Anda di halaman 1dari 14

PENGKAJIAN NEUROLOGI

DETEKSI DINI STROKE FAST, PENGKAJIAN AFASIA, DAN REFELKS


FISIOLOGIS

Disusun Oleh :

Adek Irawan rambe


Bernath Rezeki Telaumbanua
Carolina Dachi
Jamidan
Mayasari Lingga
Raisya Aulia Putri

Dosen Pengajar :
Ns. Amila, M.Kep, Sp.Kep.MB

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................................
BAB I PEMERIKSAAN DETEKSI DINI STROKE FAST
1.1. Pengertian ...................................................................................................................
1.2. Tujuan .........................................................................................................................
1.3. Persiapan .....................................................................................................................
1.4. Prosedur Pelaksanaan ..................................................................................................
1.5. Evaluasi .......................................................................................................................
1.6. Dokumentasi ................................................................................................................
BAB II PEMERIKSAAN AFASIA
2.1. Pengertian ...................................................................................................................
2.2. Tujuan .........................................................................................................................
2.3. Persiapan .....................................................................................................................
2.4. Prosedur Pelaksanaan ..................................................................................................
2.5. Evaluasi .......................................................................................................................
2.6. Dokumentasi ................................................................................................................
BAB III PEMERIKSAAN REFELKS FISIOLOGIS
3.1. Pengertian ..................................................................................................................
3.2. Prosedur Pelaksanaan ..................................................................................................
3.3 . Evaluasi .......................................................................................................................
3.4. Dokumentasi ................................................................................................................

BAB I
PEMERIKSAAN DETEKSI DINI STROKE (FAST)

1.1. Pengertian
FAST merupakan singakatan yang yang dipakai sebagai teknik termudah dalam
mendeteksi gejala stroke, sehingga keluarga dapat segera memberikan pertolongan
pasien ke rumah sakit. Singkatan terdiri dari F= facial (wajah) yang menunjukkan tidak
simetris, A = arm (lengan) mengalami kelemahan, S = speech (bicara) mengalami
kesulitan, T = time (waktu) untuk segera membawa pasien ke rumah sakit. Menurut
Misbach (2011) alasan tertinggi ketrlambatan membawa pasien stroke ke rumah sakit
adalah 56,3% tidak menyadari terkena stroke, selain 21,5% alasan transportasi, 11%
melakukan pengobatan tradisional, 4,2% berobat ke dukun dan 6,2 % tidak tahu kalau
harus mencari pertolongan ke rumah sakit.
1.2. Tujuan
Identifikasi hemiparesis, gangguan sesorik satu sisi tubuh, vertigo, afasia, disfagia,
ataksia, penurunan kesadaran yang terjadi secara mendadak.
1.3. Persiapan
a. Persiapan Alat
1. Tidak diperlukan alat khusus
2. Format penilaian FAST
3. Pulpen
b. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Informed Consent (jelaskan tujuan dan prosedur tindakan)
2. Jaga privasi pasien
1.4. Prosedur Pelaksanaan
Pemeriksaan FAST dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Facial, merupakan penilaian pada otot wajah dengan cara minta pasien untuk
tersenyum atau menunjukkan giginya. Amati kesimetrisan dari bibir pasien, tandai
pilihan “Yes” bila terlihat ada deviasi dari sudut mulut saat diam atau tampak
tertarik lalu tandai apakah sebelah kiri atau sebelah kanan.
b. Arm, meminta pasien untuk menjulurkan kedua lengan (arm), apakah ada salah
satu lengan tangan dan tungkai atau tungkai dan lengan lebih rendah dengan tangan
yan lain. Sisi tangan yang lebih rendah dengan tangan yang lain disebabkan oleh
gangguan peredaran darah menuju otak. Gangguan peredaran darah otak disebelah
kanan akan menyebabkan kelemahan anggota gerak disebelah kiri dan sebaliknya.
c. Speech, mengajak orang untuk berbicara dengan kalimat yang sederhana, seperti
menanyakan nama dan aamat. Dengarkan apakah bicaranya tidak jelas (pelo/cadel)
atau tidak dapat berbicara dengan bahasa asing.
d. Time, jika orang menunjukkan tanda-tanda seperti test yang telah dilakukan waktu
memegang peranan penting untuk meminta pertolongan medis untuk
meminimalisir kerusakan otak lebih lanjut. (Wirawan & Putra, 2013).
1.5. Evaluasi
1. Respon Pasien
2. Interpratsi hasil pemeriksaan dan komunikasi kepada pasien
1.6. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan
2. Catat tindakan yang sudah dilakukan
3. Catat hasil pemeriksaan FAST
4. Catat nama dan tanda tangan petugas

BAB II
PENGKAJIAN AFASIA FRENCHAY APHASIA SCREENING TEST (FAST)

2.1. Pengertian
Kompetensi ini merupakan penilaian gangguan berbahasa pada pasien dengan gangguan
neurologi. Menurut lumbantobing (2011) afasia merupakan gangguan berbahsa. Dalam
hal ini pasien menunjukkan gangguan dalam bicara spontan, pemahaman, menamai,
repitisi (mengulang), membaca dan menulis.
Menurut Bulechek & McClockey (2000), hasil pengkajian dan identifikasi yang
ditemukan dapat digunakan dalam klasifikasi intervensi keperawatanpada defisit
komunikasi (poslawsky, Schuurman, Lindeman& hafsteidottir, 2010).
2.2. Tujuan
Gangguan berbahasa, meliputi gangguan dala berbicara spontan, pemahaman menamai,
repitisi (mengulang), membaca dan menulis.
2.3. Persiapan
a. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Informed Consent (jelaskan tujuan dan prosedur tindakan)
2. Privasi Pasien
3. Pastikan pasien dapat mendengar kita dengan baik, suara harus jelas
b. Persiapan Alat
1. Kertas Gambar
2. Pensil
3. Kertas
4. Stopwatch
2.4. Prosedur Pelaksanaan
No Aspek Komunikasi Item Penilaian Skoring
1 Pemahaman Perhatikan gambar pemandangan dan
gambar bentuk ini, dengarkan apa yang
saya katakan dan tunjukkan gambar
yang dimaksud, jika meminta
pengulangan instruksi berarti nilainya
error. Berikan skor 1 untuk setiap
jawaban yang benar. Skor 1-10
1. Skema Pemandangan Alam
a. Sawah
b. Gunung
c. Pohon
d. Orang ditengah sawah
e. Rumah dipinggir sawah
2. Gambar Bentuk :
a. Persegi panjang
b. Persegi empat
c. Kerucut dan lingkaran
d. Kerucut
e. Segilima (Piramida)
2 Pengucapan a. Tunjukkan pasien gambar
pemandangan alam dan katan
“sebutkan sebanyak mungkin gambar
yang dapat kamu lihat atau namai
segala sesuatu yang kamu lihat pada
gambar ini”. Range skor 0-5
1. Tidak mampu menyebutkan nama
objek satu pun
2. Dapat menamai 1-2 objek
3. Dapat menamai 3-4 objek
4. Dapat menamai 5-7 objek
5. Dapat menamai 8-9 objek
6. Dapat menamai 10 objek
b. Pindahkan kartu bergambar dari
hadapan pasien dan informasikan
bahwa sekarang kamu mencoba
kondisi yang sedikit berbeda,
kemudian katakan padanya
menyebutkan nama-nama binatang
yang dia mampu/yangada dalam
pikirannya selama 1 menit. Skor 0-5
1. Tidak mampu menyebutkan
satupun binatang
2. Dapat menyebutkan 1-2
3. Dapat menyebutkan 3-5
4. Dapat menyebutkan 6-9
5. Dapat menyebutkan 10-14
6. Dapat menyebutkan 15 atau lebih
3 Membaca Tunjukkan pasien skema pemandangan
alam dan kartu membaca, katakan pada
pasien agar membaca, katakan pada
pasien membaca dalam hati saja, tidak
dengan suara keras dan lakukan
instruksi yang dia baca. Berikan skor 1
untuk setiap jawaban yang benar.
Skor 0-5
1. Tidak dapat melakukan insruksi
2. Tunjuk gambar pohon
3. Ambl kertas bergambar
4. Ambil pensil
5. Tunjuk gambar gunung
6. Tunjuk gambar orang ditengah
sawah
4 Menulis Tunjukkan skema pemandangan alam
pada pasien dan katakan “tulis sebanyak
mungkin yang kamu bisa tentang apa
yang terjadi didalam gambar. Jika
tangan dominan yang terkena, maka
gunakan tangan tidak dominan selama 5
menit”. Skor 0-5
1. Tidak mampu menuliskan
satupun
2. Dapat menuliskan 1-2
3. Dapat menuliskan 2-3
4. Dapat menuliskan 4
5. Dapat menuliskan 5 (tetapi ada
yang tidak sesuai dengan
gambar)
6. Dapat menuliskan 5 dengan
tepat
Total Skor :
Kesimpulan hasil tes :
Afasia : jika skor >
Jenis Afasia : Afasia Motorik Afasia Sensorik Afasia Global
Hasil Penilaian, dikatakan afasia jika :
Usia sampai 60 tahun mempunyai nilai dibawah 27
Usia diatas 60 mempunyai nilai dibawah 25
Berikut ini gambar peandangan untuk skrinning afasia

Gambar Bentuk :
2.5. Evaluasi
1. Respon Pasien
2. Interpretasi hasil pemeriksaan dan komunikasikan kepada pasien
2.6. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan dan tindakan yang sudah dilakukan
2. Catat hasil pemeriksaan pengkajian afasia
3. Catat nama dan tanda tangan petugas

BAB III
PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS

3.1. Pengertian
Pemeriksaan refleks fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi
lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan,
kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot
anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom. Interpretasi
pemeriksaan refleks fisiologis tidak hanya menentukan ada tidaknya tapi juga
tingkatannya.
Penentuan lokasi pengetukan :
a. Tendon, periosteum dan kulit
b. Anggota gerak yang akan diketuk harus dalam keadaan santai
c. Dibandingkan dengan sisi lainnya dalam posisi yang simetris

Persiapan Alat Persiapan Pasien


1. Hammer reflek 1. Informed Consent
2. Pulpen 2. Jaga privasi pasien
3. Kertas 3. Posisi pasien harus relaks

3.2. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Reflek Glabella
a. Pukulan singkat pada glabella atau sekitar daerah supraorbitalis
b. Respon : kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli

2. Refleks Rahang Bawah


a. Pasien disuruh membuka mulutnya sedikit dan telunjuk pasien ditempatkan
melintang di dagu
b. Respon : kontraksi otot maseter, sehingga mulut merapat
3. Reflek Bisep
a. Pasien duduk santai
b. Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi, lengan
diletakkan diatas lengan pemeriksa
c. Ibu jari pemeriksa diletakkan diatas tendon bisep, lalu pukullah ibu jari tadi
dengan palu reflek
d. Respon : fleksi ringan di siku.

4. Reflek Trisep
a. Pasien duduk rileks
b. Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa
c. Pukullah tendon trisep melalui fosa olekrani
d. Respon : ekstensi lengan bawah di siku.
5. Reflek Brakhioradialis
a. Lengan bawah difleksikan serta dipronasikan sedikit
b. Pukullah tendon brakhioradialis pada radius distal dengan palu reflek
c. Respon : lengan bawah akan fleksi dan supinasi

6. Reflek Periosteum Ulnaris


a. Lengan bawah sedikit di fleksikan pada siku, sikap tangan antara supinasi dan
pronasi
b. Ketukan pada periosteum os.Ulnaris
c. Respon : pronasi pada lengan bawah, kadang-kadang juga gerakan aduksi pada
pergelangan tangan.

7. Reflek Fleksor Jari-jari


a. Tangan pasien ditumpukan pada dasar yang agak keras disupinasikan dan jari-jari
difleksikan sedikit
b. Telunjuk pemeriksa ditempatkan menyilang pada permukaan volang jari-jari.
Kemudian telunjuk pemeriksa diketuk
c. Respon : jari- jari pasien akan berfleksi enteng demikian falang akhir ibu jari.
Pada lesi piramidal, fleksi jari-jari lebih kuat.
8. Refleks Patela
a. Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai
b. Raba daerah kanan-kiri tendon untuk menentukan daerah yang tepat
c. Tangan pemeriksa memegang paha pasien
d. Ketuk tendon patella dengan pau reflek menggunakan tangan yang lain
e. Respon : pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep, ekstensi tungkai
bawah

9. Reflek Plantar
a. Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu reflek
b. Respon : plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari

10. Reflek Achiles


a. Mintalah klien berbaring dengan santai
b. Fleksikan tungkai bawah sedikit, kemudian pegang kaki pada ujungnya untuk
memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki. Ketuklah pada tendon achiles
c. Respon : Plantar fleksi pada kaki

Reflek Superfisialis
1. Reflek Kornea
Kornea mata disentuh dengan sepotong kapas yang ujungnya dibuat runcing. Respon
: Hal ini mengakibatkan dipejamkannya mata (m.orbikularis okuli). Pada
pemeriksaan ini harus dijaga agar datangnya kapas ke mata tidak dilihat oleh pasien,
misalnya dengan menyuruhnya melirik ke arah yang berlawanan dengan arah
datangnya kapas. Reflek kornea akan berkurang atau menghilang bila terdapat
kelumpuhan m.orbikularis okuli yang dipersyarafi oleh nervus VII.

2. Reflek Kremaster
a. Ujung tumpul palu reflek digoreskan pada paha bagian medial
b. Respon : elevasi testis ipsilateral. Reflek ini dapat negatif pada orang lanjut usia,
pasien hidrokel, varikokel, epididimitis.

3. Reflek Dalam Dinding Perut


a. Minta pasien untuk berbaring, tekan sedikit dengan jari telunjuk atau dengan
penggaris, kemudian ketuk. Otot dinding perut akan berkontraksi.
b. Respon : Terlihat pusar akan bergerak ke otot yang berkontraksi. Pada orang
normal kontraksi dinding perut sedang saja, pada orang penggeli reaksi ini dapat
kuat.
4. Reflek Anal Eksterna
a. Kulit perianal digores dengan ujung tumpul palu reflek atau dengan goresan
b. Respon : kontraksi otot sfingter ani eksterna.
3.3. EVALUASI
1. Evaluasi status neurologi
2. Evaluasi respon pasien

3.4. DOKUMENTASI
1. Catat waktu pelaksanaan
2. Catat tindakan yang sudah dilakukan
3. Catat respon pasien
4. Catat nama dan tanda tangan petugas.

Anda mungkin juga menyukai