Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PELAYANAN RESEP DI APOTEK

III.1 Resep

dr. Sukriati
N21115763

Gambar 6 : Salah satu resep di Kimia Farma RSUP. Dr. Wahidin Makassar

21
22

III.2 Skrinning Resep

III.2.1 Skrinning Administratif

Tabel 1. Kelengkapan administrative resep


Tidak
Kelengkapan Ada Keterangan
Ada
Nama dokter - dr. Sukriati
SIP - Tercantumkan
No. Telepon dokter - Tercantumkan
Alamat dokter - Tidak tercantumkan
Tempat praktik
- Tidak tercantumkan
dokter
Tanggal resep - Tidak tercantumkan
Nama Obat - R/ Na Diklofenak 50 mg No. XXX
Dosis - S.2 dd 1p.c
Jumlah yang R/ Ranitidin 150 mg No. XXX
- S.2 dd 1
diminta R/ As. Mefenamat 500mg
Bentuk sediaan - Diazepam 2 mg
Amitriptilin 6,2 mg
Aturan pakai - m.f. pulv. Dtdda in caps No. XXI
S.2 dd I
Nama pasien - Tercantumkan
Umur pasien - Tercantumkan
Bobot badan pasien - Tidak tercantumkan
Jenis kelamin - Tidak tercantumkan
No. Telepon pasien - Tidak tercantumkan
Paraf/tanda tangan
- Tidak tercantumkan
dokter

Berdasarkan resep tersebut, terdapat kekurangan dalam hal persyaratan


administratif antara lain :
1. Tanggal resep yang tidak tercantumkan, seharusnya dokter pada saat menulis
resep harus mencantumkan tanggal pembuatan resep tersebut agar pasien tidak
23

dapat memakai resep tersebut beberapa bulan setelah dokter menuliskan resep
tersebut.
2. Aturan penggunaan seperti a.c. (ante coenam = sebelum makan) atau p.c.
(post coenam = sesudah makan) tidak tercantum pada beberapa R/ yang
seharusnya ada karena ditakutkan ada obat yang efektivitasnya berkurang
apabila diminum sebelum/ sesudah makan.
3. Paraf atau tanda tangan dari dokter yang tidak tercantum, seharusnya dokter
mencantumkan paraf ataupun tanda tangannya sebagai bukti bahwa dokter
tersebut yang telah menulis resep tersebut.
4. Penulisan tanggal lahir pasien yang kurang jelas sehingga apoteker perlu
menanyakan kembali kepada pasien maupun keluarga pasien mengenai
kebenaran tanggal lahir pasien agar tepat perhitungan dosis.

III.2.2 Skrinning Farmasetik

1. Kesesuaian bentuk sediaan


Bentuk sediaan yang diberikan adalah kapsul dan tablet. Pasien ini berumur
lanjut usia sehingga pemberian obat dengan bentuk sediaan tablet dan kapsul
telah tepat.
2. Kesesuaian Dosis
Dosis Obat yang diberikan dalam resep adalah sebagai berikut :
Resep 1
Natrium Diklofenak
Dosis lazim sekali/sehari natrium diklofenak adalah 50 mg/150mg (DS,Tatro,
2003)
Dosis untuk pasien yang berumur 64 tahun adalah
4
x 50 mg = 40 mg sekali minum
Dosis Lazim sekali : 5

4
x 150 mg=120 mg
Dosis Lazim sehari : 5 sehari

Berdasarkan resep :
Sekali minum : 50 mg > 40 mg
Dalam sehari : 2 x 50 mg = 100 mg < 150 mg
24

Resep 2
Ranitidin
Dosis lazim ranitidin sekali/sehari adalah 150 mg/300 mg (DS,Tatro, 2003)
Dosis untuk pasien umur 64 tahun
4
x 15
Dosis Lazim : 5 0 mg = 120 mg sekali minum

4
x 300 mg=240 mg
Sehari : 5 sehari

Berdasarkan resep,
Dosis sekali minum : 150 mg > 120 mg
Dosis dalam sehari : 2 x 150 mg = 300 > 240 mg
Resep 3 (resep racikan)
a. Asam mefenamat

Dosis lazim asam mefenamant sekali/sehari adalah 500 mg/- (DS,Tatro,


2003)
Dosis untuk pasien umur 64 tahun adalah
4
x 500 mg=400 mg
Dosis sekali minum : 5 sekali minum

Berdasarkan resep
Dosis sekali minum : 500 mg > 400 mg
Dosis dalam sehari : 2 x 500 mg = 1000 mg
b. Diazepam

Dosis lazim diazepam adalah 2- 10 mg, 2 4 kali sehari (DS,Tatro, 2003)


Dosis sekali untuk pasien umur 64 tahun :

4
x 210 mg=1,6 mg8 mg
5

Dosis sehari untuk pasien umur 64 tahun :

4
x 4 mg40 mg=3,2 mg32 mg
5

Berdasarkan resep,
Dosis sekali minum : 2 mg > 1,6mg
Dosis dalam sehari : 2 x 2 mg = 4 mg> 3,2 mg
c. Amitriptilin
25

Dosis lazim amitriptilin untuk pasien orang tua dan usia lanjut adalah 10
mg 3 kali sehari dan 20 mg pada waktu sebelum tidur (DS,Tatro, 2003)
Berdasarkan resep
Dosis sekali minum : 6,2 mg < 10 mg
Dosis dalam sehari : 2 x 6,2 mg = 12, 4 mg < 30 mg
3. Kompatibilitas (Ketercamuran obat)
Campuran racikan kaplet asam mefenamat, tablet diazepam dan tablet
amitriptiln tidak mengalami inkomptibilitas selama pencampuran.

III.2.3 Pertimbangan Klinis

Ketepatan Indikasi dan Dosis Obat (DS,Tatro, 2003)


1. Resep 1
Diberikan natrium diklofenak 50 mg untuk mengatasi nyeri akibat
osteoartritis yang di alami oleh pasien. Dosis yang diberikan sudah tepat
karena telah melewati dosis lazim
Resep 2
Diberikan ranitidin 150 mg untuk mengatasi efek samping dari obat natrium
diklofenak yang dapat menyebabkan iritasi lambung akibat jangka waktu
penggunaan yang lama. Dosis yang diberikan sudah tepat karena melebihi
dosis lazim.
Resep 3
Resep ketiga merupakan resep racikan yang diberikan kepada pasien karena
pasien mengalami sakit kepala dan sulit untuk tidur, resep racikan tersebut
terdiri dari asam mefenamat sebagai anti nyeri, diazepam serta amitriptilin
diindikasikan untuk mengobati gelisah serta sulit tidur pada pasien. Dosis
yang diberikan sudah melewati dosis lazim.
Aturan, cara, dan lama penggunaan obat (DS,Tatro, 2003)
2. Natrium diklofenak diberikan 2 kali sehari (tiap 12 jam)bersamaan dengan
makanan atau setelah makan agar mencegah terjainya iritasi pada dinding
lambung. Lama penggunaan antasida tidak boleh lebih dari 4 minggu.
Ranitidin diberikan 2 kali sehari (tiap 12 jam) sebelum makan untuk
mencegah efek samping dariobat natrium diklofenak.
3. Duplikasi dan/ atau polifarmasi
Terjadi polifarmasi dikarenakan memiliki jumlah obat dalam satu resep 5
jenis obat, selain itu:
26

a. Penggunaan bersamaan obat-obatan yang berinteraksi


b. Penggunaan obat dengan dosis yang tidak tepat
c. Penggunaan obat-obatan lain untuk mengatasi efek samping obat.
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi
klinis lain)
Sesuai dengan efek samping obat masing-masing
5. Kontraindikasi
Sesuai dengan kontraindikasi obat masing-masing.
6. Interaksi antar obat (http://www.drugs.com/drug_interaction.html)
- Amitriptilin dan diazepam bila dikonsumsi secara bersamaan dapat
menyebabkan gangguan efek pada system saraf pusat dan atau efek
respiratory-depressant secara sinergis akan meningkat. Interaksi ini dapat
terjadi khususnya pada pasien lanjut usia. Interaksi obat ini bersifat
sedang (moderate).
- Ranitidin dan golongan AINS ( Natrium diklofenak & Asam mefenamat)
bila dikonsumsi secara bersamaan, antagonis H2 dapat menghambat
disposisi dari obat-obat AINS yang dapat menghasilkan peningkatan
maupun penurunan konsentrasi plasma. Mekanisme interaksinya dapat
berupa inhibisi pada metabolism, perubahan pH lambung yang dapat
menurunkan absorbs, atau pengurangan eliminasi urin. Interaksi obat ini
bersifat ringan (minor).

III.3 Uraian Obat dalam Resep (DS, Tatro, 2003; CF, Lacy, 2007;

http://www.drugs.com/drug_interaction.html)

III.3.1 Natrium Diklofenak

1. Komposisi dan kekuatan dari obat


Natrium atau kalium diklofenak 50 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang
Flamar, Cataflam
3. Farmakologi
Diklofenak merupakan obat ntiinflamasi golongan antiinflamasi non
steroid yang mekanime kerjanya adalah menurunakan rasa nyeri maupun
demam dengan cara penghambatan enzim siklooksigenase sehingga
sintesis prostaglandin tidak terjadi.
4. Indikasi
27

Penanganan nyeri pada paien artritis rematoid, osteoartritis, dan dalam


bentuk garamnya digunakan untuk penanganan nyeri dan dysmenorrhea
primer, ketika pereda nyeri di butuhkan
5. Kontra indikasi
Hipersensitivitas
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Edema, retensi air, hipertensi, gagal jantung kronis, sakit kepala, vertigo,
pusing, urticaria, dermatitis kontak, gagal ginjal akut, sindrom nefrotik,
diare, muntah, nyeri abdomen, dispepsia, ulkus peptic, perdarahan
lambung.
7. Peringatan dan Perhatian
Pada pasien lanjut usia dapat menigkatkan resiko terjadinya efek smping

8. Dosis dan Aturan Pakai


Untuk pasien osteoartritis dosis secara per oral 100-150 mg per hari dalam
dosis terbagi
Untuk pasien artritis rematoid dosis secara per oral 100-200 mg per hari
dalam dosis terbagi
Untuk pasien analgesia dan dysmenorrhea primer (hanya garam kalium)
dosis secara per oral 50 mg 3 kali sehari, bisa diberikan dosis awal 100 mg
bila dibutuhkan
III.3.2 Ranitidin

1. Komposisi dan kekuatan dari obat


Ranitidin tablet 150 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang
Rantin,
3. Farmakologi
Ranitidin merupakan obat golongan antagonis reseptor H2, yang
mekanisme kerjanya menghambat pelepasan histamin melalui reseptor H2
4. Indikasi
Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif,
mengurangi gejala refluks esofagitis.
Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak
lambung.
28

Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger


Ellison dan mastositosis sistemik).
5. Kontra indikasi
Pasien dengan hipersensitifitas terhadap ranitidin
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Sakit kepala
Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk, insomnia,
vertigo, agitasi, depresi, halusinasi.
Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia,
atrioventricular block, premature ventricular beats.
Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut. Jarang
dilaporkan : pankreatitis.
Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia.
Hematologik : leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, trombositopenia
(pada beberapa penderita). Kasus jarang terjadi seperti agranulositopenia,
trombositopenia, anemia aplastik pernah dilaporkan.
Lain-lain, kasus hipersensitivitas yang jarang (contoh : bronkospasme,
demam, eosinofilia), anafilaksis, edema angioneurotik, sedikit peningkatan
kadar dalam kreatinin serum.
7. Dosis dan Aturan Pakai
150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah
makan malam atau sebelum tidur, selama 4 8 minggu.
Tukak lambung aktif 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2
minggu.
Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan tukak lambung
Dewasa : 150 mg, malam hari sebelum tidur.
Keadaan hipersekresi patologis (Zollinger - Ellison, mastositosis sistemik)
Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari dengan lama pengobatan ditentukan oleh
dokter berdasarkan gejala klinik yang ada. Dosis dapat ditingkatkan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing penderita.Dosis hingga 6 g sehari dapat
diberikan pada penyakit yang berat.
Refluks gastroesofagitis Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari.
29

Esofagitis erosif Dewasa : 150 mg, 4 kali sehari.


Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif Dewasa : 150 mg, 2 kali
sehari.
Dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal Bila bersihan kreatinin < 50
mL / menit : 150 mg / 24 jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara
hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung kondisi penderita.
Hemodialisis menurunkan kadar Ranitidine yang terdistribusi.
III.3.3 Asam Mefenamat

1. Komposisi dan kekuatan dari obat


Asam mefenamat 500 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang
Mefinal
3. Farmakologi
Asam mefenamat merupakan obat analgetik dan anti inflamasi golongan
anti inflamasi non steroid yang bekerja pada penghambatan sintesis
prostaglandin dengan cara menghambat enzim siklooksigenase sehingga
prostaglandin yang merupakan pencetus inflamasi tidak dapat terbentuk.
4. Indikasi
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang
sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk
nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri
pada persalinan.
5. Kontra indikasi
Pasien dengan riwayat hipersensitifitas
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik
usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala,
penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.
7. Peringatan dan Perhatian
Hindarkan penggunaan asam mefenamat pada anak-anak dibawah 14
tahun
8. Dosis dan Aturan Pakai
Nyeri Akut : untuk pasien dewasa dan anak-anak diatas 14 tahun dosis
diberikan secara per oral 500 mg, diikuti dengan dosis 250 mg setiap 6 jam
bila diperlukan.
30

Dysmenorrhea primer : untuk pasien dewasa dan anak-anak diatas 14


tahun, dosis diberikan secara peroral 500 mg, diikuti dengan 250 mg tiap 6
jam dimulai dengan onset dari pendaharan dan gejala-gejala.
III.3.4 Diazepam

1. Komposisi dan kekuatan dari obat


Diazepam tablet 2 mg
2. Nama Generik atau/ dan nama dagang
Valisanbe, Trazep, Valium
3. Farmakologi
Diazepam merupakan golongan benzodiazepin. Kerja benzodiazepine
terutama merupakan potensiasi aksi GABA (gamma amino butyric acid);
menghambat neurotransmitter, yang menghasilkan peningkatan inhibisi
neural dan depresi susunan saraf pusat, terutama bekerja dalam sistem
limbik dan formasi retikular.
4. Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada
putus alcohol akut, status epileptikus, kejang, demam, spasme otot.
5. Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap diazepam, glaukoma narrow-angle akut, diazepam
tidak bermanfaat bagi penderita psikotik, syok, koma, intoksikasi alkohol
akut : dengan dehidrasi tanda-tanda vital.
6. Dosis
Dewasa :
Ansietas 2-10 mg, 2-4 kali sehari
Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4 kali sehari
dalam dosis bagi
Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24 jam pertama,
kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 - 4 kali sehari
Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25 mg/kg
Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 - 2,5 mg, 1 - 2 kali seharidapat
ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan.
Pada penderita dengan gangguan pulmoner kronik, penderita hati dan
ginjal kronik dosis dikurangi.
Anak-anak 0.12 - 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
7. Efek Samping
Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi paradoksikal dalam agresi,
gangguan mental, amnesia, ketergantungan, kepala terasa ringan hari
31

berikutnya, bingung. Kadang-kadang terjadi nyeri kepala, vertigo,


hipotensi, perubahan salvias, gangguan saluran cerna, ruam, gangguan
penglihatan, perubahan libido, retensi urin, dilaporkan juga kelainan darah
dan sakit kuning
8. Interaksi Obat
Kadar plasma sebagian benzodiazepine dinaikkan oleh
fluvoksamin.Inhibitor MAO dan antidepresan lain : meningkatkan efek
terhadap SSP
9. Peringatan
Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin,
hamil, menyusui, bayi, usia lanjut, penyakit pernafasan, kelemahan otot,
riwayat penyalahgunaan obat atau alcohol, kelainan kepribadian yang
nyata, kurangi dosis pada usia lanjut dan debil, hindari pemakaian jangka
panjang.
III.3.5 Amitriptilin

1. Komposisi dan kekuatan dari obat


Amitriptilin 25 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang
Amitriptilin
3. Farmakologi
Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik.Amitriptilin bekerja dengan
menghambat pengambilan kembali neurotransmitter di otak.Amitriptilin
mempunyai 2 gugus metal, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif
tehadap depresi akibat kekurangan serotonin.Senyawa ini juga mempunyai
aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat.
4. Indikasi
Pasien dengan gejala-gejala utama depresi terutama bila berkaitan dengan
kecemasan, tegang, kegelisahan.Depresi neurotik.
5. Kontra indikasi
Jangan diberikan pada penderita skizofrenia
Penderita dengan riwayat aritmia, infark jantung, kelainan jantung bawaan
Penderita yang peka terhadap antidepresi trisiklik.
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Efek antikolinergik seperti mulut kering, retensi urinaria, konstipasi,
palpitasi, takikardi, gingivitis.
Tinnitus (telinga berdenging), mengantuk, cemas, insomnia.
Hipotensi, pusing, gangguan kulit, bingung, aritmia, mania.
32

Gangguan pencernaan.
Efek endokrin seperti perubahan libido, impotensi, gynecomastia,
galactorrhea.
7. Peringatan dan Perhatian
Penyakit hati, gagal hati, dan kerusakan hati., kelainan kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah), retensi urinaria, konstipasi
Glaucoma sudut sempit, meningkatkan tekanan dalam mata,
hipertiroidisme, kecenderungan bunuh diri, epilepasi
8. Dosis dan Aturan Pakai
Pasien dewasa rawat jalan ; awalnya, 25 mg 3 kali sehari. Tergantung pada
toleransi dan respon, dapat ditingkatkan maksimal 150 mg/hari dengan
peningkatan dosis lebih baik diberikan pada dosis sore hari dan atau dosis
malam hari.
Pasien rawat inap dapat diberikan 100 mg/hari pada awalnya, ditingkatkan
secara bertahap hingga 200 mg/hari jika diperlukan. Pada sedikit pasien
mungkin ditingkatkan hingga 200 mg/hari.
Pasien pada anak-anak dan lanjut usia: dosis lebih rendah
direkomendasikan dan 50 mg/hari diberikan dalam dosis terbagi atau
tunggal pada sore hari atau malam hari
Untuk perawatan, kurangi dosis hingga serendah mungkin yang masih
memberikan efek terapi pada gejalanya biasanya 50-100 mg/hari dalam
dosis terbagi atau disesuaikan dengan pasien, untuk dosis tunggal paling
baik sebelum tidur.

III.4 Penyiapan Obat

1. Untuk obat racikan


R/Asam Mefenamat 500 mg
Diazepam 2 mg
Amitriptilin 6,2 mg
m.f. pulv. dtd. da in caps XXI
S. 2 d d 1
Perhitungan Bahan
Asam mefenamat 500 mg = 1 tablet (500mg)

x jumlah kapsul ( 21 ) = 21 tablet

Diazepam 2 mg = 1 tablet (2 mg) x jumlah kapsul ( 21 ) = 21 tablet


33

6,2 mg
x jumlah kapsul ( 21 ) = 5,21 tablet
Amitriptilin 6,2 mg = 25 mg

a. Disiapkan asam mefenamat tablet sebanyak 21 tablet, diazepam tablet


sebanyak 21 tablet, danAmitriptilin tablet sebanyak 5,21 tablet.
b. Digerus masing-masing asam mefenamat, diazepam, dan amitriptilin
c. Dimasukkan kedalam cangkang kapsul 00
d. Dikemas dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 2 kali sehari 1 kapsul
sesudah makan.
2. Untuk obat non racikan
Natrium diklofenak 50 mg No. XXX
S.2 dd 1
Ranitidin 150 mg No. XXX
S.2 dd 1
a. Disiapkan tablet natrium diklofenak 50 mg sebanyak 30 tablet dan
dimasukkan ke dalam sak obat, dikemas dan diberi etiket dengan aturan pakai
2 kali sehari 1 tablet setelah makan pada pagi dan malam hari.
b. Disiapkan Ranitidin150 mg sebanyak 30 tablet dan dimasukkan ke dalam sak
obat, diberi etiket dengan aturan pakai 2 kali sehari 1 tablet sebelum makan.

III.5 Etiket dan Salinan Resep

III.5.1 Etiket

Resep 1
Apotek Kimia Farma 8 Pelengkap (RSWS)
Jl.Perintis Kemerdekaan Km.11
Apoteker. Agus Sudarmanto, S.Si, Apt.
No.SIPA : 446/569-14/SIPA/DKK/V/2013
No.Tgl.18 Januari 2016
Nama Pasien:M
Tgl. Lahir:30-12-1952
No.RM/No.Resep:052846
Nama Obat:Natrium Diklofenak
Aturan Pakai: 2 x sehari 1 tablet sesudah makan

Tanggal Kadaluarsa:

Gambar 7. Etiket untuk obat Natrium Diklofenak


Resep 2
Apotek Kimia Farma 8 Pelengkap (RSWS)
Jl.Perintis Kemerdekaan Km.11
Apoteker. Agus Sudarmanto, S.Si, Apt.
No.SIPA : 446/569-14/SIPA/DKK/V/2013
No.Tgl. 18 Januari 2016
Nama Pasien:M
Tgl. Lahir:30-12-1952
No.RM/No.Resep:052846
Nama Obat:Ranitidin tablet
Aturan Pakai: 2 x sehari 1 kapsul sebelum makan

Tanggal Kadaluarsa:
34

Gambar 10. Etiket untuk obat ranitidin


Resep 3
Apotek Kimia Farma 8 Pelengkap (RSWS)
Jl.Perintis Kemerdekaan Km.11
Apoteker. Agus Sudarmanto, S.Si, Apt.
No.SIPA : 446/569-14/SIPA/DKK/V/2013
No.Tgl. 18 Januari 2016
Nama Pasien:M
Tgl. Lahir:30-12-1952
No.RM/No.Resep:052846
Nama Obat:Obat Racikan
Aturan Pakai: 2 x sehari 1 kapsul sesudah makan

Tanggal Kadaluarsa:

Gambar 10. Etiket untuk obat racikan

III.5.2 Salinan Resep

18 Januari 2016
M
Sukriati

Natrium diklofenak 50 mg tab XXX


S 2 d d 1 p.c

Ranitidin150 mg tabXXX
S2dd1

Asam mefenamat500 mg
Diazepam2 mg
Amitriptilin6,2 mg
m.f. pulv. dtd.da in caps XXX
2dd1
35

Gambar 10. Salinan resep

III.6 Hal-Hal yang Penting Diinformasikan Kepada Pasien tentang Obat


(KIE)

Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, dilakukan pengecekan kembali


kesesuaian nama pasien, alamat pasien, umur pasien, obat (nama, bentuk sediaan,
dosis, jumlah obat), aturan pakai, dan etiket. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat.
Kemudian terlebih dahulu memperkenalkan diri sebagai seorang apoteker,
lalu bertanya kepada pasien dengan tahapan sebagai berikut:
1 Keluhan pasien
2 Apa yang dokter telah beritahukan mengenai obat yang telah diberikan terkait
nama, jumlah dan aturan pakainya.
3 Apa harapan dari dokter setelah meminum obat ini. Setelah mendapatkan
informasi dari pasien, kemudian dilakukan penyerahan obat. Informasi yang
diberikan kepada pasien saat penyerahan obat yaitu:
i. Natrium diklofenak diminum 2 kali sehari 1 tablet pada pagi dan malam
hari setelah makan atau pada saat makan.
ii. Ranitidin diminum 2 kali sehari 1 tablet pada pagi dan malam hari
sebelum makan.
36

iii. Obat racikan diminum 2 kali sehari 1 kapsul sesudah makan, obat ini
diberikan untuk pasien mengalami sakit kepala dan sulit untuk tidur,
resep racikan tersebut terdiri dari asam mefenamat sebagai anti nyeri,
diazepam serta amitriptilin diindikasikan untuk mengobati gelisah serta
sulit tidur pada pasien.
iv. Jika terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan seperti alergi selama
pengobatan, hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter.

Anda mungkin juga menyukai