Anda di halaman 1dari 54

Presentasi Kasus

Asma Bronkiale
Christine Octaviani
112017038

Dosen Pembimbing : dr. Sriandayani Sp.A


Identitas pasien
• Nama : An. MA
• Tanggal Lahir( umur ) : 19 -4 -2006 ( 12 tahun)
• Jenis kelamin : laki-laki
• Alamat : Karang
• Suku bangsa : jawa
• Agama : Islam
• Pendidikan : -
Identitas orang tua
Ibu
• Nama : Ny. O
• Tanggal Lahir( umur ) : 13- 10 -83 (35 Tahun)
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Karang
• Suku bangsa : jawa
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ANAMNESIS

Keluhan Utama
•Sesak Nafas Sejak 1 Hari yang lalu

Keluhan Tambahan
•Sesak nafas, Batuk, Pilek, Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluh sesak nafas sejak 1 hari yang lalu, disertai suara mengik,
memberat pada malam hari. Tanda kebiruan pada bibir, tangan dan kaki
disangkal. Pasien dapat berbicara seperti biasa.
• Pasien juga mengeluh batuk berdahak berwarna hijau kekuningan sejak 3
hari yang lalu. Memburuk saat malam hari. Keluhan batuk berdahak
diawali dengan batuk tidak berdahak, kemudian menjadi berdahak putih
yang berubah menjadi berwarna kekuningan pada hari pemeriksaan.
• Pasien pilek sejak 3 hari yang lalu, bersamaan dengan batuk, ingus
berwarna putih. Hidung tersumbat pada malam hari disangkal pasien.
• Pasien mengeluh demam sejak 2 hari yang lalu. Hilang timbul meningkat
pada malam hari.
• BAB & BAK normal. Nafsu makan baik
•-
RPD • Pasien belum pernah menderita
keluhan serupa sebelumnya

• Ayah menderita Asma


RPK •-
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Kehamilan Kelahiran

• Perawatan antenatal care • Berat badan lahir : 3250 gram


setiap bulan ke bidan • Panjang Badan : 49 cm
• Penyakit selama kehamilan : • Lingkar Kepala : tidak
tidak ada diketahui
• Bayi langsung menangis
• Nilai APGAR : Tidak diketahui
Riwayat Perkembangan

• Mengangkat kepala : 2 bulan


• Tengkurap : 3 Bulan
• Duduk : 6 Bulan
• Berdiri : 9 Bulan
• Berjalan : 11 Bulan
Riwayat Imunisasi
Waktu Pemberian
Imunisasi
Bulan (Booster)
Tahun
0 1 2 3 4 5 6 9 15 18 5 10 12
BCG I
Polio I II III IV
Hepatitis B I II III IV
Hib I II III
DPT I II III
Campak I
MMR I
Data
Tanda Vital
Antropometri
• Keadaan Umum • Frekuensi Nadi : • BB : 45 kg
: tampak sakit 134x/menit • TB : 140 cm
• Kesadaran : • Frekuensi Napas
Compos Mentis : 36x/ menit
• Suhu tubuh :
37.8◦C
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
• Bentuk dan ukuran normocephali , rambut hitam, distribusi merata,
tidak mudah dicabut, ubun-ubun menutup.
Mata
• bentuk tidak ada kelainan, kedudukan kedua bola mata simetris, konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), kornea kanan dan kiri jernih, pupil kanan dan
kiri bulat simetris (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+).
Telinga
• Normotia, tidak terlihat adanya serumen
Hidung
• Bentuk tidak ada kelainan, tidak ada septum deviasi, terlihat secret jernih
(+/+), pernafasan cuping hidung (-/-)
Pemeriksaan Sistematis 2
Bibir
• mukosa bibir tidak pucat, tidak kering, dan tidak kebiruan.
Gigi
• tidak ada tambalan atau lubang
Mulut
• bentuk tidak ada kelainan, mukosa pipi tidak pucat dan lidah tidak
kotor
Lidah
• Bentuk dan ukuran normal. Tidak kotor
Pemeriksaan Sistematis 3

Tonsil
• T2 – T2

Faring
• Tidak hiperemis, uvula ditengah.

Leher
• Bentuk tidak ada kelainan, KGB tidak teraba.
Pemeriksaan Sistematis 4
• Inspeksi : Bentuk normal, simetris dalam
keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga(+)
• Palpasi : Taktil fremitus kanan sama dengan
Paru kiri
• Perkusi : sonor dikedua lapang paru
• Auskultasi : suara napas bronkovesikuler (+/+),
ronki (-/-), wheezing (+/+)

• Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis,


thrill (-)
Jantung • Palpasi : massa (-)
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : BJ I/ II normal, murni reguler,
Murmur (-), Gallop (-).
Pemeriksaan Sistematis 5

• Inspeksi : Datar, tidak tampak gambaran vena,


tidak tampak gerakan peristaltik usus
• Auskultasi : Bising usus terdengar
normoperistaltik
Abdomen
• Palpasi : supel, hepar dan lien tidak
teraba, tidak terdapat nyeri tekan, turgor kulit tidak
menurun
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Sistematis 6
Anus dan rectum
• Tidak dilakukan

Genitalia
• Laki-laki, normal

Anggota gerak T
• Tidak ada defromitas, edem -, CRT <3 detik

Tulang belakang
• Tidak ada deformitas
Pemeriksaan Sistematis 7

Rambut
• Tersebar merata

Pemeriksaan neurologis
• Tidak ada kelainan

Kulit
• Kuning langsat , tidak ada sianosis
Pemeriksaan Laboratorium
JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

Hemoglobin 13,5 g/dL 11,5-18 g/dL


Hematokrit 40% 35 – 55 %
Lekosit 14,1 rb /uL 4-10,4rb/ul
Trombosit 282 rb/uL 150rb-400rb /uL
Eritrosit 4,67 juta/uL 4-6,2 juta/uL
Basofil 0 0-1 %
Eusinofil 0% 0-3%
Batang 0 0-5%
Limposit 10 % 25-50 %
Monosit 5% 2-10%
Segmen 85 50-80%
VER 85,2 80-100 fl
Ringkasan
• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas disertai suara mengik sejak
1 yang lalu. Batuk berdahak berwarna kuning kehijauan sejak 3 hari
yang lalu disertai pilek dengan ingus berwarna putih. Demam sejak 2
hari yang lalu.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan : suhu : 37.5◦C, wheezing +/+.
• Pada pemeriksaan penunjang : leukositosis
Diagnosa
Diagnosa Kerja
Banding
•Asma Bronkial •Bronkiolitis
Eksaserbasi Akut
• Anjuran Pemeriksaan : FEV
• Prognosis
Ad Functionam : dubia
Ad Sanationam : dubia
Ad vitam : dubia
Anjuran Pemeriksaan

Pemeriksaan
Fungsi Paru : Peak
Foto Thoraks
Flow Meter,
Spirometri
Pentalaksanaan
• Ivfd D5% ½ NS 2000cc/24 jam
• Inj PCT 3x500mg
• Nebu combivent / 2 jam
• Nebu meptin+Pulmicort/ 8 jam
• Cetirizine 1x11.25mg
• Tremenza 3x10ml
Tindak Lanjut
• Edukasi keluarga tentang keadaan pasien
• Edukasi keluarga agar mematuhi pengobatan
• Monitoring keadaan klinis
• Menjaga kebersihan diri dan sekitar
ASMA BRONKIAL
INTRODUCTION
• Inflamasi kronik pada saluran pernafasan.
• Sering ditemukan pada anak
• Disebabkan oleh :
• Obstruksi saluran nafas
• Inflamasi saluran nafas
• Hipersensitifitas saluran nafas
Airflow obstruction

• batuk
• mengi
• sesak nafas
Obstruksi dapat terjadi bertahap, perlahan-
lahan, bahkan menetap dgn pengobatan,
juga bisa terjadi mendadak.
Asthma occurs throughout the lung but
mostly within the large and medium size bronchi…
Faktor Pemicu
• ISPA (rhinovirus, influenza,pneumonia, dll)
• Alergen
• Lingkungan (udara dingin, gas SO2,NO2, asap
rokok, dll)
• Emosi : cemas, stress
• Olahraga: terutama pada suhu dingin dan kering
• Obat/pengawet : Aspirin, NSAID,sulfit,
benzalkonium klorida, betabloker
• Stimulus pekerjaan
KLASIFIKASI
Menurut Mc Connel dan Holgate :
1. Asma Ekstrinsik
2. Asma Intrinsik
3. Asma yang berkaitan dengan PPOK
PATHOGENESIS
 Asma sebagai penyakit inflamasi
 Hiperaktifitas saluran nafas
 Inflamasi saluran nafas
 kerusakan epitel
 mekanisme neurologis
 gangguan intrinsik
 Obstruksi saluran nafas
Berbagai mediator yang terlibat pada asma
Mediator Sumber Aksi
Major basic protein Eosinofil Kerusakan epitel

Histamin Sel mast Kontraksi bronkus,edem


mukosal,sekresi mukus
Leukotriene Sel Kontraksi bronkus,edem
mast,basofil,eosinofil,neu mukosal,inflamasi
trofil,makrofag,monosit
Prostaglandin Sel mast,sel endothelial Kontraksi bronkus,edem
mukosal,sekresi mukus

Tromboksan Makrofag,monosit,platele Kontraksi bronkus,sekresi


t mukus
PAF (Platelet Activating Sel Kontraksi bronkus, odema
Factor) mast,basofil,eosinofil,neu mukosal dan inflamasi,
trofil,makrofag,monosit,pl sekresi mukus, bronchial
atelet,sel endothelial responsiveness
PATOFISIOLOGI
• Inflamasi
• Bronkokonstriksi
• Hipersekresi mukus
• hiperresponsivitas
Cont’d
• spasme otot bronkus
• sumbatan mukus
• edem dan inflamasi
ddg bronkus

Obstruksi saluran nafas


GAMBARAN KLINIS
Asma klasik → serangan episodik batuk,mengi, dan
sesak nafas.
Secara klinis, berdasarkan pemicunya asma
dikategorikan menjadi :
extrinsic atau atopic atau episodic asma → pemicu
diketahui, yaitu external alergen pada atopic patient,
pada usia muda, umumnya lebih ringan
intrinsic atau cryptogenic asma → pemicu tidak
diketahui, lebih persistent
The two clinical types of asthma
Features Episodic (extrinsic) Chronic (intrinsic)

Proportion (%) 20 50

Age of onset Childhood Usually adults

Atopic patient Yes, family history No


common
Known allergen or Yes None or URTI, often
precipitating factor sensitive to aspirin
Skin test Positive Negative

Severity Usually episodic, often Often chronic, maybe


mild severe
Treatment Effective moderately effective, oral
corticosteroid may be
required
Gejala Gejala malam hari Parameter
Derajat 4. Gejala terus menerus Sering FEV1/FVC ≤ 60 %
Persisten berat Sering prediksi
Aktivitas fisik terbatas Variasi > 30 %
Serangan

Derajat 3. Gejala setiap hari > 1 > 1 per minggu FEV1/FVC 60 % -


Persisten sedang per 80 % prediksi
minggu.Menggunakan Variasi > 30 %
agonis β2
tiap hari.Serangan
mengganggu aktivitas.
Serangan > 2 X per
minggu tapi < 1 x per
hari

Derajat 2. > 2 X per minggu tapi < >2 X sebulan FEV1/FVC ≥ 80 %


Persisten ringan 1 x per hari prediksi
Variasi 20% - 30%
Derajat 1 Gejala < 2 X seminggu ≤ ≤ 2 X sebulan FEV1/FVC ≥ 80 %
Asma intermitten 2X prediksi
sebulan.Asimtomatik Variasi < 20 %
dan PEF normal antar
serangan
DIAGNOSIS
Diagnosis asma didasarkan pada :
 Riwayat penyakit → batuk,sesak,mengi,rasa sesak di
dada, batuk umumnya pada malam hari atau sewaktu
aktivitas, ada penyakit alergi, ada faktor pencetus.
 PF
 Pem.penunjang
PEMERIKSAAN FISIK

Tergantung dari derajat obstruksi saluran nafas.


Yang dapat dijumpai pada pasien asma :
 Ekspirasi memanjang
 mengi
 hiperinflasi dada
 pernafasan cepat sampai sianosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Spirometri
untuk melihat respons pengobatan dengan
bronkodilator. Dilakukan sebelum dan sesudah
pemberian bronkodilator hirup gol.adrenergik beta.
asma → VEP1 atau KVP sebanyak 20%

• Uji Provokasi Bronkus


untuk menunjukkan adanya hipereaktivitas bronkus.
Cont’d
• Pemeriksaan sputum
khas untuk asma → sputum eosinofil
• Pem. Eosinofil total
• Skin prick Test
• Untuk menunjukkan adanya IgE spesifik dlm tubuh.
• Pem. Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
IgE total → hanya utk menyokong adanya atopi
IgE spesifik lebih bermakna jika uji kulit tidak dilakukan.
• Foto thoraks
• Analisis Gas Darah
hanya dilakukan pada asma yang berat.
DIAGNOSIS BANDING & KOMPLIKASI
Diagnosis Banding
• Bronkitis kronis
• Emfisema paru
• Gagal jantung kiri akut
• Emboli paru
• Jarang : stenosis trakea, Ca Bronkus, poliarteritis
nodosa.
STRATEGI TERAPI

• Mencegah ikatan alergen-IgE


 menghindari alergen
 hiposensitisasi

• Mencegah pelepasan mediator


→ natrium kromolin
• Melebarkan sal. nafas dgn bronkodilator
• Simpatomimetik :
 Agonis beta-2 (salbutamol) → asma akut
 Epinefrin subkutan → asma berat
• Aminofilin → asma akut
• Kortikosteroid → asma akut
• Antikolinergik (ipatropium bromida)

• Mengurangi respons dengan meredam


inflamasi sal. Nafas
→ natrium kromolin
PENGOBATAN ASMA MENURUT GINA
Ada 6 komponen dalam pengobatan asma :
1. Penyuluhan kepada pasien
2. Penilaian derajat beratnya asma
3. Pencegahan dan pengendalian faktor pencetus
serangan
4. Perencanaan obat-obat jangka panjang
yang harus dipertimbangkan :
• Obat antiasma
• Pengobatan farmakologis berdasarkan sistem anak tangga
• Pengobatan asma berdasarkan sistem wilayah bagi pasien
5. Merencanakan pengobatan asma akut (serangan
asma)
Serangan asma → sesak nafas,batuk,mengi,atau kombinasi.
Prinsip : memelihara saturasi O2 yg cukup, melebarkan
saluran nafas dengan bronkodilator aerosol, mengurangi
inflamasi mencegah kekambuhan dgn kortikosteroid
sistemik.
5. Berobat secara teratur
OBAT ANTI-ASMA
Fungsinya :
 Pencegah (controller)
- dipakai setiap hari supaya asma terkendali.
- obat anti-inflamasi,bronkodilator long acting
- kortikosteroid hirup, kortikosteroid sistemik,
natrium kromolin, natrium nedokromil, teofilin lepas
lambat (TLL), agonis beta 2 long acting hirup dan oral,
dan obat antialergi.
Penghilang gejala (reliever)
- obat yg dapat merelaksasi bronkokonstriksi dan
gejala-gejala akut yang menyertai.
- Agonis beta 2 short acting, kortikosteroid sistemik,
antikolinergik hirup, teofilin short acting, agonis beta 2
oral short acting.
Pengobatan
1. Medikamentosa :
• Pelega (reliver)
Bronkodilator :
beta 2 agonis selektif
(salbutamol oral dosis 0,1-0,15 mg/kgBB/kali setiap 6jam, terbutalin
oral 0,05-0,1 mg/kgBB/kali setiap 6jam).
Aminofilin, dosis 16-20 mg/kgBB/hari.
• Antikolinergik
Pengontrol
Antiinflamasi :prednison, prednisolon atau triaminisolon dengan dosis
1-2 mg/kgBB/hari diberikan 2-3 kali/hari selama 3-5 hari.
BERDASARKAN ANAK TANGGA
TAHAP OBAT PENCEGAH HARIAN PILIHAN LAIN

ASMA INTERMITTEN Tidak perlu -

ASMA PERSISTEN RINGAN Kortikosteroid hirup TLL,kromolin,antileukotrin

ASMA PERSISTEN SEDANG Kortikosteroid hirup + LABA Kortikosteroid hirup + LABA,


Kortikosteroid hirup+oral
LABA,
Kortikosteroid hirup dosis
lbh tinggi,
Kortikosteroid hirup dosis
lbh tinggi+antileukotrin

ASMA PERSISTEN BERAT Kortikosteroid


inhalasi+LABA,TLL,antileuko
trin,LABA oral,kortikosteroid
oral,anti IgE

Anda mungkin juga menyukai