Disusun Oleh :
Endah Pramesti Utami G2A021017
Lida Woryaningsih G2A021021
Oktavia Rizkya Putri G2A021025
Dyah Ratna Widhawati G2A021027
Rizky Nurcahyati G2A021029
Renny Isnaeni Pebrianti G2A021115
7) Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala :
- Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan
jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah
terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
8) Pernapasa
n Gejala :
- Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda :
- Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
9) Keamanan
Gejala :
- Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10) Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi,
aterosporosis, penyakit jantung, DM
c. Pemeriksaan penunjang
1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2) Pemeriksaan retina
3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan
organ seperti ginjal dan jantung
4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah,
glukosa
6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram
renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan
kadar urine.
7) Foto dada dan CT scan
d. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Penurunan curah jantung
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Penyebab :
1. Perubahan irama jantung.
2. Perubahan frekuensi jantung.
3. Perubahan kontraktilitas.
4. Perubahan preload.
5. Perubahan afterload.
Penyebab:
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi gemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan / atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam , imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes melittus,
hiperlipidemia)
8. Kurang aktivitas fisik.
1. Observasi
Identifikasi karakteristik
nyeri dada (meliputi
faktor pemicu dan dan
pereda, kualitas, lokasi,
radiasi, skala, durasi dan
frekuensi)
Monitor EKG 12
sadapan untuk perubahan
ST dan T
Monitor
Aritmia( kelainan irama
dan frekuensi)
Monitor elektrolit yang
dapat meningkatkan
resiko aritmia( mis.
kalium, magnesium
serum)
Monitor enzim jantung
(mis. CK, CK-MB,
Troponin T, Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi
pada sindrom koroner
akut(mis. Skor TIMI,
Killip, Crusade)
2. Terapiutik
Pertahankan tirah baring
minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas
nyeri
Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
ansietas dan stres
Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
beristirahat dan
pemulihan
Siapkan menjalani
intervensi koroner
perkutan, jika perlu
Berikan dukungan
spiritual dan emosional
3. Edukasi
Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari
manuver Valsava (mis.
Mengedan sat BAB atau
batuk)
Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
Ajarkan teknik
menurunkan kecemasan
dan ketakutan
4. Kolbaorasi
Kolaborasi pemberian
antiplatelat, jika perlu
Kolaborasi pemberian
antiangina(mis.
Nitrogliserin, beta
blocker, calcium channel
bloker)
Kolaborasi pemberian
morfin, jika perlu
Kolaborasi pemberian
inotropik, jika perlu
Kolaborasi pemberian
obat untuk mencegah
manuver Valsava (mis.,
pelunak, tinja,
antiemetik)
Kolaborasi pemberian
trombus dengan
antikoagulan, jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan
x-ray dada , jika perlu
I. Daftar Pustaka
Ganong, W.F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran
Guyton, A.C. (1991). Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Adji
Dharmadan P. Lukmanto. Jakarta: EGC
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Kedua.
Penerbit: ECG
Sloane, E. (2007). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran