Disusun oleh:
Muhammad Makbul
Rizza Algivari
Nike Fitri
Mar ati
Ika Aldhinawati
Elly Mulyani
Rizki Prasa B
OKTOBER-NOVEMBER 2013
BAB I
PENDAHULUAN
agar memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, peningkatan mutu kualitas layanan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting. Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan
Obat dan perbekalan farmasi merupakan bagian dari rencana pengobatan pasien,
oleh karenanya manajemen rumah sakit harus berperan secara kritis untuk memastikan
obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti
obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Pasien Rumah Sakit, Look Alike Sound Alike masuk ke dalam obat-obatan yang perlu
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
proses dispensing obat LASA, maka perlu dilakukan pencatatan dan pendataan obat-obat
1.2 Tujuan
Mendata obat-obat LASA di instalasi rawat inap paviliun Abiyasa Rumah Sakit
Prof. Margono Soekarjo dan mengevaluasi penempatan dan penyimpanan obat tersebut
TINJAUAN PUSTAKA
solusi life saving keselamatan pasien rumah sakit yang disusun oleh lebih dari 100 Negara
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong seluruh RS-RS se-Indonesia untuk
menerapkan sembilan solusi keselamataan rumah sakit baik secara langsung maupun
bertahap. Salah satu dari 9 solusi life saving itu adalah Obat Rupa dan Ucapan Mirip
Obat-obat LASA yang membingungkan staf pelaksana adalah salah satu penyebab
yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini merupakan suatu
keprihatinan di seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di pasar, maka
sangat signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama merek atau
generik serta kemasan. Solusi LASA ditekankan pada penggunaan protokol untuk
pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yang
Metode Tall man digunakan untuk membedakan huruf yang tampaknya sama
dengan obat yang mirip. Dengan memberi huruf kapital, maka petugas akan lebih berhati-
hati dengan obat yang lasa. Di US, beberapa studi menunjukkan penggunaan huruf kapital
metode Tall man ini. Seperti gambar di atas yang memberlakukan standar penulisan untuk
obat LASA. Hurufnya ditebalkan, dan diberi warna yang berbeda. Kemudian, komite
A. Permintaan Tertulis
1. Tambahkan merk dagang dan nama generiknya pada resep, terutama untuk obat yang
'langganan' bermasalah.
3. Hindari singkatan-singkatan
1. Batasi permintaan verbal, hanya untuk obat tertentu, misalnya hanya dalam keadaan
emergency.
2. Hindari permintaan via telepon, kecuali benar-benar penting, ada form permintaan via
kroscek.
BAB III
3.1 Hasil
Tabel 1. Daftar Obat Look Alike
NO Nama obat Nama Look Alike
1 Amoxan Amoxan forte
2 Aquabidest 25 ml KCl 25 ml
3 Atarax Merlopam
4 Atropin Dyphenhidramin
5 Bisolvon Ketesse
6 Brainact 250 Brainact 500
7 Brainact 500 Brainact 1000
8 Canderin 8 Canderin 6
9 Catapres Ondansentron
10 Cefotaxim Ceftriaxon
11 Cendo Carpine Cendo Timolol
12 Combivent Ventolin
13 Flixotide Ventolin
14 Fosmicin 1 g Fosmicin 2 g
15 Furosemid Ranitidine
16 Gentamisin Tramadol
17 Hialid 0.1 Kary Uni
18 Hyoscine Dexamethasone
19 KA EN 3B Ringer Laktat
20 Ketolorac 1% Dexamethasone
21 Lidokain Phenytoin
22 Lopamiro 30 Lopamiro 50
23 Lopamiro 50 Lopamiro 100
24 Ocuflam 0.1 % Bralifex Plus
25 Ondansentron Phenytoin
26 Piracetam 400 Piracetam 800
27 Retivit Plus Retivit
28 Raclonid Phenobarbital
29 Valsartan 80 mg Amdixal 5 mg
30 Valdimex 5 Clofritis 10
31 Venosmil capsules Micardis
32 Vit K Phenobarbital
33 ISDN Nifedipin
34 Vit B6 Vit B1
Tabel 2. Daftar Obat Sound Alike
No Nama obat Nama sound alike
jenis obat, lingkungan kerja yang buruk. Kemiripan nama dua jenis obat bisa berisiko tinggi
menimbulkan kerancuan dan kebingungan dalam pemberian obat kepada pasien, sehingga
bisa meningkatkan medication error. Apalagi jika kedua jenis obat tersebut memiliki
Organizations (JCAHO) pada tahun 2003 melaporkan bahwa LASA merupakan masalah
serius pelayanan kesehatan dimana berperan dalam 29% kasus kesalahan penyiapan obat,
dan kerancuan nama obat merupakan faktor penyebab sebanyak 15-25% dari seluruh
kesalahan penggunaan obat pada pasien. Hal yang sangat berbahaya jika pasien yang
menderita gangguan pencernaan yang seharusnya diberi obat Losec (Omeprazole), malah
Sakit Margono Soekarjo berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan dan kategori umum/askes.
Penyusunan obat berdasarkan alfabetis sangat berpotensi untuk terjadi LASA karena obat-
obatan yang mirip secara penglihatan maupun ejaan akan banyak ditemui. Sehingga dalam
dispensing obat dan perbekalan farmasi yang lain menuntut kejelian dari para petugas
farmasi untuk menghindari terjadinya kesalahan tersebut. Ada beberapa obat yang dapat
dikategorikan sebagai LASA sebagaimana yang tercantum pada tabel hasil pengamatan
pada bab sebelumnya. Sistem penyimpanan obat di rawat inap karena menerapkan alfabetis
maka untuk obat-obatan yang namanya sama dengan bentuk sediaan berbeda otomatis
berada dalam satu deret, bahkan dalam satu rak yang sama. Misalnya obat Methyl
Prednisolone dengan sediaan 4 mg, 8 mg dan 16 mg berada pada satu deret yang sama pad
arak obat generik. Jika tidak jeli dalam mengamati maka bisa saja terjadi kesalahan dalam
pengambilan yang dapat berbahaya pada pasien. Injeksi furosemide dan Ranitidin dapat
dikategorikan Look Alike karena kemasan ampul yang sangat mirip yaitu berwarna cokelat
kesalahan dalam hal LASA, sehingga perlu adanya suatu strategi dalam penyusunan obat-
obatan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan tadi. Dari sisi penyimpanan obat dan
perbekalan farmasi dapat kita adopsi dari tall-man lettering yaitu menggunakan penebalan,
Ceftazidime cefTAZIDIME
Cefotaxim cefOTAXIM
kesalahan dalam proses pengambilan dan distribusi obat ke pasien. Pada dasarnya Pavilliun
Abiyasa masih menempatkan obat LASA pada rak saling berdekatan satu sama lain.
Sehingga perlu dilakukan perubahan tata letak obat-obat LASA dengan memberikan jarak
terpisah yaitu dengan menempatkan obat lain diantara sediaan LASA tersebut. Hal ini
penting untuk memberikan informasi kepada tenaga farmasi mengenai nama obat sehingga
tidak terjadi kekeliuran dalam pengambilan obat. Penandaan juga dapat dilakukan untuk
lebih menegaskan bahwa dalam deretan rak obat tersebut terdapat obat LASA, yaitu dengan
Solusi lain yang dapat kita terapkan untuk menghindari terjadinya LASA yaitu :
Pihak produsen obat sangat dianjurkan untuk tidak memberi nama dagang yang mirip
Pihak dokter yang meresepkan obat, diharapkan menuliskan nama obat yang dapat
dibaca dengan jelas oleh pembaca resep, atau menggunakan fasilitas resep yang dicetak
LASA
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pendataan obat-obat Look Alike Sound Alike (LASA) penting dalam mencegah
terjadinya medication error akibat kesalahan dalam pengamatan dan pengambilan obat
2. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kesalahan akibat
LASA dengan tall-man lettering yaitu menggunakan penebalan, atau warna huruf
4.2 Saran
Perlu dilakukan peninjauan kembali tentang tataletak obat di rak-rak instalasi rawat
inap Pavilliun Abiyasa Rumah Sakit Prof. Margono Soekarjo terutama melakukan
pemisahan obat-obat kategori LASA untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengambilan obat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Patient Safety). Edisi ke-2. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/Viii/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta
Yahya, Adib A. 2007. Fraud & Patient Safety. Proceedings of PAMJAKI meeting
“Kecurangan (Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi Karsa. Jakarta
LAMPIRAN
Contoh Obat Look Alike