Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ TEKNIK MENYUSUI”

Disusun oleh :

Devi Latifa Sari


201611019

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES ST. ELISABETH SEMARANG

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TEKNIK MENYUSUI

A. Latar Belakang
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan menglami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Pada
masa nifas ibu terjadi pengeluaran ASI yang merupakan suatu proses
perlepasan hormon oksitosin untuk mengalirkan air susu yang sudah
diproduksi melalui saluran dalam payudara.
Ibu yang tidak mau menyusui bayinya disebabkan karena berbagai alasan,
misalnya takut gemuk,sibuk,payudara kendor dan sebagainya. Di lain pihak,
ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami kendala biasanya
ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar. Menyusui merupakan
suatu proses alamiah, penting bagi ibu mengetahui teknik menyusui yang
benar. Karena teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI.
Menurut WHO tahun 2009 ibu yang gagal menyusui terdapat 36,5% dan
20% diantaranya adalah ibu – ibu di negara berkembang sementara itu
berdasarkan data riset kesehatan dasar ( Riskendas) tahun 2010 dijelaskan
bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI kepada bayinya adalah karena
kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar sehingga
sering menderita puting lecet dan retak.1
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2008 – 2009 menunjukan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan
puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya
perawatan payudara selama kehamilan. Berdasarkan penelitian di Surabaya
pada tahun 2004 menunjukan 46% ibu yang memberikan ASI ekslusif pada
anaknya dan yang melakukan perawatan payudara sekitar 34%.2
Pada tanggal 14 April 2016, dapat dilihat data survei awal oleh peneliti di
Klinik Mariana Medan dari bulan Januari sampai April terdapat 28 ibu post
partum,dan ibu bidan yang ada di klinik Mariana. Terdapat beberapa ibu yang
tidak memahami tentang teknik menyusui.1
Berdasarkan masalah yang ada dengan kurang pengetahuan ibu nifas atau
yang sedang menyusui mengenai teknik menyusui, didapatkan masalah
keperawatan yaitu defisiensi pengetahuan dimana perawat dapat berperan aktif
di dalam memberikan edukasi pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui
dengan benar.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para ibu dapat
mengetahui dan mengerti mengenai teknik menyusui dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Ibu mampu menjelaskan pengertian teknik menyusui
b. Ibu mampu menjelaskan posisi dalam menyusui dan perlekatan pada
payudara
c. Ibu mampu menjelaskan mengenai langkah menyusui
d. Ibu mampu menyebutkan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam teknik
menyusui
C. Penatalaksanaan kegiatan
1. Topik
Teknik Menyusui
2. Sasaran
Ibu nifas atau yang sedang menyusui yang mengalami kurang pengetahuan
mengenai teknik menyusui di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media
a. Leaflet
b. Lembar balik (flipchart)
c. Manekin payudara
d. Phantom bayi
e. Demontrasi
5. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 6 November 2019
b. Tempat :Ruang Dewi Kunthi bed 5.3 RSUD KRMT
Wongsonegoro Semarang
c. Waktu : 11.00-11.30 WIB
6. Pengorganisasian
Penyaji : Devi Latifa
Pasien : Ny. A
7. Setting tempat

Keterangan :

= Peserta Penyuluhan 1 = Penyaji

D. Rencana Kegiatan

Kegiatan
Tahap Waktu Pengorganisasian Kegiatan pengajaran
sasaran

Pembukaan 3 menit Moderator 1. Menyampaikan 1. Menjawab


salam pembukaan
dan perkenalan
2. Mendengar
2. Kontrak waktu
kan
3. Menyampaikan
3. Mendengar
tujuan pemberian
kan
pendidikan
kesehatan
perawatan
payudara dan
teknik menyusui
Fase kerja 25 Penyuluh 1. Apersepsi 1. Menjawab
menit 2. Menjelaskan 2. Mendengar
materi meliputi : kan dan
a. Pengertian memperhati
teknik dalam kan
menyusui 3. Menjawab
b. Posisi
menyusui dan
perlekataan
payudara
c. Hal – hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
melakukan
teknik
menyusui

a. 3.Evaluasi

Penutup 2 menit Moderator Menyampaikan Mendengarkan


kesimpulan, saran, , dan
dan salam penutup memperhatika
n

E. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan pembimbing klinik dan pasien ruang Dewi Kunthi
satu hari sebelum acara.
b. Mempersiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan strategi pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
a. Target sasaran hadir pada saat kegiatan pendidikan kesehatan
b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditetapkan
c. Peserta dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi atau kegiatan acara

3. Evaluasi Hasil
a. Para Ibu mampu menjelaskan kembali mengenai pengertian teknik
dalam menyusui
b. Para Ibu mampu menjelaskan kembali mengenai posisi menyusui
c. Para Ibu mampu menjelaskan kembali 2 dari 3 mengenai hal – hal yang
perlu diperhatiakan dalan melakukan teknik menyusui

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Teknik Menyusui
Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta – juta ibu di dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang menyusui
bahkan ibu yang buta huruf sekali pun bisa menyusui bayinya. Meski
demikian penting bagi ibu mengetahui teknik menyusui yang benar. Karena
teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi
ASI. Bila teknik tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan
menjadikan ibu enggan menyusu serta bayi akan jarang menyusu.1

B. Posisi Menyusui dan Perlekatan Payudara.3


1. Posisi Menyusui
a. Ibu harus mengambil posisi yang dapat dipertahankannya.
Bila ibu tidak nyaman, penyusuan akan berlangsung singkat dan bayi
tidak akan mendapat manfaat susu yang kaya lemak di akhir
penyusuan. Posisi yang tidak nyaman ini juga akan mendorong
terbentuknya fil dan sebagai akibatnya akan mengurangi suplai susu.
b. Kepala dan leher harus berada pada satu garis lurus.
Posisi ini memungkinkan bayi untuk membuka mulutnya dengan
lebar, dengan lidah pada dasar mulut untuk menyauk/mengangkat
payudara ke atas. Usahakan agar kepala dan leher jangan terpilin
karena hal ini juga akan melindungi jalan napas dan akan membantu
refleks mengisap-menelan-bernapas.
c. Biarkan bayi menggerakkan kepalanya secara bebas
Menghindari memegang bagian belakang kepala bayi sangat penting
agar penyusuan dapat berlangsung dengan sukses, sebaliknya leher
dan bahu bayi harus disokong agar bayi dapat menggerakkan
kepalanya dengan bebas untuk mencari posisi yang tepat dengan
dipandu oleh dagunya, membiarkan hidungnya bebas, dan mulut
menganga lebar.
d. Dekatkan bayi
Bawalah bayi ke arah payudara dan bukan sebaliknya karena dapat
merusak bentuk payudara.
e. Hidung harus menghadap ke arah puting
Hal demikian akan mendorong bayi untuk mengangkat kepalanya ke
arah belakang dan akan memandu pencarian payudara dengan
dagunya. Dengan posisi demikian, lidah juga akan tetap berada di
dasar mulut sehingga puting susu berada pada pertemuan antara
langit-langit keras dan lunak.
f. Dekati bayi ke payudara dengan dagu terlebih dahulu
Dagu akan melekukkan payudara ke dalam dan bayi akan menyauk
payudara masuk ke dalam mulutnya, untuk perlekatan yang benar
dapat dilihat pada gambar.
Beberapa contoh posisi – posisi ibu yang umum dalam menyusui :
1) Posisi mendekap atau menggendong (cradle hold atau cradle
position)
Posisi ini adalah posisi yang paling umum, dimana ibu duduk

tegak. Leher dan bahu bayi disangga oleh lengan bawah ibu atau
menekuk pada siku. Harus diperhatikan agar pergerakan kepala
bayi jangan terhalang.
2) Posisi menggendong silang (cross cradle hold)
Hampir sama dengan posisi mendekap atau menggendong tetapi
bayi disokong oleh lengan bawah dan leher serta bahu disokong
oleh tangan ibu
3) Posisi dibawah tangan (underarm hold)
Merupakan posisi yang cocok khususnya untuk menghindari
penekanan pada luka operasi SC. Ibu tegak menggendong bayi di
samping, menyelipkan tubuh bayi ke bawah lengan (mengapit
bayi) dengan kaki bayi mengarah ke punggung ibu.
4) Baring menyamping/bersisian (lying down)
Posisi ini sangat berguna bila ibu lelah atau menderita sakit pada
perineum. Bayi menghadap payudara, tubuh sejajar, hidung ke
arah puting.
2. Perlekatan
Payudara
Reflek
rooting dan
sucking
akan distimulasi oleh sentuhan halus payudara. Segera setelah
bayi mengarah ke puting dan menyentuhnya dengan bibir bawah,
maka refleks membuka mulut akan dirangsang.
Bayi akan membuka mulut lebar-lebar dengan lidah pada
dasar mulut. Bila mulut tidak dibuka cukup lebar atau bila lidah
berada di langit-langit mulut, maka bayi tidak dapat melekat pada
payudara secara efektif, yang mengakibatkan bayi mengisap
puting. Pelekatan yang tidak baik dapat menjadi awal timbulnya
berbagai masalah dalam menyusui. Bidan harus mengajari ibu
tentang tanda-tanda pelekatan yang efektif untuk menjamin
proses menyusui yang efektif, yang meliputi :
a. Areola bagian atas tampak lebih banyak di atas bibir
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bibir bayi terputar keluar/domble
d. Dagu bayi menempel payudara
e. Pipi penuh.
f. Terlihat susu pada sudut-sudut mulut.
C. Langkah Menyusui Yang Benar4
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air
mengalir untuk membersihkan tangan dan kemungkinan adanya kotoran,
serta kuman yang dikawatirkan yang bisa menempel pada payudara atau
bayi.
2. Masase payudara dimulai dari korpus menuju areola sampai teraba lemas
atau lunak.
3. Sebelum menyusui, asi di keluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
densinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
4. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.

b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak
boleh mengenadah dan bokong bayi ditahan pada telapak tangan ibu
c. Satu tangan bayi diletakkan pada di belakang badan ibu dan yang
satu di depan.
d. Perut bayi menempel di badan ibu dan kepala bayi menghadap di
payudara ( tidak hanya membelokan kepala bayi )
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
5) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

a. Bayi diberi rangsangan untuk emmbuka mulut ( rooting refleks)


dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi
mulut bayi
b. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu dengan puting serta areolanya dimasukann kemulut
bayi.
1) Usahakan sebagian besar areolanya dapat masuk kedalam mulut
bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit – langit dan
lidah bayi akan menekan ASI yang terletak dibawah areolanya.
2) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi.
6) Cara melepas isapan bayi yaitu dengan memasukan jari kelingking ibu
kemulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan kebawah
7) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya, biarkan kering dengan
sendirinya.
8) Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah ( gumoh) setelah menyusui dengan cara
menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan – lahan. Hal ini dapat dilakukan juga
dengan bayi ditidurkan dengan tengkurap di pangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan – lahan.

9) Periksa keadaan payudara, adakah perlukaan atau pecah – pecah atau


terbendung.
D. Hal- hal yang perlu diperhatikan
1. Pada masa awal menyusui, dianjurkan agar anda menyusui bayi anda
sembari berbaring.
2. Setelah selesai menyusui jangan menarik mulut bayi begitu saja, akan
tetapi tekanlah sudut mulut bayi perlahan demi menjaga puting agat
tidak lekas lecet
3. Pada bulan pertama menyusui. Setelah mnyusui bayi anda, ada baiknya
bayi ditelungkupkan atau dimiringkan ke arah kanan

DAFTAR PUSTAKA
1
Heni P.2018.Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Jakarta:Penerbit Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

2
Pujiati W,Hotmaria J.Pijat Oksitosin Dan Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas.Jurnal Ilmiah Ilmu – Ilmu Kesehatan.April 2015;13(1):halaman
11

3
Bahiyatun.2009.Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4
Astutik,Reni Yuli.2014.Payudara Dan Laktasi.Jakarta:Penerbit Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai