Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG ASMA PADA MASYARAKAT BIRUGO

TIM PENELITI

Ketua : Ns. Deperman Kasmora, M.Kep

NIDN :1016127201

Anggota : Dian Vinta Rahayu dan Niko Lileoni, Destriyanti dan Dicce

Indriani,Dini Mestika Sari

YAYASAN CERIA BUANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CERIA BUANA

TAHUN 2015

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul kegiatan : Penyuluhan Tentang Asma Pada Masyarakat Birugo

Nama : Ns. Deperman Kasmora, M.Kep

NIDN : 1016127201

Alamat : Jl. Birugo Indah No 4, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota

Bukittinggi

Biaya Pengabmas : 4000000

Jangka Waktu : 2 Bulan

Mengetahui Lubuk Basung, 11 April 2015

Ketua LPPM Dosen

(Ns.Asmiati,Skep.MKep) (Ns. Deperman Kasmora, M.Kep)

Ketua Yayasan

STIKes Ceria Buana

(Nelfi Ronald, SS. M.Pd)

2
ABSTRAK

Asma adalah penyakit heterogen ditandai inflamasi kronik saluran napas disertai adanya

riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk yang

berbeda intensitas dan waktunya dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi.

Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia. Asma

dapat timbul pada semua usia terutama usia muda, tidak tergantung tingkat sosio ekonomi

tertentu, dapat menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari dan gangguan emosi. Tujuan

utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup

pasien sehingga dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas seharihari.

Kualitas hidup menurut world health organization (WHO) adalah persepsi individu mengenai

posisinya dalam lingkup budaya dan sistem nilai di tempat mereka hidup, berhubungan

dengan tujuan, harapan, dan standar yang dianut. Definisi WHO ini menggambarkan suatu

konsep yang luas, yang dipengaruhi oleh keadaan kompleks berupa kesehatan fisik individu,

psikis, derajat ketergantungan, hubungan sosial, dan hubungan mereka dengan kondisi

lingkungannya. Identifikasi dan memperbaiki gangguan kualitas hidup merupakan komponen

penting penatalaksanaan asma. Kuesioner kualitas hidup spesifik asma telah banyak

dikembangkan sehingga dampak penyakit asma dan penatalaksanaannya dapat diukur secara

akurat. Penilaian kualitas hidup pasien asma dapat dilakukan dengan berbagai macam

kuesioner yang ada sesuai dengan usia, kondisi negara, ataupun keadaan pasien. Kata kunci:

Asma, kualitas hidup, kuesioner kualitas hidup.

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asma bronkial merupakan penyakit peradangan kronis saluran napas yang secara khas

memberikan gejala wheezing yang episodik, kesulitan bernapas, rasa tertekan di dada, dan

batuk. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan penduduk dunia, dengan prevalensi dan

mortalitas yang dilaporkan meningkat dari waktu ke waktu. Pada saat ini diperkirakan terdapat

100 juta penderita asma bronkial di seluruh dunia. Prevalensi di berbagai tempat di dapatkan

berkisar mulai kurang 1% sampai atas 10% (Widjaja, 2001). Berdasarkan data Organisasi

Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO), jumlah penderita asma di dunia

diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan meningkat hingga 400 juta pada tahun

2025. Jumlah ini dapat saja lebih besar mengingat asma merupakan penyakit yang

underdiagnosed menurut Global Intiatif for Asthma (GINA).

Menurut undang-undang RI No.36 tentang kesehatan pasal 53, pelayanan

kesehatan harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa. Rumah sakit sebagai

salah satu institusi pelayanan kesehatan masyarakat, ikut bertanggung jawab terhadap

mutu pelayanan fasilitas. Rumah sakit bertanggung jawab memastikan pelayanan medis

terselenggara dengan baik dan mutunya dapat dipertanggungjawabkan. Rumah sakit

harus memberi kepastian bahwa profesional medis yang berpraktik adalah seorang yang

mempunyai kualifikasi memadai, etis, patuh pada peraturan dan prosedur baku, serta

catatan perilaku yang memuaskan. Disamping Undang-undang RI No.36 tahun 2009

menyatakan tenaga kesehatan harus memenuhi kode etik, standar profesi, hak pengguna

pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur operasional (pasal 24).

Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap tenaga kesehatan dan atau

penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian

dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya (pasal 58)

4
Audit medis yang efektif penting bagi para profesional kesehatan, manajer

pelayanan kesehatan, pasien dan masyarakat umum karena dapat mendukung

profesional kesehatan untuk memastikan bahwa pasien mereka menerima perawatan

terbaik. Dengan demikian, audit medis merupakan instrumen yang sangat baik

digunakan untuk menilai praktek perawatan saat ini dan kekuranganya yang ditemukan

akan membawa perbaikan pada hasil perawatan (Asnani et al., 2005). Audit medis

mempunyai komitmen untuk melakukan yang lebih baik berdasarkan temuan audit

serta penerimaan konsep praktek berbasis bukti sehingga rumah sakit dapat

menentukan pengelolaan yang optimal dalam upaya meningkatkan kepuasaan pasien.

Oleh karena itu sudah seharusnya setiap penyelenggara pelayanan kesehatan

memberikan pelayanan optimal dengan melakukan audit medis.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah “Apakah

terdapat perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dan

penyuluhan individual terhadap pengetahuan pencegahan kekambuhan asma?

3. Tujuan

a. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap

pengetahuan pencegahan kekambuhan asma

b. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan penyuluhan individual

terhadap pengetahuan pencegahan kekambuhan asma

c. Menganalisis perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet

dan penyuluhan individual terhadap pengetahuan pencegahan kekambuhan asma.

4. Manfaat

a. Menambah pengetahuan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta

tindakan dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit asma

5
BAB II

TARGET DAN LUARAN

1. Sasaran dan target

Sasaran : Seluruh orang tua yang berada di daerh birugo

Target : Orang tua yang anaknya menderita Asma Bronkhial.

2. Luaran

- Menyebutkan pengertian Asma Bronkhial dengan bahasa sendiri.

- Menyebutkan faktor-faktor pemicu terjadinya serangan Asma Bronkhial.

- Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya serangan Asma Bronkhial.

- Menjelaskan cara pencegahan serangan Asma Bronkhial.

- Menjelaskan cara penanganan Asma Bronkhial saat terjadinya serangan Asma.

6
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metoda

Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.

3.2 Media dan Alat

Lembar balik dan leaflet

3.3 Waktu dan Tempat

a. Hari/tanggal : Senin, 9 Maret 2015

b. Waktu : 10.00 s/d Selesai

c. Tempat : Aula Pertemuan Di Birugo

3.4 Pengorganisasian

a. Penanggung jawab : Ns. Deperman Kasmora, M.Kep

b. Moderator : Dian Vinta Rahayu

c. Pemateri : Ns. Deperman Kasmora, M.Kep

d. Observer : Niko Lileoni, Destriyanti

3.5 Uraian Tugas

a. Penanggung jawab

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

b. Moderator

1. Membuka acara.

2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.

3. Menjelaskan tujuan dan topik.

4. Menjelaskan kontrak waktu.

5. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.

7
6. Mengarahkan alur diskusi.

7. Memimpin jalannya diskusi.

8. Menutup acara.

c. Pemateri

Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.

d. Observer

Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.

3.6 Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Therapis Kegiatan Peserta


5 menit Pembukaan:

 Perkenalan mahasiswa.
Memperhatikan.
 Perkenalan dengan dosen.

 Menjelaskan tujuan.

 Menjelaskan kontrak waktu.


20 menit Pelaksanaan

 Menggali pengetahuan orang  Mengemukak

tua tentang Asma Bronkhial. an pendapat

 Memberikan reinforcement  Mendengarka

positif atas jawaban peserta. n.

 Meluruskan konsep pengertian

Asma Bronkhial.  Mendengarka

 Menggali pengetahuan orang n dan

tua tentang faktor-faktor pencetus memperhatikan.

terjadinya serangan Asma  Mengemukak

Bronkhial. an pendapat.

8
 Memberikan reinforcement

positif atas jawaban peserta.  Mendengarka

 Meluruskan konsep faktor- n.

faktor pencetus terjadinya serangan

Asma Bronkhial.  Mendengarka

 Menggali pengetahuan orang n dan

tua tentang tanda dan gejala memperhatikan.

terjadinya serangan Asma

Bronkhial.  Mengemukak

 Memberikan reinforcement an pendapat.

positif tentang jawaban peserta.

 Meluruskan konsep tanda dan  Mendengarka

gejala terjadinya serangan Asma n.

Bronkhial.

 Menggali pengetahuan orang  Mendengarka

tua tentang cara pencegahan n dan

terjadinya serangan Asma memperhatikan.

Bronkhial.  Mengemukak

 Memberikan reinforcement an pendapat.

positif atas jawaban peserta.

 Meluruskan konsep tentang  Mendengarka

cara pencegahan terjadinya n.

serangan Asma Bronkhial.

 Menggali pengetahuan orang  Mendengarka

tua tentang cara penanganan yang n dan

9
tepat saat terjadinya serangan memperhatikan

Asma Bronkhial.

 Memberikan reinforcement  Mengemukak

positif atas jawaban peserta. an pendapat.

 Meluruskan konsep tentang

cara penanganan yang tepat saat

terjadinya serangan Asma  Mendengarka

Bronkhial. n.

 Mendengarka

n dan

memperhatikan
10 menit Penutup:

 Meminta peserta untuk  Memberikan

memberikan pertanyaan atas pertanyaan

penjelasan yang tidak dipahami.

 Menjawab pertanyaan yang  Memperhatik

diajukan. an

 Menyimpulkan diskusi.  Berpartisipasi

 Melakukan evaluasi.  Menjawab

 Mengucapkan salam. pertanyaan

 Menjawab

salam

10
3.7 Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

- Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.

- 60 % peserta menghadiri penyuluhan.

- Tempat, media, dan alat penyuluhan sesuai rencana.

b. Evaluasi Proses

- Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

- Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.

- 70 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.

- 70 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

3.8 Evaluasi Hasil

Peserta mampu:

a. Menyebutkan pengertian Asma Bronkhial dengan bahasa sendiri.

b. Menyebutkan faktor-faktor pemicu terjadinya serangan Asma Bronkhial.

c. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya serangan Asma Bronkhial.

d. Menjelaskan cara pencegahan serangan Asma Bronkhial.

e. Menjelaskan cara penanganan Asma Bronkhial saat terjadinya serangan Asma.

3.9 Realisasi Anggaran Belanja

No. Uraian Satuan (Rp) Jumlah


I. Upah dan Honor:

a. Ketua (1 bulan) 500.000 500.000

b. Anggota ( 4 orang) 100.000 400.000

Sub total -- 900.000


2. ATK -

11
Hvs 1 Dus 200.000 200.000

Pulpen 1 kotak 50.000 50.000

Spidol (1 Kotak) 75.000 75.000

Foto Copy 150.000 150.000

Amplop 25.000 25.000

Sub total = 500.000


3 Biaya Administrasi Untuk Pemda, 1.000.000 1.000.000

Camat
6. Nasi Dan Snack Peserta Penyuluhan 25.000 750.000
7. Kenang-Kenangan 250.000 250.000
8. Dokumentasi 200.000 200.000
Jumlah --- 4.000.000

BAB IV

Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi

12
Dimensi Lokasi birugo merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan aur birugo

tigo baleh, terletak di wilayah barat dari Kecamatan birugo. Wilayah birugo terletak pada

122o 31’00’’ – 122o 32’00’ BT dan 0o 44’00’’ – 0 o 42’32’’ LU dengan ketinggian diatas

permukaan laut (DPL) ±50 M serta luas wilayah ±6.134,37 Ha. Suhu rata-rata harian 27 – 30

oC dan curah hujan rata-rata 2000/3000 mm/tahun.

Identifikasi Masalah dan Penyakit Kronis Hasil survey yang didapatkan dari identifikasi dan

analisis masalah kesehatan didapatkan bahwa di birugo terdapat jumlah jiwa sebanyak 1.433,

yang terdiri dari laki-laki sejumlah 730 dan perempuan sejumlah 701 jiwa. Berdasarkan hasil

yang ditemui dalam masalah kesehatan yang ada di Desa birugo, keluhan yang terbanyak dari

hasil pengkajian yaitu : Batuk, Sesak, Keram di ekstremitas, Sakit Pinggang dan Sakit Dada.

Sedangkan untuk penyakit terbanyak yaitu: Hipertensi, Asam Urat dan Gastritis. Hal ini

dikarenakan masih kurangnya kesadaran warga tentang kesehatan dan juga masih ada 36

beberapa warga yang tidak pernah dikunjungi oleh petugas kesehatan dan jarang berkunjung

ke puskesmas ataupun tidak memiliki biaya untuk pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

13
1. Masalah penyakit kronis di birugo cukup banyak. Berdasarkan hasil observasi

didapatkan dari 243 jumlah kepala keluarga yang tinggal di wilayah birugo terdapat

101 jumlah kelurga yang menderita penyakit kronis.

2. Program yang dijalankan yakni pemberian edukasi kesehatan, pemberian penyuluhan

kesehatan, pelayanan pemeriksaan dan pengobatan gratis

3. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan diberikan dengan tujuan memberikan pemahaman

terkait masalah penyakit kronis pada masyarakat. Jumlah masyarakat yang ikut dalam

penyuluhan kesehatan sejumlah 81 orang.

4. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengobatan gratis diikuti oleh 81 orang peserta, dengan

distribusi keluhan terbanyak yakni Hipertensi, Asam Urat dan Gastrits.

B. Saran

1. Diharapkan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis dijadikan sebagai

program yang rutin di Birugo dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan

puskesmas setempat.

2. Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan

pera keluarga dalam mencegah dan menangani penyakit kronis pada masyarakat.

3. Program ini juga perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat

sehingga petugas kesehatan dan kader kesehatan bisa lebih aktif memperhatikan

masalah yang berhubungan dengan penyakit kronis

Daftar Pustaka

Djumadi, Sarni. 2014. Document sejarah wilayah Birugo

14
Gorontalo Purwaningsih & Karbina. 2009 . jenis penyakit kronis. http://www.scribd.html/

Profil Desa / Kelurahan Kecamatan Birugo. 2014. Data demografi masyarakat desa

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Ketua Pelaksana

15
a. Nama Lengkap : Ns. Deperman Kasmora, M.Kep

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIDN : 1016127201

d. Jurusan : Ilmu Keperawatan

e. Matakuliah yang diampu

1. Biologi Medik

2. Mikrobiologi dan parasitologi

3. Biologi Reproduksi

4. Patofisiologi

5. Anatomi Manusia

2. Nama Anggota (1)

a. Nama : Dian Vinta Rahayu

b. Tempat / Tgl Lahir : Manggopoh / 4 Maret 1996

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

3. Nama Anggota (2)

a. Nama : Niko Lileoni

b. Tempat / Tgl Lahir : Silaing / 16 Januari 1995

c. Jenis Kelamin : Laki-Laki

d. Agama : Islam

4. Nama Anggota (3)

a. Nama : Destriyanti

b. Tempat / Tgl Lahir : Sungai Pua/ 14 April 1995

16
c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

5. Nama Anggota (4)

a. Nama : Dini Mestika Sari

b. Tempat / Tgl Lahir : Tanjung Mutiara / 16 Mei 995

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

6. Nama Anggota (4)

a. Nama : Dicce Indriani

b. Tempat / Tgl Lahir : Tanjung Raya/ 19 April 1995

c. Jenis Kelamin : Laki-Laki

d. Agama : Islam

Dokumentasi

17
DAFTAR HADIR

18
19

Anda mungkin juga menyukai