PENDAHULUAN
terjadi pada arteri pulmonalis kecil dan ditandai oleh peningkatan tahanan
mempunyai morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dari pada kondisi
kausatif yang menyebabkan HAP itu sendiri (Abdelwhab et al, 2009). Secara
istirahat dengan tekanan baji paru (juga dikenal sebagai oklusi arteri
adalah gangguan yang dapat terjadi baik dalam pengaturan sejumlah kondisi
medis tertentu atau sebagai penyakit yang secara unik mempengaruhi sirkulasi
padahal ini adalah jenis penyakit fatal yang menyerang banyak orang pada usia
produktif. Dari segi angka kejadian pada perempuan dua setengah kali lipat
Secara konsekuen, jantung menjadi lebih sulit untuk memompa darah maju
jantung kanan dan akhirnya cairan dapat menumpuk di hati dan jaringan-
kurang diketahui, namun diperkirakan sekitar 1-2 juta orang per tahun
paru kebanyakan tidak terobati. Bahkan penderita tidak sadar bahwa mereka
terkena penyakit berbahaya ini, tidak tahu tentang pengobatan yang dapat
meningkatkan harapan hidup dan member kualitas hidup yang lebih baik.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
ventrikel kanan dan kematian yang prematur (1). Tekanan arteri pulmonal
pada hipertensi ini yaitu 25 mmHg saat istirahat atau > 30 mmHg yang
pulmonal, dan kapiler menjadi menyempit, tersumbat atau rusak. Hal ini
ruang kanan bawah jantung (ventrikel kanan) harus bekerja lebih keras untuk
II.2 PATOFISIOLOGI
kanan (1).
oksigen. Pada hipertensi arteri pulmonalis aliran darah dari ventrikel jantung
plexiform dibeberapa bentuk HAP. Lesi plexiform ini terdiri atas endotel sel,
faktor yang diantaranya adalah infeksi virus dan kerentanan genetik. Selain
adanya lesi dan rangsangan, sel-sel yang berada diluar paru juga ikut dalam
dari HAP seperti contoh HAP yang terkait dengan penyakit autoimum dan
1. HAP Primer
Keadaan ini paling sering terjadi pada usia 20 tahun sampai 40 tahun. Dan
kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean
survival dari awitan penyakit sampai timbulnya gejala sekitar 2-3 tahun.
2. HAP Sekunder
paru atau jantung yang diderita oleh klien. Penyebab yang paling umum
dengan
dari akses AV fistula itu sendiri dan diperburuk oleh kondisi-kondisi umum
pulmonalis.
dan ET-1 merupakan molekul yang dihasilkan oleh sel endotel berperan
menyebabkan HTP .
kiri. Pada studi yang lain kadar thromboxane B2 (TXB2) lebih tinggi
natriuretic peptide (pro-BNP) dan HAP pada pasien PGTA. Peranan BNP
terhadap HAP pada pasien PGTA masih belum jelas dan mungkin karena
EPO
pasien PGK. Selain hipoksemia yang terjadi selama dialisis, sleep apnea
respiratori sentral meningkat pada pasien PGK dan terapi dialisis. Sleep
apnea sindrome dan gangguan tidur pada pasien PGTA disebabkan oleh
II.5 PATOGENESIS
arteri pulmonalis yang patologis terjadi pada pasien yang tidak mampu
muncul bila penyakit sudah dalam taraf lanjut. Penyakit biasanya berlangsung
progresif namun gejala yang timbul sangat bervariasi mulai dari ringan atau
tanpa gejala sampai berat. Umumnya ditemukan sesak nafas yang makin lama
makin berat, malaise, batuk tidak produktif, pingsan atau sinkop, edema
perifer (pembengkakan pada tungkai terutama tumit dan kaki) dan gejala
Gejala Tanda
Edema perifer
ditemukan dihampir setiap pasien HAP. Sesak nafas sering diabaikan oleh
hipertensi pulmonal. Oleh New York Heart Association, ada empat kelas
aktivitas fisik, dimana keterbatasan ini dalam hal pernapasan normal. (5)
II.7 Diagnosis
dalam hal kelas klinis hipertensi pulmonal dan untuk mengevaluasi tingkat
penurunan fungsional dan hemodinamik. Akibatnya, dapat berguna untuk
a. Sesak napas (dispnea) tanpa tanda-tanda yang jelas dari jantung tertentu
a. EKG (echocardiogram)
b. Doppler echocardiogram
paru membesar
tomography (HRCT)
- Angiografi paru
dicurigai HPP, meskipun tidak spesifik untuk HPP. Gambaran tipikal pada
ke kanan, hipertrofi atrium kanan (RV) namun seringkali hal itu tidak
II.7.1 EKOKARDIOGRAF
yaitu pembesaran atrium dan ventrikel kanan serta septum yang cembung
merupakan suatu terapi yang lazim dilakukan, tetapi berdasar dari penelitian
1. Penyekat Kalsium
digunakan sebagai terapi HAP. Rich et al.,5 pada tahun 1992, meneliti
hemodinamik pasien.
panjang adalah kecil (sekitar 7%). Obat yang disukai adalah CCB
untuk terapi CCB harus terjadi setelah 3 bulan dan jika perbaikan kelas
Dosis obat ini relatif tinggi yaitu, sampai dengan 120-240mg/hari untuk
awal harus jauh lebih rendah dan dititrasi ke atas untuk respon.
2. Bosentan
kali sehari. Pasien pada penelitian tersebut adalah HAP idiopatik berat
3. Sildenafil
fungsi ereksi. Penelitian pada 278 pasien dengan HAP idiopatik dan
sehari. Dosis yang lebih tinggi dapat menurunkan mPAP, namun dosis
mengurangi tekanan pada jantung kanan tetapi kerugian dari terapi ini dapat
Atrial septosotomi
tekanan ventrikel kanan yang berat. Tujuan prosedur ini adalah dekompresi
Thromboenarterectomy pulmonary
angka kematian terus membaik dan kini kirang dari 5%. (9)
Transplantasi Paru
terapi bedah pada pasien dengan penyakt parenkim paru dan gangguan
KASUS
I. RIWAYAT PASIEN
utama merasa sangat pusing, nafas pendek, dan tiba-tiba pingsan di kamar
dialaminya, melainkan hanya saat beraktivitas dan hal ini sudah dialami
gejala ini oleh dokter terkait dengan asma sehingga pasien diberikan
mengonsumsi amfetamin.
Kemungkinan asma
Hidroklortiazid 12,5 mg po Q AM
V. PEMERIKSAAN FISIK
VS
Kulit
Ada diaforesis
HEENT
(+) JVD; tidak ada limfa denopati; tidak tiromegali; tidak ada bising
Paru-paru / Thorax
Payudara
Ditangguhkan
CV
Abd
Genit / Rect
Ditangguhkan
MS / Ext
Neuro
Hasil Labs
Glu 88 mg / dL
EKG
Sinus takikardia (tingkat 120 bpm); RAD yang; ST-segmen depresi
Avf.
Dada X-Ray
paru
Diperkirakan mPAP 55 mm Hg
Penilaian
1.a. Apa faktor risiko potensial yang dimiliki pasien sehingga berkembang
Jawab :
adalah faktor genetik dari ibunya yang juga mengidap HAP. Selain
Jawab :
nafas pendek, sering pusing dan lelah saat beraktivitas dan sampai
yang dan hasil dari X-Ray dada yang menunjukkan adanya arteri
pulmonari hipertensi.
2. Apa tujuan awal dan jangka panjang dari terapi dalam kasus ini?
Jawab :
pasien.
pemantauan.
Jawab :
mengontrol gejala.
sebaiknya tidak digunakan. Dosis obat ini relatif tinggi yaitu, sampai
yang dianjurkan adalah 20mg tiga kali per hari, dosis yang lebih tinggi
Jawab :
Jawab :
Albuterol dihentikan.
4.b. Apa alternatif akan sesuai jika terapi awal gagal atau tidak dapat
digunakan?
Jawab :
Jawab:
Diltiazem.
efek?
Jawab:
Edukasi pasien yang penting adalah dengan memberi tahu pasien agar
gandum utuh.
DAFTARPUSTAKA
3. Sudoyo, Aru W Dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Ui.