DISUSUN
OLEH:
1.NURUL AZMI
2.INDRIA FITRIANI
3.ZULFAHMI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan WHO( global reports 2010), mengatakan pada tahun 2009 anga kejadian TB
diseluruh dunia sebesar 9,4 juta (antara 8,9 juta hingga 9,9 juta jiwa) dan meningkat terus
secara perlahan pada setiap tahunnya dan menurun lambat seiring didapati peningkatan
perkapita. Prevalensi kasus TB didunia sebesar 14 juta ( berkisar 12 juta sampai 16 juta).
Jumlah penderita TB di Indonesia mengalami penurunan, dari peringkat ke-3 menjadi
peringkat ke-5 dunia, namun hal ini dikarenakan jumlah penderita TB di Afrika selatan dan
Nigeria melebihi dari jumlah penderita TB di Indonesia.
Melihat fenomena masih tingginya angka kejadian TBC, penulis tertarik untuk
mengambil judul kasus ini adapun Alasan penulis mengambil judul ini karena penyakit
Tuberkulosis memerlukan pengobatan dan perawatan yang optimal, sehingga sangat
diperlukan penanganan yang tepat . penyakit ini akan terus mengalami perkembangan yang
progresif dan belum ada penyembuhan secara total untuk kasus TBC.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar Tuberkulosis meliputi: defenisi,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis
& penatalaksanaan Keperawatan pada penderita Tuberkulosis.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada penderita Tuberkulosis.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada penderita Tuberkulosis
d. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien Tuberkulosis.
C. Manfaat Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Menurut Sloane (2003), system pernapasan terdiri dari:
1. Hidung
Hidung merupakan organ utama saluran pernapasan yang langsung
berhubungan dengan dunia luar yang berfungsi sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara melalui proses pernapasan, selain itu, hidung juga berfungsi
untuk mempertahankan dan menghangatkan udara yang masuk dan sebagai
filter dalam membersihkan benda asing yang masuk.
2. Faring
Terletak antara rongga hidung bagian lateral dengan laring, dibelakang
ronga mulut. Faring terbagi atas tiga bagian, yaitu :
a. Nasofaring
Merupakan faring bagian atas yang berhungan dengan rongga
hidung. Pada bagian ini terdapat muara tubaeutachi yang berfungsi
menyeimbangkan tekanan udara pada membrane timpani.
b. Orofaring
Terletak dibagian rongga mulut antara langit-langit lunak dan
dasar lidah sampai tulang hyioid.
c. Laringofaring
Merupakan laring bawah dan faring, pada bagian ini terdapat
pertemuan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan Melalui
epiglotis.
3. Laring
Laring atau kotak suara merupakan saluran pencernaan yang berfungsi
sebagai jsoalan masuknya udara, membersihkan jalan masuknya udara ke
esophagus dan sebagai produksi suara.
4. Trakea
Trakea merupakan organ tabung antara laring sampai dengan puncak paru,
panjangnya sekitar 10-12 cm.
5
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea yang bercabang dua ke paru-paru
kanan ( right lung ) dan paru-paru kiri ( left lung).
6. Paru-paru
Paru-paru berada pada rongga dada bagian atas, bagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk, dan dibagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat.
7. Alveolus (alveoli)
Unit fungsional paru-paru adalah alveoli. Alveolus merupakan bagian
terminal cabang-cabang bronkus yang bertanggung jawab akan struktur paru-
paru yang menyerupai kantong kecil pada salah satu sisinya.
2. Fisiologi pernapasan
Menurut Ernawati (2012), pernapasan merupakan proses pertukaran udara
diantara individu dan lingkungannya. Proses pernapasan terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari paru-paru yang
tergantung pada perbedaan tekanan antara mulut dan alveoli. Pada inspirasi, dada
mengembang, diafragma turun, dan volume paru bertambah. Ekspirasi merupakan
gerakan pasif.
Ventilasi paru bergantung pada empat faktor, yaitu :
1. Oksigen atmosfir yang adekuat
2. Jalan nafas yang bersih
3. Pengembangan paru yang adekuat
4. Regulasi pernapasan
8
b. Difusi gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-
paru
c. Transport atau pengangkutan dan karbondioksida melalui darah kedalam dan dari
sel-sel ke jaringan
6
B. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian Tuberkulosis
Menurut Sylvia A.price dalam buku asuhan keperawatan praktis Huda,amin dan
Hardi Kusuma, (2016): 316. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan basil mycobacterium tuberculosis, atau basil tuberkel, yang tahan
asam. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan
dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang
berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
Menurut Hood Alsagaff, (1995) : 73 dalam Wijaya, Andra Saferi dan Yessie
Mariza Putri, (2013) : 137. Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksisus yang
terutama menyerang parenkim paru.
2. Etiologi
Menurut Wim De Jong dalam buku asuhan keperawatan praktis Huda,Amin dan
Hardi Kusuma ( 2016) : 317. Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium
tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan,
sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mycobacterium tuberculosis
yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bias berada di bercak luda
(droplet) dan diudara yang berasal dari penderita TBC, Dan orang yang terken rentan
terinfeksi bila menghirupnya.
Setelah organisme terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup
dan menyebar ke nodus limfatikus local. Penyebaran
melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada orang lain , dimana infeksi
laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun.(Patrick Davey).
Menurut Wim De Jong ,Dalam perjalanan penyakitnya terdapat 4 fase :
1. Fase 1 (fase tuberculosis primer)
Masuk ke dalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
pertahanan tubuh.
7
2. Fase 2
3. Fase 3 (fase laten) :
Fase dengan kuman yang tidur ( bertahun-tahun/ seumur hidup) dan
reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuh, dan bias
terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba fallopi, otak, kelenjar limfhilus,
leher dan ginjal.
4. Fase 4 :
Dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar ke organ
yang lain dan yang kedua adalah keginjal setelah paru.
3. Klasifikasi
Menurut Hood alsagaff, (1995) : 73 dalam Wijaya, Andra Saferi dan
YessieMariza Putri, ( 2013). Klasifikasi TB paru dibuat berdasarkan gejala klinik,
bakteriologik, radiologic, dan riwayat pengobatan sebelumnya. Klasifikasi ini penting
karena merupakan salah satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi.
Sesuai dengan program Gerdunas P2TB klasifikasi TB paru dibagi sebagai
berikut:
a. TB paru BTA positif dengan criteria
1. Dengan atau tanpa gejala klinik
2. BTA positif : mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positi 1 kali
disokong biakan positif 1 kali atau disokong radiologic positif 1 kali.
3. Gambaran radiologi sesuai dengan TB Paru.
b. TB paru BTA negative dengan criteria :
1. Gejala klinik dan gambaran radiologi sesuai dengan TB Paru aktif
2. BTA negative, biakan negative tetapi radiologi positif
c. Bekas TB Paru dengan criteria :
1. Bakteriologi ( mikroskopik dan biakan) negative
2. Gejala klinik tidak ada atau gejala sisa akibat kelainan paru
3. Radiologic menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, Menunjukkan serial
foto yang tidak berubah
4. Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat ( lebih mendukung)
8
Klasifikasi menurut WHO, 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu:
1. Kategori 1, ditujukkan terhadap :
9
4. Patofisiologi
10
5. Manifestasi klinis
11
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam : Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore
dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain : Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan serta malaise.
c. Timbul gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat
juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
d.
6. Komplikasi
Menurut Corwin,Elizabeth J (2009) :548 komplikasi penyakit Tuberkulosis
adalah :
a. Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal napas, dan
kematian.
b. Tb yang resisten terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galur lain yang
resisten obat dapat terjadi.
12
a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif
b. Individu imunosupresif ( Termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang
dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan HIV )
c. Pengguna obat-obatan IV dan alkoholik
d. Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat ( tunawisma,tahanan,
etnik dan ras minoritas terutama anak-anak dibawah usia 15 tahun atau dewasa
muda antara yang berusia 15-44 tahun )
e. Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya ( misalny
diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi, bypass gasterektomi
yeyunoileal )
f. Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi ( Asia tenggara, Afrika,
Amerika latin, karibia )
g. Setiap individu yang tinggal di institusi ( misalnya fasilitas perawatan jangka
panjang, institusi psikiatrik, penjara )
h. Indivudi yang tinggal didaerah perumahan substandart kumuh
i. Petugas kesehatan
j. Resiko untuk tertular TB juga tergantung pada banyaknya organisme yang
terdapat di udara
8. Pemeriksaan penunjang
Menurut Mansjoer,dkk (1999: hal 472), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan
pada klien dengan tuberkulosis paru, yaitu:
1. Laboratorium darah rutin : LED normal/ meningkat, limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA : untuk memastikan diagnostik TB paru, namun
pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70% pasien yang dapat
didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini
3. Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining
untuk menentukan adanya igG spesifik terhadap basil TB
13
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan ini ditujukan untuk pemeriksaan terhadap
Mycobacterium penyebab infeksi paru dan kuman-kuman yan lain.
14
4. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-
kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada).
5. Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough).
6. Cara membatukkan sputum: Tarik nafas dalam dan kuat(dengan
pernafasan dada)batukkan kuat sputum
dari bronkus trakea mulut wadah penampung.
Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan
berpenutup(Screw Cap Medium).
7. Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah
air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
8. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,
seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.
9. Bila sputum susah keluarlakukan perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril
guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh
manis saat malam sebelum
pengambilan sputum.
10. Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil
secara:
Aspirasi transtracheal
Bronchial lavage
Lung biopsy
4. Penatalaksanaan Medis
15
(DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen
yaitu:
Terapi pengobatan
16
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari
obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai
dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid,
Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin,
Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
17
dosisi yang sama. Efek samping vertigo, sempoyongan dan dapat
menurunkan fungsi ginjal
e) Etambutol
Bersifat sebagai bakterisiostatik. Dosis harian yang dianjurkan
15 mg/kgBB. Sedangkan untuk pengobatan intermitten 3x seminggu
digunakan dosis 30 mg/kgBB. Efek samping penurunan ketajaman
penglihatan, gout, gatal, nyeri sendi, sakit kepala dan nyeri perut.
5. Pencegahan
Pencegahan umum :
a. Mengurangi kontak dengan penderita TBC aktif
b. Menjaga standar hidup yang baik dengan makanan bergizi, lingkungan
yang sehat dan berolahraga.
c. Pemberian vaksi bacille calmette guerin (BCG) untuk mencegah kasus
TBC yang lebih berat.
d. Menyediakan fasilitas pelayanan atau medis yang memadai.
e. Memberikan penyuluhan tentang TBC
f. Menjaga kebersihan seperti : cuci tangan dan tubuh harus dipertahankan
sebagai kegiatan rutin
g. Bagi penderita dan keluarga dalam serumah, alat-alat makan ditaruh secara
terpisah
18
b. Isoniazid sangat efektif jika diberikan kepada orang-orang dengan resiko
tinggi tuberculosis. Misalnya petugas kesehatan dengan hasil tes
tuberculin positif, tetapi hasil rontgen tidak menunjukkan adanya
penyakit. Isoniazid diminum setiap 6-9 bulan.
c. Dinegara berkembang, vaksin BCG digunakan untuk mencegah infeksi
micobacterium tuberculosis.
A. Asuhan Keperawatan
B. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Aceh
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Keluarga yang dapat dihubungi : 085260643431
Telp :-
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : klien mengatakan batuk berdahak dan sulit bernafas.
Status Kesehatan Setahun Terakhir: klien mengatakan dua tahun terakhir sakit tb.
Riwayat jatuh/injuri : (penyebab, gejala, tempat jatuh)
Riwayat penyakit dahulu : tb
Riwayat penggunaan obat-obatan :
a. Nama Obat : OAT
19
b. Dosis :-
Alergi :
Makanan :-
Obat-obatan :-
Lingkungan :-
C. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
Psikologis :
Adakah orang yang terdekat dengan pasien : kilen mengatakan orang terdekat keluarganya
1. Masalah-masalah utama yang dialami : klien mengatakan sering batuk berdahak
dan sesak nafas.
2. Bagaimana sikap klien terhadap proses penuaan : klien mengatakan sangat bersyukur dengan
kehidupannya dalam menjalani kehidupannya.
3. Bagaimana cara klien menangani stress yang dialami : klien mengatakan cara bersabar dan
melakukan aktivitas seperti biasa
4. Apakah harapan klien saat ini : klien berharap bisa segera sembuh agar tidak merepotkan
keluarganya
5. Apakah harapan klien akan datang : klien mengatakan ingin bersama keluarganya sampai tutup
usia.
Sosial :
1. Dari mana sumber keuangan klien saat ini : keluarganya
2. Apa kegiataan klien dalam mengisi waktu luang : beraktifitas di rumah seperti biasa dan
menikmati masa tuanya
3. Aktivitas klien saat ini : kegiatan IRT
4. Kegiatan / organisasi yang saat ini di ikuti : pengajian
5. Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah : klien mengatakan hanya
ketika ada waktu luang .
Spiritual :
1. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan : klien mengatakan selalu
melakukan ibadah secara teratur.
20
2. Apakah klien aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan : klien mengatakan akan pergi jika
keadaanya sehat.
3. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal : klien mengatakan bahwa klien percaya dengan
takdir yg telah di tetapkan
21
Penggunaan pasta gigi : ya
Cuci Rambut ;
Frekuensi : seminggu 3 kali
Penggunaan shampoo : ya
Pola Istirahat dan Tidur ;
Lama tidur : 6 jam
Kebiasaan tidur siang : tidak
Kebiasaan sebelum tidur : membaca doa ketika tidur
Keluhan/masalah saat sebelum tidur : merasa kesulitan
Pola aktivitas dan latihan ;
Kegiatan dalam pekerjaan sehari-hari : sebagi IRT
Kegiatan waktu luang : berkunjung ke keluarga terdekat
Aktivitas olah raga : tidak ada
Keluhan saat aktifitas : -
E. Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign :
Tinggi badan : 148 cm Berat badan : 50 Kg
Respiratory : 28 x / m.
Temperatur : 36,9 C Nadi : 90 x (kuat/lemah;teratur/tidak)
Tekanan darah : 120 mmHg
2. System :
NO KEPALA YA TIDAK KETERANGAN
3 Pusing Tidak
22
NO MATA YA TIDAK KETERANGAN
4 Pruiritus Tidak -
5 Bengkak Tidak -
6 Diplopia Tidak -
8 Fotophobia Tidak -
2 Keluaran Tidak -
3 Tinitus Tidak -
23
3 Serak /perubahan suara Ya Karena penumpukan sekret
1 Kekakuan Tidak -
2 Nyeri Tidak -
2 Kejang Tidak -
4 Paralisis Tidak -
5 Paresis Tidak -
8 Parestesia Tidak -
24
NO ENDOKRIN YA TIDAK KETERANGAN
3 Goiter Tidak -
6 Poliphagia Tidak -
7 Polidipsi Tidak -
8 Poliuri Tidak -
2 Palpitasi Tidak -
6 Orthopnoe Tidak -
7 Murmur Tidak -
8 Edema Tidak -
9 Varises Tidak -
10 Perestesia Tidak -
25
NO GASTROINTESTINAL YA TIDAK KETERANGAN
1 Disphagia Tidak -
4 Hematemesis Tidak -
7 Ikterus Tidak -
8 Diare Tidak -
9 Konsultipasi Tidak -
11 Haemoroid Tidak
2 Pruitus Tidak -
26
NO HEMOPOETIK YA TIDAK KETERANGAN
3 Anemia Tidak -
1 Disuria Tidak -
2 Frekwensi Tidak -
3 Menetes Tidak -
5 Dorongan Tidak -
6 Hematoria Tidak -
7 Poliuria Tidak -
8 Oliguria Tidak -
9 Nokturia Tidak -
10 Inkotinensia Tidak -
11 Batu Tidak -
12 Infeksi Tidak -
2 ROM Tidak -
3 Kekakuan Tidak -
27
4 Pembengkakan sendi Tidak -
5 Deformitas Tidak -
6 Spasme Tidak -
10 Proteksi Tidak
Skor : 0 = mandiri,
1 = dibantu sebagian,
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi 0
Berpakaian 0
Pindah 0
Ambulasi 0
Naik tangga 0
28
Belanja 0
Memasak 0
Merapikan rumah 2
pendengaran, tinitus
Penglihatan : normal, kacamata, lensa kontak, terganggu kanan/kiri, buta
B. Lingkungan
Tidak ada
Ada : aman (ada pegangan), tidak aman
29
Penerangan : cukup, kurang
Tempat tidur : aman (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi), tidak aman
Alat dapur : berserakan, tertata rapi
WC :
Tidak ada
Ada : aman (posisi duduk, ada pegangan), tidak aman (lantai licin, tidak ada
pegangan)
Kebersihan lingkungan : bersih (tidak ada barang membahayakan), tidak bersih dan tidak
aman (pecahan kaca, gelas, paku, dll.)
C. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya : klien mengatakan tidak terlalu mengetahui tenta g
penyakitnya.
KATZ INDEKS
Termasuk dalam kategori manakah klien anda :
A : Mandiri dalam makan, kontinen,toileting, berpakaian, berpindahdan mandi
B : Mandiri dalam semua hal, kecuali salah satu dari fungsi diatas
C : Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi lain
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan satu fungsi lain
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting berpindah dan satu fungsi lain
G : Ketergantungan untuk semua fungsi
30
5 Mandi 5 15
6 Jalan dipermukaan datar 0 5
7 Naik turun tangga 5 10
8 Mengenakan pakaian 5 10
9 Kontrol Bowels 5 10
10 Kontrol Bladder 5 10
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban .
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan sepuluh pertanyaan
Secara total : 10
Interprestasi hasil : 10
32
No Nilai Nilai Kriteria
Maximal Klien
1 Orientasi
5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
5 4 Dimana kita sekarang berada ?
Negara
Propinsi
Kota
PSTW
Wisma
2 Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa, kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi :
Negara apa yang sering Ny. A kunjungi
Apa yang sering Ny. A lakukan
Sudah berapa lama Ny. A mengidap penyakit TB.
3 Perhatian
dan kalkulasi
33
lihat di gambar ini
Sekarang coba perhatikan gambar satu lagi dan apa yg
Ny. A lihat
34
1. DS : Peradangan Bersihan jalan
parenkim paru nafas tidak
- Klien mengatakan adanya efektif
penumpukan dahak dan
sulit bernafas.
DO :
Peningkatan
- TD :120/70 mmHg produksi sputum
- N :90 X / m
- Rep : 30 x /m
- Tem : 36,9 c
- Aulkultasi paru ronchi +
sputum kental. Tertahannya sekresi
Jalan nafas
terganggu
35
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
36
Menonjolnya masalah 0/2x1 = 0 Keluarga merasa bahwa
keadaan tersebut telah
- masalah berat harus 2
berlangsung lama dan
segera di tangani
tidak pernah ada
- ada masalah, tetapi
1 1 kejadian yang membuat
tidak harus segera di
lansia cedera.
tangani
- masalah tidak di 0
rasakan
Jumlah: 3 : 1/3
D. Rencana Keperawatan
Nama : Ny. A
Dx : TB
No Diagnosa PERENCANAAN
37
- keadaan umum 6. kolaborasy dalam pemberian terapi
membaik
- ttv normal
Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara napas
yang bersih, tidak ada
sianosis, dispnea ( mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernapas dengan
mudah, tidak ada pused
lips)
Menunjukkan jalan napas
yang paten ( klien tidak
merasa tercekik, irama
napas , frekuensi
pernapasan dalam
rentang normal, tidak ada
suara napas abnormal)
Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan
napas.
38
- menambah
pengetahuan klien dan
keluarga
- mengetahui sejauh
mana klien dan
keluarga memahami
tentang penyakitnya.
E. Catatan Perkembangan
Nama : Ny. A
Alamat : seuneubok teungoh
Dx : TB
TGL
NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
WAKTU
39
1. 11 juni 2020 / 1. 1. Mengakaji keadaan S : klien mengatakan ada
10.00 WIB umum klien dahak dan sulit bernafas.
2. Mengkaji suara nafas.
O : klien tampak sulit bernafas
3. mengauskultasi suara
nafas - k/u baik
4. menganjurkan pasien
- TD :130/80 mmHg-
untuk istirahat .
- N :80 X / m
5. memberikan tindakan
- Rep : 28 x /m
non farmakologis
- Tem : 36,9 c
6. memberikan motivasi
- Suara nafas ronchi
tentang
meminimalkan A : maslah belum teratasi
aktivitas
7. Mengajarkan teknik - Bersihan jalan nafas
relaksasi tidak efektif
8. Memberikan motivasi
P : intervensi di lanjutkan
tentang
meminimalkan - pantau k/u klien-
aktivitas - anjurkan teknik
relaksasi
- kolaborasi dalam
pemberian terapi
40
2. 11 juni 2020/ 10.30 2. 1. mengkaji tingkat S : klien mengatakan tidak
WIB pengetahuan tahu tentang penyakitya.
keluarga
0 : - tampak bingung
2. memberikan penkes
tentang rematik - tampak bertanya
3. mengevaluasi tingkat
pengetahuan A : masalah kurangnya
keluarga. pengetahuan teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
- Kaji tingkat
pengetahuan keluarga
- Berikan penkes
tentang TB
- Evaluasi tingkat
pengetahuan keluarga
41
Nama : Ny. A
Alamat : Seuneubok teungoh
Dx : TB
P : intevensi di
hentikan
42
11.00 WIB keluarga sudah mengetahui
2. memberikan penkes tentang
rematik
tentang penyakitnya.
3. mengevaluasi tingkat
pengetahuan keluarga.
O : - klien tampak
mengerti.
A : masalah teratasi
P : intervensi di
hentikan
43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar tenaga kesehatan akan lebih dapat
memahami tentang konsep dasar dan pemberikan asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan
TB.
44
DAFTAR PUSTAKA
45