Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Keluarga
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga:
1. Duval (1972)
Duval menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu yang ada di
dalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.
2. Departemen Kesehatan RI (1988)
Menurut Departemen Kesehatan RI, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling bergantung
3. Bailon dan Maglaya (1989)
Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah
tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.
4. Burgess dan kawan-kawan (1963)
Burgess, dkk menyebutkan bahwa :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah, dan ikatan adopsi.
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersam dalam satu rumah
tangga atau jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan lainnya
dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah dan ibu, anak
laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari
d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
B. Ciri-ciri Keluarga
Robert Maclver dan Charles Morton Page menjelaskan ciri-ciri keluarga sebagai
berikut :
1. Keluarga merupakan hubngan perkawinan
2. Keluarga berbrntuk suatu kelembagan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur), termasuk
perhitungan garis keturunan
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota- anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak
5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

Ciri-ciri keluarga disetiap negara berbeda-beda bergantung pada kebudayaan,


falsafah hidup dan ideologi negaranya. Keluarga di Indonesia (1) mempunyai
ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat kegotongroyongan,
(2) merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang
kental yang mempunyai tanggung jawab besar, (3) umumnya dipimpin oleh suami
sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam mengambil keputusan
walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat (4) sedikit berbeda antara
yang tinggal dipedesaan dan diperkotaan, keluarga di pedesaan masih bersifat
tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga :

1. Unit terkecil dari masyarakat


2. Terdiri dari 2 atau lebih dalam satu atap yang mempunyai hubungan yang
intim, pertalian darah/perkawinan
3. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak / ibu /
keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan satu dengan lainnya,
saling bergantung antar anggota keluarga.
4. Setiap angota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang
dikoordinasikan oleh kepala keluarga
5. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang
didasari sistem kebudayaan.
6. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misalnya dalam hal
kesehatan keluarga.
C. Tipe keluarga
Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini:
1. Nuclear family ( keluarga inti)
Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan
tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarganya lainnya.
2. Extended family (keluarga besar)
Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah dan saling menunjang satu sama lain
3. Single parent family
Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.
5. Blended family
Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang masing-masing
pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu
6. Three generation family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan
anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone
Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
8. Middle age atau elderly couple
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya

Marilyn M. Friedman (1998) membagi tipe keluarga menjadi :

1. Keluarga inti (konjugal). Keluarga yang menikah. Sebagai orang tua, atau
pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak (anak kandung,
anak adopsi).
2. Keluarga orientasi (keluarga asal). Unit keluarga tempat seseorang dilahirkan
3. Keluarga besar. Keluarga inti dan orang lain yang ada hubungan darah,
misalnya sanak keluarga, kakek, nenek, tante , paman dan sepupu.
D. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan sosial, tingkah laku,dan kultur, serta
gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan, bentuk keluarga ini perlu diperhatikan,
terutama dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan.
Sussman et al. menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk :
1. Keluarga inti
Keluarga inti terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang istri (ibu rumah
tangga), dan anak-anal. Akhir-akhir ini ada kecenderungan keluarga inti
tradisional bergeser menjadi bentuk keluarga inti nontradisional.
Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain suami- istri
keduanya pekerja/berkarir dan keluarga tanpa anak.
2. Keluarga besar tradisional
Keluarga besar tradisional adalah bentuk keluarga yang pasangan suami
istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan
orang tua, sanak-saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut.
Tipe ini banyak terdapat pada kelas pekerja dan kaum migran. Karena
terdapat banyak anggota keluarga dengan banyak aturan, anak menjadi
bingung akan mencontoh model yang mana (kakek/ayah/paman). Akibatnya,
bila kondisi itu berlangsung lama, terjadi angka perceraian tinggi, kehamilan
dikalangan remaja, kelahiran diluar pernikahan, dan lain-lain.
3. Keluarga dengan orang tua tunggal
Keluarga ini hanya memiliki satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu
(duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu remaja yang tidak menikah akhir-
akhir ini cenderung meningkat karena berbagai alasan antara lain kemiskinan
dna pergaulan bebas (melahirkan di luar pernikahan).
Mendes menguraikan 5 gaya hidup yang terdapat dalam keluarga dengan
orang tua tunggal, yaitu
a. Eksekutif tunggal
Orang tua tunggal merupakan satu-satunya orang yang terlibat dalam
kehidupan dan perawatan anak. Dalam beberapa hal, orang tua tersebut
memerankan pean ayah atau ibu selain perannya sendiri sehingga perannya
terlalu besar dan membuat ia mudah stress, lelah dan lain-lain. Tetapi ada
pula yang membagi perannya kepada orang lain dalam lingkungan
keluarga atau diluar lingkungan keluarga, contohnya pembantu rumah
tangga
b. Orang tua penolong
Dalam gaya hidup ini oang tua sebagai penyangga kehidupan keluarga
memikul satu atau lebih tanggung jawab.
c. Pengganti yang tidak ada hubungan keluarga
Orang tua memikul tanggung jawab dengan bantuan orang lain (tidak ada
hubungan keluarga), contohnya pembantu berperan sebagai ibu dari anak-
anak majikannya.
d. Pengganti yang ada hubungan keluarga
Penggantinya dapat nenek, bibi, paman, sepupu dan lain-lain
e. Orang tua tituler tinggal bersama anak-anak tetapi maksud tujuan dan
peran orang tua dilepaskan, contohnya ibu yang kecanduan narkoba, atau
menderita gangguan jiwa.
4. Individu dewasa yang hidup sendiri
Bentuk ini banyak terdapat dimasyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti
di panti werda, tetapi ada juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan
layanan kesehatan dan psikososial karena tidak mempunyai sistem pendukung.
5. Keluarga dengan orang tua tiri
Menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang tua menghadapi 3 masalah yang
paling menonjol, yaitu pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan
kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikatan hati.
Selain itu, Macklin (1988) mengidentifikasi masalah lain seperti peran
orang tua tiri dan anak tiri kurang jelas, harapan keluarga yang tidak realistis,
kurangnya waktu orang tua tiri dan anak tiri untuk mempelajari peran satu
sama lain, konfil tentang masalah finansial dan pengasuhan anak
6. Keluarga binuklear
Keluarga binuklear merujuk pada anggota bentuk keluarga setelah cerai
sehingga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua
rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagao macam perbedaan diantara
keduanya, serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap rumah
tangga.
Bentuk keluarga ini menimbulkan masalah bagi orang tua dan anak karena
(1) peran orang tua akan terganggu, baik peran pencari nafkah, peran
pengasuh, peran pendidik,maupun peran seksual, (2) peran anak pun akan
terganggu karena akan menghadapi dua keluarga inti yang terpisah dalam hal
kasih sayang, perlindungan,dll, (3) kerja sama kedua orang tua akan menjadi
lebih berat karena tidak ada kecockan diantara mereka dalam membina rumah
tangga dan memberi pelayanan pada anak-anaknya.
7. Bentuk variasi keluarga nontradisional
Bentuk variasi keluarga nontradisional meliputi bentuk keluarga yang sangat
berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya. Meskipun
demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai dengan keluarga inti
tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik ini menurut Makelin (1988) adalah
perkawinan terbuka, keluarga komunal, pasangan kumpul kebo, perkawinan
kelompok, keluarga lesbian dan gay.
E. Peran kelurga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah sebagai pemimpin keluarga,
pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada
anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu.
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh pendidik anak-ank, pelindung
keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagi
anggota masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
F. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman dan Undang-Undang No. 10 tahun 1992.
Friedman membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu :
1. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, peran
dijalankan dengan baik, dan penuh kasih rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan
interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam
lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan
sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan
perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan
di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,
perumahan dan lain-lain
5. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan
keluarga atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga
dan individu.

Tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan menurut Friedman adalah


(1) mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga, (2)
mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, (3) memberikan
perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, (4) mempertahankan suasana
rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarga, (5) mempertahankam hubungan timbal balik antara keluarga
dan fasilitas kesehatan.

Undang – undang nomor 10 tahun 1992 membagi fungsi keluarga menjadi 8,


yaitu :

1. Fungsi keagamaan
Fungsi keagamaan tersebut, antara lain adalah :
a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga
b. Menerjemahkan ajaran dan norma agama ke dalam tingkah laku hidup
sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga
c. Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman
ajaran agama
d. Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang
tidak/kurang diperoleh di sekolah atau masyarakat
e. Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan beragama
2. Fungsi budaya
a. Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya
masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
b. Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang
tidak sesuai
c. Membina tugas keluarga sebagai sarana anggotanya untuk mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia
d. Membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk
mengadakan kompromi/ adaptasi dan praktik (positif) serta kehidupan
globalisasi dunia
e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera
3. Fungsi cinta kasih
a. Menumbuhkembangkan potensi simbil cinta kasih sayang yang telah ada
diantara anggota keluarga dalam simbol nyata, seperti ucapan dan tingkah
laku secara optimal dan terus menerus
b. Membina tingkah laku saling menyayangi diantara anggota keluarga
maupun antara keluarga yang satu dan yang lainnya secara kuantitatif dan
kualitatif
c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi
dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang
d. Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera
4. Fungsi perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga. Bebas
dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psisik dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera
5. Fungsi reproduksi
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.
b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, kedewasaan fisik dan mental
c. Mengamalkan kaidah – kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak, dan jumlah
ideal anak yang diinginkan dalam keluarga
d. Mengembangkan anggotanya yang menderita TBC, keluarga dengan ibu
hamil, keluarga dengan anak retardasi, dan lain-lain
Ketiga, tingkat masyarakat. Asuhan Keperawatan masih tetap ditujukan
pada individu atau keluarga, tetapi klien tersebut dilihat dalam satu kesatuan
dalam masyarakat. Contoh penanggulangan yang direncakanan dan
dilaksanakan dalam tingkat masyarakat pada kondisi endemik malaria,
epidemik kolera adalah perbaikan sanitasi, penyuluhan kesehatan, dan lain-
lain.

Anda mungkin juga menyukai