Perhitungan Dosis,
Tetesan Infus,
HPP, HNA, HJA,
Pengendalian Persediaan
apt. Tia Anggraini, S.Farm.
01
Perhitungan Dosis
Dosis
Dosis adalah jumlah atau takaran obat yang
diberikan kepada pasien dalam satuan berat, isi
(volume) atau unit.
“Setiap bahan kimia adalah racun, termasuk obat. Oleh karena itu,
dosis harus dihitung untuk memastikan bahwa obat yang diberikan
dapat memberikan efek terapi yang diinginkan.”
Dalam pemberian obat pada anak, sediaan obat yang banyak disediakan
untuk anak dibuat dalam bentuk eliksir atau suspensi.
Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet sebaiknya
dihaluskan atau digerus terlebih dahulu karena tablet yang dikunyah akan
membuat anak tersedak.
Faktor penyebab perbedaan respon obat anak dan dewasa
DA = dosis DD = dosis
anak dewasa
n = umur m = umur
dalam tahun dalam bulan
Perhitungan Dosis Individual untuk Bayi dan Anak
berdasarkan Dosis Setiap Kg BB yang Sudah Diketahui
Contoh: jika kebutuhan dosis “ibuprofen 400 mg” dan di kemasan obat tertulis “ibuprofen 400 mg
pertablet” ini jelas berarti 1 tablet yang akan diberi.
● Tetapi bagaimana jika obat yang dibutuhkan dengan dosis 400 mg dan obat yang tersedia tablet
dengan dosis 200 mg ?
Contoh : “berapa banyak 200 mg tablet yang diberikan untuk memenuhi dosis 400 mg? Pada kasus ini
dapat dihitung mudah yaitu 2 tablet.
Perhitungan Pemberian Obat
●
Contoh SOAL
TABLET ATAU KAPSUL
Dosis amoksisilin untuk pasien A adalah 1000 mg. Sediaan yang ada kapsul amoksisilin 500 mg.
Berapa banyak sediaan kapsul amoksisilin yang harus diberikan?
Berapa ml sirup yang harus diberikan, jika pasien membutuhkan 375 mg amoksisilin untuk
sediaan yang ada berupa sirup 250 mg/5 ml?
Berapa ml heparin yang harus diberikan, jika pasien membutuhkan heparin 5000 unit untuk
sediaan heparin 10000 unit/ml?
Contoh soal:
Seorang ibu membawa resep untuk anak perempuan umur 6 tahun, sakit
dikulitnya sudah 3 hari, setelah berobat ke dokter spesialis kulit mendapat
resep sbb:
R/ Ungt Neomycin 20 g
adde
Prednisolon 2%
m.d.s 2 dd ue
Pertanyaan:
Berapa gram jumlah prednisolon yang ditimbang untuk resep tersebut?
a. 2 gb. 0,4 g c. 0,2 g d. 0,04 g e. 0,02 g
PERHITUNGAN DOSIS
Jawaban:
R/ Ungt Neomycin 20 g
adde
Prednisolon 2%
m.d.s 2 dd ue
Þ 2% x 20 g
Þ 0,02 x 20 g = 0,4 g (B)
PERHITUNGAN DOSIS
Seorang ibu membawa resep untuk anak perempuan umur 5 tahun sakit
panas disertai batuk pilek sudah 3 hari, setelah berobat ke dokter spesialis
anak mendapat resep sbb:
Iter 3x
R/ Ibuprofen 100 mg
CTM 2 mg
mf pulv dtd no X
Pertanyaan:
Keluarga tersebut hendak berlibur ke luar negeri, jadi obatnya hendak
dibeli seluruhnya. Berapa tablet CTM yang diambil, bila sediaan lazim
CTM 4 mg/tablet?
a. 5 tablet b. 10 tablet c. 15 tablet d. 20 tablet c. 25 tablet
PERHITUNGAN DOSIS
Jawaban:
JAWABAN:
10mg/ml x 30 kg = 300
= 2 ml
02
Tetesan Infus
Pemberian Melalui Infus
Untuk menghitung dosis atau kecepatan infus yang tepat saat memberikan obat melalui
infus, paramedic harus mengetahui informasi sebagai berikut yaitu:
● Jumlah atau volume obat yang harus diberikan
● Lama pemberian obat yang diinginkan
● Kecepatan infus yang diinginkan
● Faktor alat (jumlah tetes untuk tiap ml) dari infus set yang digunakan
Menghitung atau menentukan kecepatan infus dengan
volume tertentu menggunakan persamaan:
Jumlah tetesan per menit : Volume yang harus diberikan x tetes/ml infus set
Waktu (menit)
CONTOH:
Berapa kecepatan infus (tetes/menit) yang harus diberikan ketika memberikan 250 ml NaCl
fisiologis dalam 90 menit menggunakan Infus set dengan faktor tetes 10 tetes/menit?
Kecepatan infus = 250 ml x 10 tetes/ml = 2500 tetes = 27,7 tetes/menit (28 tetes/menit)
90 menit 90 menit
Menghitung atau menentukan kecepatan infus sesuai
dosis yang diinginkan
Beberapa obat emergensi diberikan melalui infus atau injeksi IV drip yang kadang-kadang
diencerkan terlebih dahulu dengan NaCl 0.9% atau larutan dekstrosa. Untuk itu, perlu
diketahui dosis, konsentrasi obat setelah diencerkan dan faktor alat (tetes/ml) infus set.
Cara perhitungan adalah mengikuti:
CONTOH:
Dibutuhkan prokainamid melalui infus dengan dosis 3 mg/menit. Obat yang ada adalah 1 g
(1000 mg) yang dilarutkan dalam 250 ml glukosa 5%. Faktor infus 60 tetes/ml, berapa
kecepatan infus (tetes/menit) yang harus diberikan?
Kecepatan infus = 3 mg/menit x60 tetes/ml infus set = 180/4 tetes/menit = 45 tetes/menit
1000 mg/250 ml
Menghitung Tetesan Cairan Infus
INFUS SET MAKRO
Contoh soal:
Pasien dengan kebutuhan cairan 500 cc/24 jam, berapa tetes per menit?
= 5 tetes/menit
Menghitung Tetesan Cairan Infus
INFUS SET MIKRO
Contoh soal:
Pasien dengan kebutuhan cairan 500 cc/24 jam, berapa tetes per menit?
MARK UP (MARGIN)
PPN
Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan untuk setiap pertambahan
nilai dari proses transaksi dari produsen sampai ke konsumen
PERHITUNGAN HJA
RUMUS:
HNA x PPN 10% x mark up
Contoh soal:
Piroxicam 50 kapsul (Rp 7.600)
JAWABAN:
Diketahui:
HNA = 14.834
PPN = 10% = 1,1 HJA = HNA x PPN 10% x mark up
Margin = 20% = 1,2 = 296,68 x 1,1 x 1,2
Kemasan = 50 tablet = 391
% untung =
CONTOH SOAL
Penetapan Harga Jual oleh Industri Farmasi
Industri farmasi Y ingin membuat sirup paracetamol dengan dosis 250mg/5ml.
Setiap kali produksi membutuhkan biaya total Rp 10.000.000 untuk 2000
botol. Berapakah harga satu botol sirup paracemol dosis 250mg/5ml?
Jawaban:
Pada kasus di atas, dalam menentukan harga per botol dapat ditentukan
sebagai berikut:
Harga per botol =
Jawab:
HJA = Rp 500 + (0,25 x Rp 500) = 1,25 + Rp 500 = Rp 625
CONTOH SOAL
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Perhitungan nilai HPP dapat menggunakan 2 cara, yakni:
Dengan faktor harga jual
HPP = 100% - )
HPP =
Nilai stok barang suatu apotek pada awal tahun 2016 adalah Rp 153 juta dan nilai pembelian
pada selama tahun 2016 tercatat Rp 98,2 juta. Nilai stok barang pada akhir tahun 2016 setelah
dihitung adalah Rp 102 juta dengan omset rata-rata selama satu tahun mencapai angka Rp
211 juta (faktor harga jual = 1,25). Berapa HPP apotek tersebut di tahun 2016?
Jawab:
HPP = = 70,7%
04
Pengendalian
Persediaan
OBAT FAST MOVING DAN SLOW MOVING
Obat fast moving adalah obat yang perputaran/pergerakannya cepat, dalam
arti lain adalah obat yang sering keluar
Pengendalian Persediaan dengan Analisis ABC Menurut Dirjen Bina kefarmasian dan
Alat Kesehatan (2010) klasifikasi persediaan berdasarkan pemakaian dan infestasi
dibagi atas 3 bagian, yaitu:
a. Persediaan dengan tingkat pemakaian dan investasinya tinggi dengan persen (%)
kumulatifnya 0-70% yang disebut fast moving dengan bobot = 3, yaitu kategori
kelompok A.
b. Persediaan dengan tingkat pemakaian dan investasinya sedang dengan persen (%)
kumulatifnya 71-90% yang disebut moderate dengan bobot = 2, yaitu kategori
kelompok B.
c. Persediaan dengan tingkat pemakaian dan investasinya rendah dengan persen (%)
kumulatifnya 91-100% yang disebut slow moving dengan bobot = 1, yaitu kategori
kelompok C.
Q=
Keterangan:
Q : Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D : Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H : Biaya penyimpanan per unit
ROP (Re-Order Point)
Kondisi dimana bahan baku harus dipesan
kembali sebelum persediaan habis.
Perhitungannya dengan menggunakan jumlah
minimal angka tertentu sebagai batas untuk
segera melakukan pemesanan kembali
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
ROP = (d.L) + SS
Keterangan:
ROP : Reorder point
D : Permintaan harian
L : Lead time (waktu tunggu)
SS : Safety stock/buffer stock
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Menurut Assauri (2004) jika buffer stock/safety stock dengan tingkat pelayanan
(service level) dan standar masa tengang (lead time) diketahui dan bersifat
konstan, maka perhitungannya adalah:
SS = Z . D . L
Keterangan:
SS : Safety stock/buffer stock
Z : Service level
D : Rata-rata pemakaian
L : Lead time
CONTOH SOAL ROP
Pak Obi mempunyai perusahaan dengan jumlah kebutuhan stock per tahun sebesar
73.000 unit. Bila lamanya proses kirim bahan adalah 30 hari, sedangkan pak Obi tidak
mempunyai kebijakan safety stock, maka hitunglah besarnya ROP perusahaan Pak Obi!
JAWABAN:
LT = 30 hari
d = = 200 unit
SS =-
Maka,