Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANALISA JURNAL

PENGARUH ELEVASI KAKI TERHADAP PENURUNAN FOOT


OEDEM PADA PENDERITA CONGESTIVE HEART FAILURE
(CHF)

Disusun oleh :
Devi Latifa Sari
202031013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat pasien dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure di Ruang
Garuda RSUP dr. Kariadi Semarang yang mengalami edema pada ekstremitas
bawah dengan pitting edema derajat 2. Berdasarkan Nursing Interventions
Classification (NIC) salah satu tindakan keperawatan dengan diagnosa
keperawatan penurunan curah jantung adalah meninggikan posisi kaki atau elevasi
kaki. Elevasi kaki dapat akan menstimulasi pengeluaran cairan melalui saluran
limfe ke bagian yang lebih proksimal, sehingga menurunkan kejadian foot oedema.
Berdasarkan data tersebut, maka kami menemukan penelitian yang dapat
mengatasi edema pada kaki yaitu penelitian dengan judul pengaruh elevasi kaki
terhadap penurunan foot oedem pada penderita congestive heart failure (CHF)
yang diteliti oleh Kasron pada tahun 2019. Serta penelitian serupa dengan judul
efektivitas posisi tidur kaki lebih tinggi 15 0 terhadap penurunan oedema
ekstremitas bawah pada pasien Gagal Jantung di Rumah Sakit dr. R. Soeprapto
Cepu Jawa Tengah yang diteliti oleh Cipto,dkk pada tahun 2013.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan otot jantung
memompakan sejumlah darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF
adalah sebuah kondisi dari kardiovaskuler dimana jantung tidak bisa memompa
darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dari jaringan
tubuh.1 Berdasarkan data World Health Organisations (WHO) risiko kematian
akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan
yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. 2 Prevalensi CHF
di Indonesia adalah 0,13%, tertinggi di Yogyakarta 0,25%, disusul Jawa Timur
0,19%, dan ketiga di Jawa Tengah 0,18%.3
Terapi non farmakologi yang tepat untuk menangani kondisi edema pada kaki
adalah elevasi pada kaki atau meninggikan posisi kaki. Elevasi kaki merupakan
intervensi yang mudah dan sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi
gejala edema kaki. Dengan memberikan posisi kaki dinaikan akan meningkatkan
jumlah volume dan aliran darah dan limfe kembali ke jantung. Demikian juga
dengan memberikan posisi kaki lebih tinggi akan meningkatkan sirkulasi aliran
darah pada pembuluh kapiler bagian distal yang akan meningkatkan aliran darah
ke bagian tubuh.4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh elevasi kaki terhadap penurunan foot oedema pada
penderita Congestive Heart Failure (CHF).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisa jurnal penelitian pengaruh elevasi kaki terhadap
penurunan foot oedema pada penderita Congestive Heart Failure (CHF).
b. Untuk menganalisa prosedur melakukan elevasi kaki pada penderita
Congestive Heart Failure (CHF).
A. Manfaat
1. Mahasiswa mampu melaksanakan penerapan pengaruh elevasi kaki terhadap
penurunan foot oedema pada penderita penelitian Congestive Heart Failure
(CHF).
2. Mahasiswa mampu memahami bagaimana cara melakukan intervensi elevasi
kaki pada kondisi edema ekstremitas bawah
3. Sebagai tambahan intervensi yang dapat diterapkan di Rumah Sakit.
BAB II
ISI

NO. ANALISA PENJELASAN


A. Judul Penelitian Pengaruh Elevasi Kaki Terhadap Penurunan Foot Oedem Pada Penderita Congestive Heart Failure (CHF)
B. Latar Belakang Penelitian
1. Masalah Penelitian Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan otot jantung memompakan sejumlah darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF adalah sebuah kondisi dari kardiovaskuler dimana jantung tidak bisa
memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dari jaringan tubuh. Gejala penyakit
CHF yang berkaitan dengan retensi cairan adalah nyeri epigastrik, distensi abdomen, ascites, oedem sakral dan
oedem peripheral. Penatalaksanaan non-farmakologi pada oedema bertujuan untuk mengurangi bengkak dengan
cara meningkatkan pengeluaran cairan secara limfatik serta menurunkan distribusi cairan secara kapiler. Dengan
memberikan posisi kaki dinaikan akan meningkatkan jumlah volume dan aliran darah dan limfe kembali ke
jantung. Demikian juga dengan memberikan posisi kaki lebih tinggi akan meningkatkan sirkulasi aliran darah pada
pembuluh kapiler bagian distal yang akan meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh.
2. Hipotesis Penelitian H0 : Tidak terdapat pengaruh elevasi kaki terhadap penurunan foot oedem pada penderita congestive heart failure
(CHF)
H1 : Terdapat pengaruh elevasi kaki terhadap penurunan foot oedem pada penderita congestive heart failure (CHF)
C. Metode Penelitian
1. Metode yang digunakan Kuantitatif
(Kuantitatif / Kualitatif)
2. Desain Penelitian Jenis penelitian quasi experimental, dengan pendekatan preposttest with control group design.
3. Populasi Pasien CHF di RSUD Cilacap ruang penyakit dalam.
4. Sampel (meliputi - Jumlah : 13 orang
jumlah, kriteria inkulsi
dan eksklusi, rumus - Kriteria inklusi :
sampling, dan Teknik 1. Pasien gagal jantung stabil yang ditandai dengan: tidak ada nyeri dada, tidak sesak nafas saat istirahat,
sampling)
denyut nadi istirahat 50-90x/menit dan reguler, tekanan darah sistolik 100-150 mmHg, dan tekanan darah
diastolik 60-90 mmHg.
2. Bersedia menjadi responden.
- Kriteria eksklusi :
1. NYHA fungsional kelas IV
2. Aritmia pada saat istirahat.
3. Denyut jantung saat istirahat lebih dari 100x/menit
- Teknik sampling : purposive sampling
5. Intervensi (perlakuan 1. Mengukur foot oedema (FO) yaitu pada bagian lingkar Ankle, lingkar Instep, lingkar sendi MP (metatarsal-
peneliti dalam proses phalangs-joint) dengan menggunakan midline
penelitian) 2. Memberikan intervensi elevasi kaki kepada responden selama 3 hari dengan durasi ± 20 menit.
3. Setelah diberikan intervensi elevasi kaki selama ± 20 menit, foot oedema diukur kembali pada bagian lingkar
Ankle, lingkar Instep, lingkar sendi MP (metatarsal-phalangs-joint) dengan menggunakan midline setiap
harinya.
6. Uji ststistik yang Analisis menggunakan Wilcoxon test untuk mengetahui perbandingan lingkar FO antar pengukuran dalam satu
digunakan kelompok dan Mann-Whitney test untuk mengetahui perbandingan lingkar FO antara kelompok control dan
intervensi..
D. Hasil Penelitian
1. Pemaparan hasil
penelitian berdasarkan
uji statistik yang
digunakan

Hasil uji statistik menunjukan setelah diberikan terapi elevasi kaki pada hari pertama, kedua dan ketiga dengan
p value <0,001.

2. Kesimpulan hasil Hasil penelitian menunjukan terdapat perubahan foot oedema pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki
(meliputi kesimpulan setelah intervensi elevasi kaki pada hari pertama, kedua dan ketiga dengan pvalue <0,001. Serta terdapat perbedaan
terhadap hipotesis yang selisih foot oedema pada pengukuran sebelum intervensi dengan pengukuran pada hari ketiga intervensi yang
diajukan peneliti) sangat signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
E Pembahasan Penelitian
1. Keterbatasan penelitian Tidak disebutkan dalam jurnal
menurut peneliti
2. Kesimpulan umum dan Hasil penelitian ini menunjukan pada kelompok intervensi saat hari pertama menunjukan tidak terdapat
pembahasan terperinci perbedaan foot oedema pada kaki kanan sedangkan pada kaki kiri menunjukan ada perbedaan yang bermakna.
peneliti mengenai hasil Berbeda dengan kelompok kontrol yang menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna pada proses elevasi kaki
penelitian sebelum dan setelah elevasi kaki pada hari pertama . Hal tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh proses elevasi
kaki terhadap tingkat oedema kaki pada pasien, namun hanya pada kaki bagian kiri saja, hal tersebut dimungkinkan
karena kaki kiri semua responden adalah anggota gerak yang tidak dominan sehingga lebih mudah untuk
mengalami penurunan foot oedema. Hal tersebut mungkin akan berbeda bila responden lebih dominan
menggunakan anggota gerak sebelah kiri (kidal) maka proses elevasi kaki akan kurang berpengaruh. Serta juga
pada kaki kiri pada area lingkar ankle lebih cepat mengalami penurunan oedema kaki karena pada saluran
pembuluh limfe pada area distal lebih mudah untuk mengembang atau dilatasi karena proses elevasi kaki. Secara
umum pada responden ekstremitas bawah kiri kurang dominan dalam melakukan aktivitas keseharian, sehingga
ektremitas bawah kiri secara anatomi lebih kecil dibandingakan ekstremitas bawah kanan.
Hasil penelitian saat hari kedua pada kelompok intervensi menunjukan bahwa semua foot oedema dibandingkan
pada hari pertama menunjukan terdapat perbedaan foot oedema baik pada lingkar ankle, instep maupun MP joint,
baik pada kaki kanan maupun pada kaki kiri dengan p-value <0,001. Demikian juga pada hari ketiga, hasil
penelitian menunjukan bahwa semua foot oedema dibandingkan pada hari kedua menunjukan bahwa terdapat
perbedaan pada semua foot oedema, baik pada kaki kanan maupun pada kaki kiri . Hampir sama dengan
kelompok kontrol yang menunjukan ada perbedaan yang bermakna antara hari pertama dengan hari kedua, namun
tidak ada perbedaan yang bermakna antara hari kedua dengan hari ketiga. Sedangkan secara umum hari pertama
dan hari ketiga terdapat perbedaan yang bermakna yang menunjukan adanya penurunan foot oedema .
Secara umum menunjukan pada kelompok kontrol maupun intervensi mengalami penurunan foot oedema pada
hari ketiga. Serta hasil perbandingan selisih antara pengukuran foot oedema pada hari pertama dengan kari ketiga
pada kedua kelompok antara kelompok kontrol dan intervensi dalam semua foot oedema menunjukan ada
perbedaan yang bermakna pada semua lingkar odema. Hal tersebut menunjukan intervensi elevasi kaki bermakna
dalam penurunan selisih foot oedema pada pasien.
F. Analisa Mengenai Hasil Oedema kaki pada pasien CHF lebih sering terjadi pada pasien dengan kelemahan jantung akibat adanya
Penelitian dan Relevansi akumulasi cairan di kaki dan tungkai yang di akibatkan oleh ekspansi volume interstisial atau peningkatan volume
Terhadap Praktik ekstraseluler. Semakin besar oedema kaki, maka menunjukan bahwa penyakit CHF yang diderita pasien sudah
Keperawatan ( menyertakan cukup lama. Cairan tubuh yang berada di ekstraseluler mengalami peningkatan jumlahnya, yang diakibatkan oleh
teori-teori atau literature perubahan dalam keseimbangan tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik. Akibat ketidakseimbangan tersebut
yang mendukung relevansi) menyebabkan kedua kompartemen cairan tubuh terganggu dalam lintasan cairan antar kompartemen tersebut.
Oedema kaki secara umum dapat dikurangi dengan melakukan penatalaksanaan elevasi kaki, dimana elevasi
kaki akan menstimulasi pengeluaran cairan melalui saluran limfe ke bagian yang lebih proksimal, sehingga
menurunkan kejadian oedema kaki. Dengan memberikan posisi kaki dinaikan akan meningkatkan jumlah volume
dan aliran darah dan limfe kembali ke jantung serta meningkatkan sirkulasi aliran darah pada pembuluh kapiler
bagian distal yang akan meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh.

Analisa perbandingan jurnal utama dan jurnal pembanding


No. Analisa Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Perbandingan
1. Persamaan 1. Diberikan intervensi elevasi kaki 1. Diberikan intervensi elevasi kaki
2. Menggunakan jenis penelitian quasi experimental, 2. Menggunakan jenis penelitian quasi experimental,
dengan pendekatan preposttest with control group dengan pendekatan preposttest with control group
design. design.
3. Penelitian elevasi kaki bertujuan untuk menurunkan 3. Penelitian elevasi kaki bertujuan untuk menurunkan
tingkat edema pada kaki pasien gagal jantung tingkat edema pada kaki pasien gagal jantung
2. Perbedaan 1. Waktu dalam pemberian intervensi elevasi kaki 1. Waktu dalam pemberian intervensi elevasi kaki adalah
adalah selama 3 hari dengan durasi ± 20 menit pada kisaran waktu ½ jam, 1 jam, 1 ½ jam dan 2 jam.
2. Tidak disebutkan berapa derajat elevasi kaki yang 2. Intervensi elevasi kaki yang diberikan adalah sebesar
diberikan 150
3. Menggunakan 2 kelompok penelitian yaitu 3. Hanya menggunakan 1 kelompok penelitian yaitu
kelompok kontrol dan kelompok intervensi kelompok intervensi
3. Perlakuan 1. Mengukur foot oedema (FO) yaitu pada bagian 1. Mengukur foot oedema dengan melakukan pitting
lingkar Ankle, lingkar Instep, lingkar sendi MP edema
(metatarsal-phalangs-joint) dengan menggunakan 2. Memberikan intervensi elevasi kaki kepada
midline responden dengan ketinggian kaki 150
2. Memberikan intervensi elevasi kaki kepada 3. Setelah diberikan intervensi diukur kembali derajat
responden selama 3 hari dengan durasi ± 20 menit. edema dengan pitting edema. Pengukuran dengan
3. Setelah diberikan intervensi elevasi kaki selama ± pitting edema dilakukan setelah intervensi pada
20 menit, foot oedema diukur kembali pada bagian durasi waktu ½ jam, 1 jam, 1 ½ jam dan 2 jam.
lingkar Ankle, lingkar Instep, lingkar sendi MP
(metatarsal-phalangs-joint) dengan menggunakan
midline setiap harinya.

4. Hasil dan analisa Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa
bahwa elevasi kaki efektif untuk menurunkan foot pemberian posisi kaki lebih tinggi 150 selama 1 jam, 1 ½
oedema pada pasien CHF pada hari pertama, kedua jam dan 2 jam efektif untuk menurunkan derajat oedema
dan hari ketiga. Serta terdapat perbedaan selisih foot pada pasien gagal jantung.
oedema pada pengukuran sebelum elevasi kaki dengan Pada gagal jantung terjadi oedema yang disebabkan
hari ketiga elevasi kaki. oleh gagal pompa. Akibat gagal pompa secara
Elevasi kaki akan menstimulasi pengeluaran cairan hemodinamika cara terbaik untuk mengurangi oedema
melalui saluran limfe ke bagian yang lebih proksimal, adalah dengan memanfaatkan sifat cairan yang selalu
sehingga menurunkan kejadian foot oedema. Dengan menuju pada tempat yang lebih rendah karena adanya
memberikan posisi kaki dinaikan akan meningkatkan gaya gravitasi. Gaya gravitasi tersebut akan membuat
jumlah volume dan aliran darah dan limfe kembali ke cairan yang tertahan menuju ke arah ekstremitas bawah
jantung serta meningkatkan sirkulasi aliran darah pada sehingga terjadi oedema. Selain gaya gravitasi
pembuluh kapiler bagian distal yang akan immobilitas ekstremitas bawah juga menjadi salah satu
meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh. faktor penyabab oedema pada pasien gagal jantung.5
5. Gambar

Gambar Elevasi Kaki

G. Keterkaitan hasil penelitian Pada kasus kelolaan didapatkan data bahwa pasien didiagnosa mengalami Congestive Heart Failure ( CHF) atau
dengan kasus kelolaan gagal jantung kongestif. Berdasarkan kasus kelolaan didapatkan kondisi bahwa pasien mengalami edema pada
ekstemitas bawah derajat 2. Berdasarkan hal tersebut didapatkan terapi non farmakologi yang efektif untuk
menurunkan edema pada kaki yaitu dengan cara melakukan elevasi kaki. Dengan penerapan elevasi kaki, penderita
dapat menerapkan elevasi kaki secara mandiri saat di rumah. Selain itu, elevasi kaki dapat berfungsi sebagai terapi
pendamping pada saat diberikan terapi farmakologi berupa diuretik.
H. Saran atau tindak lanjut Diharapkan perawat mampu menerapkan intervensi elevasi kaki saat menjumpai pasien gagal jantung kongestif
hasil penelitian bagi dengan edema pada ektremitas bawah. Sehingga dengan diberikan terapi pendamping elevasi kaki diharapkan
pengembangan proses derajat edema kaki pada pasien dapat lebih cepat turun dibandingkan hanya diberikan terapi farmakologi diuretik
asuhan keperawatan kasus saja.
pasien
I. Rekomendasi Yang Bisa a. Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan informasi atau memberikan edukasi bagi lingkungan sekitar bila
Diberikan Mahasiswa terdapat penderita gagal jantung dengan edema kaki dapat diberikan elevasi kaki untuk menurunkan derajat
Keperawatan Bagi edema pada kaki.
Pengembangan Ilmu b. Bagi pengembangan ilmu keperawatan dapat melakukan intervensi elevasi kaki sebagai tambahan pengetahuan
Keperawatan (disesuaikan baru bagi rumah sakit.
dengan mata kuliah)
DAFTAR PUSTAKA
1. Desai, A. S., Lewis, E. F., Li, R. and Solomon, S. D. 2012. Rationale and Design
of the Treatment of Preserved Cardiac Function Heart Failure with an Aldosterone
Antagonist Trial : A randomized Controlled Study of Spironolactone in Patients
with Symptomatic Heart Failure and Preserved Ejection Fraction.American Heart
Journal. Mosby, Inc., 162(6), p. 966–972.e10.
2. World Health Organization (WHO). 2015. Indonesia: WHO Statistical Profile :
Country Statistics and Global Health Estimates. Available at:
http://who.int/gho/mortality_burden_di sease/en/.
3. Dinas Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
4. Kasron, Susilawati. Pengaruh Elevasi Kaki Terhadap Penurunan Foot Oedem Pada
Penderita Congestive Heart Failure ( CHF ). Trends Nurs Sci. 2019;36–45.
5. Cipto, Astuti Y, Wahyudi T. Efektivitas Posisi Tidur Kaki Lebih Tinggi 15 Derajat
Terhadap Penurunan Oedema Ekstremitas Bawah Pada Pasien Gagal Jantung di
Rumah Sakit dr. R. Soeprapto Cepu Jawa Tengan. Jendela Nursing Journal .
2013;2 Nomor 1:313–7.

Anda mungkin juga menyukai