Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


SIRKULASI

Disusun Oleh :
Endah Pramesti Utami G2A021017
Lida Woryaningsih G2A021021
Oktavia Rizkya Putri G2A021025
Dyah Ratna Widhawati G2A021027
Rizky Nurcahyati G2A021029
Renny Isnaeni Pebrianti G2A021115

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan Sirkulasi


1. Definisi sirkulasi
Tubuh manusia terdiri dari beberapa organ tubuh yang tersusun
secara terstruktur dan sangat sistemik. Tiap organ dalam tubuh manusia
memiliki fungsi dan tugas tersendiri. Namun, organ-organ tersebut
tidak akan bisa melakukan tugasnya bila asupan oksigen, nutrisi serta
zat-zat yang dibutuhkannya tidak sampai pada organ yang
membutuhkannya tersebut. Oleh karena itulah dikenal istilah sirkulasi
dalam tubuh yang mengindikasikan adanya sistem transportasi zat-zat
dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh menuju tempa-tempat atau organ-
organ yang membutuhkannya (Ganong, 1998).
Sistem sirkulasi adalah sistem transport yang mensuplai zat-zat
yang di absorbsi dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan,
mengembalikan CO ke paru-paru dan produk-produk metabolisme
lainnya ke ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperatur tubuh dan
mendistribusikan hormon-hormon dan zat-zat lain yang mengatur
fungsi sel (Ganong, 1998).
Sirkulasi dalam tubuh manusia terbagi dalam dua jenis yang
sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru-paru. Kedua sistem sirkulasi
tersebut saling bekerja sama untuk mendistribusikan zat-zat yang
penting dibutuhkan oleh tubuh, antara lain oksigen dan berbagai nutrisi
lainnya (Sloane, 2007).
Sirkulasi sistemik adalah bagian dari sistem kardiovaskuler yang
membawa darah beroksigen dari jantung, untuk tubuh, dan kembali
terdeoksigenasi darah kembali ke jantung. Istilah ini kontras dengan
sirkulasi paru-paru. Sirkulasi sistemik yang biasanya juga disebut
sebagai sirkulasi utama adalah proses dimana darah, yaitu sebagai
pembawa hormon dan zat-zat yang diperlukan tubuh ini dipompakan
melalui sistem tertutup pembuluh-pembuluh darah oleh jantung. Dari
ventrikel kiri, darah dipompakan melalui arteri-arteri dan anteriol ke
arterile ke kapiler-kapiler, dimana darah berada dalam keadaan
seimbang dengan cairan interstitial. Kapiler-kapiler mengalirkan darah
melalui venula ke dalam vena dan kembali ke atrium kanan (Ganong,
1998).

2. Fisiologi sistem/Fungsi normal sistem sirkulasi sistemik


a. Bagian-bagian yang berperan
1) Arteri berfungsi mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke
jaringan. Untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan
kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri.
2) Arteriola adalah cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi
sebagai kendali dimana darah dikeluarkan ke dalam kapiler.
Arteriola mempunyai dinding otot yang kuat yang mampu
menutup arteriola dan melakukan dilatasi beberapa kali lipat dan
mengubah aliran darah ke kapiler sebagai respon terhadap
kebutuhan jaringan.
3) Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan zat makanan
elektrolit, hormone dan bahan lainnya antara darah dan cairan
interstitial. Untuk ini dinding kapiler bersifat sangat tipis dan
permeabel molekul kecil.
4) Venula berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara
bertahap dan bergabung menjadi vena yang semakin besar.
5) Vena adalah saluran penampung dan pengangkut darah dari
jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan pada sistem vena
sangat rendah maka dinding vena sangat tipis, tetapi dinding
vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga berfungsi
sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan
berdasarkan kebutuhan tubuh.
3. Mekanisme
Dalam sirkulasi sistemik, arteri membawa oksigen darah ke
jaringan. Ketika darah beredar melalui tubuh, oksigen berdifusi dari
darah ke dalam sel sekitar kapiler, dan karbon dioksida berdifusi ke
dalam darah dari sel-sel kapiler. Vena membawa darah
terdeoksigenasi kembali ke jantung. Oksigen darah memasuki
sirkulasi sistemik ketika meninggalkan ventrikel kiri, melalui katup
aorta semilunar. Bagian pertama dari sirkulasi sistemik adalah arteri
aorta, arteri besar dan berdinding tebal.
Darah berpindah dari arteri ke arteriol dan akhirnya ke
kapiler yang paling tipis dan paling banyak dari pembuluh darah.
Kapiler ini membantu untuk bergabung dengan jaringan arteriol
untuk transportasi nutrisi ke sel, yang menyerap oksigen dan nutrisi
di dalam darah (Sherwood, 2001).
Darah terdeoksigenasi kemudian dikumpulkan oleh venula,
mengalir pertama ke dalam pembuluh, dan kemudian ke vena cava
inferior dan superior, yang kembali ke jantung kanan, menyelesaikan
siklus sistemik. Darah kemudian kembali melalui sirkulasi paru-paru
sebelum kembali lagi ke sirkulasi sistemik (Ganong, 1998).
4. Proses sirkulasi sistemik
Peran sirkulasi sistemik sangat kompleks bagi tubuh
manusia. Selain sistem transport, pekerjaan utama dari sistem
sirkulasi adalah mengambil nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian
tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan darah dan jantung
yang memompa darah. Darah beredar melalui pembuluh darah, yang
terdiri dari arteri dan vena. Membawa oksigen darah arteri dan vena
membawa darah terdeoksigenasi (Guyton, 1991).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sirkulasi
sistemik
a. Beban awal
Otot jantung direnggangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi
dan berhubungan dengan panjang otot jantung. Peningkatan
beban awal menyebabkan kontraksi ventrikel lebih kuat dan
meningkatkan volume curah jantung.
b. Kontraktilitas (kemampuan)
Bila saraf simpatis yang menuju ke atas atau ke kiri akan
meningkatkan kontraktilitas. Frekuensi dan irama jantung juga
akan mempengaruhi kontraktillitas.
c. Beban akhir
Resistensi (tahanan) harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan
dari ventrikel. Beban akhir suatu beban ventrikel kiri diperlukan
untuk membuka katup semilunaris aorta dan mendorong darah
selama kontraksi. Peningkatan kerja juga meningkatkan
kebutuhan oksigen.
d. Frekuensi jantung
Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat
pekerjaan jantung.
6. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
sirkulasi
a. Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena
endapan lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat
berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid
(lemak).
b. Emboli yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang
bergerak.
c. Anemia atau biasa disebut penyakit kurang darah yaitu
rendahnya kadar haemoglobin dalam darah atau berkurangnya
jumlah eritrosit dalam darah.
d. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah.
e. Thrombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda
yang tidak bergerak.
f. Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar
membeku (diturunkan secara hereditas).
g. Leukemia (kanker darah) yaitu peningkatan jumlah eritrosit
secara tidak terkendali.
h. Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat
aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
i. Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen
pembentuk haemoglobin yang bersifat menurun.
j. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi akibat
arteriosklerosis.
k. Hemoroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar
dubur.

B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Sirkulasi Sistemik :


1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan
melalui kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat
dapat pasien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada
(Hidayat, 2009 : h 85). Identitas klien (nama, umur, asal, jenis kelamin,
dll). Identitas keluarga atau penanggungjawab.
a. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan dahulu
4) Riwayat kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan fisik: data focus
1) Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek,
gaya hidup
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit
jantung koroner / katup dan penyakit screbiovakuolar,
episode palpitasi, perpirasi.
Tanda :
- Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan
TD diperlukan untuk menaikkan diagnosis.
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan
dengan regimen otak).
- Nada denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis.
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan
sangat kuat.
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia.
- Bunyi, jantung terdengar S 2 pada dasar
S3 (CHF dini) S4 (pengerasan vertikel kiri /
hipertrofi vertical kiri).
3) Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
depresi eufuria atau jarah kronis (dapat mengidentifikasi
kerusakan serebral ) faktor-faktor inulhfel, hubungan
keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan
kontiniu perhatian, tangisan yang meledak, gerak tangan
empeti otot muka tegang (khususnya sekitar mata)
gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam peningkatan
pola bicara.
4) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
5) Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup
makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol,
mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda :
- Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah
diabetik).
6) Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi
tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
Tanda : - Status mental perubahan keterjagaan
orientasi, pola isi bicara, efek, proses fikir atau memori.

7) Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala :
- Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan
jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah
terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
8) Pernapasa
n Gejala :
- Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda :
- Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
9) Keamanan
Gejala :
- Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10) Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi,
aterosporosis, penyakit jantung, DM

c. Pemeriksaan penunjang
1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2) Pemeriksaan retina
3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan
organ seperti ginjal dan jantung
4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah,
glukosa
6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram
renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan
kadar urine.
7) Foto dada dan CT scan
d. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Penurunan curah jantung
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Penyebab :
1. Perubahan irama jantung.
2. Perubahan frekuensi jantung.
3. Perubahan kontraktilitas.
4. Perubahan preload.
5. Perubahan afterload.

Gejalan dan Tanda Mayor Subjektif :


1. Perubahan irama jantung :
– Bradikardial / Takikardia.
– Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi.
2. Perubahan preload :
– Edema,
– Distensi vena jugularis,
– Central venous pressure (CVP) meningkat/menurun,
– Hepatomegali.
3. Perubahan afterload.
– Tekanan darah meningkat / menurun.
– Nadi perifer teraba lemah.
– Capillary refill time > 3 detik
– Oliguria.
– Warna kulit pucat dan / atau sianosis.
4. Perubahan kontraktilitas 
– Terdengar suara jantung S3 dan /atau S4.
– Ejection fraction (EF) menurun.
Kondisi Klinis Terkait :
1. Gagal jantung kongestif.
2. Sindrom koroner akut.
3. Stenosis mitral.
4. Regurgitasi mitral.
5. Stenosis aorta.
6. Regurgitasi aorta.
7.  Stenosis pulmonal.
8. Regurgitasi trikuspidal.
9. Stenosis pulmonal.
10. REgurgitasi pulmonal.
11. Aritmia.
12. Penyakit jantung bawaan.

Diagnosa 2: perfusi perifer tidak efektif


Definisi
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme
tubuh.

Penyebab:
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi gemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan / atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam , imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes melittus,
hiperlipidemia)
8. Kurang aktivitas fisik.

Gejala dan Tanda Mayor – Subjektif : (Tidak tersedia).


Gejala dan Tanda Mayor – Objektif :
1. Pengisian kapiler >3 detik.
2. Nadi perifer menurun atau tidak teraba.
3. Akral teraba dingin.
4. Warga kulit pucat.
5. Turgor kulit menurun.
 
Gejala dan Tanda Minor – Subjektif :
1. Parastesia.
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten).
 
Gejala dan Tanda Minor – Objektif:
1. Edema.
2. Penyembuhan luka lambat.
3. Indeks ankle-brachial < 0,90.
4. Bruit femoral.
 
Kondisi Klinis Terkait.
1. Tromboflebitis.
2. Diabetes melitus.
3. Anemia.
4. Gagal Jantung kongenital.
5. Kelainan jantung kongenital/
6. Thrombosis arteri.
7. Varises.
8. Trombosis vena dalam.
9. Sindrom kompartemen
e. Perencanaan

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Luaran Intervensi
Penurunan curah jantung Curah jantung meningkat PERAWATAN JANTUNG (I.02075)
1. Observasi
 Identifikasi tanda/gejala
primer Penurunan curah
jantung (meliputi
dispenea, kelelahan,
adema ortopnea
paroxysmal nocturnal
dyspenea, peningkatan
CPV)
 Identifikasi tanda /gejala
sekunder penurunan
curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan,
hepatomegali ditensi
vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria,
batuk, kulit pucat)
 Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan
output cairan
 Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
 Monitor EKG 12
sadapoan
 Monitor aritmia
(kelainan irama dan
frekwensi)
 Monitor nilai
laboratorium jantung
(mis. Elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-
BNP)
 Monitor fungsi alat pacu
jantung
 Periksa tekanan darah
dan frekwensi
nadisebelum dan sesudah
aktifitas
 Periksa tekanan darah
dan frekwensi nadi
sebelum pemberian obat
(mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium
channel blocker,
digoksin)
2. Terapeutik
 Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung
yang sesuai (mis. Batasi
asupan kafein, natrium,
kolestrol, dan makanan
tinggi lemak)
 Gunakan stocking elastis
atau pneumatik
intermiten, sesuai
indikasi
 Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres,
jika perlu
 Berikan dukungan
emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk
memepertahankan
saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
 Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti
merokok
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan harian
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output cairan
harian
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program
rehabilitasi jantung

PERAWATAN JANTUNG AKUT :


AKUT( I.02076)

1. Observasi
 Identifikasi karakteristik 
nyeri dada (meliputi
faktor pemicu dan dan
pereda, kualitas, lokasi,
radiasi, skala, durasi dan
frekuensi)
 Monitor EKG 12
sadapan untuk perubahan
ST dan T
 Monitor
Aritmia( kelainan irama
dan frekuensi)
 Monitor elektrolit yang
dapat meningkatkan
resiko aritmia( mis.
kalium, magnesium
serum)
 Monitor enzim jantung
(mis. CK, CK-MB,
Troponin T, Troponin I)
 Monitor saturasi oksigen
 Identifikasi stratifikasi
pada sindrom koroner
akut(mis. Skor TIMI,
Killip, Crusade)
2. Terapiutik
 Pertahankan tirah baring
minimal 12 jam
 Pasang akses intravena
 Puasakan hingga bebas
nyeri
 Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
ansietas dan stres
 Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
beristirahat dan
pemulihan
 Siapkan menjalani
intervensi koroner
perkutan, jika perlu
 Berikan dukungan
spiritual dan emosional
3. Edukasi
 Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
 Anjurkan menghindari
manuver Valsava (mis.
Mengedan sat BAB atau
batuk)
 Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
 Ajarkan teknik
menurunkan kecemasan
dan ketakutan
4. Kolbaorasi
 Kolaborasi pemberian
antiplatelat, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
antiangina(mis.
Nitrogliserin, beta
blocker, calcium channel
bloker)
 Kolaborasi pemberian
morfin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
inotropik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
obat untuk mencegah
manuver Valsava (mis.,
pelunak, tinja,
antiemetik)
 Kolaborasi pemberian
trombus dengan
antikoagulan, jika perlu
 Kolaborasi pemeriksaan
x-ray dada , jika perlu

Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer meingkat PERAWATAN SIRKULASI


(I.02079)
1. Observasi
 Periksa sirkulasi
perifer(mis. Nadi perifer,
edema, pengisian
kalpiler, warna, suhu,
angkle brachial index)
 Identifikasi faktor resiko
gangguan sirkulasi (mis.
Diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
 Monitor panas,
kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada
ekstremitas
2. Terapeutik
 Hindari pemasangan
infus atau pengambilan
darah di area
keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas pada
keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet
pada area yang cidera
 Lakukan pencegahan
infeksi
 Lakukan perawatan kaki
dan kuku
 Lakukan hidrasi
3. Edukasi
 Anjurkan berhenti
merokok
 Anjurkan berolahraga
rutin
 Anjurkan mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
 Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika
perlu
 Anjurkan minum obat
pengontrol tekakan darah
secara teratur
 Anjurkan menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
 Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang
tepat(mis. Melembabkan
kulit kering pada kaki)
 Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
 Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
 Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan( mis. Rasa
sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
B. MANAJEMEN SENSASI
PERIFER (I. 06195)
1. Observasi
 Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
 Identifikasi penggunaan
alat pengikat, prostesis,
sepatu, dan pakaian
 Periksa perbedaan
sensasi tajam atau
tumpul
 Periksa perbedaan
sensasi panas atau dingin
 Periksa kemampuan
mengidentifikasi lokasi
dan tekstur benda
 Monitor terjadinya
parestesia, jika perlu
 Monitor perubahan kulit
 Monitor adanya
tromboflebitis dan
tromboemboli vena
2. Terapeutik
 Hindari pemakaian
benda-benda yang
berlebihan suhunya
(terlalu panas atau
dingin)
3. Edukasi
 Anjurkan penggunaan
termometer untuk
menguji suhu air
 Anjurkan penggunaan
sarung tangan termal
saat memasak
 Anjurkan memakai
sepatu lembut dan
bertumit rendah
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan
 Tirah Baring atau  Toleransi aktivitas klien dalam melakukan aktivitas
imobilisasi  Konservasi eneergi  Kaji adanya faktor yang
 Kelemahan menyeluruh Setelah dilakukan tindakan menyebabkan kelelahan
 Ketidakseimbangan antara keperawatan selama 2 x 24  Monitor nutrisi dan sumber
suplei oksigen dengan jam Pasien bertoleransi energi yang adekuat
kebutuhan gaya hidup yang terhadap aktivitas dengan  Monitor pasien akan adanya
dipertahankan. Kriteria Hasil : kelelahan fisik dan emosi secara
 Berpartisipasi dalam berlebihan
DS: aktivitas fisik tanpa  Monitor respon
 Melaporkan secara verbal disertai peningkatan kardivaskuler terhadap aktivitas
adanya kelelahan atau tekanan darah, nadi dan (takikardi, disritmia, sesak nafas,
kelemahan. RR diaporesis, pucat, perubahan
 Adanya dyspneu atau  Mampu melakukan hemodinamik)
ketidaknyamanan saat aktivitas sehari hari  Monitor pola tidur dan lamanya
beraktivitas. (ADLs) secara mandiri tidur/istirahat pasien
 Keseimbangan aktivitas  Kolaborasikan dengan Tenaga
DO : dan istirahat Rehabilitasi Medik dalam
 Respon abnormal dari merencanakan progran terapi
tekanan darah atau nadi yang tepat.
terhadap aktifitas  Bantu klien untuk
 Perubahan ECG : aritmia, mengidentifikasi aktivitas yang
iskemia mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
 Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
 Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
 Monitor respon fisik, emosi,
sosial dan spiritual

I. Daftar Pustaka
Ganong, W.F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran
Guyton, A.C. (1991). Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Adji
Dharmadan P. Lukmanto. Jakarta: EGC
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Kedua.
Penerbit: ECG
Sloane, E. (2007). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran

Anda mungkin juga menyukai