Disusun oleh :
Devi Latifa Sari
202031013
Hasil uji statistik menunjukan setelah diberikan terapi elevasi kaki pada hari pertama, kedua dan ketiga dengan
p value <0,001.
2. Kesimpulan hasil Hasil penelitian menunjukan terdapat perubahan foot oedema pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki
(meliputi kesimpulan setelah intervensi elevasi kaki pada hari pertama, kedua dan ketiga dengan pvalue <0,001. Serta terdapat perbedaan
terhadap hipotesis yang selisih foot oedema pada pengukuran sebelum intervensi dengan pengukuran pada hari ketiga intervensi yang
diajukan peneliti) sangat signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
E Pembahasan Penelitian
1. Keterbatasan penelitian Tidak disebutkan dalam jurnal
menurut peneliti
2. Kesimpulan umum dan Hasil penelitian ini menunjukan pada kelompok intervensi saat hari pertama menunjukan tidak terdapat
pembahasan terperinci perbedaan foot oedema pada kaki kanan sedangkan pada kaki kiri menunjukan ada perbedaan yang bermakna.
peneliti mengenai hasil Berbeda dengan kelompok kontrol yang menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna pada proses elevasi kaki
penelitian sebelum dan setelah elevasi kaki pada hari pertama . Hal tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh proses elevasi
kaki terhadap tingkat oedema kaki pada pasien, namun hanya pada kaki bagian kiri saja, hal tersebut dimungkinkan
karena kaki kiri semua responden adalah anggota gerak yang tidak dominan sehingga lebih mudah untuk
mengalami penurunan foot oedema. Hal tersebut mungkin akan berbeda bila responden lebih dominan
menggunakan anggota gerak sebelah kiri (kidal) maka proses elevasi kaki akan kurang berpengaruh. Serta juga
pada kaki kiri pada area lingkar ankle lebih cepat mengalami penurunan oedema kaki karena pada saluran
pembuluh limfe pada area distal lebih mudah untuk mengembang atau dilatasi karena proses elevasi kaki. Secara
umum pada responden ekstremitas bawah kiri kurang dominan dalam melakukan aktivitas keseharian, sehingga
ektremitas bawah kiri secara anatomi lebih kecil dibandingakan ekstremitas bawah kanan.
Hasil penelitian saat hari kedua pada kelompok intervensi menunjukan bahwa semua foot oedema dibandingkan
pada hari pertama menunjukan terdapat perbedaan foot oedema baik pada lingkar ankle, instep maupun MP joint,
baik pada kaki kanan maupun pada kaki kiri dengan p-value <0,001. Demikian juga pada hari ketiga, hasil
penelitian menunjukan bahwa semua foot oedema dibandingkan pada hari kedua menunjukan bahwa terdapat
perbedaan pada semua foot oedema, baik pada kaki kanan maupun pada kaki kiri . Hampir sama dengan
kelompok kontrol yang menunjukan ada perbedaan yang bermakna antara hari pertama dengan hari kedua, namun
tidak ada perbedaan yang bermakna antara hari kedua dengan hari ketiga. Sedangkan secara umum hari pertama
dan hari ketiga terdapat perbedaan yang bermakna yang menunjukan adanya penurunan foot oedema .
Secara umum menunjukan pada kelompok kontrol maupun intervensi mengalami penurunan foot oedema pada
hari ketiga. Serta hasil perbandingan selisih antara pengukuran foot oedema pada hari pertama dengan kari ketiga
pada kedua kelompok antara kelompok kontrol dan intervensi dalam semua foot oedema menunjukan ada
perbedaan yang bermakna pada semua lingkar odema. Hal tersebut menunjukan intervensi elevasi kaki bermakna
dalam penurunan selisih foot oedema pada pasien.
F. Analisa Mengenai Hasil Oedema kaki pada pasien CHF lebih sering terjadi pada pasien dengan kelemahan jantung akibat adanya
Penelitian dan Relevansi akumulasi cairan di kaki dan tungkai yang di akibatkan oleh ekspansi volume interstisial atau peningkatan volume
Terhadap Praktik ekstraseluler. Semakin besar oedema kaki, maka menunjukan bahwa penyakit CHF yang diderita pasien sudah
Keperawatan ( menyertakan cukup lama. Cairan tubuh yang berada di ekstraseluler mengalami peningkatan jumlahnya, yang diakibatkan oleh
teori-teori atau literature perubahan dalam keseimbangan tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik. Akibat ketidakseimbangan tersebut
yang mendukung relevansi) menyebabkan kedua kompartemen cairan tubuh terganggu dalam lintasan cairan antar kompartemen tersebut.
Oedema kaki secara umum dapat dikurangi dengan melakukan penatalaksanaan elevasi kaki, dimana elevasi
kaki akan menstimulasi pengeluaran cairan melalui saluran limfe ke bagian yang lebih proksimal, sehingga
menurunkan kejadian oedema kaki. Dengan memberikan posisi kaki dinaikan akan meningkatkan jumlah volume
dan aliran darah dan limfe kembali ke jantung serta meningkatkan sirkulasi aliran darah pada pembuluh kapiler
bagian distal yang akan meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh.
4. Hasil dan analisa Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa
bahwa elevasi kaki efektif untuk menurunkan foot pemberian posisi kaki lebih tinggi 150 selama 1 jam, 1 ½
oedema pada pasien CHF pada hari pertama, kedua jam dan 2 jam efektif untuk menurunkan derajat oedema
dan hari ketiga. Serta terdapat perbedaan selisih foot pada pasien gagal jantung.
oedema pada pengukuran sebelum elevasi kaki dengan Pada gagal jantung terjadi oedema yang disebabkan
hari ketiga elevasi kaki. oleh gagal pompa. Akibat gagal pompa secara
Elevasi kaki akan menstimulasi pengeluaran cairan hemodinamika cara terbaik untuk mengurangi oedema
melalui saluran limfe ke bagian yang lebih proksimal, adalah dengan memanfaatkan sifat cairan yang selalu
sehingga menurunkan kejadian foot oedema. Dengan menuju pada tempat yang lebih rendah karena adanya
memberikan posisi kaki dinaikan akan meningkatkan gaya gravitasi. Gaya gravitasi tersebut akan membuat
jumlah volume dan aliran darah dan limfe kembali ke cairan yang tertahan menuju ke arah ekstremitas bawah
jantung serta meningkatkan sirkulasi aliran darah pada sehingga terjadi oedema. Selain gaya gravitasi
pembuluh kapiler bagian distal yang akan immobilitas ekstremitas bawah juga menjadi salah satu
meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh. faktor penyabab oedema pada pasien gagal jantung.5
5. Gambar
G. Keterkaitan hasil penelitian Pada kasus kelolaan didapatkan data bahwa pasien didiagnosa mengalami Congestive Heart Failure ( CHF) atau
dengan kasus kelolaan gagal jantung kongestif. Berdasarkan kasus kelolaan didapatkan kondisi bahwa pasien mengalami edema pada
ekstemitas bawah derajat 2. Berdasarkan hal tersebut didapatkan terapi non farmakologi yang efektif untuk
menurunkan edema pada kaki yaitu dengan cara melakukan elevasi kaki. Dengan penerapan elevasi kaki, penderita
dapat menerapkan elevasi kaki secara mandiri saat di rumah. Selain itu, elevasi kaki dapat berfungsi sebagai terapi
pendamping pada saat diberikan terapi farmakologi berupa diuretik.
H. Saran atau tindak lanjut Diharapkan perawat mampu menerapkan intervensi elevasi kaki saat menjumpai pasien gagal jantung kongestif
hasil penelitian bagi dengan edema pada ektremitas bawah. Sehingga dengan diberikan terapi pendamping elevasi kaki diharapkan
pengembangan proses derajat edema kaki pada pasien dapat lebih cepat turun dibandingkan hanya diberikan terapi farmakologi diuretik
asuhan keperawatan kasus saja.
pasien
I. Rekomendasi Yang Bisa a. Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan informasi atau memberikan edukasi bagi lingkungan sekitar bila
Diberikan Mahasiswa terdapat penderita gagal jantung dengan edema kaki dapat diberikan elevasi kaki untuk menurunkan derajat
Keperawatan Bagi edema pada kaki.
Pengembangan Ilmu b. Bagi pengembangan ilmu keperawatan dapat melakukan intervensi elevasi kaki sebagai tambahan pengetahuan
Keperawatan (disesuaikan baru bagi rumah sakit.
dengan mata kuliah)
DAFTAR PUSTAKA
1. Desai, A. S., Lewis, E. F., Li, R. and Solomon, S. D. 2012. Rationale and Design
of the Treatment of Preserved Cardiac Function Heart Failure with an Aldosterone
Antagonist Trial : A randomized Controlled Study of Spironolactone in Patients
with Symptomatic Heart Failure and Preserved Ejection Fraction.American Heart
Journal. Mosby, Inc., 162(6), p. 966–972.e10.
2. World Health Organization (WHO). 2015. Indonesia: WHO Statistical Profile :
Country Statistics and Global Health Estimates. Available at:
http://who.int/gho/mortality_burden_di sease/en/.
3. Dinas Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
4. Kasron, Susilawati. Pengaruh Elevasi Kaki Terhadap Penurunan Foot Oedem Pada
Penderita Congestive Heart Failure ( CHF ). Trends Nurs Sci. 2019;36–45.
5. Cipto, Astuti Y, Wahyudi T. Efektivitas Posisi Tidur Kaki Lebih Tinggi 15 Derajat
Terhadap Penurunan Oedema Ekstremitas Bawah Pada Pasien Gagal Jantung di
Rumah Sakit dr. R. Soeprapto Cepu Jawa Tengan. Jendela Nursing Journal .
2013;2 Nomor 1:313–7.