PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Lobektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengambil atau
mengangkat salah satu lobus dari suatu organ. Bila lobus yang diangkat adalah lobus paru paru
maka disebut lobektomi pulmoner. Prosedur ini dilakukan saat ditemukan adanya kelainan pada
bagian tertentu dari paru paru. Bila kelainan itu hanya mengenai satu lobus maka dapat
dilakukan lobektomi sementara jaringan paru lainnya yang masih sehat tetap berfungsi secara
normal. Lobektomi umumnya dilakukan bersamaan dengan operasi thorakotomi (pembedahan
pada rongga dada).
2.2 Etiologi
Lobektomi paru untuk anak hanya akan dilakukan pada anak yang terdiagnosis cacat
adenomatoid kistik bawaan (sejak lahir memiliki benjolan pada jaringan paru, namun tidak
bersifat kanker) atau sequestration paru (sebelum lahir sudah memiliki jaringan paru yang tidak
normal).
2.3 Manifestasi klinis
Lobektomi digunakan untuk mengobati berbagai penyakit paru-paru, seperti:
1. Kanker paru-paru;
2. Cacat bawaan dari paru-paru;
3. Kista paru;
4. Tuberkulosis;
5. Infeksi jamur;
6. Abses;
7. Эmfizema.
2
2.4 pemeriksaan diagnostic
3
2.4 Penatalaksanaan
1. Torakotomi tradisional – Ini akan membuat sayatan besar. Tulang rusuk tersebar terpisah.
Dokter mendeteksi dan menghapus lobus bermasalah;
2. Operasi payudara , Video dikendalikan – antara tulang rusuk akan dilakukan sayatan
kecil beberapa. Melalui mereka akan dimasukkan kamera kecil dan instrumen bedah
khusus. Dokter dapat melihat bagian dalam dada pada monitor. Lobus paru-paru yang
abnormal akan berada dan dihapus.
Jika lobektomi dilakukan untuk mengangkat kanker, dokter juga menghilangkan kelenjar getah
bening di dada. Mereka akan memeriksa tanda-tanda kanker.
Setelah selesai prosedur, dokter menetapkan tabung drainase dada. Mereka akan membantu
mengeluarkan cairan terakumulasi rongga dada. Bagian (s) akan ditutup jahitan atau staples.
2.5 Komplikasi
Jika Anda berencana untuk lobektomi, Anda perlu tahu tentang kemungkinan komplikasi, yang
mungkin termasuk:
1. Infeksi;
2. Pendarahan;
3. Reaksi terhadap anestesi;
4. Paru-paru runtuh;
5. Kebutuhan jangka panjang pernapasan buatan pada ventilator;
6. Kerusakan organ atau struktur tetangga;
7. Kematian
1. Merokok;
2. Usia lanjut;
4
3. Kegemukan;
4. Diabetes;
5. Konsumsi alkohol yang berlebihan
5
2.2 Konsep askep
2.2.1 pengkajian
Respirasi
DS:
Sering batuk-batuk dan kadang juga hingga sesak
Karakteristik sputum biasanya kental dan jumlahnya banyak
Klien biasanya mengeluh sesak jika kondisi berat
DO:
RR biasanya meningkat
Kualitas pernapasan biasanya cepat dan dangkal
Pola napas biasanya terkadang tidak teratur
Pemeriksaan dada:
Inspeksi dada biasanya normal
Perkusi dada biasanya ada bagian yang suara redup
Auskultasi dada biasanya juga timbul wheezing jika kronis
Sputum biasanya keluar terus
DO:
Klien biasanya tampak susah tidur
6
DO:
Perilaku yang menampakkan rasa cemas seperti gelisah
NUTRISI
DS:
BB biasanya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Perubahan selera makan biasanya menjadi anoreksia
DO:
BB biasanya turun dari sebelumnya
Intake atau output setiap hari biasanya kurang jika sudah parah
2.2.2 Diagnosa
1. Bersihanjalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah,
kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
2. Ketidakefektifanpola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan
takipneau atau RR lebih dari normal
3. Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang darikebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan
kemampuan finansial.
4. Kurangpengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan tidak
ada yang menerangkan, interpretasi yang salah, informasi yang didapat tidak
lengkap/tidak akurat, terbatasnya pengetahuan/kognitif
7
2.2.3 intervensi
Diagnose 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret
darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
a. Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan
aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status pernapasan: kepatenan
jalan napas
b. Menunjukkan status pernapasan: kepatenan jalan napas, yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:
1) Gangguan eksterm
2) Berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Kemudahan bernapas
Frekuensi dan irama
pernapasan
Pergerakan sputum keluar dari
jalan napas
Pergerakan sumbatan keluar
dari jalan napas
8
Pasien akan:
a. Batuk efektif
b. Mengeluarkan secret secara efektif
c. Mempunyai jalan napas yang paten
d. Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
e. Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
f. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
g. Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan dirumah
Pengkajian
9
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Aktivitas kolaboratif
Aktivitas lain
10
h. Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea jika perlu
i. Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan secret
j. Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang
kental
Perawatan dirumah
a. Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan dirumah
b. Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor allergen
c. Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi cara menghindari allergen
a. Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi anak-anak dan bahwa
batuk tidak harus diredakan dengan obat
b. Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan kebutuhan untuk
menghindari keletihan
c. Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan buni napasnya sendiri
a. Menunjukkan pola pernapasan efektif yang dibuktikan oleh status pernapasan, status
ventilasi dan pernapasan yang tidak terganggu, kepatenan jalan napas dan tidak ada
penyimpangan tanda vital
b. Menunjukkan tidak terganggunya status pernapasan yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:
11
1) gangguan eksterm
2) berat
3) sedang
4) ringan
5) tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Kedalaman inspirasi dan
kemudahan bernapas
Ekspansi dada simetris
Penggunaan otot
aksesoris
Suara napas tambahan
Pendek napas
Pasien akan:
Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk diagnosis ini berfokus pada pengkajian penyebab
ketidakefektifan pernapasan, pemantauan status pernapasan, penyuluhan mengenai
penatalaksanaan mandiri terhadap alergi, membimbing pasien untuk memperlambat pernapasan
dan mengendalikan respon dirinya, membantu pasien menjalani pengobatan pernapasan, dan
menenangkan pasien selama periode dispnea dan napas pendek.
12
Pengkajian
Pemantauan pernapasan
a. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
pola pernapasan, uraikan tehnik
b. Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan, peralatan
pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber-sumber
komunitas
c. Diskusikan cara menghindari allergen, sebagai contoh:
d. Memeriksa rumah untuk adanya jamur didinding rumah
e. Tidak menggnakan karpet dilantai
f. Menggunakan filter elektronik alat perapian dan AC
13
g. Ajarkan teknik batuk efektif
h. Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok didalam ruangan
i. Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus memberitahu nakes pada
saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan
Aktivitas kolaboratif
Aktivitas lain
14
Perawatan dirumah
Jika menggunakan ventilator atau alat bantu elektrik lainnya, kaji kondisi rumah untuk
keamanan listrik dan beritahu jasa pelayanan yang bermanfaat sehingga mereka segera
mendapat bantuan pada kondisi listrik padam
a. Selau ingat bahwa bai baru lahir harus bernapas melalui hidung, bahwa pernapasan
normal adalah abdomen, dan karena pernapasannya tidak teratur, saudara harus
menghitung pernapasannya selama satu menit penuh.
b. Untuk meminimalkan risiko sinrom kematian bayi mendadak, bai sebaiknya diletakkan
dalam posisi berbaring telentang atau tidur miring, bukan posisi telungkup
c. Anak-anak tetap bernapas per abdomen sampai usia sekitar 5 tahun dan diameter jalan
napas mereka yang lebih kecil meningkatkan resiko obstruksi jalan napas
Pengkajian
Manajemen nutrisi:
16
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Aktivitas kolaboratif
a. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidakadekuatak asupan protein
b. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan lengkap,
pemberian makanan melaui selang, atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang
adekuat dapat dipertahankan
c. Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
d. Rujuk ke program gizi dikomunitas yang tepat jika pasien tidak dapat memenuhi asupan
nutrisiyang adekuat
e. Manajemen nutrisi; tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi jika
diperlukan jumlah kalori, dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Aktivitas lain
17
BAB III
KASUS
Seorang bapak bernama RONY berusia 43 tahun datang ke rmh sakit dengan keluhan batuk,
sesak,nafas atau nyeri dada, dia sudah merasa sejak 5 bulan yang lalu, awalnya bapak tersebut
menganggap remeh tentang penyakitnya , dan ketika malam hari dia batuk dan melihat warna
dari sputumnya berwarnah hijau dan berdarah , dan dia merasa sakit pada kaki , dan
betisnya.bapak tersebut sering merasa nyeri dada tiba – tiba , dan sesak nafas dengan tiba –
tiba,bapak tersebut tidak mengetahui tentang penyakit yang di deritanya.
Jawab
1. Pengkajian
Nama :rony
Umur :43 tahun
Alamat : jl.setia budi
Ds: bapak mengeluh nyeri didada
Do : wajah kelihatan meringis kesakitan
Ds: warna sputum kehijauan dan berdarah
Do : kelihat pada saat mengeluarkan dahak/ sputum warna hijau dan berdarah
Ds: sesak nafas tiba – tiba
Do: pada saat perawat mengantarkan makanan ke ruangan , pasien tersebut mengalami sesak
nafas
Ds: pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
Do : perawat menanyakan tentang pengetahuan si pasien tentang penyakitnya
Analisa data
18
Do : wajah kelihatan
meringis kesakitan
Ds : sesak nafas tiba – tiba Penurunan tekanan Pola nafas tidak efektif
Do: pada saat perawat inspirasi/ekspirasi
mengantarkan makanan ke
ruangan , pasien tersebut
mengalami sesak nafas
2. Diagnosa keperawatan
1.nyeri pada dada
2.pola nafas yang tidak efektif
3.respon koping
19
3. Intervensi
20
sputum, mampu trakea
bernafas dg b. Pertahankan jalan
mudah, tidakada nafas yang paten
pursed lips) c. Observasi adanya
6. Menunjukkan tanda tanda
jalan nafas yang hipoventilasi
paten (klien tidak d. Monitor adanya
merasa tercekik, kecemasan pasien
irama nafas, terhadap
frekuensi oksigenasi
pernafasan dalam e. Monitor vital
rentang normal, sign
tidak ada suara f. Informasikan
nafas abnormal) pada pasien dan
7. Tanda Tanda vital keluarga tentang
dalam rentang tehnik relaksasi
normal (tekanan untuk
darah, nadi, memperbaiki pola
pernafasan) nafas.
21
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Kowlwdge : disease 1. Kaji tingkat pengetahuan
keterbatasan kognitif, process pasien dan keluarga
interpretasi terhadap Kowledge : health 2. Jelaskan patofisiologi
informasi yang salah, Behavior dari penyakit dan
kurangnya keinginan Setelah dilakukan tindakan bagaimana hal ini
untuk mencari informasi, keperawatan selama …. berhubungan dengan
tidak mengetahui pasien menunjukkan anatomi dan fisiologi,
sumber-sumber pengetahuan tentang proses dengan cara yang tepat.
informasi. penyakit dengan kriteria 3. Gambarkan tanda dan
hasil: gejala yang biasa muncul
1. Pasien dan keluarga pada penyakit, dengan
menyatakan cara yang tepat
pemahaman tentang 4. Gambarkan proses
penyakit, kondisi, penyakit, dengan cara
prognosis dan yang tepat
program pengobatan 5. Identifikasi kemungkinan
2. Pasien dan keluarga penyebab, dengan cara
mampu yang tepat
melaksanakan 6. Sediakan informasi pada
prosedur yang pasien tentang kondisi,
dijelaskan secara dengan cara yang tepat
benar 7. Sediakan bagi keluarga
3. Pasien dan keluarga informasi tentang
mampu menjelaskan kemajuan pasien dengan
kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan 8. Diskusikan pilihan terapi
perawat/tim atau penanganan
kesehatan lainnya 9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
22
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
10. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
23
berkurang dengan 4. Kontrol lingkungan yang
menggunakan manajemen dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
3. Mampu mengenali nyeri pencahayaan dan
(skala, intensitas, frekuensi kebisingan
dan tanda nyeri) 5. Kurangi faktor presipitasi
4. Menyatakan rasa nyaman nyeri
setelah nyeri berkurang 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
5. Tanda vital dalam rentang untuk menentukan
normal intervensi
6. Tidak mengalami gangguan 7. Ajarkan tentang teknik non
tidur farmakologi: napas dala,
7. relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri: ……...
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
11. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
24
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aruw. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Soeparman dan sarwono Waspadji. 1990. Ilmu Penyakit Dalam jilid 2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
25