Anda di halaman 1dari 24

BAB III

PELAYANAN RESEP DI APOTEK


III.1 Resep

Gambar 6, Resep

22
23

III.2 Skrining Resep

III.2.1 Skrining Administratif


Tabel 1. Kelengkapan Administratif Resep
Bagian Kelengkapan Ada Tidak Keterangan
resep ada
Nama Dokter √ - dr. Ika Merdekawati

SIP √ - N211 14 058


Inscriptio No. Telp/HP - √ -
Alamat Dokter - √ -
Tempat dan √ - Makassar, 21/02/2015
tanggal
penulisan resep

Nama dan Jumlah √ - R/ Tremenza 1 tab


Prescriptio Obat PCT 200 mg
Ibuprofen 200 mg
Vit.C 50 mg
Diazepam 1 mg
Antasida Doen ¼ tab
m.f. pulv. dtd. No. X da in caps
3 d d 1 pc
R/ Kloramfenikol No. X
3dd1
R/ B. Comp No. VI
1-0-1
Bentuk sediaan √ - R/ pertama : kapsul
R/ kedua : -
R/ ketiga :-
Nama Pasien √ - Tn. Hudi

Umur Pasien/BB √ - 22 tahun/-


Signatura

No. Telp/ HP - √ -
pasien

Alamat Pasien - √ -
Aturan Pakai √ - R/ pertama
3 kali sehari 1 kapsul sesudah makan
R/ kedua
3 kali sehari 1 tablet
R/ ketiga
2 kali sehari 1 tablet (pagi dan malam)
Subscriptio Paraf/tanda - √ Ada
tangan dokter
24

Berdasarkan resep tersebut, terdapat kekurangan dalam hal persyaratan


administratif antara lain :
1. Alamat Pasien dan Dokter serta nomor teleponnya pada resep tidak dicantumkan
padahal ini sangat penting dikarenakan untuk mengantisipasi jika terjadi
kesalahan dalam pengobatan, dan efektifitas terapi.
2. Aturan penggunaan seperti a.c. (ante coenam = sebelum makan) atau p.c. (post
coenam = sesudah makan), (durante coenam= saat makan) tidak tercantum pada
R/ kedua dan ketiga yang seharusnya ada karena ditakutkan ada obat yang
efektivitasnya berkurang apabila diminum sebelum/sesudah makan.
3. Bentuk sediaan obat pada R/ kedua dan ketiga tidak dicantumkan.
4. Penulisan aturan pakai yang tidak lazim seperti 1-0-1 yang seharusnya 2 dd 1
m.et. v.

III.2.2 Skrinning Farmasetik

1. Kesesuaian bentuk sediaan


Bentuk sediaan yang diberikan adalah kapsul dan tablet. Pasien ini berumur
(dewasa) sehingga pemberian obat dengan bentuk sediaan tablet dan kapsul
telah tepat.
2. Kesesuaian Dosis
Dosis Obat yang diberikan dalam resep adalah sebagai berikut :
Resep 1
Tremenza (Pseudoefhedrin HCl 60 mg/ Triprolidine 2,5 mg)
- Pseudoefhedrin HCl
Dosis Lazim : 60 mg setiap 4-6 jam sehari (17)
Dosis Maksimum : Tidak Lebih dari 240 mg/ hari
Sekali : 1 x 60 mg = 60 mg ≤ 60 mg
60
Persentase : 60 𝑥 100 % = 100 %

Sehari : 60 mg x 3 = 180 mg ≤ 240 mg


25

180 𝑚𝑔
Persentase : 240 𝑚𝑔 𝑥 100 % = 75%

Sehingga Dosis Pseudoefedrin sudah sesuai dikarenakan melewati dosis


lazim dan dibawah dosis maksimum.
- Triprolidine
Dosis Lazim : 2,5 mg setiap 4-6 jam sehari (17)
Dosis Maksimum : Tidak Lebih dari 100 mg/ hari
Sekali : 1 x 2,5 mg = 2,5 mg ≤ 2,5 mg
2,5
Persentase : 2,5 𝑥 100 % = 100 %

Sehari : 2,5 mg x 3 = 7,5 mg ≤ 10 mg


7,5 𝑚𝑔
Persentase : 𝑥 100 % = 75%
10 𝑚𝑔

Sehingga Dosis Pseudoefedrin sudah sesuai dikarenakan melewati dosis


lazim dan dibawah dosis maksimum.
Parasetamol
Dosis Lazim : 325-650 mg jika perlu setiap 4 sampai 6 jam atau 1 gram
3 sampai 4 kali sehari. (17)
Dosis Maksimum : Tidak lebih dari 4 gram/hari
Sekali : 1 x 200 mg = 200 mg ≤ 325 mg
200 𝑚𝑔
Persentase : 325−650 𝑥 100 % = 30,76 − 61,5 %

Sehari : 200 mg x 3 = 600 mg ≤ 4 g


600 𝑚𝑔
Persentase : 4000 𝑚𝑔 𝑥 100 % = 15%

Ibuprofen
Dosis Lazim : 200 mg setiap 4-6 jam setiap hari
Dosis Maksimum : 1,2 gram/hari
Sekali : 1 x 200 mg = 200 mg ≤ 200 mg
200 𝑚𝑔
Persentase : 200 𝑚𝑔 𝑥 100 % = 100 %
26

Sehari : 200 mg x 3 = 600 mg ≤ 1200 mg


600 𝑚𝑔
Persentase : 1200 𝑚𝑔 𝑥 100 % = 50 %

Karena Parasetamol dan Ibuprofen memiliki indikasi yang sama sehingga


perlu diperhitungkan dosis kombinasinya.
Sekali : 30,76-61,5% + 100 % = 130,76-161,5 % (melebihi dosis
lazim)
Sehari : 15 % + 50 % = 65 % ≤ 100% (tidak melebihi dosis
maksimum)
Sehingga dosis Parasetamol dan Ibuprofen sudah sesuai dikarenakan melewati
dosis lazim dan dibawah dosis maksimum.

Vitamin C
Menurut Permenkes No.75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi, makan
kebutuhan vitamin C perhari adalah 90 mg.
Sekali : 1 x 50 mg = 50 mg
Sehari : 3 x 50 mg = 150 mg
150 𝑚𝑔
Persentase : 𝑥 100 % = 166,7 %
90 𝑚𝑔

Apabila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi pemberian vitamin C


melebihi batas kebutuhan, tetapi vitamin sangat dibutukan dalam kehidupan
sehari untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan.
Sehingga tidak apa-apa apabila diberikan vitamin yang agak lebih dibanding
angka kecukupan gizi.

Diazepam

Dosis Lazim : 5 𝑚𝑔−30 𝑚𝑔 (18)

2-10 mg 2-4 kali sehari (17)


27


Dosis Maksimum :40 𝑚𝑔 (18)

Sekali : 1 x 1 mg = 1 mg ≤ 2-10 mg (kurang dari dosis lazim)


1 𝑚𝑔
Persentase : 2 𝑚𝑔−10 𝑚𝑔 𝑥 100 % = 10 − 50 %

Sehari : 1 mg x 3 = 3 mg ≤ 5mg-30 mg (kurang dari dosis lazim)


3 𝑚𝑔
Persentase : 5𝑚𝑔−30 𝑥 100 % = 10 − 60 %
𝑚𝑔

Sehingga Dosis Diazepam tidak sesuai dikarenakan dibawah dosis lazim baik
untuk sekali pakai maupun dalam sehari. Sehingga sebagai apoteker
hendaklah memberi saran untuk meingkatkan dosisnya menjadi 2 mg sekali
pakai.

Antasida Doen (aluminium Hidroksida 200 mg dan Magnesium hidroksida


200 mg)
Dosis Lazim : Aluminium Hidroksida 200 mg dan Magnesium
hidroksida 200 mg
2-4 tablet setiap 4-6 jam sehari (19)
Dosis Maksimum : Tidak Lebih dari 12 Tablet Perhari
Sehingga Dosis Antasida Doen tidak sesuai dikarenakan tidak melewati dosis
lazim dan dibawah dosis maksimum. Seharusnya dinaikkan menjadi 1 tablet.

Resep 2
Kloramfenikol
Dosis Lazim : 50 mg/kg/hari

Resep 3
B Complex
28

3. Stabilitas
a. Tremenza
Stabil pada suhu ruangan (17)
b. Parasetamol
Stabil pada suhu ruangan. Dalam wadah yang tertutup (17)
c. Ibuprofen
Stabil pada suhu ruangan yang terlindungi dari cahaya (19)
d. Vitamin C
Dilindungi dari cahaya dan udara karena obat relative tidak stabil apabila
telah terpapar cahaya dan udara (17)
e. Diazepam
Dilindungi dari cahaya dan disimpan dalam wadah tertutp. (19)
f. Antasida Doen
Stabil dalam suhu ruangan
g. Kloramfenikol
Dilindungi dari cahaya. Dan disimpan dalam wadah tertutup rapat. (19)
h. B Complex
Simpan dalam dalam wadah tertutup rapat. (18)

III.2.3 Pertimbangan Klinis


1. Ketepatan Indikasi dan Dosis Obat
Resep 1
Indikasi dari resep racikan yang ada adalah pasien Tn. Hudi menderita flu
yang membutuhkan dekongestan dan antihistamin sehingga diberikan
Tremenza, dan disertai dengan demam dan rasa nyeri di seluruh badan
sehingga diberikan Parasetamol dan Ibuprofen yang biasanya dikombinasikan
apabila pasien mengalami nyeri sedang, yang dimana dosis kombinasinya
tepat dan tidak melewati dosis maksimum. Diberikan vitamin C untuk
memperkuat daya tahan tubuh. Selain itu pasien diberikan antasida dikarena
29

pasien kemungkinan besar menderita nyeri pada perutnya, dan ditakutkan


akan lebih parah dengan pemberian ibuprofen (17). Selain itu diberikan
diazepam sebagai ansiolitik yang dimana dosisnya kurang yang seharusnya
dinaikkan 2 mg satu kali pakainya.
Resep 2
Diberikan kloramfenikol karena ditakutkan terjadi infeksi baik itu Salmonella
maupun H Influenzae, dimana dosisnya sudah tepat.
Resep 3
Diberikan B-Complex untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien selama
masa penyembuhan.
2. Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
Tremenza, Parasetamol, Ibuprofen, Vitamin C, Diazepam
Aturan pakainya sudah tepat yaitu 3 kali sehari 1 kapsul
Cara penggunaan setelah makan
Lama Penggunaan Obat adalah 3 hari
Antasida diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan pada saat
perut kosong. Dan dikunyah.
Kloramfenikol diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Aturan pakainya sudah tepat 3 kali sehari 1 kapsul
3. Duplikasi dan/ atau polifarmasi
Terjadi duplikasi;
1. Pemberian parasetamol dan ibuprofen yang memiliki fungsi yang sama
2. Pemberian vitamin yang terlalu banyak
Terjadi polifarmasi dikarenakan memiliki jumlah obat dalam satu resep 8
jenis obat, selain itu:
1. Menggunakan obat-obatan tanpa indikasi yang jelas, misalkan diazepam 1
mg tidak terlalu jelas indikasinya apa.
30

2. Penggunaan terapi yang sama untuk penyakit yang sama, seperti


penggunaan ibuprofen dan parasetamol secara bersamaan
3. Penggunaan bersama obat yang berinteraksi penggunaan obat-obat dengan
dosis yang kurang tepat.
4. Penggunaan obat-obat lain untuk mengatasi efek samping obat.
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, Efek Samping Obat, Manifestasi
Klinis lain)
Sesuai dengan efek samping obat masing-masing
5. Kontraindikasi
Sesuai dengan kontraindikasi obat masing-masing.
6. Interaksi antar obat
1. Diazepam dan Parasetamol
Diazepam menurunkan level parasetamol dengan cara meningkatkan
metabolismenya. Interaksi kecil dan tidak signifikan. Meningkatkan level
metabolit hepatotoksik (20). Menyebabkan diazepam menjadi toksik (21).
2. Kloramfenikol dan vitamin B Complex (Vitamin B12)
Kloramfenikol menurunkan efek vitamin B12 dengan cara antagonis
farmakodinamiknya. Interaksinya kecil dan tidak signifikan (20).
3. Vitamin C dan Antasida Doen (Aluminium Hidroksida)
Vitamin C meningkatkan level Aluminium Hidroksida dengan
meningkatkan absorbs GI . Interaksinya kecil dan tidak signifikan (20).
4. Antasida Doen (Aluminium Hidroksida) dan Tremenza (Pseudoephedrine)
Aluminium hidroksida akan meningkatkan level atau efek pseudoefedrin
melalui reabsorbsi pasif tubular ginjal (20)
5. Antasida Doen dan Ibuprofen
Magnesium hidroksida meningkatkan penyerapan ibuprofen Tanpa
diduga, sebuah studi farmakodinamik ditemukan meningkatkan erosi
lambung saat ibuprofen diberikan bersama dengan magnesium hidroksida.
31

Dalam studi lain, penyerapan ibuprofen apabila dikombinasi dengan


aluminium delayed dan berkurang, jika dibandingkan dengan ibuprofen
tanpa aluminium. Sebuah garam natrium/kalium pada antasida, tampaknya
mengurangi penyerapan ibuprofen. Bioavailabilitas ibuprofen berkurang
sekitar 80% (22)

III.3 Uraian Obat dalam Resep


Tremenza
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Pseudoefedrin HCl 60 mg dan Triprolidine 2,5 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang (26,27)
Actifed® (Glaxo Welcome), Grafed® (Gracia Pharmindo), Lapifed® (Lapi),
Librofed® (Kalbe Farma), Nichofed® (Nicholas), Neo Protifed® (Graha
Farma), Nostel® (Pyridam), Quantidex® (Ifars), Trifed® (Interbat), Trifedrin®
(Otto), Valved® (Global Multi Pharmalab (GMP)), Zentra® (Zenith Pharma)
3. Farmakologi (20)
Tremenza® merupakan kombinasi antara Pseudoefedrin suatu dekongestan
nasal dan Triprolidin suatu antihistamin.
Pseudoefedrin adalah suatu amin simpatomimetik yang bekerja pada reseptor
alfa-adrenergik dalam mukosa saluran pernafasan sehingga menghasilkan
vasokonstriksi. Senyawa ini juga untuk sementara mengurangi pembengkakan
karena inflamasi pada membran mukosa sehingga melancarkan jalan nafas
pada hidung. Kerjanya pada pembuluh darah saluran pernafasan bagian atas
lebih spesifik dibandingkan dengan pembuluh darah sistemik.
Triprolidin adalah suatu antihistamin yang bekerja sebagai antagonis reseptor
histamin H1 dalam pengobatan alergi pada sel efektor.
Farmakokinetik Pseudoefedrin
Absorbsi
Bioavailabilitas
32

Hampir sepenuhnya diserap dari saluran pencernaan pada penggunaan oral.


Puncak plasma tercapai dalam waktu sekitar 1,39-2,4 atau 3,8-6,1 jam setelah
pemberian oral.
Onset
Onset dapat bertahan selama 8 jam setelah pemberian oral 60 mg.
Distribusi
Melewati plasenta. Sekitar 0,5% dari oral didistribusikan.
Metabolisme
Dimetabolisme di hati menjadi metabolit aktif
Eliminasi
Diekskresikan dalam urin; 55-96% dari dosis.
Waktu paruh 3-6 jam pada pH urin 5, 9-16 jam pada pH urin 8.
4. Indikasi
Meringankan gejala flu karena alergi pada saluran nafas atas yang
membutuhkan dekongestan dan antihistamin. (23)
5. Kontra indikasi
Penyakit saluran pernafasan bawah, termasuk asma, glaucoma, hipertensi,
diabetes, penyakit arteri koroner, terapi MAOI (24)
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Mulut, hidung dan tenggorokan kering, sedasi, pusing, gangguan koordinasi,
tremor, insomnia, halusinasi, tinnitus. (24)
7. Peringatan dan Perhatian
Ibu hamil dan menyusui, anak ˂ 2 tahun. Mempengaruhi kemampuan
mengemudikan/ mengoperasikan mesin. (24)
8. Dosis dan Aturan Pakai
Pseudoefhedrin HCl
Dosis Lazim : 60 mg setiap 4-6 jam sehari (19)
Dosis Maksimum : Tidak Lebih dari 240 mg/ hari
33

Triprolidine
Dosis Lazim : 2,5 mg setiap 4-6 jam sehari (17)
Dosis Maksimum : Tidak Lebih dari 100 mg/ hari

Aturan Pakai:
Dewasa dan anak ˃ 12 tahun 1 tablet atau 2 sendok teh. Anak 6-12 tahun ½
tablet atau 1 sendok teh, 2-5 tahun ½ sendok teh. Seluruh dosis diberikan 3-4
kali/hari. (24)
Parasetamol
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Parasetamol 500 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang (23,24)
Alphamol® (Molex Ayus), Bodrex Demam® (Tempo Scan Pasific/Bode),
Dumin® (Actavis), Erphamol® (Erlimpex), Farmadol® (Fahrenheit), Fasgo®
(Hexpharm Jaya), Fevrin® (Armoxindo Farma), Ikacetamol® (Ikapharmindo),
Kamolas® (Solas), Moretic® (Gracia Pharmindo), Naprex® (Medifarma),
Nasamol® (Nicholas), Nufadol® (Nufarindo), Ottopan® (Otto), Pamol®
(Interbat), Panadol® (Sterling), Parasetamol® generic (Dexa Medica),
Progesic® (Metiska Farma), Pyrex® (Novell Pharma), Pyridol® (Pyridam),
Sanmol® (Sanbe), Tempra® (Taisho Pharmaceutical), Turpan® (Corsa)
3. Farmakologi
Parasetamol bekerja dengan jalan menghambat sintesis prostaglandin pada
SSP. Ini menerangkan bahwa efeknya kurang terhadap siklo-oksigenase
jaringan perifer, yang mengakibatkan aktivitas anti-inflamasinya lemah. (25)
Farmakokinetika Parasetamol
34

Absorbsi
Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa
paruh plasma antara 1-3 jam.
Distribusi
Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25% parasetamol
terikat protein plasma.
Metabolisme
Obat ini dimetabolisme oleh enzim CYP 450
Eksresi
Obat ini dieksresikan melalui ginjal sebagian kecil sebagai parasetamol (3%)
dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.
4. Indikasi
Menghilangkan rasa sakit dan menurunkan demam (23)
5. Kontra indikasi
Hipersensitif parasetamol dan gangguan fungsi hati (23)
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Keracunan hati, anemia hemolitik, reaksi hematologi, mual, muntah, nekrosis
tubulus ginjal, trombositopenia (23)
7. Peringatan dan Perhatian
Penderita fungsi hati dan ginjal, komsumsi alkohol (23)

8. Dosis dan Aturan Pakai


Dosis Lazim : 325-650 mg jika perlu setiap 4 sampai 6 jam atau 1 gram
3 sampai 4 kali sehari. (17)
Dosis Maksimum : Tidak lebih dari 4 gram/hari
Ibuprofen
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Ibuprofen 200 mg
35

2. Nama generik atau/dan nama dagang (23,24)


Anafen® (Bernofarm), Arfen® (Solas), Arthrifen® (Armoxindo Farma),
Bufect® (Sanbe), Dofen® (Dexa Medica), Dolofen-F® (Tempo Scan Pasif),
Ethifen® (Ethica), Farsifen® (Ifars), Fenatic® (Promed), Fenris® (Interbat),
Iprox® (Novell Pharma), Lexaprofen® (Molex Ayus), Mofen® (Erlimpex),
Ostarin® (Otto), Proris® (Pharos), Rhelafen® (Lapi), Yarifen® (Yarindo
Farmatama)
3. Farmakologi
Menghambat reversible siklo-oksigenase dan karena itu menghambat sintesis
prostaglandin tetapi tidak menghambat leukotrien. Semuanya diabsorbsi
dengan baik pada pemberian per-oral dan hampir semuanya terikat dengan
albumin serum. (25)
Farmakokinetik Ibuprofen
Absorbsi
Obat dengan cepat di absorbsi dari GI dan bioavailabilitasnya lebih dari 80%.
Distribusi
Lebih dari 99% berikatan dengan protein plasma.
Metabolisme
Dimetabolisme menjadi metabolit tidak aktif
Ekskresi
Kurang dari 1 % diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Waktu paruh 2 ±
0,5 jam.
4. Indikasi
Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri ringan sampai
sedang seperti nyeri haid, sakit gigi, sakit kepala (23)
5. Kontra indikasi
Hipersensitifitas terhadap ibuprofen, ulkus peptikum, laktasi, hamil trimester
ketiga (23)
36

6. Efek Samping dan Efek Toksik


Agranulositosis, mual, muntah, diare, konstipasi, perdarahan lambung (23)
7. Peringatan dan Perhatian
Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, gangguan pembekuan
darah, hamil, laktasi (23)
8. Dosis dan Aturan Pakai
Dosis Lazim : 200 mg setiap 4-6 jam setiap hari
Dosis Maksimum : 1,2 gram/hari
Vitamin C
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Vitamin C 50 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang (23,24)
Askorbin® (Kima farma), Bekamin C Forte® (Kimia Farma), Cevita® (Varia
sekata), Fit-C® (Soho), Flavettes® (Upha), Kiddyce® (First Medipharma),
Novavitamin® (Novapharin), Sancimen® (Samco Farma), Seles C-50®
(Sejahtera Lestari Farma), Sweeta C® (Combiphar), Vicee® (Prafa),
Vitacimin® (Takeda), Vitalong-C® (Bernofarm), Vitamin C® (Trifa), Xon-ce®
(Kalbe Farma), Vom-ce® (Imfarmind), Vitamin C-IPI® (PT. Supra Ferbindo
Farma)
3. Farmakologi
Absorbsi : asam askorbat diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian per oral.
Dengan asupan vitamin C yang normal (30-180 mg perhari), 70-90% vitamin
diabsorbsi. Pada dosis > 1 g perhari, absorbsi menurun menjadi 50% atau
kurang.
Distribusi : asam askorbat terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Sejumlah
besar vitamin ditemukan dalam hepar, leukosit, platelet, jaringan glandular
dan lensa mata. 25% terikat dengan protein.
Metabolisme : di hepar via oksidasi dan sulfation.
37

Eliminasi : lewat urin.


4. Indikasi
Pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin C. Mengembalikan kekuatan
tubuh dalam masa penyembuhan setelah sakit. (23)
5. Kontra indikasi
Hipersensitif (23)
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Mual, muntah, Diare (23)
7. Peringatan dan Perhatian
Penderita gangguan fungsi ginjal, iritasi lambung (23)
8. Dosis dan Aturan Pakai
Untuk pencegahan terhadap kekurangan vitamin C, sehari 1 tab.
Untuk pengobatan terhadap kekurangan vitamin C, sehari 2-4 tab. (23)
Diazepam
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Diazepam 2 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang (23,24)
Stesolid® (Actavis), Trazep® (Fahrenheit), Valdimex® (Mersifarma TM),
Valisanbe® (Sanbe), Valium® (Roche)
3. Farmakologi
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan
neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat,
terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal
dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini,
benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara
aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat
ikatan. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap
reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat.
38

Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga
ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel.
Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel
bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang
berkurang. (25)
4. Indikasi
Kondisi psikoneurotik (ansietas, susah tidur, tertekan). Psikosomatis
(gangguan pada otot karena ketegangan, gangguan tidur, gangguan GI,
masalah pada jantung). (24)
5. Kontra indikasi
Hipersensitifitas, bayi ˂ 6 bulan, hamil, laktasi, depresi pernafasan, insudiensi
paru akut (24)
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Mengantuk, ataksia, rasa lelah, erupsi kulit, edema, mual dan konstipasi,
ikterus, gangguan fungsi hati, perubahan libido, sakit kepala, amnesia,
hipotensi (27)
7. Peringatan dan Perhatian
Hindari mengemudi setelah memakai obat ini. Hamil, laktasi (24)
8. Dosis dan Aturan Pakai

Dosis Lazim : 5 𝑚𝑔−30 𝑚𝑔 (24)

2-10 mg 2-4 kali sehari (17)



Dosis Maksimum :40 𝑚𝑔 (18)

Antasida Doen
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Aluminium Hidroksida 200 mg dan Magnesium Hidroksida 200 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang (23,24)
Citramaag® (Afi farma), Maagmeta® (Inti Jaya), Maalox® (Aventis)
39

3. Farmakologi
Zat pengikat asam adalah basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara
kimiawi dan menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan pH,
yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin (optimal pada
pH 2). (26)
4. Indikasi
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak
usus dua belas jari (23)
5. Kontra indikasi
Disfungsi ginjal berat (23)
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Mual, muntah, Diare, sembelit (23)
7. Peringatan dan Perhatian
Penderita gangguan fungsi ginjal, diet rendah fosfat (23)
8. Dosis dan Aturan Pakai
Dewasa sehari 3-4 kali sehari 1-2 tablet
Kloramfenikol
1. Komposisi dan kekuatan dari obat
Kloramfenikol 250 mg
2. Nama generik atau/dan nama dagang (23,24)
Chloramex® (Actavis), Cloramidina® (Armoxindo Farma), Colme® (Interbat),
Colsancetine® (Sanbe), Corsafen® (Corsa), Empeecetin® (Nufarindo),
Fenicol® (Armoxindo Farma), Grafacetin® (Graha Farma), Kalmicetine®
(Kalbe Farma), Palmicol® (Otto), Ribocine® (Dexa Medica), Xepanicol®
(Metiska Farma)
3. Farmakologi
Mengikat subunit 50s ribosom bakteri dan menghambat sintesis protein pada
reaksi peptidil transferase. Karena kemiripan ribosom mitokondria mamalia
40

dengan bakteri, sintesis protein pada organel ini dapat dihambat dengan kadar
kloramfenikol tinggi yang dapat menimbulkan toksisitas sumsum tulang. (25)
Farmakokinetika Kloramfenikol
Absorbsi
Diabsorbsi secara cepat di Gastrointestinal, bioavailabilitas 75% sampai 90%.
Mudah berpenetrasi melewati membrane luar sel bakteri
Distribusi
Kloramfenikol berdifusi secara cepat dan dapat menembus plasenta.
Konsentrasi kloramfenikol dapat ditemukan di hati dan ginjal. Dan
konsentrasi terendah dapat ditemukan di otak dan cairan cerebrospinal.
Metabolisme
Kloramfenikol terikat dengan plasma protein 50%
Eliminasi
Rute utama dari eliminasi kloramfenikol adalah pada metabolism hepar ke
inaktif glukuronida.
4. Indikasi
Infeksi yang disebababkan Salmonella, H influenza (24)
5. Kontra indikasi
Disfungsi ginjal dan hati berat. Hipersensitifitas. (24)
6. Efek Samping dan Efek Toksik
Anemia, Gray baby syndrome, urtikaria (25)
7. Peringatan dan Perhatian
Hamil, laktasi, bayi premature, bayi baru lahir (24)
8. Dosis dan Aturan Pakai
Dewasa: 1-2 kapsul 3-4 kali sehari (24)
41

III.4 Penyiapan Obat


a. Untuk obat racikan
R/Tremenza 1 tab
PCT 200 mg
Ibuprofen 200 mg
Vit.C 50 mg
Diazepam 1 mg
Antasida Doen ¼ tab
m.f. pulv. dtd. No. X da in caps
3 d d 1 pc
Menurut saya, Antasida Doen perlu diberikan tersendiri diluar resep racikan
dikarenakan penggunaan antasida yang harus dikunyah. Karena Penggunaan
Parasetamol dan Ibuprofen memiliki fungsi yang sama dan tidak terlalu
terlihat urgensi dari kombinasi. Maka parasetamol tidak perlu dimasukkan
dalam racikan apalagi parasetamol berinteraksi dengan diazepam.
Sehingga Perubahan Resepnya:
R/Tremenza 1 tab
Ibuprofen 200 mg
Vit.C 50 mg
Diazepam 2 mg
m.f. pulv. dtd. No. X da in caps
3 d d 1 pc

Perhitungan Bahan
Tremenza = 1 tablet x 10 kapsul = 10 tablet
200 mg
Ibuprofen 200 mg = 200 mg x jumlah kapsul (10) = 10 tablet
50 mg
Vitamin C = x jumlah kapsul (10) = 10 tablet
50 mg
42

2 mg
Diazepam = x jumlah kapsul (10) = 10 tablet
2 mg

a. Disiapkan Tremenza sebanyak 10 tablet, Ibuprofen 200 mg sebanyak 10


tablet, vitamin C 50 mg sebanyak 10 tablet, Diazepam 2 mg sebanyak 10
tablet.
b. Digerus masing-masing Tremenza, Ibuprofen, Vitamin C, dan Diazepam
c. Dimasukkan kedalam cangkang kapsul 00
d. Dikemas dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 kapsul
sesudah makan.
b. Untuk obat non racikan
Antasida Doen No.X
S.3 dd 1 a.c
Kloramfenikol No. X
S.3 dd 1
Penggunaan vitamin perlu dikurangi karena sudah ada vitamin C, sehingga
pemberian vitamin B complex dapat dihilangkan.

Adapun cara penyiapannya adalah:


a. Disiapkan Antasida Doen 500 mg sebanyak 10 tablet dan dimasukkan ke
dalam sak obat, dikemas dan diberi etiket dengan aturan pakai 3 kali sehari
1 tablet dikunyah sebelum makan.
b. Disiapkan kloramfenikol 250 mg sebanyak 10 tablet dan dimasukkan ke
dalam sak obat, diberi etiket dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 tablet
sesudah makan.
43

III.5 Etiket dan Copy Resep


Etiket
Resep 1 (Racikan)

Apotek Kimia Farma 8 Pelengkap (RSWS)


Jl.Perintis Kemerdekaan Km.11
Apoteker. Drs. Agus Sudarmanto, Apt.
No.SIK : 446/569-14/SIPA/DKK/V/2013
No. 001 Tgl. 21 Feb 2015
Nama Pasien : Tn. Hudi
Tgl. Lahir : 22 tahun
No.RM/No.Resep :
Nama Obat :KAPSUL
Aturan Pakai : 3X Sehari 1 Kapsul sesudah makan

Tanggal Kadaluarsa :

Resep 2 (Kapsul Kloramfenikol®)


Apotek Kimia Farma 8 Pelengkap (RSWS)
Jl.Perintis Kemerdekaan Km.11
Apoteker. Drs. Agus Sudarmanto, Apt.
No.SIK : 446/569-14/SIPA/DKK/V/2013
No. 002 Tgl. 21 Feb 2015
Nama Pasien : Tn. Hudi
Tgl. Lahir : 22 tahun
No.RM/No.Resep :
Nama Obat : Kloramfenikol
Aturan Pakai : 3X Sehari 1 kapsul
Copy Resep
Tanggal Kadaluarsa :
44

Copy Resep

21 Februari 2015
Tn. Hudi
Ika Merdekawati

Tremenza 1 tab
Ibuprofen 200 mg
Vit.C 50 mg
Diazepam 2 mg
m.f. pulv. dtd. No. X da in caps
3 d d 1 pc

Antasida Doen No.X


3dd1

Kloramfenikol No. X
3dd1
45

III.6 Penyerahan Obat


Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, dilakukan pengecekan
kembali kesesuaian nama pasien, alamat pasien, umur pasien, obat (nama,
bentuk sediaan, dosis, jumlah obat), aturan pakai, dan etiket. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
Kemudian terlebih dahulu memperkenalkan diri sebagai seorang apoteker,
lalu bertanya kepada pasien dengan tahapan sebagai berikut:
1. Keluhan pasien
2. Apa yang dokter telah beritahukan mengenai obat yang telah diberikan
terkait nama, jumlah dan aturan pakainya.
3. Apa harapan dari dokter setelah meminum obat ini. Setelah mendapatkan
informasi dari pasien, kemudian dilakukan penyerahan obat. Informasi
yang diberikan kepada pasien saat penyerahan obat yaitu:
1. Obat racikan diminum 3 kali sehari 1 kapsul sesudah makan, merupakan
obat untuk mengatasi flu yang disertai demam dan badan nyeri, apabila
pasien sudah tidak menderita keluhan tersebut, maka penggunaan obat
dapat dihentikan. Jangan diminum apabila ingin berkendara
2. Antasida Doen diminum dengan cara dikunyah satu jam sebelum makan
atau dua jam satu setelah makan apabila terasa nyeri di perut (maag).
3. Kloramfenikol diminum 3 kali sehari 1 kapsul harus diminum sampai
habis. 1 jam sebelum makan ataukah 2 jam setelah makan.
4. Jika terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan seperti alergi selama
pengobatan, hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter.

Anda mungkin juga menyukai