikasi diantaranya untuk nyeri terapi jangka pendek
kondisi akut, nyeri inflamasi setelah trauma terakhir. Exaflam digunakan
hanya jika pasien merasakan nyeri atau sakit.
Meneurut IONI 2014 APPENDIX
- Linkomisin  tidak ada data  aman
- Diklofenak  ibu hamil  hindari
- Ibu menyusui  jmlahnya yng terdistribusi di ASI kecil untuk
membahayakan  aman
- Kesimpulan : minum obat setelah menyusui atau menggunakan
Bioplacenton Literatur:
1. MIMS thn 2007 volume 8
2. Martindale volume 33 hal 31
3. ISO volume 42 thn 2007

Anda mungkin juga menyukai