Anda di halaman 1dari 10

TRENDS OF NURSING SCIENCE

Journal Hompage : http://e-jurnal.stikesalirsyadclp.ac.id/TeNs/index.php/TeNS

PENGARUH ELEVASI KAKI TERHADAP PENURUNAN FOOT


OEDEM PADA
PENDERITA CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

THE EFFECT OF FOOT ELEVATION ON DECREASED FOOT EDEMA


SUFFERERS OF CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Kasron; Susilawati
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jln. Cerme No 24 Sidanegara Cilacap 53222
kasron@stikesalirsyadclp.ac.id

INFO
ABSTRAK/ABSTRACT
ARTIKEL

Foot oedema (FO) merupakan salah satu manisfestasi klinis pasien Congestive
Heart Failure (CHF) yang sangat menggangu penderitanya seperti susah untuk
berjalan dan beraktifitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh foot
elevation terhadap penurunan FO. Metode penelitian menggunakan quasi-
eksperiment dengan pendekatan pre-posttest with control group design.
Responden adalah pasien CHF yang mengalami FO yang dibagi menjadi
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Intervensi dilakukan dengan FE satu
kali sehari selama 3 hari. Responden diukur lingkar FO pada lingkar Angkle,
Instep dan Metatarsal. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-
Whitney. Sejumlah 48 responden memenuhi kriteria penelitian. Hasil pada
Kata Kunci : kelompok intervensi menunjukan lingkar angkle, instep, metatarsal pada kaki
CHF, foot oedema, kanan sebelum perlakuan dan hari ketiga dalam cm (27,8±1,8 vs 27,2±1,7),
foot elevation (27,7±1,7 vs 27,0±1,7), (27,2±1,6 vs 26,5±1,7) dan pada kaki kiri (27,8±1,7 vs
27,2±1,6), (27,7±1,6 vs 26,9±1,6), (27,1±1,5 vs 26,3±1,6) dan selisih lingkar
angkle, instep, metatarsal hari ketiga kaki kanan (0,52±0,31, 0,65±0,17,
0,77±0,17) kaki kiri (0,59±0,18, 0,72±0,13, 0,74±0,41). Hasil analisis
menunjukan bahwa ada perbedaan lingkar FO pada kelompok intervensi pada
hari pertama, kedua dan ketiga, dan menunjukan ada perbedaan yang bermakna
antara selisih lingkar FO (ΔP0-P3) pada pengukuran lingkar FO sebelum
intervensi dengan hari ketiga antara kelompok kontrol dan intervensi.
Kesimpulan penelitian adalah proses FE kaki efektif menurunkan lingkar foot
oedema pada pasien CHF. Perlu tindakan untuk penatalaksanaan FO dengan FE
pada pasien yang mengalami FO.

Foot edema (FO) is one of the clinical manifestations of Congestive Heart


Failure (CHF) patients which is very disturbing for sufferers such as difficulty
in walking and activities. The study is aim to determine the effect of foot
elevation on FO reduction. The methods uses quasi-experiment with a pre-
posttest with control group design approach. Respondents were CHF patients
Key Word : who had FO who were divided into a control group and an intervention group.
CHF, foot oedema, The intervention was carried out with FE once a day for 3 days. Respondents
foot elevation were measured FO circumference on the Angkle, Instep and Metatarsal circles.
Statistical analysis using the Wilcoxon and Mann-Whitney test. A total of 48
respondents met the research criteria. Results in the intervention group showed
angkle, instep, and metatarsal circumference of the right foot before treatment
and the third day in cm (27.8 ± 1.8 vs 27.2 ± 1.7), (27.7 ± 1.7 vs 27, 0 ± 1.7),

36
(27.2 ± 1.6 vs 26.5 ± 1.7) and on the left foot (27.8 ± 1.7 vs 27.2 ± 1.6), (27.7 ±
1.6 vs. 26.9 ± 1.6), (27.1 ± 1.5 vs 26.3 ± 1.6) and the difference between the
angkle, instep, and metatarsal circumference of the third day of the right foot
(0.52 ± 0, 31, 0.65 ± 0.17, 0.77 ± 0.17) left foot (0.59 ± 0.18, 0.72 ± 0.13, 0.74 ±
0.41). The analysis showed that there was a difference in FO circumference in
the intervention group on the first, second and third day, and showed a
significant difference between the FO circumference (ΔP0-P3) in the
measurement of the FO circumference before the intervention and the third day
between the control and intervention groups. The conclusion of the study is that
the foot FE process effectively reduces foot edema circumference in CHF
patients. Action is needed for the management of FO with FE in patients
experiencing FO.

A. PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure (CHF) adalah Prevalensi meningkat lebih dari 10%
ketidakmampuan otot jantung pada usia lebih dari 70 tahun. Prevalensi
memompakan sejumlah darah untuk CHF di Indonesia adalah 0,13%, tertinggi
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. di Yogyakarta 0,25%, disusul Jawa
CHF adalah sebuah kondisi dari Timur 0,19%, dan ketiga di Jawa Tengah
kardiovaskuler dimana jantung tidak bisa 0,18%. Berdasarkan jenis kelamin
memompa darah secara adekuat untuk kejadian CHF pada laki-laki adalah 0,1%
memenuhi kebutuhan metabolisme dari dan perempuan 0,2%. Berdasarkan usia
jaringan tubuh (Desai et al., 2012). pasien kejadian CHF pada usia 15-34
Beberapa faktor resiko gagal jantung adalah tahun adalah 0,07%, usia 35-54 tahun
kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, 0,28%, 55-74 tahun 0,87%, lebih dari 75
perubahan pola diet, kelebihan berat badan, tahun 0,41%. (Dinas Kesehatan Republik
hiperlipidemia, diabetes, hipertensi, usia, Indonesia, 2013).
jenis kelamin dan keturunan. Berdasarkan Gejala penyakit CHF yang berkaitan
penelitian diketahui penyebab utama CHF dengan retensi cairan adalah nyeri
adalah hipertensi dan penyakit arteri epigastrik, distensi abdomen, ascites,
koronaria. CHF merupakan tahap akhir dari oedem sakral dan oedem peripheral.
seluruh penyakit jantung dan merupakan Persentase gejala pada CHF adalah
penyebab peningkatan morbiditas dan dispnoea (52%), orthopnoea (81%),
mortalitas pasien jantung. Berdasarkan data paroxysmal nocturnal dyspnoea (76%),
World Health Organisations (WHO) risiko foot oedema (FO) (80%) (Panel et al.,
kematian akibat gagal jantung berkisar 2011).
antara 5-10% pertahun pada gagal jantung Foot oedema didefinisikan sebagai
ringan yang akan meningkat menjadi 30- akumulasi cairan di kaki dan tungkai
40% pada gagal jantung berat(World Health yang di akibatkan oleh ekspansi volume
Organization (WHO), 2015). interstisial atau peningkatan volume
Penyakit CHF meningkat sesuai dengan ekstraseluler. Foot oedema akan
perkembangan usia, prevalensi CHF di menyebabkan penurunan fungsi
dunia sekitar 1% pada orang yang berusia kesehatan dan kualitas hidup (HR-QOL),
50-59 tahun, 10% pada usia lebih dari 65 ketidaknyamanan, perubahan postur
tahun, dan 50% pada usia lebih dari 85 tubuh, menurunkan mobilitas dan
tahun. Pada negara berkembang prevalensi meningkatkan resiko jatuh, gangguan
CHF sekitar 1-2% dari populasi dewasa. sensasi di kaki dan menyebabkan

37
perlukaan di kulit (Rahnavard, Nodeh and experimental, dengan pendekatan pre-
Hatamipour, 2014). posttest with control group design.
Penatalaksanaan non-farmakologi pada Metline digunakan untuk mengukur
oedema bertujuan untuk mengurangi lingkar FO yaitu pada lingkar Ankle,
bengkak dengan cara meningkatkan lingkar Instep, lingkar sendi MP
pengeluaran cairan secara limfatik serta (metatarsal-phalangs-joint). Pengambilan
menurunkan distribusi cairan secara kapiler data dengan mengukur lingkar FO setelah
yaitu dengan exercise, elevation, graded tindakan pada hari ke-1,2 dan 3.
external compresion (hosiery), dan pijat Intervensi elevasi kaki selama 3 hari
limfatik (Pozehl et al., 2010). dengan durasi ± 20 menit. Pengambilan
Foots elevation merupakan intervensi sample dengan purposive sampling
yang mudah dan sederhana yang dapat dengan kriteria yang sudah ditetapkan
dilakukan untuk mengurangi gejala foot yaitu: 1). Pasien gagal jantung stabil yang
oedema. Namun intervensi tersebut jarang ditandai dengan: tidak ada nyeri dada,
dilakukan untuk mengatasi gejala foot tidak sesak nafas saat istirahat, denyut
oedema tersebut. Dengan memberikan nadi istirahat 50-90x/menit dan reguler,
posisi kaki dinaikan akan meningkatkan tekanan darah sistolik 100-150 mmHg,
jumlah volume dan aliran darah dan limfe dan tekanan darah diastolik 60-90 mmHg,
kembali ke jantung (Man et al., 2004). 2). Bersedia menjadi responden.
Demikian juga dengan memberikan posisi Sedangkan kriteria eksklusi sampel dalam
kaki lebih tinggi akan meningkatkan penelitian ini adalah: 1). NYHA
sirkulasi aliran darah pada pembuluh kapiler fungsional kelas IV, 2). Aritmia pada saat
bagian distal yang akan meningkatkan istirahat, 3). Denyut jantung saat istirahat
aliran darah ke bagian tubuh. (Park, Han lebih dari 100x/menit. Analisis
and Kim, 2010) menggunakan Wilcoxon test untuk
Hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti mengetahui perbandingan lingkar FO
tentang pijat kaki yang dilakukan di RSUD antar pengukuran dalam satu kelompok
Cilacap pada tahun 2018 diketahui jumlah dan Mann-Whitney test untuk mengetahui
kasus foot oedema pada CHF masih sangat perbandingan lingkar FO antara
tinggi, dimana 52,3% penderita FO pada kelompok control dan intervensi..
perempuan, 47,7% berpendidikan SMP, dan
63,6% pada CHF grade III (Kasron and C. HASIL
Engkartini, 2018). Pada pasien CHF yang Penelitian dilakukan pada sejumlah 13
mengalami oedem kaki di RSUD Cilacap pasien CHF yang mengalami oedem kaki
belum dilakukan penatalaksanaan terstandar dan sesuai dengan kriteria inklusi.
keperawatan untuk mengurangi gejala Berikut deskripsi karakteristik responden
oedem kaki tersebut. Dengan rencana penelitian.
penelitian ini diharapkan dapat diketahui
pengaruh foot elevation terhadap penurunan Tabel 1
foot oedema pada pasien Congestive Heart Deskripsi Karakteristik Pasien CHF
Yang Mengalami Oedem Kaki (n=13)
Failure (CHF).
No Variabel Deskripsi
.
1 Umur (tahun) 54,23 ± 5,8
B. METODE
Penelitian dilakukan di RSUD Cilacap, 2 Jenis kelamin
ruang penyakit dalam. Jenis penelitian quasi Laki-laki 8 (61,5%)

38
Perempuan 5 (38,5%) tersebut perlu perbaikan keseimbangan
3 Pendidikan yang melibatkan tekanan hidrostatik,
Tidak lulus 1 (7,7%) onkotik, plasma, permeabilitas dan
SD dinding pembuluh (Cho and Atwood,
SD 1 (7,7%) 2002; Kasron and Engkartini, 2018;
SMP 6 (46,2%) Kasron, 2019)
SMA 5 (38,5%) Oedem kaki secara umum dapat
4 Grade CHF dikurangi dengan melakukan
II 4 (30,8%) penatalaksanaan elevasi kaki, dimana
III 9 (69,2%) elevasi kaki akan menstimulasi
Dari tabel 1 diketahui umur responden pengeluaran cairan melalui saluran limfe
rata-rata 54,23 tahun dengan standar deviasi ke bagian yang lebih proksimal, sehingga
5,8 tahun, jenis kelamin sebagian besar laki- menurunkan kejadian oedema kaki
laki 8 orang (61,5%), pendidikan sebagian (Ciocon, Galindo-Ciocon and Galindo,
besar SMP 6 orang (46,2%), dan sebagian 1995; Ely et al., 2006). Penatalaksanaan
besar pada grade NYHA III 9 orang foot elevation adalah teknik
(69,2%). menggunakan gaya gravitasi untuk
Tabel 2 menurunkan aliran darah ke area oedema
Tabel 3 kaki dan meningkatkan aliran darah dan
Tabel 4
cairan yang menuju ke jantung. Proses
D. PEMBAHASAN elevasi kaki menstimulasi pengeluaran
Oedema kaki pada pasien CHF lebih cairan melalui saluran limfe ke bagian
sering terjadi pada pasien dengan yang lebih proksimal, sehingga
kelemahan jantung akibat adanya akumulasi menurunkan kejadian oedema kaki
cairan di kaki dan tungkai yang di akibatkan (Vesely, Quinn and Pine, 2013). Foots
oleh ekspansi volume interstisial atau elevation (FE) merupakan intervensi
peningkatan volume ekstraseluler (Cho and yang mudah dan sederhana yang dapat
Atwood, 2002). Semakin besar oedema dilakukan untuk mengurangi gejala FO.
kaki, maka menunjukan bahwa penyakit Dengan memberikan posisi kaki dinaikan
CHF yang diderita pasien sudah cukup lama akan meningkatkan jumlah volume dan
(Trayes et al., 2013; Rahnavard, Nodeh and aliran darah dan limfe kembali ke jantung
Hatamipour, 2014). Sehinga perlu (Man et al., 2004). Demikian juga dengan
tatalaksana yang lebih kompleks dan lebih memberikan FE akan meningkatkan
banyak intervensi lainnya (Chatterjee, sirkulasi aliran darah pada pembuluh
2002). kapiler bagian distal yang akan
Cairan tubuh yang berada di meningkatkan aliran darah ke bagian
ekstraseluler mengalami peningkatan tubuh. (Park, Han and Kim, 2010)
jumlahnya, yang diakibatkan oleh Hasil penelitian ini menunjukan pada
perubahan dalam keseimbangan tekanan kelompok intervensi saat hari pertama
hidrostatik dan tekanan onkotik. Akibat menunjukan tidak terdapat perbedaan FO
ketidakseimbangan tersebut menyebabkan pada kaki kanan sedangkan pada kaki kiri
kedua kompartemen cairan tubuh terganggu menunjukan ada perbedaan yang
dalam lintasan cairan antar kompartemen bermakna. Berbeda dengan kelompok
tersebut. Untuk mengatasi gangguan kontrol yang menunjukan tidak ada
pintasan cairan dalam kedua kompartemen perbedaan yang bermakna pada proses

39
FE sebelum dan setelah FE pada hari ada perbedaan yang bermakna antara hari
pertama FE. Hal tersebut menunjukan kedua dengan hari ketiga. Sedangkan
bahwa ada pengaruh proses FE terhadap secara umum hari pertama dan hari ketiga
tingkat oedema kaki pada pasien, namun terdapat perbedaan yang bermakna yang
hanya pada kaki bagian kiri saja, hal menunjukan adanya penurunan oedema
tersebut dimungkinkan karena kaki kiri kaki.
semua responden adalah anggota gerak Secara umum menunjukan pada
yang tidak dominan sehingga lebih mudah kelompok kontrol maupun intervensi
untuk mengalami penurunan FO. Hal mengalami penurunan FO pada hari
tersebut mungkin akan berbeda bila ketiga. Serta hasil perbandingan selisih
responden lebih dominan menggunakan antara pengukuran FO pada hari pertama
anggota gerak sebelah kiri (kidal) maka dengan kari ketiga pada kedua kelompok
proses FE akan kurang berpengaruh. Serta antara kelompok kontrol dan intervensi
juga pada kaki kiri pada area lingkar ankle dalam semua FO menunjukan ada
lebih cepat mengalami penurunan oedema perbedaan yang bermakna pada semua
kaki dimungkinkan terjadi karena pada lingkar odema. Hal tersebut menunjukan
saluran pembuluh limfe pada area distal intervensi FE bermakna dalam penurunan
lebih mudah untuk mengembang atau selisih FO pada pasien.
dilatasi karena proses FE. Serta disebabkan Dalam penelitian ini, secara statistik
secara umum pada responden ekstremitas dan secara klinis menunjukan ada
bawah kiri kurang dominan dalam penurunan dalam FO baik pada kelompok
melakukan aktivitas keseharian, sehingga kontrol maupun kelompok intervensi,
ektremitas bawah kiri secara anatomi lebih pada kelompok kontrol menerima terapi
kecil dibandingakan ekstremitas bawah medikasi diuretik lasix dan atau
kanan. furosemide dalam terapi yang
Hasil penelitian saat hari kedua pada diberikannya, bisa dimungkinkan
kelompok intervensi menunjukan bahwa penurunan oedema tersebut akibat efek
semua FO dibandingkan pada hari pertama dari pemberian medikasi tersebut, seperti
menunjukan terdapat perbedaan FO baik penelitian Fogari (2005), menunjukan
pada lingkar ankle, instep maupun MP joint, bahwa pasien yang mengalami eodema
baik pada kaki kanan maupun pada kaki kiri dapat diberikan terapi diuretik untuk
dengan p-value <0,001. Demikian juga pada menurunkan oedema tersebut (Fogari,
hari ketiga, hasil penelitian menunjukan 2005), sedangkan pada kelompok
bahwa semua FO dibandingkan pada hari intervensi selain menerima medikasi
kedua menunjukan terdapat perbedaan diuretik juga mendapat terapi FE
semua FO baik, baik pada kaki kanan sehingga mengalami penurunan oedema
maupun pada kaki kiri dengan p-value yang lebih cepat dibandingkan pada
<0,001. Demikian juga pada hari ketiga, kelompok kontrol yang dapat dilihat dari
hasil penelitian menunjukan bahwa semua angka penurunan FO dan juga selisih FO
FO dibandingkan pada hari pertama pertama sebelum intervensi dengan hari
menunjukan terdapat perbedaan FO dengan ketiga pengukuran. yang lebih besar serta
p-value <0,001. Hampir sama dengan penurunan yang signifikan pada hari
kelompok kontrol yang menunjukan ada pertama FE, hari kedua dan hari ketiga
perbedaan yang bermakna antara hari FE.
pertama dengan hari kedua, namun tidak

40
Pada kasus oedema kaki akibat dengan p-value <0,001. Serta terdapat
limfadema juga dapat dilakukan proses FE perbedaan selisih FO pada pengukuran
seperti penelitian yang dilakukan oleh sebelum foot elevation dengan hari ketiga
(Kriederman et al., 2002) tentang efektifitas foot elevation. Sehingga perawat dapat
penggunaan pijat dan atau juga penggunaan melakukan intervensi elevasi kaki pada
penekan (bandage/compression) mampu pasien CHF untuk mengurangi oedema
mengurangi jumlah cairan pada kondisi kaki.
limfedema. (Kriederman et al., 2002)
Proses FE dapat meningkatkan aliran DAFTAR PUSTAKA
darah sekaligus meningkatkan aliran
sirkulasi limfatik pada jaringan tersebut. Chatterjee, K. (2002) ‘Congestive Heart
Proses FE dengan penekanan akan Failure What Should Be the Initial
mengenai pembuluh darah, pada pembuluh Therapy and Why ?’, American
darah tersebut akan tertekan dan terdorong Journal Cardiovascular Drugs, 2(1),
dengan proses FE, sehingga aliran darah pp. 1–6.
akan menuju ke bagian yang lebih
proksimal, demikian juga akan terjadi Cho, S. and Atwood, J. E. (2002)
permeabilitas dinding pembuluh darah ‘Peripheral edema’, American
(Goats, 1994). Demikian juga pada Journal of Medicine, 113(7), pp.
pembuluh limfe, dengan proses FE tersebut 580–586. doi: 10.1016/S0002-
akan merangsang aliran cairan dari bagian 9343(02)01322-0.
interstisial sel akan menuju ke bagian dalam
pembuluh limfe yang selanjutnya akan di Ciocon, J. O., Galindo-Ciocon, D. and
alirkan ke bagian proskimal pada pembuluh Galindo, D. J. (1995) ‘Raised leg
limfe tersebut. Selanjutnya cairan akan exercises for leg edema in the
dibawa kembali ke sistem vaskuler di muara elderly.’, Angiology, 46(1), pp. 19–
saluran limfe di atrium dextra jantung (Ekici 25. doi:
et al., 2009). 10.1177/000331979504600103.
Hasil penelitian menunjukan terdapat
perubahan FO pada pasien CHF yang Desai, A. S., Lewis, E. F., Li, R. and
mengalami oedema kaki setelah diberikan Solomon, S. D. (2012) ‘Rationale
intervensi FE setelah intervensi FE pada and design of the Treatment of
hari pertama, kedua dan ketiga dengan p- Preserved Cardiac Function Heart
value <0,001. Serta terdapat perbedaan Failure with an Aldosterone
selisih FO pada pengukuran sebelum Antagonist Trial : A randomized ,
intervensi dengan pengukuran pada hari controlled study of spironolactone in
ketiga intervensi yang sangat signifikan patients with symptomatic heart
antara kelompok kontrol dan kelompok failure and preserved ejection
intervensi. fraction’, American Heart Journal.
Mosby, Inc., 162(6), p. 966–972.e10.
E. KESIMPULAN DAN SARAN doi: 10.1016/j.ahj.2011.09.007.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
bahwa bahwa foot elevation efektif untuk Dinas Kesehatan Republik Indonesia
menurunkan oedema kaki pada pasien CHF (2013) ‘Riset Kesehatan Dasar
pada hari pertama, kedua dan hari ketiga 2013’, Riset Kesahatan Dasar, pp.

41
111–116. doi: 1 Desember 2013.
Kriederman, B., Myloyde, T., Bernas, M.,
Ekici, G., Bakar, Y., Akbayrak, T. and Preciado, S., Lynch, M., Summers,
Yuksel, I. (2009) ‘Comparison of P., C, W. and Mitte, M. (2002)
Manual Lymph Drainage Therapy and ‘LIMB VOLUME REDUCTION
Connective Tissue Massage in Women AFTER PHYSICAL TREATMENT
With Fibromyalgia: A Randomized BY COMPRESSION AND / OR
Controlled Trial’, Journal of MASSAGE IN A RODENT
Manipulative and Physiological MODEL OF PERIPHERAL
Therapeutics. National University of LYMPHEDEMA’, Lymphology, 35,
Health Sciences, 32(2), pp. 127–133. pp. 23–27.
doi: 10.1016/j.jmpt.2008.12.001.
Man, I. O. W., Glover, K., Nixon, P.,
Ely, J. W., Osheroff, J. a., Chambliss, M. L. Poyton, R., Terre, R. and Morrissey,
and Ebell, M. H. (2006) ‘Approach to M. C. (2004) ‘Effect of body position
Leg Edema of Unclear Etiology’, The on foot and ankle volume in healthy
Journal of the American Board of subjects.’, Clinical physiology and
Family Medicine, 19(2), pp. 148–160. functional imaging, 24(6), pp. 323–6.
doi: 10.3122/jabfm.19.2.148. doi: 10.1111/j.1475-
097X.2004.00578.x.
Fogari, R. (2005) ‘Ankle oedema and
sympathetic activation.’, Drugs, 65 Panel, P., Robert, A., Moe, G. W., Co-
Suppl 2, pp. 21–7. doi: chair, F., Cheung, A., Costigan, J.,
10.2165/00003495-200565002-00004. Ducharme, A., Estrella-holder, E.,
Ccn, C., Ezekowitz, J. A., Floras, J.,
Goats, G. (1994) ‘Massage - the scientific Giannetti, N., Grzeslo, A., Harkness,
basis of an ancient art : part 2 . K., Heckman, G. A., Howlett, J. G.,
Physiological and therapeutic effects’, Kouz, S., Leblanc, K., Pharmd, A.,
BJSM: Britain Journal Specials Mann, E., Meara, E. O., Rajda, M.,
Medicine, 2(28), pp. 153–156. Rao, V., Simon, J., Uk, M.,
Swiggum, E., Ashton, T., Astous, M.
Kasron, K. (2019) ‘PIJAT KAKI EFEKTIF D., Dorian, P., Haddad, H., Isaac, D.
MENURUNKAN FOOT EDEMA L. and Leblanc, M. (2011) ‘The 2011
PADA PENDERITA CONGESTIVE Canadian Cardiovascular Society
HEART FAILURE (CHF)’, Jurnal Heart Failure Management
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Guidelines Update : Focus on Sleep
2(1), pp. 14–26. Apnea , Renal Dysfunction ,
Kasron and Engkartini (2018) ‘Pijat Kaki Mechanical Circulatory Support ,
untuk Menurunkan Foot Oedema pada and Palliative Care’, CJCA. Elsevier
Penderita Congestive Heart Failure’, in Inc., 27(3), pp. 319–338. doi:
Priyanto and Widodo, G. G. (eds) 10.1016/j.cjca.2011.03.011.
Update on Management of Cardiac
Arrythmias. Kabupaten Semarang: Park, D. J., Han, S. K. and Kim, W. K.
Fakultas Keperawatan Universitas (2010) ‘Is the foot elevation the
Ngudi Waluto, pp. 56–67. optimal position for wound healing

42
of a diabetic foot ?’, British Journal of
Plastic Surgery. Elsevier Ltd, 63(3), pp.
561–564. doi:
10.1016/j.bjps.2008.11.042.

Pozehl, B., Duncan, K., Hertzog, M. and


Norman, J. F. (2010) ‘Heart Failure
Exercise And Training Camp: Effects
of a multicomponent exercise training
intervention in patients with heart
failure’, Heart & Lung: The Journal of
Acute and Critical Care. Elsevier Inc.,
39(6), pp. S1–S13. doi:
10.1016/j.hrtlng.2010.04.008.

Rahnavard, Z., Nodeh, Z. H. and


Hatamipour, K. (2014) ‘Congestive
heart failure: Predictors of health-
related quality of life in Iranian
women.’, Contemporary Nurse, 47(1–
2), pp. 159–167.

Trayes, K. P., Studdiford, J. S., Jefferson,


T., Tully, A. S. and Clinic, C. (2013)
‘Edema: Diagnosis and Management’.

Vesely, J., Quinn, T. and Pine, D. (2013) ‘A


Resource for Interprofessional
Providers Pedal Edema in Older
Adults’, Arizona medicine, (July), pp.
28–31.

World Health Organization (WHO) (2015)


‘Indonesia: WHO statistical profile’,
Country statistics and global health
estimates. Available at:
http://who.int/gho/mortality_burden_di
sease/en/.

43
Tabel 2
Lingkar Oedem Kaki Kelompok Kontrol dan Intervensi
No Kelompok/ Pengukuran L LO L LO L LO
Kaki
1 Kontrol/ Pre 0 Angkle 27,7±1,7 Instep 27,6±1,7 MP 27,1±1,5
Kanan Post 1 27,7±1,6 27,6±1,6 27,1±1,5
Post 2 27,5±1,6 27,4±1,7 26,7±1,5
Post 3 27,3±1,6 27,1±1,6 26,5±1,6
Δ1 0,02±0,33 -(0,01±0,16) 0,02±0,04
Δ2 0,16±0,23 0,19±0,24 0,32±0,14
Δ3 0,03±0,33 0,10±0,25 0,31±0,33
Intervensi/ Pre 0 Angkle 27,8±1,8 Instep 27,7±1,7 MP 27,2±1,6
Kanan Post 1 27,8±1,6 27,6±1,8 27,2±1,6
Post 2 27,5±1,6 27,4±1,7 26,9±1,6
Post 3 27,2±1,7 27,0±1,7 26,5±1,7
Δ1 0,02±0,33 -(0,01±0,16) 0,02±0,05
Δ2 0,23±0,29 0,30±0,18 0,37±0,10
Δ3 0,52±0,31 0,65±0,17 0,77±0,17
2 Kontrol/ Pre 0 Angkle 27,6±1,7 Instep 27,7±1,6 MP 27,0±1,6
Kiri Post 1 27,7 ±1,6 27,6±1,7 26,8±1,7
Post 2 27,4±1,7 27,3±1,7 26,4±1,7
Post 3 27,1±1,7 27,1±1,8 26,2±1,7
Δ1 -(0,01±0,14) 0,05±0,23 0,24±0,58
Δ2 0,28±0,13 0,36±0,23 0,37±0,45
Δ3 0,29±0,26 0,29±0,32 0,48±0,53
Intervensi/ Pre 0 Angkle 27,8±1,7 Instep 27,7±1,6 MP 27,1±1,5
Kiri Post 1 27,7±1,6 27,7±1,6 26,9±1,6
Post 2 27,5±1,6 27,3±1,6 26,6±1,6
Post 3 27,2±1,6 26,9±1,6 26,3±1,6
Δ1 0,03±0,05 0,02±0,04 0,14±0,42
Δ2 0,27±0,13 0,37±0,13 0,48±0,39
Δ3 0,59±0,18 0,72±0,13 0,74±0,41
Ket: L: Lingkar; LO: Lingkar Oedema; Δ1: Pre 0-Post1; Δ2: Pre 0-Post2; Δ3: Pre 0-Post3

Tabel 3
Analisis Perbandingan Lingkar Oedema Pada Kelompok Kontrol Dan Intervensi
No Kelompok /Kaki Perbandingan L p-value* L p-value* L p-value*
1 Kontrol Pre 0 vs Post 1 Angkle 0,206 Instep 0,317 MP 0,046
/Kanan Post 1 vs Post 2 <0,001 0,006 <0,001
Post 2 vs Post 3 0,021 0,130 0,924
Post 1 vs Post 3 0,491 0,081 0,001
Intervensi/ Pre 0 vs Post 1 Angkle 0,205 Instep 0,206 MP 0,059
Kanan Post 1 vs Post 2 <0,001 <0,001 <0,001
Post 2 vs Post 3 <0,001 <0,001 <0,001
Post 1 vs Post 3 <0,001 <0,001 <0,001

2 Kontrol/ Pre 0 vs Post 1 Angkle 0,493 Instep 0,301 MP 0,007


Kiri Post 1 vs Post 2 <0,001 <0,001 0,009
Post 2 vs Post 3 0,937 0,326 0,325
Post 1 vs Post 3 0,001 0,002 0,001

44
Intervensi/ Pre 0 vs Post 1 Angkle 0,008 Instep 0,046 MP 0,017
Kiri Post 1 vs Post 2 <0,001 <0,001 <0,001
Post 2 vs Post 3 <0,001 <0,001 <0,001
Post 1 vs Post 3 <0,001 <0,001 <0,001
Ket: L: Lingkar; *: Uji Wilcoxon, bermakna pada p-value <0,05.

Tabel 4
Analisis Perbandingan Lingkar Oedema Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi
No Kaki Pengukuran L p-value* L p-value* L p-value*
1 Kanan Pre 0 Angkle 0,777 Instep 0,814 MP-Joint 0,814
Post 1 0,832 0,813 0,832
Post 2 0,934 0,777 0,962
Post 3 0,274 0,324 0,473
ΔA1 0,960 0,757 0,944
ΔA2 0,175 0,057 0,201
ΔA3 <0,001 <0,001 <0,001

2 Kiri Pre 0 Angkle 0,759 Instep 0,814 MP-Joint 0,925


Post 1 0,804 0,832 0,732
Post 2 0,778 0,906 0,814
Post 3 0,630 0,417 0,597
ΔA1 0,676 0,926 0,461
ΔA2 0,816 0,990 0,130
ΔA3 <0,001 <0,001 0,011
Ket: Δ1: Pre 0-Post1; Δ2: Pre 0-Post2; Δ3: Pre 0-Post3; *: Uji Mann-Whitney, bermakna pada p-
value <0,05.

45

Anda mungkin juga menyukai