Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 6

“Konseling / KIE Terhadap Pasien Diabetes Mellitus”

Pada suatu siang, Tasun datang ke apotek “Sumber Waras” untuk menebus resep obat
untuk ayahnya. Resep obat yang ingin ditebus adalah resep obat-obatan untuk pasien
diabetes mellitus. Tasun tidak langsung membelikan resep ayahnya tersebut karena
sebelumnya Tasun mendapat informasi tentang obat glibenklamida yang seharusnya
dinaikkan menjadi 2x sehari. Hal ini membuat Tasun kebingungan untuk memutuskan
menebus resep atau tidak. Untuk itulah dia datang ke apotek “Sumber Waras” untuk
berkonsultasi dengan apoteker di apotek itu.

Pasien datang....
Apoteker : (sambil tersenyum) “Selamat siang mas, saya Lucia, apoteker yang
bertugas pada hari ini, ada yang bisa saya bantu?”
Pasien : “Selamat siang mbak. Begini mbak, saya mau menebus resep obat, ini
resepnya (sambil menunjukkan resep)? Tetapi sebelumnya saya ingin
menanyakan tentang dosis obat di resep ini mbak”
Apoteker : “Bisa Mas. Maaf sebelumnya, kalau boleh tahu saya berbicara dengan
siapa?”
Pasien : “Saya Mas Tasun ”
Apoteker : “Baik Mas. Sebelumnya apakah sudah merasa nyaman untuk melakukan
konsultasi di sini atau dapat pindah ke ruangan konseling?
Pasien : “emm...pindah saja mbak di ruangan konseling”
Apoteker : “Baiklah kalo begitu, mari mbak”
(Pasien dan apoteker menuju k ruangan konseling)\
Apoteker :”Baik mas, sebelumnya saya minta waktu sebentar untuk mencermati
resep ini”
Apoteker kemudian membaca dengan seksama resep yang diberikan oleh pasien
Apoteker : “Baik. Resep ini diperuntukkan kepada pasien Bapak Rendy dengan
umur 65 tahun yang diberikan oleh dr. Joko Widodo yang beralamat di
jalan dr Soekardjo No 34, Tasikmalaya. Kalau boleh saya tahu, mas Tasun
ada hubungan apa dengan pasien?
Pasien : “Bapak Rendy itu ayah saya mbak”
Apoteker :“Baiklah mas. Sebelumnya informasi apa saja yang sudah disampaikan
oleh dokter tentang terapi yang diberikan?”
Pasien : “Dokter sudah menjelaskan tentang obat-obatan nya mbak tapi tidak
terlalu jelas. Saya hanya ingat kalau obat-obatan ini untuk menurunkan
gula darah ayah saya karena ayah saya adalah seorang penyandang
Diabetes Mellitus"
Apoteker : “Kemudian apakah dokter sudah menjelaskan cara pemakaian obat dan
hasil yang diharapkan setelah menggunakan obat ini?”
Pasien : “Sudah mbak, tapi juga belum terlalu jelas”
Apoteker : “Sebelumnya kalau boleh tau, gejala-gejala seperti apa yang dialami oleh
ayah anda?”
Pasien : “Sebelumnya memang ayah saya didiagnosis terkena Diabetes Mellitus 2
oleh dokter. Gejala yang dialami oleh ayah saya seperti badan sering
merasa lemah, cepat merasa lelah dan haus, sering juga mengeluh buang
air kecil. Beberapa hari ini juga BB turun secara drastis dan keluhan ini
sudah dirasakan selama 1 bulan mbak”
Apoteker : Sudah periksa lab belum tentang gula darahnya berapa?
Pasien : sudah mba kalo tidak salah gula darah sewaktunya 270
Apoteker : oo gituuu.... Ia mba gejala dan hasil lab tersebut menunjukkan ayah mas
menderita Diabetes Melitus. Dan berdasarkan obat yang dokter berikan
yaitu glibenklamid yang memang gunanya untuk menurunkan kadar
glukosa darah ayah mbak. Berdasarkan resepnya, ayah mas mendapatkan
obat glibenklamid 1 kali sehari di minum setengah jam sebelum makan
Apoteker : “Apakah bapak mas sudah menjalankan diet dan olahraga?”
Pasien : “Blum mbak, makan ayah saya masih seperti biasa tidak diet, olahraga
pun jarang sekali”
Apoteker : “kalo boleh tahu, apakah ayah mas merokok?”
Pasien : “ayah saya gak merokok kok mbak”
Apoteker : “Begini mas, pasien pengidap Diabetes Melitus sebaiknya menjalankan
diet dan olahraga mbak supaya gula darah bapak mbak bisa terkontrol.
Dietnya harus diatur mulai dari jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
Olahraga juga sebaiknya teratur 3 -4 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit mbak.”
Pasiien : oh gitu ya mbak, terus kalau tentang obatnya gmn ya mas ? soalnya td
saya sdh konsul ke 3 apotek sebelumnya ada yang menyarankan dosis obat
nya dinaikan menjadi 2 x sehari terus bada juga yang menyarankan
diminum separuh tablet saja bahakan ada yang menyuruh saya periksa lab
lagi< itu mnurut mas gmn ya?
Apoteker : “Begini ibu, dokter Joko meresepkan obat yaitu glibenklamid 5mg 1x
sehari untuk menanggulangi glukosa darah bapak Rendy dan vitamin
3x1sehari untuk menjaga kondisi tubuh dengan kondisi bapak Rendy yang
menderita DM”
Pasien : “ Baiklah mbak. Terima kasih ya mbak untuk sarannya”
Apoteker : “Iya mas. Sama-sama. Selamat siang mas”

EVALUASI RESEP OBAT BATUK


 Skrining Administratif
1. Tanggal pengeluaran resep pada bulan kedua (Februari), sedangkan tanggal
penebusannya pada bulan kesembilan (September)
2. Tidak mencantumkan nomor telepon dokter sehingga tidak melakukan
konsultasi dengan dokter
 Skrining Farmasetik
1. Kekuatan obatnya tidak ditulis dengan jelas
2. Tidak ada Interaksi obat yang bermakna
 Skrining Klinis
1. Termasuk dalam polifarmasi
2. Resep termasuk dalam polifarmasi sedangkan pasien yang diberikan terapi
adalah pasien anak sehingga kemungkinan efek samping obatnya semakin
banyak seperti : mual, muntah, pusing, diare, dll.

Anda mungkin juga menyukai