Anda di halaman 1dari 23

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

dengan Kondisi dan Proses Kelahiran Normal


Elmon Patadungan
102014009/A2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
e-mail: elmon.patadungan96@gmail.com

Pendahuluan

Periode neonatal terdiri atas 28 hari pertama kehidupan. Dalam hal sehat dan sakit,
periode neonatal merupakan periode tunggal terpenting masa bayi dan kanak-kanak karena
selama waktu tersebut terdapat mortalitas paling tinggi. Kerusakan yang berefek seumur
hidup dari peristiwa perinatal juga sering ditemukan. Kerusakan sistem saraf pusat yang
dialami ketika persalinan, kelahiran, atau selama periode neonatal bertanggung jawab
terhadap suatu proporsi bermakna dari kecacatan neurologik yang bermanifestasi pada akhir
masa kanak-kanak.1 Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Rerata bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi
berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami
masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin
cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan antara umur kehamilan
dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan
ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya.

Makalah ini diharapkan dapat membantu penulis dan pembaca mengerti mengenai
neonatus dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, transisi
dari fisiologi janin ke neonatus, tata laksana pada neonatus. Dengan demikian, perawatan
neonatus dapat dilakukan dengan baik.

Anamnesis

Hal-hal yang harus dicermati dalam anamnesis adalah riwayat terdapatnya penyakit
keturunan, riwayat kehamilan-kehamilan sebelumnya, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
persalinan sekarang. Informasi ini akan sangat membantu dalam menilai kelainan yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik.2

1
Pada riwayat kehamilan ibu, perlu ditanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil,
ada atau tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.
Dirincikan pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan
antenatal dilakukan (dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis). Apakah ibu
mendapatkan toksoid tetanus. Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester
pertama) mungkin dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayinya. Infeksi beberapa jenis
virus, misalnya virus rubela, yang terjadi pada trimester awal kehamilan dapat menyebabkan
cacat bawaan pada bayi. Pada bayi yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditanya
apakah ibu merokok, atau minum minuman keras, serta anamnesis yang cermat tentang
makanan ibu selama hamil.2

Riwayat kelahiran juga harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat
kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum,
bedah cesar), adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan morbiditas pada
hari-hari pertama setelah lahir. Masa kehamilan juga perlu ditanyakan, apakah cukup bulan,
kurang bulan, ataukah lewat bulan. Bila ada, lebih baik dilihat catatan yang diberikan oleh
Puskesmas atau rumah bersalin tempat bayi lahir, yang biasanya memberikan informasi yang
diperlukan, termasuk nilai Apgar.2

Perlu pula ditanyakan mengenai corak reproduksi ibu. Tumbuh kembang, kesehatan,
penyebab kesakitan dan kematian anak sangat erat berhubungan dengan corak reproduksi ibu,
yaitu umur ibu pada saat hamil, jarak kelahiran, dan jumlah kelahiran (paritas). Di samping
itu, corak reproduksi ibu merupakan salah satu determinan penting status kesehatan ibu.
Karena itu hal yang perlu ditanyakan: Umur ibu saat hamil/melahirkan, terutama yang
pertama; Umur kakak adiknya sehingga dapat diketahui jarak (interval) kelahiran; Jumlah
persalinan, termasuk aborsi.2

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada neonatus ini merupakan prosedur skrining dan
bertujuan untuk menemukan gangguan-gangguan yang memerlukan tatalaksana dini. Bayi
harus telanjang dalam ruang yang hangat dan ibu sebaiknya dapat melihat dengan jelas apa
yang dikerjakan. Pemeriksaan harus menyeluruh dalam urutan yang logis.3

2
Penilaian Adaptasi Neonatus

Penilaian terhadap adaptasi neonatus dilakukan dengan cara menghitung nilai Apgar
(Apgar score). Cara ini digunakan secara luas di seluruh dunia. Kriteria yang dinilai adalah
(1) laju jantung, (2) usaha bernapas, (3) tonus otot, (4) refleks terhadap rangsangan, dan (5)
warna kulit. Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga neonatus dapat memperoleh nilai
0 sampai 10. Cara-cara penilaian Apgar dapat dilihat di tabel 1.2

Tabel 1. Nilai Apgar.2

Tanda 0 1 2
Laju Jantung Tidak ada <100 > 100
Usaha bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
biru / pucat ekstremitas biru kemerahan
Penilaian ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk
adaptasi neonatal. Neonatus yang beradaptasi dengan baik mempunyai nilai Apgar antara 7
sampai 10. Nilai 4 sampai 6 menunjukkan keadaan asfiksia ringan sampai sedang, sedangkan
nilai 0 sampai 3 menunjukkan derajat asfiksia yang berat.2

Pada pasien ditemukan bayi menangis spontan (Apgar usaha bernapas: 2), aktif
(Apgar tonus otot: 2), denyut jantung 140x/menit (Apgar laju jantung: 2), Positif refleks
bersin (Apgar refleks: 2), dengan badan kemerahan dan ekstremitas sedikit biru (Apgar warna
kulit: 1). Dengan demikian pasien anak tersebut memiliki skor Apgar 9 yang berarti
beradaptasi dengan baik.

Usia Kehamilan

3
Gambar 1. Kriteria fisik dan neuromuskular untuk penilaian maturitas
dan usia kehamilan menurut Ballard.4

Usia kehamilan ditentukan dengan penilaian berbagai tanda fisik dan tanda-tanda
neurologis yang bervariasi menurut usia dan maturitas janin. Kriteria fisik merupakan tanda-
tanda yang matur seiring bertambahnya usia janin, termasuk peningkatan kekenyalan daun
telinga; peningkatan ukuran jaringan payudara, penurunan rambut lanugo halus dan imatur
pada punggung, dan pengurangan opasitas kulit. Kriteria neurologik merupakan tanda-tanda
yang matur seirimg usia kehamilan, termasuk penambahan fleksi kaki, pinggul, dan lengan;

4
penambahan tonus otot fleksor leher; dan penurunan kelemahan sendi. Tanda-tanda ini
ditentukan selama usia hari pertama dan ditentukan skornya. Skor kumulatif akurat sampai 2
minggu.5 Bayi dengan usia gestasi kurang dari 38 minggu dianggap preterm, bayi matur
memiliki usia gestasi 38-42 minggu, dan bayi dengan usia gestasi lebih dari 42 minggu
disebut postterm.1

Berat, lingkar kepala, dan panjang kepala-ke-tumit hendaknya ditentukan dan dicatat.
Lingkar kepala diukur pada diameter oksipital-ke-frontal terbesar. Panjang diukur dari
puncak kepala (verteks) sampai lutut dengan tungkai bayi dalam keadaan ekstensi penuh.
Pengukuran ini kemudian dibandingkan untuk gestasi terhadap grafik pertumbuhan janin.
Grafik pertumbuhan optimum, sesuai untuk populasi spesifik, harus digunakan bila tersedia.
Kehamilan di dataran tinggi akan menghasilkan bayi baru lahir yang berukuran lebih kecil
daripada kehamilan pada ketinggian yang sama atau dekat permukaan laut, Bayi yang pada
+2 deviasi standar (SD) pada grafik di bawah ini dianggap sesuai untuk usia gestasi. Bayi
kurang dari 2 SD dibawah mean adalah kecil untuk usia gestasi, dan mereka yang lebih dari 2
SD di atas mean adalah besar untuk usia gestasi.1

Gambar 2. Grafik berat badan lahir Gambar 3. Grafik panjang kepala-tumit


terhadap usia gestasi.1 terhadap usia gestasi.1

5
Gambar 4. Grafik lingkar kepala terhadap usia gestasi.1

Didapatkan berat badan bayi 3200 gram dan pada tabel sesuai masa kehamilan,
panjang badan 40 cm dan pada tabel menunjukkan kecil masa kehamilan, lingkar kepala 33
cm dan pada tabel menunjukkan sesuai masa kehamilan.

Tanda-tanda Vital

Sesudah penampakan umum janin dievaluasi, pemeriksaan harus diteruskan dengan


penilaian tanda-tanda vital, terutama frekuensi jantung (frekuensi jantung normal 120-160
x/menit), frekuensi pernapasan (frekuensi normal 30-60 x/menit), suhu (biasanya pada
mulanya dilakukan per rektal dan kemudian melalui aksila), dan tekanan darah (sering
dicadangkan untuk bayi sakit).5

Ukuran Antropometrik

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan mempunyai ukuran badan sebagai
berikut:.Perlu diukur panjang kepala-simfisis berat antara 2500 sampai 4000 gram, panjang
45 sampai 54 cm, lingkaran kepala 33 sampai 37 cm, lingkaran dada biasanya 2 cm lebih
kecil dari lingkaran kepala dan simfisis-kaki untuk menilai proporsi tubuh bayi, agar kelainan
seperti akondroplasia dapat dideteksi.2 Neonatus ini memiliki berat badan 3200 gram
(normal), panjang badan 40 cm (dibawah normal), lingkar kepala 33 cm (normal), linglar
perut 30 cm.

Kulit

Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis pada
ujung-ujung jari pada hari pertama. Bila terdapat sianosis pada seluruh tubuh pikirkan
kelainan jantung bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Warna kulit yang pucat terdapat
pada anemia berat atau asfiksia palida. Pletora tampak pada polisitemia.2

Warna kulit yang kuning disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam serum
darah, atau pewarnaan oleh mekonium. Kenaikan kadar bilirubin indirek memberi warna
kuning-jingga sedangkan penumpukan bilirubin direk memberikan warna kuning kehijauan.
Pada neonatus yang berkulit gelap, ikterus sebaiknya diperiksa pada mukosa. Pada orang
kulit berwarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada punggung dan
bokong yang disebut Mongolian spots.2

6
Kulit neonatus cukup bulan ditutupi oleh semacam zat yang bersifat seperti lemak
yang disebut verniks kaseosa, yang berfungsi sebagai pelumas serta sebagai isolasi panas.
Tebal jaringan subkutan pada neonatus cukup bulan adalah sekitar 0,25 sampai 0,5 cm.
Edema sering terlihat baik pada neonatus cukup bulan maupun kurang bulan pada daerah
presentasi. Lanugo, yaitu rambut halus yang terdapat pada punggung bayi, lebih banyak
terdapat pada bayi kurang bulan dan makin berkurang sampai hilang pada bayi cukup bulan.
Perhatikan terdapat petekie atau ekimosis yang dapat disebabkan trauma lahir atau oleh
sepsis, penyakit perdarahan, atau trombositopenia.2

Perhatikan terdapatnya tumor di kulit. Catat ukuran, bentuk, konsistensi serta


warnanya. Perhatikan apakah ada kelainan bawaan lain pada kulit. Turgor kulit yang jelek
atau kulit keriput menandakan terdapatnya dehidrasi atau gizi yang buruk. Pada lebih kurang
40% neonatus cukup bulan, di kulit hidung dan pipi terlihat bintik-bintik putih kekuningan
yang disebut milia, yaitu kista epidermal yang berisi materi keratin, yang biasanya
menghilang dalam beberapa minggu. Kadang di daerah sekitar dahi dan ketiak terlihat
miliara kristalina yaitu vesikula jernih yang disebabkan oleh retensi keringat akibat obstruksi
saluran keringat.2

Kepala

Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
karena molding. Keadaan ini akan normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
besar dan kecil mudah diraba. Pada pemeriksaan ubun-ubun perlu diperhatikan ukuran dan
ketegangannya. Perhatikan terdapatnya kelainan yang disebabkan trauma lahir, seperti kaput
suksedaneum, hematoma sefal, perdarahan subaponeurotik atau fraktur tulang tengkorak.
Kaput suksedaneum adalah edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya
tidak tegas dan menyeberangi sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari. Hematoma sefal
tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh kaput suksedaneum. Konsistensi
hematoma sefal ini lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, jadi tidak
menyeberangi sutura. Bila hematoma sefal menyeberangi sutura berarti terdapat fraktur
tulang tengkorak. Hematoma sefal akan mengalami kalsifikasi setelah beberapa hari, dan
akan menghilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Perdarahan subaponeurotik terjadi oleh
karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar dengan sinus-sinus dalam
tengkorak. Perdarahan ini dapat terjadi pada tiap persalinan yang diakhiri dengan alat.
Biasanya batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala dapat tampak asimetris. Pada perabaan

7
sering ditemukan fluktuasi dan juga terdapat edema. Bila berat, kelainan ini dapat
mengakibatkan renjatan, anemia atau hiperbilirubinemia.2

Wajah

Seringkali wajah neonatus tampak asimetris oleh karena posisi janin intrauterin.
Kelainan wajah yang khas terdapat pada beberapa sindrom seperti sindrom Down atau
sindrom Pierre-Robin yang mudah dikenal. Perhatikan kelainan wajah akibat trauma lahir
seperti laserasi, paresis N. fasialis atau patah tulang zigomatikus.2

Mata

Pemeriksaan mata neonatus seringkali sulit dilakukan karena biasanya matanya


tertutup. Dengan menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan mata neonatus akan
terbuka sehingga dapat diperiksa. Mikroftalmia kongenital dapat ditemukan dengan cara
inspeksi dan palpasi. Glukoma kongenital mulanya terlihat sebagai pembesaran, kemudian
sebagai kekeruhan kornea. Katarak kongenital dapat mudah terlihat sebagai pupil yang
berwarna putih . Trauma pada mata terlihat sebagai edema palpebra, perdarahan konjungtiva
atau retina. Perhatikanlah adanya sekret mata. Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat
cepat menjadi panoftalmia dan menyebabkan buta.2

Telinga

Pada neonatus cukup bulan telah terbentuk tulang rawan sehingga bentuk telinga
dapat dipertahankan. Perhatikanlah letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah
terdapat pada neonatus dengan sindrom tertentu antara lain Pierre-Robin. Sinus yang terdapat
di depan telinga adalah sisa dari branchial cleft. Kadang terlihat auricle tag. Karena sulit, ada
kecenderungan untuk tidak memeriksa membrana timpani pada neonatus, padahal otitis
media dapat ditemukan pada hari pertama dan dapat didiagnosis dengan menggunakan
otoskop. Sebaiknya bila terdapat tanda-tanda infeksi periksalah membrana timpani.2

Hidung

Neonatus bernapas melalui hidung; bila ia bernapas melalui mulut maka harus
dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresia koana
bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Pernapasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan paru. Lubang hidung sering

8
tersumbat oleh mucus. Bila terdapat sekret yang mukopurulen yang kadang-kadang berdarah
perlu dipikirkan sifilis kongenital.2

Mulut

Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Dengan inspeksi dapat
dilihat adanya labio dan gnatoskisis, adanya gigi atau ranula, yaitu kista lunak yang berasal
dari dasar mulut. Perhatikan lidah apakah membesar seperti pada sindrom Beckwith atau
selalu bergerak seperti pada sindrom Down. Neonatus dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk. Secara palpasi dapat dideteksi
terdapatnya high arch palate, palatoskisis, dan baik atau tidaknya refleks isap. Sebelum bayi
berumr 2 bulan saliva bayi sedikit. Bila terdapat hipersalivasi pada neonatus perlu dipikirkan
kemungkinan atresia esofagus dengan atau tanpa fistula trakeo-esofagus.2

Leher

Leher neonatus tampak pendek akan tetapi pergerakannya baik. Apabila terdapat
keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher. Tumor di daerah leher seperti
tiroid, hemangioma, higroma kistik, selain merupakan masalah sendiri dapat juga menekan
trakea sehingga memerlukan tindakan segera.2

Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit. Trauma leher ini dapat
menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresi pada tangan, lengan, atau
diafragma. Dapat terjadi perdarahan m. sternokleidomastoideus yang apabila tidak ditangani
dengan baik dapat menyebabkan tortikolis. Perhatikan pula terdapatnya webbed neck yang
terdapat pada beberapa kelainan kongenital antara lain pada sindrom Turner.2

Dada

Bentuk dada neonatus adalah seperti tong. Pektus ekskavatum atau karinatum sering
membuat orangtua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai arti klinis. Pada respirasi
normal dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila terdapat gangguan
pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi. Gerakan dinding
dada harus simetris; bila tidak, harus dipikirkan kemungkinan pneumotoraks, paresis
diafragma, atau hernia diafragmatika.2

Laju napas normal neonatus berkisar antara 30-60 kali per menit. Penghitungan harus
dilakukan satu menit penuh, oleh karena sering terdapat periodic breathing. Periodic

9
breathing adalah pola pernapasan pada neonatus, terutama prematur, yang ditandai dengan
henti napas yang berlangsung kurang dari 20 detik, dan terjadi secara berkala. Perhatikan
juga tipe pernapasan neonatus. Kelenjar payudara neonatus, baik pada wanita atau lelaki
akibat pengaruh hormon pada ibu kadang-kadang tampak membesar dan seringkali disertai
dengan sekresi air susu. Luas areola dan tebal jaringan payudara dipakai untuk menilai usia
kehamilan. Kadang ditemukan puting susu berlebih.2

Dengan palpasi kita dapat menemukan fraktur klavikula serta meraba iktus kordis
untuk menentukan posisi jantung. Pada pemeriksaan neonatus jarang dilakukan perkusi
dada.2

Laju jantung dihitung selama satu menit penuh dengan menggunakan stetoskop. Laju
jantung normal adalah 120-160 kali per menit dan dipengaruhi oleh aktivitas bayi. Bising
jantung seringkali terdengar pada neonatus, tetapi ini belum berarti terdapat penyakit jantung
bawaan. Sebaliknya, tidak terdengarnya bising jantung tidak menyingkirkan kemungkinan
terdapatnya penyakit jantung bawaan. Bunyi napas neonatus adalah bronkovesikular; kadang
dapat terdengar ronki pada akhir inspirasi panjang. Terdengarnya bising usus di daerah dada
menunjukkan adanya hernia diafragmatika.2

Abdomen

Dinding perut neonatus lebih datar daripada dinding dadanya. Bila perut sangat
cekung, pikirkan kemungkinan terdapatnya hernia diafragmatika. Abdomen yang membuncit
mungkin disebabkan hepato-splenomegali atau tumor lainnya ataupun cairan didalam rongga
perut. Bila perut bayi kembung harus diteliti kemungkinan enterokolitis nekrotikans,
perforasi usus atau ileus. Perhatikan adanya gastroskisis, ekstrofia vesikalis, omfalokel, atau
duktus omfaloenterikus persisten, tumor lain pada dinding perut. Omfalokel perlu dibedakan
dari gastroskisis, yaitu kegagalan dinding perut untuk menutup akibat defek pada muskulus
rektus abdominis. Kelainan bawaan lain yang perlu diperhatikan adalah sindrom prune belly.2

Hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan limpa juga sering
teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri, karena masih terjadi hematopoeisis ekstramedular.
Kadang-kadang hati dan limpa sedemikian besarnya sehingga batas bawahnya berada di
abdomen bagian bawah, misalnya pada eritroblastosis fetalis. Dengan palpasi yang dalam
ginjal dapat diraba apabila posisi bayi terlentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot
dinding perut dalam keadaan relaksasi. Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di

10
antara garis tengah dan tepi perut. Biasanya bagian ginjal yang dapat diraba sekitar 2-3 cm.
Pembesaran ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan atau trombosis vena
renalis. Trauma pada abdomen oleh karena kelahiran yang sukar, misalnya pada letak
sungsang, depat mengakibatkan perdarahan hati, limpa atau kelenjar adrenal.2

Genitalia Eksterna

Pada bayi perempuan cukup bulan labia minora tertutup oleh labia mayora, dan ini
adalah salah satu kriteria untuk menilai usia kehamilan neonatus. Lubang uretra terpisah dari
lubang vagina; bila hanya terdapat satu lubang berarti ada kelainan. Kadang-kadang tampak
sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu.2

Pada bayi lelaki sering terdapat fimosis. Ukuran penis bayi berkisar antara 3-4 cm
(panjang) dan 1-1,3 cm (lebar). Hipospadia adalah kelainan yang tidak jarang ditemukan,
yang dapat berupa defek di bagian ventral ujung penis saja atau berupa defek sepanjang
penisnya. Epispadia yaitu defek pada dorsum penis lebih jarang ditemukan, dan merupakan
varian ekstrofia kandung kencing.2

Skrotum bayi biasanya besar dan mempunyai banyak rugae. Hidrokel seringkali
ditemukan dan harus dibedakan dari hernia inguinalis.testis biasanya sudah turun ke dalam
skrotum pada bayi cukup bulan; pada bayi kurang bulan tidak jarang terdapat kriptorkismus.
Torsi testis dapat terjadi in utero dan dapat dilihat saat lahir berupa testis yang membesar dan
keras.2

Kadang-kadang sulit menentukan jenis kelamin neonatus, misalnya pada bayi


perempuan terdapat klitoris yang sangat besar dan labia mayoranya berfusi serta berpigmen
banyak; atau pada bayi lelaki terdapat penis kecil dengan hipospadia dan skrotum terpisah.
Delam keadaan ini perlu pemeriksan kromatin seks atau kromosom seks. Trauma di daerah
genitalia eksterna seringkali ditemukan pada kelahiran sungsang dan dapat berupa pedarahan
ke dalam rongga skrotum atau testis atau otot-otot pelvis.2

Anus

Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya atresia ani,
melainkan juga untuk mengetahui posisinya. Kadang-kadang fistula yang besar dapat
dianggap sebagai anus yang normal, tetapi apabila diperhatikan benar-benar maka akan
kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang normal.2

11
Tulang Belakang dan Ekstremitas

Untuk pemeriksaan tulang belakang, neonatus diletakkan dalam posisi tengkurap.


Tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari terdapatnya skoliosis,
meningokel, spina bifida, spina bifida okulta, atau sinus pilonidalis.2

Perhatikan pergerakan ekstremitas. Apabila ada asimetri pikirkan kemungkinan


adanya patah tulang atau kelumpuhan saraf. Patah tulang yang multipel terdapat pada
osteogenesis imperfekta. Kelumpuhan pada lengan mungkin disebabkan oleh fraktur humerus
atau kelumpuhan Erb, yaitu kerusakan pada saraf servikal 5 dan 6. Kelumpuhan pada tangan
dapat disebabkan oleh paralisis Klumpke. Yaitu kerusakan pada saraf servikal 7 dan torakal 1.
Paralis kedua tungkai dapat disebabkan oleh trauma berat atau kelainan bawaan di tulang
belakang.2

Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan. Hipotonia umum (floppy infant) biasa
disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat. Perhatikanlah posisi kedua kaki, apakah ada
pes equinovarus atau valgus.juga keadaan jari-jari tangan dan kaki apakah ada polidaktili,
sindaktili, atau claw-hand atau claw-feet. Periksa juga adanya dislokasi terutama dislokasi
panggul, dengan cara Ortholani.2

Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologik harus meliputi penilaian tonus aktif dan pasif, tingkat
kewaspadaan, refleks neonatus primer (primitif), refleks tendon dalam, aktivitas motorik
spontan, dan saraf kranialis (meliputi pemeriksaan retina, gerakan otot ekstraokluler,
kekuatan masseter seperti pada pengisapan, motilitas wajah, pendengaran, dan fungsi lidah).
Refleks Moro merupakan salah satu refleks primer bayi baru lahir. Refleks ini ada pada saat
lahir dan hilang pada usia 3-6 bulan. Refleks ini terjadi dengan menjatuhkan sedikit dan
mendadak kepala yang ditopang dari posisi telentang yang sedikit diangkat. Penjatuhan
sedikit ini dapat menyebabkan pembukaan tangan dan abduksi lengan, yang diikuti oleh
fleksi ekstremitas atas dan menangis. Genggaman telapak tangan muncul pada usia 28
minggu dan menghilang pada usia 4 bulan. Refleks tendon dalam mungkin cepat pada bayi
baru lahir normal; 5-10 denyut klonus pergelangan kaki, normal. Tanda babinski adalah
ekstensor atau pengangkatan. Pemeriksaan sensoris dapat dievaluasi dengan penarikan
ekstremitas, meringis, dan menangis dalam responnya terhadap stimuli nyeri. Refleks

12
mencari (rooting), atau memutar kepala ke arah stimuli taktil ringan daerah perioral, terjadi
pada usia 32 minggu.5

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksan yang dapat dilakukan pada neonatus adalah glukosa darah, hematokrit,
penyakit hemolitik autoimun, dan uji tapis kesalahan metabolisme bawaan.1

Glukosa darah diperiksa untuk menyingkirkan hipoglikemi. Kadar glukosa darah


dapat diukur menggunakan salah satu metode uji tapis cepat di samping tempat tidur pada 2
dan 4 jam setelah lahir. Protokol khusus berupa pemeriksaan glukosa tambahan serta
pemberian makanan dini harus dilakukan untuk bayi berisiko. Kadar glukosa kurang dari 40-
45 mg/dL harus dievaluasi dengan assay untuk glukosa serum, dan pengobatan hipoglikemia
harus dimulai sementara menunggu hasil pemeriksaan. Hipoglikemia, yang didefinisikan
sebagai kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dL, telah dilaporkan pada 8-11% bayi cukup
bulan.1

Hematokrit dapat diukur ketika memeriksa konsentrasi glukosa darah, untuk


menyingkirkan anemia (hematokrit kurang dari 45%) dan polisitemia (hematokrit darah vena
lebih dari 65%). Anemia biasanya disebabkan oleh hemolisis atau kehilangan darah.
Polisitemia lebih sering terjadi setelah transfusi plasenta-ke-janin saat lahir, serta pada bayi
postmatur, kecil untuk usia kehamilan, salah satu dari anak kembar, atau bayi yang lahir dari
ibu penderita diabetes atau hipertensi.1

Jika seorang ibu memiliki golongan darah O atau Rh-Negatif, golongan darah bayinya
harus ditentukan; uji Coomb direk harus dikerjakan bila terdapat inkompatibilitas.1

Sebelum pemulangan dari rumah sakit, semua bayi baru lahir harus menjalani uji tapis
setidaknya untuk hipotiroidisme primer dan fenilketonuria.1

Diagnosis

Untuk melakukan diagnosis neonatus, dilakukan dengan menggunakan peta


Lubchenko. Dengan peta itu dapat diketahui apakah bayi pada saat lahir sesuai, kecil, atau
besar untuk masa kehamilan.2

13
Gambar 5. Penilaian klasifikasi maturitas bayi baru lahir menurut Lubchenko.2

Transisi dari Fisiologi Janin ke Neonatus

Pengangkutan oksigen melalui plasenta manusia mengakibatkan perbedaan (gradien)


antara PaO2 ibu dan janin.Walaupun darah janin yang teroksigenasi mempunyai kadar Pa O2
rendah dibandingkan dengan kadar PaO2 orang dewasa dan bayi, janin tidak anerobik.
Ambilan dan konsumsi oksigen janin serupa dengan kecepatan penggunaan neonatus,
walaupun suhu lingkungannya serta kadar aktivitas janin dan neonatus sangat berbeda. Lebih
lanjut, kandungan oksigen darah janin hampir sama dengan kandungan oksigen pada bayi
yang lebih tua dan anak-anak karena darah janin mempunyai kadar hemoglobin yang jauh
lebih tinggi.5

Gambar 6. Kurva disosiasi hemoglobin-oksigen.6

Hemoglobin janin (dua rantai alfa dan dua rantai gamma) mempunyai afinitas lebih
tinggi terhadap oksigen daripada afinitas hemoglobin dewasa, dengan demikian
mempermudah transfer oksigen melewati plasenta. Kurva disosiasi hemoglobin-oksigen janin
dengan demikian tergeser ke sebelah kiri kurva dewasa; pada kadar PaO2 yang sama,

14
hemoglobin janin akan lebih tersaturasi daripada hemoglobin dewasa. Namun, karena fungsi
hemoglobin janin berada pada bagian curam, ujung bawah kurva saturasi oksigen, pelepasan
oksigen ke jaringan tidak kurang. Sebaliknya, pada konsentrasi oksigen yang lebih tinggi
dalam plasenta, pemuatan oksigen diperbesar. Pada trimester terakhir produksi hemoglobin
janin mulai menurun dan produksi hemoglobin dewasa mulai meningkat, dan menjadi satu-
satunya hemoglobin yang tersedia pada bayi baru lahir pada usia 3-6 bulan. Saat ini, kurva
disosiasi hemoglobin janin telah bergeser pada posisi dewasa.5

Sebagian besar darah vena umbilikalis yang teroksigenasi dengan baik kembali ke
jantung dari plasenta, memperfusi hati. Sisanya memintasi hati melalui pintasan (duktus
venosus) dan masuk vena kava inferior. Darah teroksigenasi yang berada dalam vena kava ini
mengandung 65-70% aliran darah balik vena ke atrium kanan. Pembagian krista dalam
atrium kanan mengarahkan sepertiga darah dari vena kava menyeberangi foramen ovale
paten menuju ke atrium kiri, yang selanjutnya akan dipompa ke sirkulasi jantung, otak, dan
ekstremitas atas oleh ventrikel kiri. Aliran balik vena dari atas tubuh bersama dengan sisa dua
per tiga dari vena kava dalam atrium kanan, kemudian diarahkan ke ventrikel kanan.
Campuran darah vena teroksigenasi rendah dari bagian atas dan bagian bawah tubuh ini
masuk arteri pulmonalis, yang darinya hanya 8-10% dipompakan ke sirkuit pulmonal. Sisa
80-92% curah ventrikel kanan memintasi paru-paru melalui duktus arteriosus paten (PDA),
dan memasuki aorta desendens. Jumlah darah yang mengalir ke sistem pulmonal rendah
(8-10%) karena vasokonstriksi yang disebabkan oleh hipertrofi otot media arteriol pulmonal
kecil dan cairan dalam paru janin meningkatkan tahanan vaskular aliran darah. Tonus arteri
pulmonalis juga berespons terhadap hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis, dengan
vasokonstriksi, suatu respon yang dapat meningkatkan tahanan vaskular pulmonal lebih
lanjut.5

Duktus arteriosus tetap paten pada janin karena kadar PaO2 dan prostaglandin
pendilatasi rendah. Dalam uterus, ventrikel kanan adalah ventrikel yang dominan, memompa
65% curah ventrikel gabungan, yang merupakan volume yang sangat tinggi (450
mL/kg/menit) dibandingkan dengan yang dipompa oleh ventrikel kanan bayi yang lebih tua
(200 mL/kg/menit).5

Transisi sirkulasi yang terjadi antara masa janin dan neonatus melibatkan pengeluaran
sirkulasi tahanan-rendah plasenta, mulainya pernapasan udara dan penurunan tahanan arteri
pulmonalis, dan penutupan pintasan yang digunakan saat dalam uterus. Ketika tali pusar

15
dijepit, sistem tekanan rendah plasenta dieliminasi, sehingga meningkatkan tekanan darah
sistemik. Alirak balik vena dari plasenta yang berkurang, juga menurunkan tekanan atrium
kanan. Bila proses pernapasan mulai, udara menggantikan cairan paru, mempertahankan
kapasitas residual fungsional. Cairan meninggalkan paru-paru, sebagian melalui trakea dan
ditelan atau ditekan keluar selama pelahiran per vaginam. Sistem limfatik dan vena pulmonal
menyerap kembali sisa cairan.5

Kebanyakan bayi normal memerlukan sedikit sekali tekanan untuk membuka paru-
paru sesudah lahir. Beberapa bayi memerlukan tekanan pembukaan yang lebih besar. Dengan
mulainya pernapasan, tahanan vaskular pulmonal menurun, sebagian akibat dari gerakan
pernapasan dan sebagian akibat dari kenaikan tekanan oksigen arteri. Peningkatan aliran
darah ke paru-paru menyebabkan darah vena pulmonalis yang kembali ke atrium kiri lebih
besar jumlahnya; tekanan atrium kiri lebih besar jumlahnya; tekanan atrium kiri sekarang
melebihi tekanan atrium kanan, dan foramen ovale menutup. Karena aliran melalui sirkulasi
pulmonal bertambah dan tekanan oksigen arteri meningkat, duktis arteriosus mulai
berkonstriksi. Pada bayi cukup bulan, konstriksi ini secara fungsional menutup duktus
arteriosus dalam 1 hari sesudah lahir. Penutupan permanen memerlukan trombosis dan
fibrosis, suatu proses yang dapat berlangsung beberapa minggu.5

Ventilasi, oksigenasi, dan pH serta PCO2 normal segera mengurangi vasokonstriksi


arteria pulmonalis dengan menyebabkan relaksasi otot polos. Pengubahan lagi (remodeling)
otot media yang hipertrofi dimulai saat lahir dan berlanjut selama tiga bulan berikutnya,
menyebabkan penurunan tahanan vaskuler pulmonal lebih lanjut dan peningkatan aliran
darah pulmonal lebih lanjut.5

Tata Laksana pada Neonatus

Tempat perawatan bayi baru lahir bekerja dengan mengikuti seperangkat rutinitas
yang sudah ditetapkan guna mendorong suatu transisi sehat dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin.1

Suhu Tubuh

Bayi baru lahir memiliki kemungkinan besar untuk kehilangan sejumlah besar panas
badannya setelah lahir. Saat lahir, kulit bayi diliputi oleh cairan amnion; bayi biasanya
terpajan pada suhu rendah yang mengelilingi di ruang persalinan, dan sering kali dibiarkan
tanpa diselimuti untuk memungkinkan observasi awal yang baik. Dengan demikian, bayi

16
akan kehilangan panas badan melalui evaporasi, radiasi, dan konveksi. Bayi berespons
terhadap keadaan dingin ini melalui perangsangan metabolisme simpatis, yang meningkatkan
produksi panas. Panas juga dipertahankan dengan mengurangi aliran darah kulit.Kebutuhan
metabolik respons ini dapat menggandakan konsumsi oksigen bayi; bayi hipoksik tidak
berespons melalui peningkatan produksi panas. Respons termogenik juga dapat dihambat
dengan menghangatkan kulit, meskipun suhu tubuh sentral tetap subnormal.1

Jika tidak diambil tindakan untuk mencegah kehilangan panas, suhu tubuh dapat turun
dengan cepat. Pengeringan menggunakan handuk yang memiliki daya serap baik segera
setelah lahir dan menjaga bayi tetap terbungkus di dalam handuk atau selimut yang hangat
dan kering di antara pemeriksaan di ruang persalinan akan mengurangi kehilangan panas.
Pemeriksaan dan resusitasi di kamar bersalin harus dilakukan di bawah lampu penghangat.
Namun, perlu diingat bahwa lampu penghangat dapat memberi panas yang berlebihan pada
bayi dan menghasilkan luka bakar berat. Selain itu,hipertermia akan meningkatkan kebutuhan
metabolik bayi dan konsumsi oksigennya.1
Bayi yang harus terus-menerus atau sering diobservasi dapat dirawat tanpa pakaian di
dalam inkubator untuk mempertahankan lingkungan termal yang netral. Lingkungan termal
netral ini adalah rentang suhu dan kelembapan sekeliling yang kehilangan panasnya minimal
dan kebutuhan metabolik serta konsumsi oksigennya paling rendah. Untuk bayi baru lahir
cukup bulan normal yang tidak berpakaian, lingkungan termal netral adalah 31-34C pada
kelembapan 50%. Sebuah lampu penghangat, yang dapat juga digunakan untuk
mempertahankan suhu bayi, akan meningkatkan kehilangan air evaporatif yang tidak kentara
(insensible water loss).1

Selama beberapa jam pertama, suhu tubuh bayi harus berulang kali diukur dan dicatat.
Suhu yang relevan adalah suhu pusat tubuh atau suhu inti. Suhu kulit dapat jauh lebih rendah
daripada suhu inti tersebut, terutama pada bayi yang kedinginan, yang aliran darah ke
kulitnya berkurang. Suhu rektal adalah indikator suhu pusat tubuh yang baik, tetapi sebuah
alat pengukur suhu yang keras yang ditinggalkan di dalam rektum tanpa pengawasan konstan
dapat menyebabkan perforasi usus besar. Pengukuran suhu aksila biasanya merupakan
alternatif yang cocok dan aman. Rentang suhu aksila normal adalah 36,5-37,4C. Bila bayi
ditempatkan di inkubator, suhu tubuh bayi sekaligus suhu lingkungan di dalam inkubator
harus dipantau dan dicatat. Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh meningkatnya
suhu inkubator. Namun, peningkatan suhu tubuh di atas normal, sementara suhu inkubator
tetap konstan mengesankan adanya demam.1

17
Bayi hipotermik harus dihangatkan di dalam inkubator atau penghangat radian
(radiant warmer). Umumnya, bayi paling baik dihangatkan kembali pada kecepatan sedang,
biasanya 2 sampai 4 jam agar suhu inti mencapai 37C. Upaya menghangatkan tubuh bayi
secara cepat memerlukan lebih banyak panas eksternal, yang dapat menimbulkan apnea.
Penghangatan yang terlalu lambat akan disertai dengan hipoglikemia dan asidosis metabolik
persisten.1

Begitu bayi cukup bulan yang baru lahir mampu mempertahankan suhu yang stabil,
mereka dapat dirawat di ranjang terbuka, asalkan berpakaian dan dibungkus di dalam selimut.
Sebuah ruangan bebas-angin dengan suhu 24-26C akan memberi kondisi termal-netral yang
adekuat.1

Fungsi Kardiopulmonal

Frekuensi denyut jantung bayi, tekanan darah, frekuensi napas, kualitas pernapasan,
serta warna kulit dan membran mukosa harus sering diperiksa selama 6 jam pertama setelah
lahir, dan hasil pemeriksaan dicatat. Periode ini merupakan periode munculnya sebagian
besar penyakit kardiopulmonal yang mengancam jiwa. Setelah itu, frekuensi pengamatan
dapat dikurangi jika bayi terlihat baik.1

Dalam 10 menit pertama setelah lahir, rata-rata frekuensi denyut jantung adalah 160
denyut per menit, tetapi beragam antara 120 hingga 200. Setelah itu, rata-rata adalah 120-130
denyut (rentang antara 90 hingga 175). Menetapnya frekuensi denyut jantung yang rendah
atau tinggi menunjukkan kondisi patologik. Takikardi dapat terjadi pada deplesi volume,
penyakit kardiorespiratorik, penghentian obat-obatan, dan hipertiroidisme. Bradikardi sering
dijumpai setelah asfiksia perinatal dan juga dapat ditemukan berhubungan dengan apnea.1

Saat tidur, bayi baru lahir normalnya mengalami jeda-jeda singkat dalam
pernapasannya. Lama jeda ini biasanya adalah 5 detik atau kurang, tetapi adakalanya hingga
selama 9 detik. Bayi yang menyusu memiliki pola pernapasan teratur ketika mengisap dan
menelan. Sebaliknya, bayi yang mendapat susu formula memiliki pernapasan yang tidak
teratur, termasuk jeda panjang selama makan. Apnea berkepanjangan atau apnea yang
disertai dengan bradikardiadalah hal yang abnormal dan memerlukan pemeriksaan. Kondisi
tersebut merupakan tanda nonspesifik; dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan,
seperti sepsis,penyakit jantung, polisitemia, dan perdarahan intrakranial.1

18
Rentang normal bagi pengukuran tekanan darah indirek pada bayi cukup bulan adalah
sistolik 65-95 mm Hg dan diastolik 30-60 mmHg. Tekanan darah beragam menurut berat
badan lahir, dan cenderung lebih rendah pada bayi-bayi kecil. Mean tekanan darah adalah 50-
55 mm Hg pada bayi dengan berat badan di atas 3 kg dalam 12 jam pertama, sedangkan pada
bayi dengan berat badan 2-3 kg, 41-45 mmHg.1

Fungsi Gastrointestinal

Respons bayi terhadap menyusu pertamanya harus diamati dengan teliti. Selama
menyusu, anomali seperti fistula trakeoesofageal dapat ditemukan. Neonatus sering
meregurgitasikan beberapa mL susu yang diberikan, khususnya saat bersendawa. Jumlah
muntahan yang lebih banyak atau isi muntahan yang terwarna dengan cairan empedu
menunjukkan kelainan. Selama hari pertama, bayi yang menelan banyak mukus atau darah ke
dalam lambungnya dapat berulang-ulang meregurgitasikan sejumlah kecil bahan atau
mengalami kesulitan menyusu. Pembilasan orogastrik dengan larutan salin akan
mengeluarkan bahan ini dan memperbaiki penyusuan. Jika muntah terus berlangsung
meskipun telah dilakukan pembilasan, penyebab muntah yang lain harus dipertimbangkan.1

Asupan zat gizi, volume formula yang diminum oleh bayi yang meminum susu botol
atau perubahan berat badan setelah menyusu pada bayi yang meminum ASI, harus
diperhatikan dan dicatat. Neonatus cukup bulan yang sehat tidak harus ditimbang setiap kali
menyusui. Namun, perilaku bayi saat menyusu, frekuensi menyusu, dan pemulaan produksi
ASI harus dicatat. Jika terdapat keraguan mengenai kecukupan asupan susu, pengukuran
perubahan berat badan setelah menyusu penting dilakukan.1

Banyak obat serta bahan kimia lain yang potensial toksik mampu melintas dari ibu ke
bayi melalu air susu. Jika seorang ibu yang tengah mendapat obat ingin menyusui bayinya,
daftar semua senyawa yang dapat dipindahkan ke dalam air susu harus diperiksa.1

Kira-kira 70% neonatus normal mengeluarkan mekonium dalam 12 jam


pertama mereka; 25% yang lain antara 12 dan 24 jam, dan sisa 5% pada kira-kira 48 jam.
Saat defekasi pertama harus dicatat. Pengeluaran mekonium dapat terlambat pada obstruksi
intestinal distal, sindrom sumbatan mekonium, penyakit Hirschsprung, sepsis, prematuritas,
hipotiroidisme, dan pemajanan pada narkotik.1

Bayi dengan obstruksi gastrointestinal letak tinggi biasanya datang dengan muntah,
tetapi tanpa distensi abdomen dan sering kali dengan pola defekasi normal selama hari

19
pertama. Pada bayi dengan obstruksi letak rendah, defekasi berlangsung abnormal dan
distensi lazim ada, tetapi muntah mungkin muncul belakangan.1

Selama beberapa hari pertama, kualitas feses berubah dari mekonium yang berwarna
hijau-hitam seperti tar, menjadi hijau, lalu menjadi kuning. Konsistensi feses menyerupai
pasta yang pekat atau lebih encer. Feses sering tidak homogen, dengan partikel kecil tersebar
di dalam bahan yang lebih tidak padat. Namun, feses yang normal tidak encer. Selama
minggu pertama, bayi baru lahir biasanya mengeluarkan feses 3-5 kali per hari, tetapi dapat
juga sampai 10 kali per hari. Warna feses bayi yang meminum ASI cenderung lebih kuning
tua atau kehijauan dibandingkan bayi yang mendapat formula susu sapi. Darah tua
menyerupai tar pada feses bayi baru lahir paling sering berasal dari darah ibu yang tertelan
saat kelahiran. Darah ibu ini dapat dibedakan dari darah bayi melalui uji untuk membedakan
hemoglobin dewasa dari janin. Bercak kecil darah merah segar pada feses mengindikasikan
suatu fisura rektum. Jika tidak ditemukan fisura atau terdapat banyak darah di dalam feses,
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Feses diare biasanya disebabkan oleh infeksi,
malabsorpsi, atau penghentian pemberian obat.1

Fungsi Berkemih

Kira-kira 68% bayi baru lahir berkemih dalam 12 jam setelah lahir. Dua puluh lima
persen berkemih dalam 24 jam dan 7% sisanya mendekati 48 jam. Saat bayi pertama kali
berkemih harus dicatat. Kegagalan mengeluarkan urine dapat disebabkan oleh penyebab
prarenal (seperti dehidrasi atau syok), abnormalitas ginjal (seperti agenesis ginjal, nekrosis
tubular akut, dan trombosis vena renalis), atau sumbatan pada aliran keluar urine (seperti
katup uretra posterior atau uretrokel).1

Urin neonatus normalnya berwarna kuning atau coklat muda. Kristal-kristal urat, yang
berwarna merah muda sampai coklat, biasanya ditemukan pada popok bayi. Hematuria
bersifat patologik dan harus dievaluasi.1

Terapi Profilaksis

Profilaksis Mata

Untuk mencegah oftalmia gonokokus, semua bayi baru lahir harus mendapat larutan
perak nitrat 1% atau salep mata yang mengandung baik tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%,

20
yang dioleskan pada kedua mata dalam waktu 1 jam setelah lahir. Larutan atau salep tersebut
jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat mengurangi efektivitas obat.1

Vitamin K

Semua bayi baru lahir harus mendapat satu dosis tunggal vitamin K, dalam beberapa
jam pertama setelah lahir untuk mencegah timbulnya penyakit perdarahan bayi baru lahir.
Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau intrakranial serta suatu
perdarahan menyeluruh. Peristiwa tersebut dapat terjadi sedini beberapa hari pertama setelah
lahir, atau hingga selambat 2 bulan atau lebih. Bentuk lambat terutama terjadi pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif. Satu miligram vitamin K, intramuskular mampu memberi
perlindungan penuh. Dosis oral 2 mg mampu mempertahankan status koagulasi normal dalam
beberapa hari pertama, tetapi mungkin harus diulang karena satu dosis tunggal mungkin tidak
mempunyai efek perlindungan yang sama lamanya dengan vitamin K1 intramuskular.1

Pencegahan Hepatitis

Di Amerika Serikat saat ini telah menjadi suatu kebijaksaan umum untuk
mengimunisasi semua bayi terhadap hepatitis B. Dosis vaksin rekombinan pertama harus
diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih baik jika dalam periode neonatal. Pada banyak
keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus sebelum
pemulangan dari rumah sakit.1

Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B-positif atau ibu dengan status hepatitis tidak
diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B-positif, begitu suhu
stabil, mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua bahan darah infeksius.
Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah. Sebelum 12 jam pascalahir,
berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL IM) di satu tempat, dan vaksin
hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang lain. Jika menggunakan vaksin
Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5ug), formulasi pediatri (2,5 ug) yang
digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu
untuk pengujian segera dan berikan vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian,
jika ibu ternyata terbukti hepatitis B-positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun
sesegera mungkin dan definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang
lazim. Bayi dari ibu hepatitis B-positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan
dosis kedua pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan.1

21
Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat dari menjadi media
berbiaknya mikroorganisme patogen, seperti Staphylococcus dan Clostridia. Perawatan tali
pusat paling baik dilakukan dengan membiarkannya terpajan pada udara dan mengusapnya
setiap hari dengan alkohol. Tindakan ini akan mengeringkan tali pusat, menjadikannya media
pertumbuhan yang buruk; jangan sekali-kali membungkus tali pusat dengan balutan yang
basah atau balutan yang kedap udara. Pemberian obat antiseptik topikal pada tali pusat dapat
mengurangi kolonisasi kuman,tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada infeksi
stafilokokus di ruang perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.1

Sirkumsisi

Sirkumsisi atau pengangkatan prepusium penis hampir di dekat sulkus koronarius


sering dilakukan untuk mencegah penyakit peradangan lambat pada penis (misal,
balanopostitis) serta masalah stenosis atau konstriksi prepusium (fimosis atau parafimosis).
Di Amerika Serikat, sirkumsisi telah diperlihatkan menurunkan insidensi kanker penis,
infeksi traktus urinarius,dan penyakit menular seksual.1

Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus diajarkan
kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Pada kelahiran cukup
bulan, hanya 4% bayi memiliki prepusium yang dapat ditarik ke belakang. Angka ini
meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90% pada usia 3 tahun.1

Kesimpulan

Neonatus sangatlah rentan. Karena itulah perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan


lengkap mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang. Dengan
pemeriksaan tersebut, dapat ditentukan apakah neonatus tersebut normal atau tidak. Setelah
ditemukan bahwa neonatus normal, maka perlu dilakukan penatalaksanaan dalam merawat
neonatus yang rentan tersebut. Dengan hal-hal demikian maka kesehatan neonatus tersebut
dapat dijamin dan kualitas hidupnya baik.

22
Daftar Pustaka

1. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD, penyunting. Buku ajar pediatri rudolph.
Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2007. h. 229-63.
2. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, penyunting. Diagnosis fisis pada anak.
Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2007. h. 146-58.
3. Neil D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008. h. 45.
4. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current diagnosis and
treatment. Colorado: McGraw-Hill; 2010.
5. Behrman RE, Kliegman RM. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2010.
h. 223-9
6. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson esentials of
pediatrics. 6th Edition. California: Saunders Elsevier; 2011.

23

Anda mungkin juga menyukai