Anda di halaman 1dari 42

STANDAR PELAYANAN

FARMASI di RS
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 58 tahun 2014
No. 72 tahun 2016
Tujuan dilakukannya pengaturan Standar
Pelayanan Kefarmasian di RS
1. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
2. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
3. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di RS

pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai


pemilihan; perencanaan kebutuhan; pengadaan; penerimaan; penyimpanan; pendistribusian; pemusnahan dan
penarikan; pengendalian; dan administrasi.

Pelayanan Farmasi Klinik


pengkajian dan pelayanan Resep; penelusuran riwayat penggunaan Obat; rekonsiliasi Obat; Pelayanan Informasi Obat (PIO); konseling; visite; Pemantauan Terapi
Obat (PTO); Monitoring Efek Samping Obat (MESO); Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); dispensing sediaan steril; dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD);
Standar Yan Far di IFRS

Pelayanan klinis Pelayanan non klinis Satu pintu (IFRS)


Mengapa harus satu pintu?
1. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai;
2. standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
3. penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
4. pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
5. pemantauan terapi Obat;
6. penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai (keselamatan pasien);
7. kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akurat;
8. peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit
9. peningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan pegawai.
› Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan Obat untuk
meningkatkan keamanan, khususnya Obat yang perlu diwaspadai (highalert
medication).
› High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat
yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
(ROTD).
› Kelompok Obat high-alert diantaranya:
A. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
B. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan
magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).
C. Obat-Obat sitostatika.
HIGH ALERT MEDICATION
› High-alert medications are drugs that bear a heightened risk of causing significant
patient harm when they are used in error.
Although mistakes may or may not be more common with these drugs, the
consequences of an error are clearly more devastating
to patients. We hope you will use this list to determine which medications require
special safeguards to reduce the risk of errors.
This may include strategies like improving access to information about these drugs;
limiting access to high-alert medications;
using auxiliary labels and automated alerts; standardizing the ordering, storage,
preparation, and administration of these
products; and employing redundancies such as automated or independent
doublechecks when necessary.
› (Note: manual
independent double-checks are not always the optimal error-reduction strategy and
may not be practical for all of the medications
on the list).
No. Golongan Nama obat
1 Adrenergik agonis inj Atropin
Epinefrin
Norepinefrin : Vascon, Raivas, Levosol
Phenilefrin : Pehacain

2 Antagonis Labetalol
adrenergik inj Metoprolol
Propranolol

3 Agen radiokontras Lopamiro


inj Omnipaque
4 Antiaritmia inj Lidokain : Xylocain
Amiodaron: azoran, cordaron
5 Agen kemoterapi Bleomisin sulfat
oral/inj Capesitabin
Carboplatin

6 Anestesi umum inj Bupivacain : buvanest


Ketamine : Anesjec
Midazolam : sedacum
Sevoflouran : sevodex

7 Antiretroviral oral Lamivudin


Stavudin
Zidofudin
No. Golongan Nama obat
8 Antikoagulan inj Epoetin α, epoetin β
erythropoietin
Heparin : inviclot
Fondaparinux : arixtra

9 Antagonis calcium inj diltiazem : farmabest, herbesser


Perdipine : blistra
10 Elektrolit pekat Dextrose 40%
KCL 7,46%
MgSO4 20% ; 40%
Meylon
NaCl 3%

11 inotropik inj Digoxin : fargoxin


12 Insulin i.m Insulin glusine : apidra solostar
Insulin lispro : humalog cartridge
Basal human insulin : Humulin N

13 Narkotika oral, inj, transdermal Codein, codipront, coditam, fentanyl, morfin HCl
14 Psikotropik Alprazolam, klorpromazin, diazepam, haloperidol, THX

15 Relaxan otot Atracurium besilat, vecuronium bromida


16 TPN clinimix
LOOK ALIKE SOUND ALIKE (LASA)

› Terlihat mirip dan


kedengaran mirip
› Menyebabkan kesalahan
dalam penyiapan obat
› Menyebabkan kesalahan
dalam pemberian obat
› Fatal untuk pasien
FORMULARIUM RUMAH SAKIT

› Merupakan suatu dokumen yang secara terus menerus direvisi,


memuat sediaan obat dan informasi penting lainnya yang
merefleksikan keputusan klinik mutakhir dari staf medik Rumah Sakit.
› Daftar Obat : daftar produk yang telah disetujui digunakan di RS.
Daftar obat sederhana tanpa informasi tentang tiap produk obat,
hanya terdiri atas nama generik, kekuatan dan bentuk.
› Memuat ringkasa informasi obat yang mudah dipahami oleh
profesional kesehatan di RS.
› Informasi mencakup nama generik, indikasi penggunaan, kekuatan,
bentuk sediaan, posologi, toksikologi, jatwal pemberian,
kontraindikasi, efek samping, dosis regimen
FORMULARIUM RUMAH SAKIT
› Formularium Rumah Sakit disusun mengacu kepada Formularium
Nasional. Formularium Rumah Sakit merupakan daftar Obat yang
disepakati staf medis, disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) yang
ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
› Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis Resep,
pemberi Obat, dan penyedia Obat di Rumah Sakit. Evaluasi terhadap
Formularium Rumah Sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai
kebijakan dan kebutuhan Rumah Sakit.
› Penyusunan dan revisi Formularium Rumah Sakit dikembangkan
berdasarkan pertimbangan terapetik dan ekonomi dari penggunaan Obat
agar dihasilkan Formularium Rumah Sakit yang selalu mutakhir dan
dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.
FORMAT FORMULARIUM

1. Sampul luar dengan judul formularium obat,


nama RS, tahun berlaku dan nomor edisi. › Gunakan warna kertas
2. Daftar Isi.
berbeda untuk tiap
3. Sambutan. bagian/seksi formularium.
4. Kata pengantar. › Menggunakan index pinggir.
5. SK, KFT, SK Pemberlakuan Formularium.
6. Petunjuk penggunaan formularium. › Membuat formularium se
7. Informasi tentang kebijakan dan prosedur RS ukuran saku baju pabrik.
tentang obat.
8. Monografi obat.
› Mencetak tebal atau
9. Informasi khusus.
menggunakan bentuk huruf
10.Lampiran ( formulir, index kelas terapi obat,
yang berbeda untuk nama
index nama obat). generik.
MANFAAT FORMULARIUM

› Meningkatkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di RS.


› Merupakan Badan edukasi bagi profesional kesehatan tentang terapi
obat yang rasional.
› Memberikan rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya mencari
obat termurah.
› Memudahkan profesional kesehatan dalam memilih obat yang akan
digunakan untuk perawatan pasien.
› Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang jenisnya dibatasi, sehingga
dapat mengetahui dan mengingat obat yang digunakan secara rutin.
› IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara efektif dan efisien. RS
mampu membeli obat dalam kuantitas dari jenis obat yang lebih efektif.
Tahapan Penyusunan Formularium RS :
› Tahap pertama :
– Pengkajian pola penyakit dan populasi pasien 4 tahun berturut turut.
– Data morbiditas.
– Kelompok peyakit, jumlah, presentasi tiap ahun.
– Pengelompokan berdasarkan ICD-10 ( International Statistical
Classification of Disease and Related Health Problem)
› Tahap kedua :
– Penetapan peringkat penyakit terbanyak.
– Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah rata2x serta
presentase pasien.
› Tahap ketiga :
– Penetapan penyakit, gejala, penyebab dan golongan farmakologi obat.
– Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah serta presentase
pasien dalam tiap sub kelompok penyakit.
› Tahap keempat :
– Tabel berisi sub kelompok penyakit dan golongan farmakalogi obat
dan pendukung yang diperlukan untuk tiap penyakit.
› Tahap kelima :
– Pemberian nama obat dalam tiap golongan farmakologi.
– Tabel yang mengandung golongan farmakologi, sub golongan
farmakologi, nama obat dan bahan pendukung yang diperlukan untuk
tiap penyakit.
Tahap pengkajian ini dilakukan bila RS belum ada Standart Pengobatan
SISTEM FORMULARIUM

 PENGGUNAAN OBAT NON FORMULARIUM.


◦ Kasus tertentu yang jarang terjadi, misal kelainan hormon
pada anak, penyakit kulit langka.
◦ Perkembangan terapi yang memerlukan obat baru yang
belum terakomodir.
◦ Obat yang sangat mahal dan penggunaannya dikendalikan
secara ketat, misal sitostatika baru, antibiotika yang
dicadangkan ( reserved antibiotics).
◦ Prosedur dengan formulir yang diusulkan oleh dokter,
disetujui kepala SMF, penilaian usulan oleh KFT baru setelah
disetujui disampaikan ke IFRS untuk diadakan.
PENYUSUNAN FORMULARIUM
› PROSES
– Rekapitulasi usulan obat dari masing2 SMF.
– Mengelompokkan berdasar klas terapi.
– Membahas usulan dalam rapat KFT.
– Rancangan disebarkan ke SMF sbg umpan balik.
– Membahas hasil umpan balik.
– Menetapkan daftar obat yang masuk
formularium.
– Menyusun kebijakan dan pedoman
implementasi.
– Edukasi formularium pada staf, monitoring KFT
yang dibantu IFRS.
KRITERIA OBAT MASUK KE DALAM FORMULARIUM

FORMULARI
Evidence Based UM
medicine dgn
harga terjangkau

Benefit-cost ratio
Obat Generik
tertinggi

Menguntungkan Benefit-Risk Ratio


yang
(kepatuhan, menguntungkan
penerimaan) penderita
Praktis (penyimpanan, Mutu terjamin
pengangkutan,
penggunaan, (stabilitas,
penyerahan) bioavailabilitas)
MASA BERLAKU & DISTRIBUSI

› Sesuai kebijakan Rumah Sakit.


› Distribusi :
– Unit pelayanan rawat jalan, inap, & darurat.
– Instalasi Farmasi dan seluruh satelit fsrmasi.
– Pimpinan Rumah Sakit.
– Pusat Pelayanan Informasi Obat.
– Bagian/ SMF/ UPF/ Departemen.
– Anggota Staf Medik dan Apoteker.
– Perpustakaan.
– Bagian Pengadaan. Dll yang dianggap perlu.
EVALUASI KEPATUHAN

 Kepatuhan Penulisan Resep sesuai Formularium.


◦ Jumlah resep yang sesuai formularium x 100%
total resep

 Kepatuhan Pengadaan sesuai Formularium.


◦ Jumlah produk yg diadakan sesuai formularium x 100%
total produk yang diadakan
 Dibuat standar kepatuhan yang di tetapkan RS.
 Hasil disampaikan secara periodik.
PENYEBAB KETIDAKPATUHAN
 Sistem formularium tidak berjalan dengan baik.
 Tidak ada surat keputusan pimpinan RS.
 Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT kepada
staf medik.
 Tidak adanya supervisi secara reguler.
 KFT tidak berfungsi dengan baik.
 Formularium tidak pernah direvisi.
 Apoteker IFRS tidak berperan sebagai mana mestinya.
 Tidak adanya mekanisme penghargaan dan hukuman
 Adanya konflik kepentingan dalam pengadaan.
PRIORITAS OBAT DI KAJI

› Obat berpotensi tinggi menimbulkan efek samping yang serius


(ESO belum banyak dilaporkan).
› Obat yang diduga banyak digunakan secara tidak rasional
(antibiotika).
› Obat mahal seperti sitostatika.
› Obat yang dievaluasi bisa dimasukkan, dikeluarkan atau
dipertahankan dalam formularium.
PENAMBAHAN DAN PENGHAPUSAN OBAT
› Permohonan harus diajukan secara resmi melalui SMF kepada
KFT.
› Permohonan yang diajukan memuat informasi :
– Mekanisme farmakologi obat dan indikasi yang diajukan.
– Alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik dari yang sudah ada.
– Bukti ilmiah dari pustaka yang mendukung perlunya obat dimasukkan.
KRITERIA PENGHAPUSAN
› Obat tidak beredar lagi dipasaran.
› Obat tidak ada yang menggunakan lagi.
› Sudah ada obat baru yang lebih cost effective.
› Obat setelah dievaluasi memiliki resiko lebih tinggi
dibandingkan manfaatnya.
PANITIA FARMASI DAN TERAPI

Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili


hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf
farmasi,
anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari
Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Struktur Organisasi
Direktur RS

Komite medik

Panitia farmasi dan terapi IFRS

SUBPANITIA SUBPANITIA SUBPANITIA SUBPANITIA SUBPANITIA SUBPANITIA


OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT SSP
ANTINEOPLAS ANTIINFEKSI ENDOKRINOL GASTROINTES KARDIOVASKU
TIK OGI TINAL LAR
Monoklonal Antibiotik Antidiabetes Antasida Diuretik Analgesik
antibodi Antivirus Antiinflamasi laksatif Glikosida Sedatif
Cisapride antifungi Hormon jantung hipnotik
metotrexat Sediaan tiroid antikoagulan
FUNGSI DAN KEANGGOTAAN PFT

FUNGSI

PERUMUSAN
KEBIJAKAN / PROSEDUR EDUKASI
TUGAS PFT
MENGEMBANGKAN DAN MENETAPKAN FORMULARIUM

MENETAPKAN PROGRAM DAN PROSEDUR YANG


MEMBANTU MEMASTIKAN TERAPI OBAT YG AMAN DAN
BERMANFAAT

MEMENTAU DAN MENGEVALUASI ROM


PENGADAAN EDUKASI BAGI STAF PROFESIONAL RS

MENGEVALUASI, MENYETUJUI DAN MENOLAK OBAT


YANG DIUSULKAN UTK DIMASUKKAN / DIKELUARKAN DARI
FORMULARIUM RS

MENKAJI PENGGUNAAN OBAT DALAM RS DAN


MENINGKATKAN STANDAR OPTIMAL UNTUK TERAPI OBAT
YANG RASIONAL
KEWENANGAN DAN KEBIJAKAN PFT

PFT BERWENANG SEPENUHNYA MELAKSANAKAN SISTEM


FORMULARIUM, MERUMUSKAN DAN MENGENDALIKAN
PELAKSANAAN SEMUA KEBIJAKAN, KETETAPAN, PROSEDUR
DAN ATURAN YANG BERKAITAN DENGAN OBAT

KEBIJAKAN, MELIPUTI
KEBIJAKAN
› KERJASAMA PFT DENGAN BERBAGAI KOMITE LAIN DI RS
› HUBUNGAN DAN KERJASAMA PFT DAN IFRS
› PROSEDUR PELAKSANAAN SISTEM FORMULARIUM
› KRITERIA OBAT YG DAPAT KELUAR / MASUK FORMULARIUM
› PROSEDUR MEREVISI FORMULARIUM
› PROSEDUR PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
› PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
› DLL
KATEGORI OBAT
› OBAT YANG TELAH DISETUJUI DAN DIEVALUASI OLEH PFT,
AKAN DITEMPATKAN PADA SALAH SATU KATEGORI BERIKUT :

OBAT YG DISETUJUI
OBAT DGN SYARAT PERIODE
FORMULARIUM PERCOBAAN (6-12 BLN)

OBAT
FORMULARIUM
OBAT
YG DIKHUSUSKAN INVESTIGASI
PERANAN KHUSUS PFT
› PENGHENTIAN OTOMATIS OBAT BERBAHAYA
KEBIJAKAN:
“SEMUA ORDER NARKOTIK, SEDATIF, HIPNOTIK, ANTIKOAGULAN DAN
ANTIBIOTIK YG DIBERIKAN SECARA ORAL DAN PARENTERAL HARUS SECARA
OTOMATIS DIHENTIKAN SETELAH 48 JAM KECUALI” :
1. ORDER MENYATAKAN SUATU JUMLAH DOSIS YG TEPAT UTK DIKONSUMSI
2. SUATU PERIODE WAKTU YG TEPAT UTK PENGOBATAN DINYATAKAN
3. DOKTER YG BERTUGAS MENGORDER KEMBALI OBAT TERSEBUT
“SEMUA ORDER UTK NARKOTIK-SEDATIF DAN HIPNOTIK WAJIB DITULIS
KEMBALI TIAP 24 JAM DAN ORDER TETAP UTK SEMUA OBAT HARUS
BERAKHIR PADA PUKUL 10.00 HARI KETUJUH, KECUALI DIPERBAHARUI”
THANK YOU
Make your own dream !

Anda mungkin juga menyukai