Anda di halaman 1dari 23

PELATIHAN PETUGAS KAB/KOTA DALAM TATALAKSANA ASUHAN

MANDIRI TOGA DAN AKUPRESUR


BAPELKES KENDARI 14 SD 19 NOV 2017
DASAR HUKUM
1. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG
PELAYAN KESEHATAN TRADISIONA PASAL 70
1) Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam upaya
pengembangan kesehatan tradisional.
2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
diarahkan agar masyarakat dapat melakukan perawatan
kesehatan secara mandiri (asuhan mandiri) dan benar.
3) Perawatan kesehatan secara mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 dapat dilaksanakan dengan pemanfaatan taman
obat keluarga dan keterampilan

2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 9 TAHUN 2016


TENTANG UPAYA PENGEMBAANGAN KESEHATAN TRADISIONAL
MELALUI ASUHAN MANDIRI PEMANFAATAN TOGA DAN
KETRAMPILAN
Tatakelola Toga dengan pendekatan safe care
medication diharapkan

• Benar benar terampil dan mampu dalam


menolong dirinya sendiri dan keluarganya
• Memahami dan mengetahui perlakuan dalam
pemanfaatan toga
• Cerdas dalam memanfaatkan Toga

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan


dalam tatakelola Toga
A. Penataan dalam penanaman tanaman obat
dapat didasarkan pada :

1. Fisik tanaman (tanaman yang tumbuh tinggi,


sedang dan rendah);
2. Warna daun (hijau, ungu, kuning, merah);
3. Bentuk daun (besar, kecil, bulat dan panjang);
4. Khasiatnya (sebagai obat batuk, obat pilek, obat
diare dan sebagainya); Kegunaan lainnya
(sebagai bumbu masak, sayuran dan lalapan);
Penataan TOGA dapat dipadukan dengan
tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias
bahkan tanaman perkebunan yang mempunyai
fungsi sebagai obat.
B. Cara PemilihanTanaman untuk
TOGA
 Memberikan manfaat ganda/Multifungsi
• Banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari (Tanaman obat untuk bumbu dapur/rempah)
• Sumber Gizi keluarga dan masyarakat (Tanaman
obat untuk sayuran/buah-buahan)
• Memberikan unsur keindahan lingkungan
(Tanaman obat untuk hiasan halaman)
• Perawatan kesehatan tubuh (Tanaman obat/
rempah/tanaman aromatik)
• Tanaman obat yang berfungsi sebagai
peneduh/pelindung dan pagar
Penyiapan ramuan berdasarkan umur
• Sangat penting untuk dilakukan mengingat
faal tubuh anak dan orang dewasa berbeda
tingkat penerimaan, kepekaan, tanggap tubuh
dan proses metabolisnenya.
1. Kelompok Usia subur
a. Nyeri Haid
b. Mual
c. Demam pada Ibu Nifas
d. ASI sedikit dan tidak lancar
Contoh ramuan nyeri haid
Bahan
• Empu kunyit 3 jari
• Asam kawak (asam yang telah dimasak) 2 Sendok teh
• Gula merah 2 sendok makan
• Air 3 gelas

Cara pembuatan
Kunyit setelah dikupas, diiris tipis-tipis, rebus hingga air menyusut menjadi
setengahnya, tambahkan asam kawak, gula merah kemudian diaduk-aduk. Diamkan
sampai hangat-hangat kuku.

Cara pemakaian
Minum ramuan kunyit asam diatas 7 hari sebelum haid sampai 3 hari selama haid.
Ramuan ini juga dapat ditambahkan kayu manis 1 jari sebagai penyedap/pengharum,
asam dan gula merah dapat ditambahkan sesuai selera.
2. Kelompok Usia Balita (1-5 tahun)

a. Kurang/Tidak Nafsu Makan


b. Batuk pilek
c. Sesak Nafas karena Asma pada Anak
d. Perut Kembung (Dispepsia)
e. Sakit Perut pada Bayi/Anak
f. Sakit Perut Kembung pada anak/bayi
g. Cacingan
CONTOH : BATUK PADA ANAK
Bahan :
• Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam.
• Bawang Merah 1 buah.
• Biji Buah Pala 1/4 kelereng.
• Gula Batu 1 sendok makan.
• Air 1/2 gelas.

Cara pembuatan :
Bawang merah diiris menjadi 4 bagian, biji buah pala ditumbuk
sehingga menjadi seperti batu kerikil. Kemudian semua bahan
dicampur kedalam mangkok kecil dan ditutup, lalu dikukus selama 1
jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan.

Cara pemakaian :
Hasil saringan diminum pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur.
3. KELOMPOK USIA SEKOLAH DAN REMAJA (6-18 THN)

a.Meningkatkan Sel Darah Merah


b.Sakit Gigi
c.Pingsan
Contoh untuk sakit GIGI
Ramuan:
Bahan :
• Cengkeh 2 butir

Cara pembuatan :
Cengkeh dihaluskan

Cara pemakaian :
Cengkeh ditapal pada gigi yang sakit.
4. Kelompok Usia Kerja
a. Sakit Kepala Sebelah (Migren)
b. Nyeri Otot/Pegel Linu

Contoh Ramuan sakit kepala (migren)


Bahan :
• Bawang putih 1 siung
• Pegagan 1 jumput
• Air 1 ½ gelas

Cara pembuatan :
Pegagan dan bawang putih yang sudah digeprek direbus dengan air
selama 10-15 menit.

Cara pemakaian :
Diminum selagi hangat, 3 kali 1 gelas sehari.
5. Kelompok Usia Lansia (>60 thn)

a. Melancarkan Buang Air Besar (Konstipasi)


b. Nyeri Sendi
c. Susah Tidur (Insomnia)
d. Maag
e. Pemulihan Setelah Sakit
f. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
CONTOH RAMUAN UNTUK SUSAH BUANG AIR

Ramuan
Bahan :
• lidah buaya ukuran sedang ½ pelepah
• Madu 1 sendok makan
• Air ½ gelas

Cara Pembuatan :
Daun lidah buaya dicuci dan dikupas.Isinya dipotong kecil-kecil, seduh
dengan ½ gelas air. Berikan 1 sendok makan madu. Ramuan dapat juga
diblender

Cara pemakaian :
Ramuan diminum 1 kali sehari, sampai BAB normal
CARA PEMBUATAN RAMUAN
1. Higyene sanitasi
a. Bahan Ramuan
• Cuci bersih seluruh bahan ramuan dengan air bersih dan mengalir
• Tiriskan bahan ramuan dengan wadah yang bersih
• Rajang bahan ramuan sesuai kebutuhan
b. Peralatan
• Peralatan yang digunakan harus bersih dan kering
• Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
• Cuci bersih dan keringkan peralatan setelah digunakan
• Simpan di dalam lemari perkakas
c. Peramu
• Kondisi fisik peramu harus dalam keadaan sehat
• Cuci tangan dengan cara yang benar sebelum meramu
• Gunakan masker, tutup kepala dan celemek
• Selalu cuci tangan setiap penggantian tahapan proses pembuatan
ramuan
2. Penyiapan Bahan Baku (simplisia)
a. Berwarna cerah.
b. Yang telah tua/masak sempurna dan dalam
keadaan segar, Buah tidak keriput. Kulit
batang tidak retak.
c. Pilih yang masih utuh dan tidak rusak
d. Tidak terserang hama dan yang tidak
bercendawan atau berjamur
e. Tidak memilih buah, daun, bunga, kulit umbi
yang telah berubah warna atau layu.
3. Penyiapan Alat
Jenis peralatan antara lain :
– Periuk (kuali) dari tanah liat atau panci dari bahan
gelas/kaca atau stainless steel.
– Pisau atau spatula/pengaduk yang terbuat dari
bahan kayu
– Saringan dari bahan plastik atau nilon
4. Cara Pembuatan
Beberapa teknik membuat ramuan, diantaranya:
• Infusa adalah proses penyarian terhadap
bahan ramuan dengan air pada suhu 90ᵒC
selama 15 menit. Umumnya untuk bahan
tanaman yang lunak. Contoh: daun, bunga
• Dekok adalah proses penyarian terhadap
bahan ramuan dengan air pada suhu 90ᵒC
selama 30 menit. Umumnya untuk bahan
tanaman yang keras. Contoh: akar, batang
• Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat
yang dapat larut dari simplisia dengan pelarut
yang sesuai.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
ramuan, diantaranya:
a. Jika merebus sebaiknya menggunakan api kecil.
b. Alat-alat yang digunakan harus bersih.
c. Biasanya dalam merebus simplisia herba, air disisakan
menjadi setengahnya.
d. Jika herba berupa teh atau simplisia yang harus
diseduh, maka menggunakan air dengan suhu 80
derajat.
e. Masukan bahan ramuan yang mengandung minyak
atsiri setelah mau diangkat dan ditutup, untuk
ramuan yang bentuk kayu dapat dimasukkan di awal
agar zat obat dapat keluar dengan maksimal.
5. Cara Penyajian
Cara penyajian ramuan, diantaranya:
a. Penyajian untuk dikonsumsi
1) Rebusan, disajikan dengan menyaring hasil rebusan kemudian cairan
sari diminum hangat-hangat
2) Seduhan, disajikan dengan mengendapkan bahan ramuan yang sudah
direndam air panas atau menyaringnya kemudian cairan sari diminum
hangat-hangat
3) Perasan, disajikan dengan meminum cairan sari dari bahan ramuan
yang diperas

b. Penyajian untuk penggunaan luar


1) Tapal, disajikan dengan menempelkan bahan ramuan yang ditumbuk
kebagian tubuh yang sakit.
2) Balur, disajikan dengan menggosokkan atau membalurkan bahan
ramuan yang ditumbuk kebagian tubuh yang sakit.
3) Oles, disajikan dengan mengoleskan bahan ramuan dalam bentuk cair
kebagian tubuh yang sakit.
4) Mandi, dilakukan dengan menyiramkan atau merendam tubuh
dengan cairan rebusan bahan ramuan.
c. Penyajian untuk penggunaan penguapan
1)Ratus, disajikan dengan membakar bahan
ramuan kemudian uapnya diarahkan
kebagian tubuh tertentu.
2)Sauna, disajikan dengan merebus bahan
ramuan kemudian uapnya diarahkan ke
seluruh tubuh dalam ruangan tertutup.
CARA PENYIMPANAN
Ramuan yang sudah dibuat dapat disimpan sesuai dengan jenis sediaannya.
a. Ramuan Rebusan/Godogan : Dapat disimpan di dalam kulkas selama 3
hari menggunakan wadah tertutup
b. Ramuan Seduhan : Dapat disimpan dalam wadah tertutup maksimal 24
jam
c. Ramuan Perasan : Sebaiknya tidak disimpan
d. Ramuan Tapal : Dapat disimpan dalam wadah tertutup dalam suhu ruang
e. Ramuan Balur : Dapat disimpan dalam wadah tertutup dalam suhu ruang
f. Oles : Dapat disimpan dalam wadah tertutup dalam suhu ruang
g. Ramuan Rebusan untuk Mandi : Sebaiknya tidak disimpan
h. Ramuan Ratus: Sebaiknya tidak disimpan
i. Ramuan Sauna : Sebaiknya tidak disimpan
terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai