Anda di halaman 1dari 31

Click to edit Master title style

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TERAPI


ERITROPOETIN ALFA DAN BETA PADA
PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK-
HEMODIALISIS RUTIN DI RSUD SIDOARJO

Novianti Fatli Azizah


Renny Nurul Faizah
Hari Purwoko

1
ClickI to edit Master title style
BAB

PENDAHULUAN

2
Gangguan ginjal kronis  kerusakan ginjal yang terjadi
Click to edit Master title style
lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau
fungsional dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG)  LFG <60 ml/menit/1,73m2 selama 3
bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal

Anemia merupakan manifestasi awal yang kerap


didapatkan pada perjalanan penyakit ginjal dan
memburuk seiring dengan semakin menurunnya
fungsi ginjal

Prevalensi anemia pada pasien CKD terus


meningkat dari 8,4% pada stadium 1 hingga 53,4%
pada stadium 5

anemia pada penyakit ginjal jika Hb ≤ 10 gr/dl dan


Ht ≤ 30% (NKFKDOQI, 2012)

1. NKF-KDIGO. KDIGO 2012 clinical practice guideline for the evaluation and management of chronic kidney disease. ISN.
2013; 3(1):1–163
3
2. Chris, O’callaghan. 2007. At A Glance Sistem Ginjal. Edisi: 2. Editor: Amalia Safitri & Rina Astikawati. Erlangga.
3. O mara, N.B.(2008) Anemia in Patients With Chronic Kidney Disease. Journal Diabetes Spectrum. Vol. 21. Number 1.
Click to edit Master title style

Babitt, J.L and Lin, H.Y, 2012, Mechanisms of Anemia in CKD, J Am Soc Nephrol 23: 1631–1634, 2012. doi:
10.1681/ASN.2011111078
4
Click to edit Master title style Inisiasi terapi EPO 
Eritropoetin  hormon
Tatalaksana anemia pada dilakukan saat konsentrasi
glikoprotein yang
CKD selain transfusi darah, Hb < 10,0 g/dL dan tidak
dihasilkan sebagai respons
dapat dilakukan dengan digunakan untuk terapi
terhadap hipoksia untuk
pemberian eritropoietin pemeliharaan saat
meningkatkan produksi
(EPO). konsentrasi Hb diatas 11,5
eritrosit
g/dL pada pasien dewasa

penelitian kohort prospektif


 terapi eritropoietin
terbukti memiliki efek yang
signifikan dalam systematic review  terapi
meningkatkan kadar Hb, ESA yang diberikan
dimana mean kadar Hb mampu mempertahankan
sebelum terapi yaitu 9,34 kadar Hb ≥ 10 g/dL
g/dL dan mean kadar Hb 1
bulan setelah mendapat
EPO yaitu 10,35 g/dL

1. Bargman, J. M. dan Skorecki, K. 2012. Chronic kidney disease. Dalam: Longo, D. L., Kasper, D. L., Jameson, J. L., Fauci, A. S.,
Hauser, S. L., and Loscalzo, J., penyunting. Harrison`s Principles of Internal Medicine 18th ed. USA: McGraw-Hill. hlm. 2308–21.
2. Elmi, O. S., Ghrayeb, F. A. W., Meng, O. L., Nadiah, W., Noushad, M. dan Kaur, G. 2014. Effect of Erythropoietin on
Haematological Parameters in Chronic Renal Failure Patients Undergoing Dialysis in Malaysia. IMJM. 21(5): 1–5.
3. Johansen, K. L., Finkelstein, F. O., Revicki, D. A., Evans, C., Wan, S., Gitlin, M.dan Agodoa, I. L. 2012. Systematic review of the
impact of erythropoiesis-stimulating agents on fatigue in dialysis patients. Nephrol Dial Transplant. 27(6): 2418–25. 5
Terdapat beberapa pilihan
Click to edit Master title style
eritropoietin rekombinan
perbedaan Epoetin-alfa dan
yaitu Epoietin alfa
beta terletak pada struktur
(Epodion®, Renogen®,
(berbeda rantai glikosilasi)
Eprex®) dan Epoietin beta
dan stabilitasnya
(Recormon®) sebagai
generasi pertama EPO

Perbedaan struktur karbohidrat


epoetin beta dapat mempengaruhi
penelitian dilakukan untuk
sifat biologik,farmakokinetik dan
mengetahui perbedaan
farmakodinamik yaitu aktifitas
efektivitas dan efek samping
biologi lebih tinggi, waktu paruh
pemberian epoetin alfa dan
eliminasi yang lebih panjang,
epoetin beta.
konsentrasi serum lebih tinggi,
serta respon terhadap retikulosit

Hayat, A. 2008. Erythropoietin stimulating agents in the management of anemia of chronic kidney
disease. Patients Prefer Adherence. vol. 2. hlm. 195–200

6
Click to edit
Rumusan Masalah
Master title style

Apakah terdapat perbedaan efektifitas


terapi eritropoetin alfa dan beta dalam
meningkatkan kadar hemoglobin pada
pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis ?

Bagaimanakah efek samping


pemberian epoetin alfa dan beta pada
pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis ?

7
Click to edit Master
Tujuantitle style
Penelitian

Mengetahui perbedaan efektivitas


epoetin alfa dan epoetin beta dalam
meningkatkan kadar hemoglobin pada
pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis

Mengetahui kemungkinan efek samping


yang ditimbulkan setelah pemberian
terapi epoetin alfa dan epoetin beta

8
Click to edit Master title style
MANFAAT

Manfaat
Manfaat Praktis
Teoritis
Bagi peneliti
• Menambah pengetahuan, wawasan, dan
informasi tentang perbedaan kadar hemoglobin
Untuk pada pasien ESRD pre dan post terapi EPO
mengembangkan ilmu
pengetahuan serta Bagi peneliti lain
menambah wawasan • Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain
terkait perbedaan dalam melakukan penelitian selanjutnya terkait
kadar hemoglobin perbedaan kadar hemoglobin pada pasien
pada pasien End ESRD pre dan post terapi EPO
Stage Renal Desease
(ESRD) pre dan post Bagi masyarakat
terapi EPO. • Memberikan pengetahuan bagi masyarakat
mengenai efektivitas terapi EPO dalam
mengatasi anemia pada CKD

9
ClickIIIto edit Master title style
BAB

KERANGKA KONSEPTUAL

10
Click to editKONSEPTUAL
KERANGKA Master title style

11
Click to editOPERASIONAL
KERANGKA Master title style

12
Click topenelitian
Desain edit Master title style

• penelitian eksperimental dengan rancangan pra-pasca test


pada 2 kelompok pasien yang mendapat terapi eritropoetin di
ruang hemodialisa RSUD Sidoarjo pada Bulan September –
Oktober 2019.

• Masing-masing kelompok diukur kadar Hb sebelum dan


sesudah pemberian eritropoetin selama 1 bulan serta
kemungkinan terjadinya Reaksi Obat Tidak Diinginkan
(ROTD) akibat pemberian sediaan eritropoetin.

• eritropoetin yang diberikan adalah sesuai dengan daftar obat


formularium Rumah Sakit dan daftar e-katalog.

13
Click to edit Master title style

• pemberian sediaan
Variabel epoetin-α 2000 iu dan
epoetin-β 2000 iu secara
independen sub-cutan pada saat
hemodialisa

• hasil uji laboratorium kadar


variabel hemoglobin pada sampel
sesudah pemberian
dependen epoetin-α dan epoetin-β
selama 1 bulan

14
Click to edit Master title style
• pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
POPULASI hemodialisa regular di RSUD Sidoarjo

• seluruh pasien hemodialisa reguler selama periode


penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi
SAMPEL menjadi 2 kelompok pasien yang masing-masing
mendapat sediaan epoetin-α 2000 iu dan epoetin-
β 2000 iu

• pasien CKD rawat jalan yang menjalani


Kriteria Hemodialisa rutin 2 kali seminggu, mendapat
terapi epoetin-α 2000 iu dan epoetin-β 2000 iu,
inklusi berusia ≥ 18 tahun, data rekam medis pasien
lengkap

• pasien CKD-HD yang mendapatkan tranfusi darah, pasien

Kriteria mengalami tanda-tanda infeksi akut dan kronis, kondisi


komorbiditas utama seperti malignansi, pasien dengan kemoterapi,
perdarahan gastrointestinal akut atau kronis, hiperparatiroid,

eksklusi gangguan hati, HIV/AIDS, wanita hamil, pasien dengan transplantasi


ginjal, malnutrisi, serta pasien CKD-HD yang meninggal dunia
selama pengamatan

15
Click to edit
ANALISA DATAMaster title style

Data dikumpulkan dalam lembar observasi,


diolah dan dianalisa dengan pengolahan data
secara statistik dengan uji independen sample
t-test untuk membandingkan rata-rata
peningkatan kadar Hb dari 2 kelompok pasien
yang mendapat terapi epoetin-α dan epoetin-β.

Selama pasien mendapatkan terapi


eritropoetin juga dilakukan pemantauan
terhadap ada atau tidak ROTD akibat
penggunaan eritropoetin dengan memantau
perkembangan kondisi pasien.

16
Click to edit Master title style

BAB 5

HASIL PENELITIAN

17
Click toJenis
edit Master
Penggunaan
title style
Eritropoetin
No Nama Obat n Prosentase (%)
1 Eprex® 29 55,7%
2 Recormon® 23 44,2%

Perbedaan pada Epoetin-alfa (Eprex®) dan beta terletak pada struktur dan
stabilitasnya. Epoetin alfa dan beta (Recormon®) adalah dua bentuk rhEPO yang
memiliki urutan asam amino yang sama akan tetapi berbeda pada rantai
glikosilasi  adanya perbedaan waktu paruh obat
18
Karakteristik
Click to edit Master
Subyektitle
Penelitian
style Berdasarkan
Jenis Kelamin dan Usia
Jenis Jenis Kelamin Usia n Prosentase (%)
eritropoetin
Eprex® Laki- laki 20-40 tahun 2 10%
20 orang 41-60 tahun 15 75%
61-80 tahun 3 15%
Perempuan 20-40 tahun 2 22,2%
9 orang 41-60 tahun 6 66,7%
61-80 tahun 1 11,1%
Recormon® Laki- laki 20-40 tahun 2 10%
17 orang 41-60 tahun 15 75%
61-80 tahun 3 15%
Perempuan 20-40 tahun 0 0%
6 orang 41-60 tahun 4 66,7%
19
61-80 tahun 2 33,3%
Karakteristik
Click to edit Master
Subyektitle
Penelitian
style Berdasarkan
Lama Hemodialisa

Jenis Lama n Prosentase (%)


eritropoetin Hemodialisa
Eprex® > 5 tahun 3 10,34%
1-5 tahun 18 62,07%
< 1 tahun 8 27,59%
Recormon® > 5 tahun 5 21,74%
1-5 tahun 13 56,52%
< 1 tahun 5 21,74%

20
Hasil Pengamatan Kadar Hb Pada Pemberian Eprex®
Click to edit Master title style
No L/P Umur HD Hb Pre Hb Post Selisih Keterangan
Sampel Pertama
1 L 51 Nov-14 10.3 10.1 (0.20) Turun
2 L 65 Mar-17 8.8 8.6 (0.20) Turun
3 L 54 Sep-18 11.4 12.2 0.80 Naik
4 P 54 Feb-18 9.4 8.7 (0.70) Turun
5 L 52 Mar-19 8.8 8.5 (0.30) Turun
6 P 56 Feb-17 10.4 9.6 (0.80) Turun
7 P 60 Sep-18 7.8 6.2 (1.60) Turun
8 L 28 Oct-13 8.6 8.9 0.30 Naik
9 P 29 Oct-17 8.4 7.3 (1.10) Turun
10 L 58 Nov-18 11.1 12.1 1.00 Naik
11 P 57 Sep-17 10 9.7 (0.30) Turun
12 L 51 May-18 8.7 8.8 0.10 Naik
13 L 56 Apr-17 8.7 9.9 1.20 Naik
14 L 50 Aug-19 8.2 9.2 1.00 Naik
15 L 60 Jun-19 8.8 9 0.20 Naik
16 L 60 Jul-19 8.5 8.8 0.30 Naik
17 L 51 Oct-16 10.9 11.5 0.60 Naik
18 P 61 May-19 9.1 9.1 0.00 Tetap
19 L 37 Sep-17 8.9 7.6 (1.30) Turun
20 L 52 Dec-14 9.6 9.4 (0.20) Turun
21 L 49 Aug-17 11.6 11.4 (0.20) Turun
22 P 56 Apr-16 8.4 10.3 1.90 Naik
23 L 59 Apr-13 11.1 11.1 0.00 Tetap
24 L 45 Jun-19 9 7.4 (1.60) Turun
25 L 61 Aug-19 11.8 12.4 0.60 Naik
26 P 38 May-14 7.5 7.3 (0.20) Turun
27 L 60 Aug-17 7.9 8.3 0.40 Naik 21
28 L 62 Aug-18 10.9 12.1 1.20 Naik
Click to edit Master title style
Hasil Pengamatan Kadar Hb Pada Pemberian Recormon®

No L/P Umur HD Hb Pre Hb Post Selisih Keteran


Sampel Pertam gan
a
1 P 54 Feb-18 8.7 9 0.30 Naik
2 L 28 Oct-13 8.9 9.2 0.30 Naik
3 P 44 Apr-17 11.1 11.5 0.40 Naik
4 L 21 Feb-15 10.4 11 0.60 Naik

5 L 51 May-18 8.8 10 1.20 Naik


6 L 56 Apr-17 9.9 10.1 0.20 Naik
7 L 60 Jul-19 8.8 10 1.20 Naik
8 P 79 Sep-18 8.3 8.6 0.30 Naik
9 P 60 Apr-18 8.4 9.9 1.50 Naik

10 P 61 May-19 9.1 8.9 (0.20) Turun


11 L 22 Feb-19 8.3 9.7 1.40 Naik
12 L 58 Mar-19 9.1 9.2 0.10 Naik

13 L 42 May-13 10.1 11.3 1.20 Naik


14 L 52 Mar-17 9.3 8.5 (0.80) Turun
15 L 45 Aug-16 11.1 11.5 0.40 Naik
16 P 50 Dec-18 10 11.4 1.40 Naik
17 L 64 Jul-18 9.1 10.9 1.80 Naik
18 L 61 Apr-16 11.1 10.1 (1.00) Turun
19 L 57 Jan-15 11.1 12.5 1.40 Naik
20 L 52 Aug-14 9.6 9.7 0.10 Naik
21 L 45 Oct-11 8.5 7.8 (0.70) Turun 22
22 L 60 Jul-18 8.5 8.1 (0.40) Turun
Rata-Rata
Click to edit
Kadar
Master
Hb title
Pre dan
style
Post Pemberian
Eritropoetin
No Nama Obat Rata-rata Rata-rata Rata-rata Selisih Hb
Kadar Hb Kadar Hb Selisih Hb
Pre (g/dl) post (g/dl) (g/dl)
1 Eprex® 9,47 9,49 0,02 Tetap = 2
Turun = 14
Naik = 13
2 Recormon® 9,46 9,94 0,48 Tetap = 0
Turun = 5
Naik = 18

23
Click toHasil
edit Uji
Master
Statistik
title style
Paired t-Test

Selisih kadar Hb pre-post pemberian sediaan Eritropoetin alfa dan beta secara
subkutan sesuai dengan data statistik Paired t-test (Tabel 5.7), dimana hasil
statistik tersebut menunjukkan p<0,05 pada hasil pre-post pemberian
Recormon® yang berarti bahwa ada perbedaan bermakna pada kadar Hb
subyek setelah pemberian sediaan eritropoetin Recormon®.

24
Click to edit Master
Uji Normalitas
title style
Data

Untuk mendapatkan perbandingan statistik antara selisih kadar Hb pada pre-


post pemberian Eprex® dan Recormon® dilakukan uji Independent t-Test yang
sebelumnya dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dan menunjukkan hasil
p>0,05 artinya data terdistribusi normal.

25
ClickHasil
to edit
Uji Master
Statistik
title
Independent
style t-Test

Dari uji statistik tersebut hasilnya p = 0,049 , karena p< 0,05 maka artinya
adalah ada perbedaan bermakna antara selisih kadar Hb setelah pemberian
Eprex® dan Recormon®.

26
Click to edit Master title style

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

27
Click to edit Master title style
Kesimpulan

• Terdapat perbedaan signifikan pada rata-rata


peningkatan kadar Hb pre-post pemberian
Eritropoetin alfa (Eprex®) yaitu 0,02 g/dl dan
Eritropoetin beta (Recormon®) yaitu 0,48 g/dl yang
sudah dibuktikan dengan menggunakan uji
statistik paired t-test.
• Ditemukan 1 orang pasien yang mengalami
Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD)
karena alergi terhadap Eprex®.

28
Click to edit MasterSaran
title style
1. Terhadap hasil penelitian :
• Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang
lebih banyak untuk setiap kelompok subyek dengan
meminimalkan adanya keterbatasan penelitian.
• Dapat dilakukan penelitian farmakoekonomi yang
membandingkan antara penggunaan sediaan eritropoetin alfa
dan beta di RSUD Sidoarjo.
• Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
untuk proses pemilihan dan perencanaan obat sediaan
eritropoetin yang perlu disediakan di RSUD Sidoarjo, ditunjang
dengan data farmakoekonomi dan evidence base lainnya.

2. Perlu dilakukan pemantauan ketat penggunaan eritropoetin


untuk kelompok subyek diluar kriteria inklusi penelitian,
mengingat potensi efek samping dan kemungkinan resistensi
atau alergi pada pasien atas produk rekombinan.

29
Click toPUSTAKA
DAFTAR edit Master title style

• Anees M, Hammed F, Mumtaz A, Ibrahim M, Khan MNS. Dialysis-related factors affecting


quality of life in patients on hemodialysis. IJKD. 2011;5(1):9–14.
• Ayu, N., Suega, K & Widiana, G. (2010). Hubungan Antara Beberapa Parameter Anemia Dan
Laju Filtrasi Glomerulus Pada Penyakit Ginjal Kronik Pradialisis
• Bakta IM, Suega K, Dharmayuda TG. Anemia defisiensi besi. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi
B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
Jakarta Pusat: Interna Publisihing; 2011.h.1127-36.
• Bastos K1, Lucarelli LA, De Francesco-Daher E, Filho RP, Henríquez C, Espinoza
B, Villanueva I, Schwedt E, Schiavelli R, Correa-Rotter R. Int Urol Nephrol. 2013
Oct;45(5):1355-64
• Bargman JR, Skorecki Karl. 2012. Chronic Kidney Disease. dalam Longo DL, Fauci AS,
Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J (Eds.), Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 18th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, inc. p. 2308-22
• DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, Gary C., Matzke,GR., Wells,BG.,Posey,LM., 2015,
Pharmacoterapy: A Paathophysiologic Approach Sixth edition, Mcgraw-Hill, New York, pp: 745-
765.

30
Click to edit Master title style
• Emmett, M., Fenves, A. Z. dan John C. Schwartz .2012. Approach to the patient with kidney
disease. Dalam Skorecki, K., Chertow, G.,Marsden, A.,Taal, W., Yu, L., penyunting. Benner
& Rector’s The Kidney 10th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. hlm. 754–79
• Elmi, O. S., Ghrayeb, F. A. W., Meng, O. L., Nadiah, W., Noushad, M. dan Kaur, G. 2014.
Effect of Erythropoietin on Haematological Parameters in Chronic Renal Failure Patients
Undergoing Dialysis in Malaysia. IMJM. 21(5): 1–5.
• Fishbane S, 2008, Hematologic Aspects of Kidney Disease. In: Brenner B M,Levine S A
(eds). The Kidney 8 th ed. Vol II.Philadelpia. Saunders Elsevier. 1728
• Gombotz, H., 2012, Patient Blood Management: A Patient-Orientated Approach to Blood
Replacement with the Goal of Reducing Anemia, Blood Loss and the Need for Blood
Transfusion in Elective Surgery, Transfusion Medicine and Hemotherapy., 39, 67–72.
• Hudson, J.Q., Chaudhary, K., 2005, Therapeutic Approach for The Management of
Complication, dalam Dipiro, J.T., 6 th, Pharmacotherapy APathophysiologic Approach, 826-
833, Apleton and Large., Philadelphia.
• Kidney disease informing global outcomes (KDIGO), 2012, KDIGO Clinical Practice
Guideline For Anemia In Chronic Kidney Disesae, Kidney international supplements, 2
(4):283-323.
• Lewis, S.M., 2005, Erythropoeisis in A.V. hoffbrand & S.M. Lewis (eds): Postgraduate
Hematology 3th edition. Heinnemann Profesional Publishing Ltd.London. pp: 100-121

31

Anda mungkin juga menyukai